Biasanya, anak yang susah makan dan minum susu mulai terjadi ketika ia menginjak usia 1 tahun. Kondisi ini terjadi karena pertumbuhan anak akan menjadi lebih lambat dari sebelumnya, sehingga pada usia ini nafsu makan akan berkurang. Saat menginjak usia 1 tahun ini juga, anak mulai memiliki kemampuan baru dalam menentukan kendali atas berbagai hal. Pada tahap ini, Si Kecil biasanya akan menunjukan pertanda mulai susah makan, hal ini juga tanda bahwa ia tengah mempraktekkan kemampuan untuk mengambil keputusan secara mandiri.
Ini merupakan tantangan bagi Bunda. Sebab, asupan gizi dan vitamin dari makanan sangat penting untuk menunjang tumbuh kembangnya. Nafsu makan balita terutama, sangat tidak mudah ditebak, dan hampir mustahil bila setiap anak tidak pernah melewati fase ini.
Anak yang sulit makan ataupun kerap memilih makanan (picky eaters) pastinya menjadi tantangan tersendiri bagi Bunda dalam memahami karakter, kemampuan makan, dan selera makan anak. Ketika terjadi, Bunda perlu memastikan untuk menggunakan pendekatan dan pemahaman yang baik, niscaya perihal anak susah makan ini dapat diatasi. Bunda, lanjutkan membaca yuk.
Penyebab Anak Susah Makan
Karena setiap anak itu memiliki kepribadian yang unik, maka Bunda perlu mengetahui beberapa faktor yang mungkin merupakan penyebab anak menjadi susah makan atau tidak mau makan sama sekali. Dengan mengetahui alasan yang menyebabkan Si Kecil susah makan akan membuat Bunda lebih mudah dalam mengantisipasinya
Sedang Melalui Tahap Pilih-Pilih Makanan (Picky Eating)
Anak-anak umumnya suka memilih-milih makanan atau picky eater. Kondisi ini sebenarnya cukup normal pada sebagian anak. Gejala picky eaters atau memilih makanan biasanya akan cukup jelas terlihat. Misalnya saja, ketika Si Kecil menjauhkan sendok, memalingkan kepala menjauhi makanan, atau bahkan menutup mulut saat Bunda mencoba menyuapinya. Si Kecil akan memiliki reaksi berbeda-beda, ia bisa memuntahkan makanan, menjadi rewel, atau malah tampak lelah saat diberikan makanan. Terkadang pada saat tahap picky eating anak juga sulit untuk makan nasi, Bunda bisa cari tahu lebih di artikel berikut ini yaa: Penyebab Anak Tidak Mau Makan Nasi & Cara Mengatasinya
Sensitif Atau Alergi Terhadap Makanan Tertentu
Terkadang, ada kondisi yang membuat anak menjadi sensitif terhadap beberapa jenis makanan tertentu. Contohnya saja celiac, ini adalah reaksi terhadap protein dan gluten terhadap tubuh. Kondisi ini dapat membuat anak tidak nyaman sampai merasa sakit saat mengonsumsi makanan tertentu. Untuk mengetahui apakah Si Kecil sensitif atau alergi terhadap makanan tertentu, baca artikel berikut yuk: Ciri Bayi Alergi Makanan dan Penyebabnya
Anak Memiliki Masalah Medis Tertentu
Tidak hanya orang dewasa yang akan mengalami kondisi tidak nafsu makan ketika tubuh sedang tidak sehat. Nyatanya, hal ini juga akan normal dialami oleh Si Kecil ketika kesehatannya tengah terganggu. Anak akan cenderung kehilangan nafsu makan ataupun tidak mau makan dan minum susu saat sakit.
Sulit Mengunyah
Si Kecil mungkin sedang dalam tahap belajar mengonsumsi makanan padat sehingga masih kesulitan untuk mengunyah makanan.
