Menghadapi Si Kecil yang tiba-tiba tidak mau makan memang menjadi tantangan tersendiri bagi para orang tua. Terutama ketika anak sudah memasuki usia 1 tahun ke atas, di mana mereka mulai ingin menunjukkan kendali terhadap pilihan mereka sendiri, termasuk soal makanan. Tak jarang Bunda dibuat bingung karena Si Kecil menolak makanan padahal sebelumnya ia makan dengan lahap.
Masalah anak susah makan bisa muncul karena berbagai alasan, mulai dari faktor psikologis, alergi, hingga gangguan medis tertentu. Apa pun penyebabnya, kondisi ini tetap tidak bisa dianggap sepele karena berkaitan langsung dengan kecukupan gizi dan tumbuh kembang anak. Yuk, kita pahami bersama penyebab anak susah makan dan langkah-langkah yang bisa Bunda lakukan untuk mengatasinya dengan lebih bijak dan penuh cinta.
Penyebab Anak Susah Makan
Karena setiap anak itu memiliki kepribadian yang unik, maka Bunda perlu mengetahui beberapa faktor yang mungkin merupakan penyebab anak menjadi susah makan atau tidak mau makan sama sekali. Dengan mengetahui alasan yang menyebabkan Si Kecil susah makan akan membuat Bunda lebih mudah dalam mengantisipasinya
Sedang Melalui Tahap Pilih-Pilih Makanan (Picky Eating)
Banyak anak yang mulai menunjukkan kebiasaan picky eater ketika usianya menginjak 1 hingga 3 tahun. Ini merupakan fase alami saat anak belajar memilih apa yang ia suka dan tidak suka. Anak yang picky biasanya hanya mau makan jenis makanan tertentu dan menolak mencoba makanan baru. Bahkan saat lapar sekalipun, anak picky eater bisa tetap menolak makanan yang tak sesuai dengan keinginannya.
Kebiasaan ini sering membuat orang tua frustrasi. Namun Bunda tidak perlu khawatir, karena dengan pendekatan yang sabar dan konsisten, anak akan mulai terbuka terhadap variasi makanan seiring waktu. Yang penting, tetap perkenalkan makanan sehat secara rutin tanpa memaksa.
Gejala picky eaters atau memilih makanan biasanya akan cukup jelas terlihat. Misalnya saja, ketika Si Kecil menjauhkan sendok, memalingkan kepala menjauhi makanan, atau bahkan menutup mulut saat Bunda mencoba menyuapinya. Si Kecil akan memiliki reaksi berbeda-beda, ia bisa memuntahkan makanan, menjadi rewel, atau malah tampak lelah saat diberikan makanan. Untuk informasi lengkap kondisi ini, yuk baca: Cara Tepat Mengatasi Picky Eater pada Anak.
Sensitif atau Alergi Terhadap Makanan Tertentu
Si Kecil mungkin menolak makan karena merasa tidak nyaman setelah mengonsumsi makanan tertentu. Misalnya karena mengalami alergi makanan atau intoleransi terhadap zat tertentu seperti gluten atau laktosa. Gejalanya bisa ringan seperti sakit perut, mual, atau muntah, dan bisa jadi membuat anak trauma terhadap jenis makanan yang memicunya.
Untuk mengetahui kemungkinan alergi makanan, Bunda bisa melakukan observasi atau tes alergi. Jika Bunda curiga penyebab anak tidak mau makan adalah karena alergi, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan rencana pengaturan pola makan yang sesuai.
Anak Memiliki Masalah Medis Tertentu
Gangguan kesehatan juga bisa menjadi penyebab utama anak kehilangan nafsu makan. Misalnya jika Si Kecil mengalami infeksi virus, sariawan, radang tenggorokan, atau gangguan pencernaan seperti GERD dan sembelit, ia cenderung merasa tidak nyaman saat makan.
Pada kondisi tertentu seperti flu perut, anak bahkan bisa mengalami muntah dan diare sehingga kehilangan selera makan sepenuhnya. Jika anak tidak makan dalam waktu lama dan menunjukkan gejala sakit lainnya, sebaiknya segera periksakan ke dokter.
Jika masalah kesehatan yang dialami Si Kecil disertai dengan gejala muntah yang membuatnya sulit makan, temukan solusinya di sini yuk Bunda: Penyebab Si Kecil Muntah Dan Cara Mengatasinya.
Sulit Mengunyah atau Baru Belajar Makanan Padat
Saat anak baru belajar makan makanan padat, proses mengunyah masih terasa sulit bagi mereka. Anak bisa jadi menolak makan bukan karena tidak suka makanannya, tetapi karena ia belum mampu mengunyah dengan benar. Ini umum terjadi pada anak usia di bawah 2 tahun yang belum memiliki gigi lengkap atau belum terbiasa dengan tekstur makanan tertentu.
