Beranda Artikel 13-36 Bulan Penyebab Si Kecil Muntah Dan Cara Mengatasinya

Penyebab Si Kecil Muntah Dan Cara Mengatasinya

2022/01/26 - 03:29:26pm     oleh Morinaga Soya
Penyebab Si Kecil Muntah Dan Cara Mengatasinya

Muntah pada anak pasti membuat Bunda panik lantaran kondisi ini menandakan bahwa ada sesuatu yang salah pada kesehatan Si Kecil. Muntah pada anak memang merupakan gejala dari suatu penyakit yang seringnya disebabkan oleh infeksi virus atau keracunan makanan. Bahkan, ada juga kondisi dimana Si kecil muntah dengan disertai beberapa gejala lain seperti demam, diare, atau lainnya. Namun, ada kalanya muntah yang terjadi pada anak tidak disertai gejala demam atau lainnya. Hal ini pasti membuat Bunda semakin bingung mencari tahu penyebabnya.

Muntah sendiri sebenarnya merupakan bentuk mekanisme tubuh dalam mengeluarkan bakteri atau zat yang dianggap mengganggu kesehatan atau berbahaya bagi tubuh. Namun, pengosongan isi lambung secara paksa ini juga bisa disebabkan beberapa hal yang menandakan kondisi medis yang memerlukan penanganan cepat.

Muntah biasanya hanya berlangsung sebentar, biasanya akan berhenti dalam hitungan jam atau berlangsung selama dua hari. Bila sudah berkepanjangan dan dirasa mengkhawatirkan, baiknya Bunda mulai berkonsultasi dengan dokter agar Si Kecil mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

Penyebab muntah pada anak

Mengutip dari National Public Radio, anak-anak memang lebih rentan mengalami muntah. Ini diakibatkan oleh sistem pencernaan mereka yang masih lemah. Selain itu, tubuh Si Kecil memang lebih sensitif sehingga mudah mengirim dan mendengarkan sinyal aferen untuk banyak jenis masalah fisik lainnya.

Apapun yang membuat anak sakit dapat menyebabkan terjadinya muntah pada anak. Penyebab paling umum adalah adanya masalah pencernaan. Namun tidak semua kasus muntah pada anak pasti mengarah ke hal tersebut. Sebelum panik, ada baiknya Bunda menyimak faktor apa saja yang dapat menyebabkan Si Kecil mual dan muntah-muntah

  • Flu perut atau gastroenteritis

Gastroenteritis atau dikenal dengan istilah flu perut umumnya disebabkan karena adanya infeksi yang diakibatkan virus atau bakteri pada sistem pencernaan. Kondisi ini juga umum sebabkan diare pada Si Kecil. Penyebarannya bisa terjadi melalui makanan atau air yang terkontaminasi virus atau bakteri.

Tak hanya muntah, keluhan yang sering terjadi disertai dengan diare, mual, atau bahkan kram perut. Gejala dapat dirasakan 12-48 jam setelah mengalami kontak dengan virus atau bakteri penyebab. Kondisi ini sendiri biasanya tidak berlangsung lama dan tidak berbahaya. Tapi pastikan Bunda untuk terus memantau Si Kecil dan sigap untuk membawanya ke dokter bila diperlukan.

  • Alergi makanan

Muntah pada bayi dan anak bisa disebabkan oleh alergi terhadap makanan. Reaksi alergi akan muncul setelah makan atau beberapa saat usai mengonsumsi makanan yang menjadi pemicu. Tidak hanya muntah, alergi makanan ini juga disertai dengan beberapa gejala seperti munculnya ruam kemerahan pada kulit, pembengkakkan di wajah, mata, bibir, atau langit-langit mulut.

Oleh karenanya, Bunda harus lebih teliti saat memberikan makanan pada Si Kecil dan memeriksa kandungan makanan kalau-kalau ada alergen yang berbahaya bagi anak. Produk yang umumnya bisa menimbulkan alergi antara lain adalah telur, susu, kacang-kacangan, atau makanan laut.

Bunda, Si Kecil juga bisa mengalami muntah setelah minum susu, mungkin karena ia merasa terlalu kenyang atau memiliki sensitivitas terhadap laktosa dalam susu. Yuk, baca di sini: Penyebab dan Cara Mengatasi Anak Muntah Setelah Minum Susu.

