Beranda Artikel 13-36 Bulan Penyebab Si Kecil Muntah Dan Cara Mengatasinya

Penyebab Si Kecil Muntah Dan Cara Mengatasinya

2024/05/02 - 04:07:29pm     oleh Morinaga Soya
Penyebab Si Kecil Muntah Dan Cara Mengatasinya

Mual dan muntah pada anak bisa sangat mengkhawatirkan, Bunda. Penyebabnya bisa bermacam-macam, mulai dari infeksi, alergi makanan, hingga kondisi medis yang lebih serius.

Muntah sendiri sebenarnya merupakan bentuk mekanisme tubuh dalam mengeluarkan bakteri atau zat yang dianggap mengganggu kesehatan atau berbahaya bagi tubuh. Mengenali penyebab muntah pada Si Kecil adalah langkah pertama untuk membantu Bunda dalam memberikan penangan yang tepat. Simak penjelasannya yuk.

Penyebab Anak Muntah

Muntah pada Si Kecil sering kali disebabkan oleh gastroenteritis atau dikenal juga sebagai "flu perut" yang biasanya diakibatkan oleh virus, namun bakteri dan parasit juga bisa menjadi penyebabnya. Gejala lain dari gastroenteritis termasuk mual, sakit perut, dan diare. Muntah akibat gangguan ini biasanya mereda dalam kurang dari 24 jam, sedangkan untuk gejala lainnya akan membaik dalam beberapa hari.

Menurut IDAI, muntah seringkali merupakan tanda adanya infeksi, seperti influenza yang kemudian menyebabkan demam dan sakit perut. Muntah karena infeksi ini biasanya berhenti dalam 6-24 jam.

Muntah juga bisa disebabkan oleh infeksi virus dan hal ini sering terjadi di kalangan anak-anak dan bisa lebih serius jika terjadi dehidrasi, terutama bila disertai diare. Keracunan makanan juga dapat memicu muntah pada Si Kecil dan kondisi ini umumnya terjadi 1-8 jam setelah mengonsumsi makanan.

Cara Mengatasi Anak Muntah

Pertolongan pertama yang tepat tidak hanya dapat mengurangi gejala, tetapi juga mencegah komplikasi serius seperti dehidrasi. Berikut adalah beberapa tindakan yang dapat Bunda ambil untuk merawat Si Kecil yang muntah di rumah:

Cukupi Kebutuhan Cairan Anak

Penting untuk memastikan bahwa Si Kecil tetap terhidrasi. Dehidrasi bisa terjadi sangat cepat, terutama jika muntah disertai dengan diare. Untuk menjaga kebutuhan cairan tubuhnya, pastikan memberinya seperti air putih, makanan berkaldu yang jernih, atau larutan rehidrasi oral saat diare.

Hindari minuman yang terlalu manis atau berkafein karena bisa memperburuk muntah. Jika Si Kecil kesulitan meminum cairan dalam jumlah banyak, cobalah memberikan cairan dengan sendok atau menggunakan gelas kecil.

Biarkan Anak Beristirahat

Muntah bisa sangat melelahkan bagi Si Kecil, sehingga Bunda perlu memastikan ia mendapat istirahat yang cukup untuk memulihkan kondisi tubuhnya. Jaga suhu ruangan yang nyaman dan hindari aktivitas fisik hingga ia merasa lebih baik.

Tidur dapat membantu tubuh Si Kecil untuk mencerna makanan, mengosongkan perut, dan meredakan gejala muntah. Jadi, jika Si Kecil terlihat lemas dan kecapekan setelah muntah, cukupi kebutuhan cairannya dan biarkan ia beristirahat ya Bun.

Hindari Makanan Padat untuk Sementara

Selama fase muntah, lambung Si Kecil akan berada di dalam kondisi yang lebih sensitif. Oleh karena itu, disarankan untuk tidak memberikan makanan padat pada Si Kecil dalam 6 sampai 8 jam pertama setelah muntah.

Bunda tidak perlu khawatir karena Si Kecil akan tetap baik-baik saja meskipun tidak makan makanan padat dalam beberapa jam. Justru jika dipaksakan untuk makan, Si Kecil dapat muntah kembali dan memperparah kondisinya.

Berikan Makanan yang Mudah Dicerna

Penting untuk tetap memastikan Si Kecil cukup minum ASI atau air putih selama ia muntah, sampai ia kembali siap untuk makan. Setelah muntah berhenti selama 6 sampai 8 jam, mulailah dengan makanan yang lembut dan mudah dicerna seperti bubur, sereal, atau buah-buahan.

Pada anak yang lebih besar, coba berikan roti, kentang, dan nasi. Jangan terburu-buru mengembalikan diet normal Si Kecil hingga ia benar-benar siap ya Bunda.

Gejala Muntah yang Harus Diwaspadai

Jika Bunda melihat adanya tanda-tanda muntah berikut pada Si Kecil, segera bawa ia ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut:

  • Muntah berkepanjangan lebih dari 12 jam pada bayi dan 24 jam pada anak-anak.

  • Muntah bercampur darah.

  • Muntah disertai dengan demam tinggi atau nyeri hebat.

  • Tanda-tanda dehidrasi, seperti mulut kering, menangis tanpa air mata, atau jarang buang air kecil.

  • Anak menjadi lemas dan lesu.

  • Muntah disertai diare.

Mengatasi muntah pada Si Kecil memerlukan perhatian dan penanganan yang tepat, apalagi jika kondisi ini disertai dengan diare. Risiko dari kondisi tersebut sangatlah besar sehingga jika tidak segera diberi perawatan yang tepat akan membahayakan Si Kecil. Simak panduan penanganannya di sini yuk: Diare pada Anak dan Cara Mengatasinya

Referensi:

  • IDAI. Apa yang Perlu Dilakukan Bila Anak Muntah?. Diakses pada tanggal 24 April 2024.
    https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/apa-yang-perlu-dilakukan-bila-anak-muntah

  • Klik Dokter. Jangan Panik, Ini Cara Tepat Menangani Anak yang Muntah. Diakses pada tanggal 24 April 2024.
    https://www.klikdokter.com/ibu-anak/kesehatan-anak/jangan-panik-ini-cara-tepat-menangani-anak-yang-muntah




medical record

Berapa Besar Risiko Alergi Si Kecil?



Cari Tahu