Untuk membantu anak dalam proses belajar makan, Bunda bisa memberikan makanan bertekstur lembut dan mudah dikunyah terlebih dahulu, seperti bubur halus, puree buah, atau nasi tim. Perlahan-lahan, tekstur bisa ditingkatkan seiring kemampuan mengunyahnya berkembang.
Cara Mengatasi Anak Susah Makan
Bila dibiarkan berlarut tentunya kondisi susah makan pada Si Kecil bisa mempengaruhi kesehatan ataupun proses tumbuh kembang Si Kecil. Akan tetapi, ada beberapa hal yang bisa Bunda lakukan bila Si Kecil mulai susah makan.
Sajikan Makanan dalam Porsi Kecil Tapi Lebih Sering
Saat anak enggan makan dalam porsi besar, jangan langsung menyimpulkan bahwa ia tidak mau makan sama sekali. Bisa jadi ia merasa kenyang karena porsi terlalu banyak. Cobalah sajikan makanan dalam porsi kecil tetapi lebih sering, misalnya setiap 3 jam sekali. Cara ini akan membuat anak lebih mudah menerima makanan dan membentuk kebiasaan makan yang lebih teratur.
Menyediakan makanan dalam wadah kecil yang menarik juga bisa memancing minat makan anak. Misalnya dengan menggunakan mangkuk warna-warni, sendok bergambar tokoh favoritnya, atau piring berbentuk hewan lucu.
Kenalkan Waktu Makan yang Teratur
Memperkenalkan rutinitas waktu makan sejak dini dapat membantu anak memahami kapan ia harus makan dan kapan harus berhenti. Anak-anak akan merasa lebih tenang dan siap makan ketika mereka tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Mulailah dengan menentukan jadwal makan tiga kali sehari ditambah dua kali camilan. Usahakan untuk tidak memberi camilan terlalu dekat dengan waktu makan utama agar anak tidak merasa kenyang lebih dulu.
Libatkan Anak Saat Menyiapkan Makanan
Ajak anak memilih bahan makanan atau ikut menyiapkan makanan sederhana. Misalnya meminta bantuannya untuk mencuci sayuran atau mengaduk adonan pancake. Kegiatan ini bisa membangun rasa antusias dan membuat anak merasa lebih tertarik untuk mencoba makanan yang ia bantu siapkan.
Saat anak merasa punya peran dalam proses makan, ia akan lebih menghargai makanan yang disajikan dan terdorong untuk mencicipinya.
Ciptakan Suasana Makan yang Menyenangkan
Hindari suasana makan yang kaku atau penuh tekanan. Makan bersama keluarga dalam suasana santai bisa membuat anak merasa lebih nyaman dan terbuka untuk mencoba makanan baru.
Jangan terlalu sering menegur atau menyuruh anak makan terus-menerus. Biarkan suasana makan berlangsung alami, dengan percakapan ringan dan pujian saat anak mencoba makanannya.
Beri Camilan Sehat dengan Jadwal yang Tepat
Camilan sehat sangat bermanfaat untuk mencukupi kebutuhan kalori dan nutrisi anak. Tapi perlu diperhatikan, pemberian camilan sebaiknya tidak terlalu dekat dengan waktu makan utama agar tidak mengganggu nafsu makan anak.
Pilih camilan bergizi seperti potongan buah segar, yoghurt, telur rebus, atau biskuit gandum. Sajikan camilan dengan tampilan menarik dan dalam porsi kecil.
Fleksibel dengan Menu Makanan
Ketika memberikan menu makanan pada Si Kecil, terutama balita, memang tidak mudah. Akibatnya, Bunda perlu lebih fleksibel dalam proses memasak. Bila Si Kecil kerap menghindari memakan sayur atau jenis sayur tertentu, Bunda bisa menghancurkan sayur dan mencampurkannya menjadi panganan seperti bistik sapi dengan citarasa yang disukai anak-anak.
Bila Si Kecil tidak ingin makan nasi, maka Bunda juga bisa memberikan pengganti karbohidrat seperti pasta, mi, bubur, atau lainnya. Untuk mengetahui alasan Si Kecil menolak makan nasi, Bunda dapat membaca artikel ini: Alasan Si Kecil menolak makan nasi. Libatkan juga anak dalam proses memilih menu dan bahan makanan agar ia memiliki perasaan senang dengan makanannya.
Tips Menghadapi Anak Susah Makan
Jadikan Makanan Lebih Variatif dan Menarik
Kreasi menu bisa menjadi kunci agar anak lebih tertarik makan. Bunda bisa mengolah sayuran menjadi nugget sayur, membuat bola-bola nasi berbentuk lucu, atau menyajikan nasi goreng dengan topping warna-warni. Variasi dalam rasa, warna, dan tekstur bisa membuat anak tidak cepat bosan.
