Beranda Artikel 13-36 Bulan Anak Susah Makan? Cari Tahu Penyebab dan Solusinya di Sini

Anak Susah Makan? Cari Tahu Penyebab dan Solusinya di Sini

2022/11/07 - 05:07:34pm     oleh Morinaga Soya
Anak susah makan

Biasanya, anak yang susah makan dan minum susu mulai terjadi ketika ia menginjak usia 1 tahun. Susah makan ini terjadi karena Si Kecil mulai memiliki kemampuan baru dalam menentukan kendali atas berbagai hal. Pada tahap ini, Si Kecil biasanya akan menunjukkan pertanda mulai susah makan, yang merupakan tanda bahwa ia tengah mempraktekkan kemampuan untuk mengambil keputusan secara mandiri.

Susah makan ini menjadi tantangan bagi Bunda. Sebab, asupan gizi dan vitamin dari makanan sangat penting untuk menunjang tumbuh kembangnya. Nafsu makan balita terutama, sangat tidak mudah ditebak, dan hampir mustahil bila setiap anak tidak pernah melewati fase ini.

Anak yang sulit makan ataupun kerap memilih makanan (picky eaters) pastinya menjadi tantangan tersendiri bagi Bunda dalam memahami karakter, kemampuan makan, dan selera makan anak. Ketika terjadi, Bunda perlu memastikan untuk menggunakan pendekatan dan pemahaman yang baik, niscaya perihal anak susah makan ini dapat diatasi. Bunda, lanjutkan membaca yuk.

Penyebab Anak Susah Makan

Karena setiap anak itu memiliki kepribadian yang unik, maka Bunda perlu mengetahui beberapa faktor yang mungkin merupakan penyebab anak menjadi susah makan atau tidak mau makan sama sekali. Dengan mengetahui alasan yang menyebabkan Si Kecil susah makan akan membuat Bunda lebih mudah dalam mengantisipasinya

Sedang Melalui Tahap Pilih-Pilih Makanan (Picky Eating)

Anak-anak umumnya suka memilih-milih makanan atau picky eater. Kondisi ini sebenarnya cukup normal pada sebagian anak.

Gejala picky eaters atau memilih makanan biasanya akan cukup jelas terlihat. Misalnya saja, ketika Si Kecil menjauhkan sendok, memalingkan kepala menjauhi makanan, atau bahkan menutup mulut saat Bunda mencoba menyuapinya. Si Kecil akan memiliki reaksi berbeda-beda, ia bisa memuntahkan makanan, menjadi rewel, atau malah tampak lelah saat diberikan makanan. Untuk informasi lengkap kondisi ini, yuk baca: Cara Tepat Mengatasi Picky Eater pada Anak.

Sensitif Atau Alergi Terhadap Makanan Tertentu

Terkadang, ada kondisi yang membuat anak menjadi sensitif terhadap beberapa jenis makanan tertentu. Contohnya saja celiac disease, yang merupakan reaksi penolakan terhadap gluten dari tubuh. Penolakan ini dapat membuat anak tidak nyaman sampai merasa sakit saat mengonsumsi makanan tertentu.

Anak Memiliki Masalah Medis Tertentu

Tidak hanya orang dewasa yang akan mengalami kondisi tidak nafsu makan ketika tubuh sedang tidak sehat. Nyatanya, kehilangan nafsu makan juga akan dialami oleh Si Kecil ketika kesehatannya tengah terganggu.

Sulit Mengunyah

Si Kecil mungkin sedang dalam tahap belajar mengonsumsi makanan padat sehingga masih kesulitan untuk mengunyah makanan.

Cara Mengatasi Anak Susah Makan

Bila dibiarkan berlarut tentunya kondisi susah makan pada Si Kecil bisa mempengaruhi kesehatan ataupun proses tumbuh kembang Si Kecil. Akan tetapi, ada beberapa hal yang bisa Bunda lakukan bila Si Kecil mulai susah makan.

Berikan Makanan dalam Porsi Kecil, Tapi Sering

Memberikan anak makanan dalam porsi besar saat ia sedang susah makan malah akan membuatnya enggan menyentuh makanannya. Dibandingkan menyajikan dalam porsi besar tapi tidak habis, cobalah kurangi porsi makan Si Kecil yang diiringi dengan frekuensi makan lebih sering.

Ikatan Dokter Anak Indonesia menganjurkan untuk memberi jarak minimal tiga jam sebelum masuk ke waktu makan selanjutnya. Dengan begitu, Si Kecil akan dapat merasakan kapan ia lapar atau kenyang, sehingga porsi makannya lebih pas saat waktu makan tiba. Jika diterapkan secara rutin, cara ini akan membantu mengatur jadwal makannya sehingga masalah susah makan pada Si Kecil dapat diatasi.