Cara Mengatasi Anak Susah Makan
Bila dibiarkan berlarut tentunya kondisi susah makan pada Si Kecil bisa mempengaruhi kesehatan ataupun proses tumbuh kembang Si Kecil. Akan tetapi, ada beberapa hal yang bisa Bunda lakukan bila Si Kecil mulai susah makan
Berikan Makanan Dalam Porsi Kecil Tapi Sering
Memberikan anak makanan dalam porsi besar saat ia sedang susah makan malah akan membuatnya enggan menyentuh makanannya. Dibandingkan menyajikan dalam porsi besar tapi tidak habis, cobalah kurangi porsi makan Si Kecil yang diiringi dengan frekuensi makan lebih sering.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menganjurkan untuk memberi jarak minimal tiga jam sebelum masuk ke waktu makan selanjutnya. Dengan begitu Si Kecil akan lebih merasakan kapan ia lapar atau kenyang. Hal ini membuat porsi makannya lebih pas saat waktu makan tiba. Jika diterapkan secara rutin, cara ini akan membantu mengatur jadwal makannya sehingga masalah susah makan pada Si Kecil dapat diatasi.
Kenalkan Rutinitas dan Waktu Makan yang Teratur
Memasuki usia 2 tahun ke atas, Si Kecil sudah mulai mengerti dan memahami konsep rutinitas sehari-hari. Jam berapa ia harus bangun, makan, tidur, dan bermain. Anak akan merasa lebih nyaman dengan rutinitas dan jadwal yang bisa ia prediksi, jadi Bunda bisa mulai menentukan waktu makan teratur untuk Si Kecil.
Libatkan Anak Menyiapkan Makanan
Salah satu cara yang bisa Bunda coba adalah dengan mengajak Si Kecil berpartisipasi dalam kegiatan memasak atau menyiapkan makanan. Hal - hal kecil bisa Bunda lakukan seperti dengan mengajaknya berbelanja kebutuhan di supermarket atau pasar, biarkan Si Kecil memilih apa yang ingin ia makan. Atau mengajaknya untuk ikut terlibat ketika Bunda menyiapkan makanan di dapur. Hal kecil seperti ini mungkin saja bisa membuat anak lebih bersemangat ketika jam makan tiba.
Ciptakan Suasana Menyenangkan
Suasana menyenangkan ketika makan akan membuat Si Kecil merasa nyaman dan tidak tertekan. Jika Si Kecil merasa tertekan atau merasakan Bunda cemas ketika jam makan tiba, maka ia akan menarik diri mundur dan menolak makan. Hal yang cenderung membuat Si Kecil tertekan adalah ketika Bunda terlalu fokus pada makanan yang ia pilih, mengawasi setiap gerakannya, kerap menyodorkan makanan ketika ia mencoba menyendok sendiri, atau terlalu banyak bicara. Ciptakan suasana riang yang menyenangkan sehingga membuat Si Kecil menantikan waktu makan.
Memberi Camilan Sehat
Setiap hari, Bunda harus memenuhi pola makan 3 kali sehari yang diiringi dengan 2 kali memberikan camilan. Berikan anak camilan sehat di antara jam makannya. Beberapa cemilan yang bisa Bunda berikan adalah keju, yoghurt, potongan buah, irisan daging, atau biskuit gandum yang dilapisi selai kacang.
Jangan lupa untuk membatasi porsi cemilan yang diberikan supaya ia tidak makan terlalu banyak. Hindari untuk memberikannya cemilan sebelum waktu makan tiba, pasalnya hal ini malah bisa membuat Si kecil kenyang sebelum waktu makan tiba. Dengan memberikan cemilan di waktu yang tepat, Bunda bisa memastikan Si Kecil tidak kelaparan terlalu lama, dan sekaligus menjaga pola makannya.