  • Penyakit infeksi

Muntah bisa menjadi tanda adanya infeksi lain pada tubuh Si Kecil. Penyakit infeksi yang menyebabkan masalah pencernaan seperti diare dan muntaber bisa menyebabkan anak mual dan muntah. Pasalnya, virus atau bakteri yang ada di dalam tubuh menyebabkan iritasi di saluran pencernaan. Beberapa infeksi lain misalnya adalah infeksi saluran kemih, infeksi telinga, pneumonia, atau bahkan meningitis.

Muntah akibat infeksi akan ditandai dengan demam, diare, mual, dan sakit perut. Infeksi umumnya dapat ditularkan sehingga bila Si Kecil mengalaminya, maka kemungkinan besar beberapa teman bermainnya bisa tertular. Bila Si Kecil demam, temukan solusinya di sini: Cara Mudah dan Aman Meredakan Demam pada Anak.

Salah satunya adalah Infeksi rotavirus juga merupakan penyebab muntah pada bayi dan anak-anak. Gejala disertai dengan diare dan demam. Karena virus ini sangat menular, pastikan Bunda untuk menjaga Si Kecil agar tidak banyak bermain dulu. Tapi untuk jenis virus ini, sudah ada vaksin yang mampu menekan penyebarannya.

  • Apendisitis atau radang usus buntu

Radang usus buntu atau apendisitis merupakan pembengkakkan usus buntu yang kerap membuat penderitanya mengalami nyeri di bagian perut. Radang usus buntu ini bisa menyebabkan muntah, demam, dan nyeri ulu hati. Rasa sakitnya juga akan bertambah parah dan berpindah ke perut kanan bagian bawah.

Hal ini tentu saja akan membuat penderitanya merasa sangat tidak nyaman. Radang usus buntu merupakan kondisi media dan akan memerlukan penanganan medis yang tepat. Selain itu, kebanyakan kasus usus buntu harus ditangani dengan menjalani prosedur operasi.

  • Mabuk kendaraan

Jangankan Si Kecil, orang dewasa juga kerap kali mengalami mabuk kendaraan, terutama dalam perjalanan panjang. Hal ini bisa membuat mereka merasa mual dan mengalami muntah. Mabuk kendaraan terjadi ketika otak kewalahan menerima sinyal sensorik dari mata dan telinga bagian dalam yang berfungsi mengatur keseimbangan tubuh.

Berdasarkan sinyal dari telinga, otak cenderung membaca bahwa tubuh sedang dalam keadaan diam di tempat. Namun, di saat bersamaan otak juga menerima sinyal bergerak karena mata akan melihat keadaan sekitar saat kendaraan melesat maju. Tumpang tindih sinyal inilah yang akan membuat Si Kecil mabuk kendaraan. Kadar oksigen yang berkurang dalam kendaraan juga bisa memperparah kondisi ini. Gejala yang biasanya menyertai adalah mual, pusing, dan kadang berkeringat dingin.

  • Terlalu banyak makan

Si Kecil memiliki ukuran lambung yang masih tergolong kecil sehingga kapasitasnya berbeda dibandingkan dengan orang dewasa. Ada kalanya ketika Si Kecil terlalu senang hingga lupa diri saat menyantap makanan favoritnya sehingga tidak mengontrol porsi yang ia konsumsi.

Makan cepat dan porsi terlalu besar bisa membuat anak mual dan muntah karena lambung tidak mampu menampung makanan lagi dan memaksa lambung untuk mengeluarkan isinya secara paksa dengan cara muntah. Karena hal tersebut, Bunda harus hati-hati dalam mengontrol porsi makan Si Kecil agar tidak terlalu banyak.

Sedangkan bila Si Kecil gumoh setelah makan, Bunda dapat mengikuti langkah-langkah berikut ini: Cara Efektif Mengatasi Bayi Gumoh.

  • Keracunan makanan

Keracunan makanan adalah penyebab mual yang paling sering terjadi. Hal ini biasanya terjadi karena kebiasaan Si Kecil yang kerap jajan sembarangan atau tidak sengaja mengonsumsi makanan tidak higienis. Beberapa jajanan pinggir jalan biasanya tidak terjamin kebersihan dan sumber bahan-bahannya.