Jangan ragu untuk terus mencoba berbagai resep sehat yang disukai anak-anak. Libatkan anak dalam memilih bentuk dan tampilan makanan favorit mereka.
Biarkan Anak Bereksplorasi Dengan Makanannya
Pada dasarnya, anak suka bereksplorasi dan belajar dengan pengalaman langsung. Biarkan ia menyentuh, mencium, dan mencicipi makanan dengan caranya sendiri. Tidak apa-apa jika sesekali ia bermain-main dengan makanan, karena ini bagian dari proses belajar makan.
Anak yang terbiasa mengeksplorasi makanan sejak kecil biasanya lebih cepat terbuka terhadap makanan baru di kemudian hari.
Berikan Nutrisi Tambahan Bila Perlu
Jika anak susah makan dalam waktu cukup lama dan berat badannya menurun, Bunda bisa mempertimbangkan untuk memberikan tambahan nutrisi melalui susu pertumbuhan. Pilih susu yang mengandung protein, vitamin, dan mineral penting sesuai usia anak, serta disesuaikan jika anak memiliki alergi makanan seperti susu sapi.
Produk berbasis isolat protein kedelai bisa menjadi alternatif yang aman dan bergizi untuk anak yang mengalami alergi atau intoleransi laktosa.
Bunda, perjuangan dalam memberi makan Si Kecil mungkin seringkali menjadi momen yang membingungkan. Tetapi Bunda tidak perlu khawatir, sebab ada banyak cara yang bisa membantu mengembalikan selera makannya. Fase MPASI memang kadang-kadang dapat membutuhkan tambahan kesabaran ya, Bun.
Banyak orang mengatakan bahwa fase MPASI merupakan fase yang menguras kesabaran dibandingkan fase menyusui. Namun, Bunda perlu menjaga suasana hati Bunda agar tetap ceria saat memberi makan ya, Bun. Sebab, suasana positif akan bisa meningkatkan selera makannya.
Bunda juga harus tetap termotivasi untuk menawarkan makanan baru dari waktu ke waktu dengan cara menarik yang membuat Si Kecil menantikan waktu makan. Jangan patah semangat ketika berkali-kali memasak namun Si Kecil tetap susah makan. Pelajari lebih lanjut tentang panduan MPASI dengan membaca artikel berikut yuk: Panduan Memberikan MPASI pada Si Kecil.
Apakah Bahaya Jika Anak Tidak Mau Makan?
Anak yang menolak makan dalam jangka pendek biasanya masih tergolong wajar dan bisa dipulihkan dengan pendekatan yang tepat. Namun, bila kondisi ini berlangsung dalam jangka panjang dan disertai penurunan berat badan, kurang energi, atau sering sakit, maka bisa berdampak serius pada tumbuh kembangnya.
Kurangnya asupan nutrisi bisa menyebabkan kekurangan zat besi, vitamin D, protein, dan zat gizi lain yang penting untuk perkembangan otak, tinggi badan, dan sistem kekebalan tubuh. Anak juga bisa lebih mudah terkena infeksi dan terlambat dalam pencapaian perkembangan seperti berjalan atau berbicara.
Kurangnya asupan nutrisi yang adekuat dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik anak. Anak yang susah makan mungkin mengalami pertumbuhan yang lambat atau tidak mencapai pertumbuhan yang seharusnya pada usianya.
Padahal, tumbuh kembang yang optimal dan sesuai dengan usianya adalah salah satu ciri dari anak yang sehat loh Bunda. Hal ini juga dibarengi dengan nafsu makan yang baik, tidur yang cukup, hingga Si Kecil yang terlihat bahagia. Kenali ciri-ciri anak yang sehat lainnya di sini yuk: Apa Saja Ciri-ciri yang Ditunjukkan oleh Anak yang Sehat?
Kapan Anak Susah Makan Harus Diperiksakan ke Dokter?
Segera konsultasikan dengan dokter jika anak:
-
Tidak makan sama sekali selama lebih dari 1 hari
-
Terlihat lemas, tidak aktif, dan tidak ceria seperti biasanya
-
Mengalami penurunan berat badan secara drastis
-
Sering muntah atau menunjukkan gejala pencernaan lain yang mengganggu
-
Memiliki gejala alergi atau intoleransi makanan seperti diare, ruam, atau kembung setelah makan
Pemeriksaan oleh dokter bisa membantu memastikan apakah penyebabnya adalah medis atau perilaku, dan membantu Bunda menemukan pendekatan yang paling sesuai untuk kebutuhan Si Kecil.