Fleksibel Dengan Menu Makanan
Ketika memberikan menu makanan pada Si Kecil, terutama balita memang tidak mudah sehingga Bunda perlu lebih fleksibel dalam proses memasak. Bila Si Kecil kerap menghindari memakan sayur atau jenis sayur tertentu, Bunda bisa menghancurkan sayur dan mencampurkannya menjadi panganan seperti bistik sapi dengan citarasa yang disukai anak-anak.
Bila Si Kecil tidak ingin makan nasi, maka Bunda juga bisa memberikan pengganti karbohidrat seperti pasta, mie, bubur, atau lainnya. Libatkan juga anak dalam proses memilih menu dan bahan makanan agar ia memiliki perasaan senang dengan makanannya.
Berkreasi Dengan Menu
Berikan makanan sehat tapi lezat dengan tampilan menggugah selera makan anak. Tapi jangan lupa untuk memperhatikan porsi makan Si Kecil agar sesuai dengan usianya. Bila berusia 2 tahun, Bunda bisa memberikan masing-masing 2 sendok sayur, nasi, dan daging. Jika masih lapar, Bunda bisa menambahkan porsinya. Dan hindari untuk memaksa Si Kecil menghabiskan makanannya agar tidak terjadi trauma. Saat ia menunjukan bahwa tidak sanggup lagi menghabiskan makanan dan merasa kenyang, biarkan Si Kecil untuk berhenti makan.
Membiarkan Anak Bereksplorasi Dengan Makanan
Memberikan variasi jenis makanan bergizi kepada Si Kecil dan biarkan ia memilih serta mengeksplorasi makanan yang diinginkan. Jangan memaksanya untuk mencicipi makanan baru. Bunda mungkin harus beberapa kali menawarkan sebelum Si Kecil mau mencobanya. Seiring waktu, nafsu makan dan perilaku makan Si Kecil perlahan akan membaik.
Anak akan menemukan sesuatu yang ia sukai dalam berbagai makanan sehat tanpa harus didorong oleh Bunda. Cobalah berikan makanan yang dapat ia pegang sendiri, namun hindari makanan yang bisa membuatnya tersedak seperti potongan sosis yang besar, permen bulat dan keras, atau kacang tanah. Si Kecil terutama yang berumur dibawah 4 tahun belum sepenuhnya mampu mengunyah dengan sempurna, jadi berikan mereka makanan dalam bentuk kecil dan mudah dikunyah.
Penuhi Kecukupan Nutrisi
Nutrisi yang seimbang merupakan bagian penting dari gaya hidup Si Kecil yang harus Bunda terapkan. Bila Si Kecil mulai terlihat susah makan atau kehilangan nafsu makan, pastikan Bunda tetap memberikan makanan yang dapat menunjang pertumbuhan Si Kecil. Berikan sayuran segar, buah-buahan, produk susu tanpa lemak atau rendah lemak, daging ayam tanpa lemak, sereal gandum, roti, atau susu formula. Pastikan untuk memeriksakan kandungan yang terdapat dalam susu formula untuk memastikan bahwa kecukupan gizi Si Kecil dapat terpenuhi
Disamping hal di atas, yang dapat Bunda lakukan ketika Si Kecil mulai susah makan adalah sabar. Tak sedikit yang mengatakan bahwa fase MPASI adalah fase yang menguras kesabaran dibandingkan fase menyusui. Bunda tetap harus termotivasi untuk menawarkan makanan baru dari waktu ke waktu dengan cara menarik yang membuat Si Kecil menantikan waktu makan. Jangan patah semangat ketika berkali-kali memasak namun Si Kecil tetap susah makan. Pelajari lebih lanjut tentang panduan MPASI dengan membaca artikel berikut yuk: Panduan Memberikan MPASI pada Si Kecil
Bila kondisi susah makan Si Kecil sudah memasuki tahap mengkhawatirkan dan membuatnya kehilangan berat badan, lebih baik Bunda membawanya ke dokter untuk didiagnosis lebih lanjut untuk mendapatkan penanganan yang tepat.