Kenalkan Rutinitas dan Waktu Makan yang Teratur

Memasuki usia 2 tahun ke atas, Si Kecil sudah mulai mengerti dan memahami konsep rutinitas sehari-hari, terutama jam berapa ia harus bangun, makan, tidur, dan bermain. Anak akan merasa lebih nyaman dengan rutinitas dan jadwal yang bisa ia prediksi, jadi Bunda bisa mulai menentukan waktu makan teratur untuk Si Kecil.

Libatkan Anak ketika Menyiapkan Makanan

Salah satu cara yang bisa Bunda coba ialah mengajak Si Kecil berpartisipasi dalam kegiatan memasak atau menyiapkan makanan, misalnya mengajaknya berbelanja kebutuhan di supermarket atau pasar. Biarkan Si Kecil memilih apa yang ingin ia makan. Atau, Bunda dapat mengajaknya untuk ikut terlibat ketika Bunda menyiapkan makanan di dapur. Keterlibatan seperti ini mungkin saja bisa membuat anak lebih bersemangat ketika jam makan tiba.

Ciptakan Suasana Menyenangkan

Suasana menyenangkan ketika makan akan membuat Si Kecil merasa nyaman dan tidak tertekan. Jika Si Kecil merasa tertekan atau merasakan Bunda cemas ketika jam makan tiba, maka ia akan menarik diri mundur dan menolak makan. Si Kecil cenderung tertekan ketika Bunda terlalu fokus pada makanan yang ia pilih, mengawasi setiap gerakannya, kerap menyodorkan makanan ketika ia mencoba menyendok sendiri, atau terlalu banyak bicara. Ciptakan suasana riang yang menyenangkan sehingga membuat Si Kecil menantikan waktu makan.

Memberi Camilan Sehat

Setiap hari, Bunda harus memenuhi pola makan 3 kali sehari yang diiringi dengan 2 kali memberikan camilan. Berikan anak camilan sehat di antara jam makannya. Beberapa cemilan yang bisa Bunda berikan adalah keju, yoghurt, potongan buah, irisan daging, atau biskuit gandum yang dilapisi selai kacang.

Bunda juga bisa buat camilan sehati sendiri, loh. Misalnya, menu bitterballen yang dibuat dari daging cincang dan campuran susu Morinaga Chil Kid. Yuk, coba resepnya di sini: Bitterballen.

Jangan lupa untuk membatasi porsi cemilan yang diberikan supaya ia tidak makan terlalu banyak. Hindari untuk memberikannya cemilan sebelum waktu makan tiba, sebab memberinya cemilan terlalu cepat malah bisa membuat Si kecil kenyang sebelum waktu makan tiba. Dengan memberikan cemilan di waktu yang tepat, Bunda bisa memastikan Si Kecil tidak kelaparan terlalu lama, dan sekaligus menjaga pola makannya.

Fleksibel dengan Menu Makanan

Ketika memberikan menu makanan pada Si Kecil, terutama balita, memang tidak mudah. Akibatnya, Bunda perlu lebih fleksibel dalam proses memasak. Bila Si Kecil kerap menghindari memakan sayur atau jenis sayur tertentu, Bunda bisa menghancurkan sayur dan mencampurkannya menjadi panganan seperti bistik sapi dengan citarasa yang disukai anak-anak.

Bila Si Kecil tidak ingin makan nasi, maka Bunda juga bisa memberikan pengganti karbohidrat seperti pasta, mi, bubur, atau lainnya. Libatkan juga anak dalam proses memilih menu dan bahan makanan agar ia memiliki perasaan senang dengan makanannya.

Namun, agar hal ini tidak berlangsung terus menerus, ada beberapa tips yang dapat Bunda terapkan agar Si Kecil mau mengonsumsi nasi. Simak solusinya di artikel ini yuk: Penyebab Anak Tidak Mau Makan Nasi dan Cara Mengatasinya.

Berkreasi Dengan Menu

Berikan makanan sehat tapi lezat dengan tampilan menggugah selera makan anak. Tapi jangan lupa untuk memperhatikan porsi makan Si Kecil agar sesuai dengan usianya. Bila berusia 2 tahun, Bunda bisa memberikan masing-masing 2 sendok sayur, nasi, dan daging.

Jika masih lapar, Bunda bisa menambahkan porsinya. Dan hindari untuk memaksa Si Kecil menghabiskan makanannya agar tidak terjadi trauma. Saat ia menunjukan bahwa tidak sanggup lagi menghabiskan makanan dan merasa kenyang, biarkan Si Kecil untuk berhenti makan.

Bunda juga dapat mengajak anak membuat menu makanan bersama, misalnya membuat ball saus keju yang enak dan bergizi. Anak pasti akan semangat untuk menyantap menu yang dibuat bersama. Yuk, ikuti resepnya di sini: Milk Ball Saus Keju.