Bisa saja makanan yang dijual di pinggir jalan sudah terkontaminasi virus atau bakteri di udara sekitar yang notabene tinggi polusi. Tak jarang beberapa makanan memiliki zat kimia tertentu yang bisa mengganggu kesehatan pencernaan anak. Makanan yang tidak matang sempurna juga bisa menyebabkan Si Kecil keracunan makanan. Bunda perlu memastikan makanan yang dikonsumsi Si Kecil dimasak hingga matang dan membatasinya untuk terlalu banyak jajan di luar.

  • Masuk angin

Masuk angin sebenarnya bukanlah istilah medis atau nama penyakit resmi dalam dunia kedokteran. Ini merupakan istilah awam yang menggambarkan sederet gejala keluhan penyakit tertentu. Sebenarnya bila anak mual dan muntah saat masuk angin, ada kemungkinan ia sedang mengalami gejala flu. Menurut Paediatric Child Health, gejala flu seringkali dianggap sebagai masuk angin. Gejala yang meliputi umumnya adalah diare, nyeri perut, demam, serta menggigil.

Masuk angin juga bisa jadi merupakan gejala anak ketika mengalami flu perut atau gastroenteritis. Temuan yang terbit pada jurnal National Center for Biotechnology Information memaparkan bahwa gejala gastroenteritis serupa dengan masuk angin yang sering menyebabkan mual, muntah, demam, sakit perut, dan diare. Penyebabnya diketahui akibat paparan virus beragam seperti rotavirus, norovirus, adenovirus, dan astroviruses.

Cara yang dapat Bunda lakukan dalam menangani anak yang muntah akibat masuk angin bisa dengan memberikan jahe hangat, sup hangat, atau membawanya ke dokter bila perlu untuk mendapatkan penanganan segera.

Selain dari yang sudah disebutkan diatas, muntah juga bisa disebabkan karena reaksi alergi pada susu formula. Umumnya hal ini akan disertai dengan beberapa gejala lainnya, seperti mengi, diare, dan sakit perut. Informasi lengkap terkait hal ini, yuk baca: Cara Mengatasi Alergi Susu Formula pada Anak dan Cirinya.

Cara mengatasi muntah pada anak

Muntah bisa menyebabkan Si Kecil menjadi lemas dan kekurangan cairan. Ada beberapa hal yang dapat Bunda lakukan dalam memberikan pertolongan pertama saat anak muntah.

  • Biarkan anak muntah

Bila Si Kecil merasa mual, biarkan ia untuk muntah karena ini salah satu cara tubuh untuk mengeluarkan virus atau bakteri yang menyebabkannya muntah. Bila ditahan, hal ini bisa menyebabkan Si Kecil merasa semakin tidak nyaman.

  • Biarkan beristirahat

Ketika muntah dan mengalami gejala seperti mual, pusing, apalagi diare, maka Si Kecil pasti merasa tidak nyaman. Sebaiknya Bunda membatasi aktivitas Si Kecil dan mengajaknya untuk beristirahat hingga ia pulih kembali

  • Cegah dehidrasi

Pastikan kebutuhan cairan Si Kecil terpenuhi dengan memberikannya cairan berupa air madu, ASI, air putih, atau cairan oralit yang sesuai dengan anjuran dokter. Berikan cairan sebanyak yang Si Kecil mau dan perlukan. Akan tetapi bila saat diberikan cairan Si Kecil malah kembali muntah, maka berikanlah cairan sedikit demi sedikit menggunakan sendok.

  • Berikan makanan berkalori

Meski sedang muntah-muntah, namun Si Kecil juga masih memerlukan makanan dengan kalori yang cukup agar tidak lemas dan kebutuhan nutrisi serta gizi dapat terpenuhi. Bunda dapat mengganti makanan padat Si Kecil dengan makanan yang lebih mudah dicerna seperti bubur atau jus buah (jangan yang bersifat asam seperti jeruk), minuman manis, atau madu (untuk anak di atas usia 1 tahun)

Bila gejala muntah yang dialami Si Kecil tidak membaik dan mulai disertai dengan adanya darah saat muntah serta dilanda sakit perut yang hebat, maka sudah waktunya untuk Bunda membawanya ke dokter untuk diperiksakan dan diperiksakan lebih lanjut.





medical record

Berapa Besar Risiko Alergi Si Kecil?



Cari Tahu