Membiarkan Anak Bereksplorasi Dengan Makanan

Memberikan variasi jenis makanan bergizi kepada Si Kecil dan biarkan ia memilih serta mengeksplorasi makanan yang diinginkan. Jangan memaksanya untuk mencicipi makanan baru. Bunda mungkin harus beberapa kali menawarkan sebelum Si Kecil mau mencobanya. Seiring waktu, nafsu makan dan perilaku makan Si Kecil perlahan akan membaik.

Anak akan menemukan sesuatu yang ia sukai dalam berbagai makanan sehat tanpa harus didorong oleh Bunda. Cobalah berikan makanan yang dapat ia pegang sendiri, namun hindari makanan yang bisa membuatnya tersedak seperti potongan sosis yang besar, permen bulat dan keras, atau kacang tanah. Si Kecil, terutama yang berumur di bawah 4 tahun, belum sepenuhnya mampu mengunyah dengan sempurna, jadi berikan mereka makanan dalam bentuk kecil dan mudah dikunyah.

Penuhi Kecukupan Nutrisi

Nutrisi yang seimbang merupakan bagian penting dari gaya hidup Si Kecil yang harus Bunda terapkan. Bila Si Kecil mulai terlihat susah makan atau kehilangan nafsu makan, pastikan Bunda tetap memberikan makanan yang dapat menunjang pertumbuhan Si Kecil. Berikan sayuran segar, buah-buahan, produk susu tanpa lemak atau rendah lemak, daging ayam tanpa lemak, sereal gandum, roti, atau susu.

Jika Bunda hendak memberikan susu untuk melengkapi nutrisi yang belum diperoleh Si Kecil karena ia sedang susah makan, Bunda perlu memeriksa kandungan dalam susu tersebut sebelum membeli ya. Tujuannya, untuk memastikan bahwa kecukupan gizi Si Kecil dapat terpenuhi.

Bunda, perjuangan dalam memberi makan Si Kecil mungkin seringkali menjadi momen yang membingungkan. Tetapi Bunda tidak perlu khawatir, sebab ada banyak cara yang bisa membantu mengembalikan selera makannya. Fase MPASI memang kadang-kadang dapat membutuhkan tambahan kesabaran ya, Bun.

Banyak orang mengatakan bahwa fase MPASI merupakan fase yang menguras kesabaran dibandingkan fase menyusui. Namun, Bunda perlu menjaga suasana hati Bunda agar tetap ceria saat memberi makan ya, Bun. Sebab, suasana positif akan bisa meningkatkan selera makannya.

Bunda juga harus tetap termotivasi untuk menawarkan makanan baru dari waktu ke waktu dengan cara menarik yang membuat Si Kecil menantikan waktu makan. Jangan patah semangat ketika berkali-kali memasak namun Si Kecil tetap susah makan. Pelajari lebih lanjut tentang panduan MPASI dengan membaca artikel berikut yuk: Panduan Memberikan MPASI pada Si Kecil

Akibat Anak Susah Makan

Anak yang susah makan dapat menghadapi beberapa akibat yang dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya. Berikut adalah beberapa akibat yang mungkin terjadi akibat anak yang susah makan:

Kekurangan Nutrisi

Anak yang susah makan mungkin tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Ini dapat menyebabkan kekurangan vitamin, mineral, dan zat gizi penting lainnya yang diperlukan untuk menjaga kesehatan tubuh.

Gangguan Pertumbuhan

Kurangnya asupan nutrisi yang adekuat dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik anak. Anak yang susah makan mungkin mengalami pertumbuhan yang lambat atau tidak mencapai pertumbuhan yang seharusnya pada usianya.

Kelemahan Sistem Kekebalan Tubuh

Nutrisi yang tidak memadai dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh anak, membuatnya rentan terhadap infeksi dan penyakit. Anak yang sering sakit atau mudah terinfeksi mungkin disebabkan oleh asupan nutrisi yang kurang.

Gangguan Emosional dan Perilaku

Anak yang susah makan mungkin mengalami frustasi, cemas, atau stres terkait dengan makanan dan makan. Hal ini dapat mempengaruhi kesehatan emosional mereka dan memicu perilaku makan yang tidak sehat, seperti pemilihan makanan yang selektif atau penolakan makanan tertentu (picky eater).

Bila kondisi susah makan Si Kecil sudah memasuki tahap mengkhawatirkan dan membuatnya kehilangan berat badan, lebih baik Bunda membawanya ke dokter untuk didiagnosis lebih lanjut untuk mendapatkan penanganan yang tepat.





medical record

Berapa Besar Risiko Alergi Si Kecil?



Cari Tahu