Beranda Artikel 37-72 Bulan Yuk, Cari Tahu Cara Menolong Si Kecil yang Demam dan Muntah

Yuk, Cari Tahu Cara Menolong Si Kecil yang Demam dan Muntah

2025/03/10 - 02:14:08pm     oleh Morinaga Soya
si kecil demam dan muntah

Apakah Bunda sering merasa cemas saat Si Kecil mengalami muntah atau demam? Tenang, Bunda tidak sendirian. Kekhawatiran ini wajar, karena muntah atau demam dapat membuat Si Kecil kehilangan cairan (dehidrasi). Dehidrasi bisa menjadi tanda awal komplikasi yang akan mengganggu fungsi tubuh Si Kecil.

Untuk mengurangi kecemasan Bunda, memahami cara menangani kondisi ini secara mandiri di rumah akan sangat membantu. Dengan pemahaman yang baik, Bunda bisa memberikan perawatan yang tepat dan membantu Si Kecil pulih lebih cepat.

Penyebab Demam dan Muntah pada Si Kecil

Sebelum membahas cara mengatasi demam dan muntah, penting bagi Bunda untuk memahami berbagai penyebabnya. Dengan mengetahui penyebabnya, Bunda dapat memberikan penanganan yang lebih efektif sesuai dengan kondisi Si Kecil. Berikut beberapa di antaranya:

Infeksi

Infeksi, terutama infeksi saluran pencernaan, merupakan salah satu penyebab utama muntah dan demam pada anak-anak. Umumnya kondisi ini disebabkan oleh virus seperti rotavirus dan enterovirus, serta bakteri dan parasit.

Infeksi ini tidak hanya menimbulkan muntah, tetapi juga diare dan demam tinggi yang dapat menyebabkan Si Kecil merasa tidak nyaman. Muntah yang disebabkan oleh infeksi pencernaan biasanya akan berkurang dalam waktu kurang dari 24 jam, sementara gejala lain biasanya bisa bertahan hingga beberapa hari.

Infeksi biasanya menular dengan mudah di antara anak-anak, terutama di lingkungan sekolah atau lingkungan bermain. Oleh karena itu, menjaga kebersihan dan mengajarkan Si Kecil untuk mencuci tangan secara rutin dapat membantu mencegah penyebarannya.

Keracunan Makanan

Keracunan makanan terjadi ketika Si Kecil mengonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri, virus, atau parasit. Gejalanya termasuk muntah, diare, dan demam, yang bisa muncul dalam waktu 24 jam hingga 48 jam setelah Si Kecil mengonsumsi makanan tersebut.

Identifikasi keracunan makanan bisa dilakukan dengan mencari tahu apakah orang lain yang mengonsumsi makanan yang sama juga mengalami gejala serupa. Untuk mencegah keracunan makanan, pastikan Bunda menyimpan dan menyiapkan makanan dengan benar. Hindari memberikan makanan yang sudah kadaluarsa atau tidak disimpan dengan baik, dan pastikan semua makanan dimasak hingga matang sempurna.

Mabuk Perjalanan

Mabuk adalah kondisi yang sering dialami anak-anak saat melakukan perjalanan jauh, terutama ketika menggunakan mobil atau kapal. Ini terjadi karena ketidaksesuaian antara gerakan yang dilihat mata dan yang dirasakan oleh telinga bagian dalam.

Gejala mabuk perjalanan meliputi mual, muntah, dan pusing. Untuk meredakan kondisi ini, Bunda bisa mencoba memberikan makanan ringan sebelum perjalanan dan menjaga agar Si Kecil tetap terhidrasi.

Mengalihkan perhatian Si Kecil dengan permainan atau musik juga bisa membantu mengurangi gejalanya. Tak hanya itu, memastikan ventilasi yang baik di dalam kendaraan juga dapat membantu meringankan ketidaknyamanan yang dirasakan Si Kecil.

Alergi atau intoleransi makanan

Alergi makanan terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap protein tertentu dalam makanan. Reaksi ini bisa terjadi segera setelah Si Kecil mengonsumsi makanan yang memicu alergi, seperti telur, kacang-kacangan, atau makanan laut. Gejala yang muncul bisa berupa muntah, ruam kulit, pembengkakan, dan dalam kasus yang serius, kesulitan bernapas.

Sementara intoleransi makanan tidak melibatkan sistem kekebalan tubuh. Ini terjadi ketika tubuh Si Kecil kesulitan mencerna komponen tertentu dalam makanan, seperti laktosa dalam susu. Gejalanya bisa termasuk muntah, kembung, dan sakit perut, namun biasanya tidak seberat reaksi alergi.

Untuk mengelola alergi atau intoleransi makanan, penting bagi Bunda untuk mengidentifikasi dan menghindari makanan pemicu. Berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi bisa membantu merencanakan diet yang aman dan seimbang untuk Si Kecil. Selain itu, selalu siap dengan obat anti-alergi yang diresepkan dokter jika Si Kecil mengalami reaksi yang parah.

Cara Menangani Kondisi Demam dan Muntah

Berikut ini beberapa cara yang bisa Bunda lakukan untuk mengatasi kondisi Si Kecil, yaitu:

Memastikan Kecukupan Cairan

Ketika Si Kecil mengalami muntah atau demam, menjaga kecukupan cairan adalah langkah pertama yang sangat penting. Sebab dehidrasi dapat memperburuk kondisi kesehatan dan menghambat proses pemulihan. Berikan Si Kecil air putih, cairan bening non-karbonasi, atau ASI jika masih menyusui. Cairan ini membantu menggantikan cairan yang hilang dan menjaga fungsi tubuh tetap optimal.

Jika Si Kecil memuntahkannya, coba berikan dalam jumlah kecil namun sering, setiap 5-10 menit. Ini membantu tubuhnya menyerap cairan lebih baik tanpa memicu muntah lebih lanjut. Selain itu, larutan elektrolit oral bisa menjadi pilihan yang baik untuk menggantikan elektrolit yang hilang akibat muntah dan demam.

Penting bagi Bunda untuk memantau tanda-tanda dehidrasi, seperti mulut kering, mata cekung, dan berkurangnya frekuensi buang air kecil. Jika tanda-tanda ini muncul, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Kompres Demam

Mengatasi demam pada Si Kecil bisa dilakukan dengan cara sederhana seperti memberikan kompres hangat. Gunakan kain yang dicelupkan ke air hangat dan letakkan pada bagian tubuh seperti leher, ketiak, dan selangkangan.

Kompres hangat membantu menurunkan suhu tubuh dengan meningkatkan aliran darah ke permukaan kulit. Metode ini tidak hanya efektif menurunkan suhu tubuh, tetapi juga memberikan rasa nyaman pada Si Kecil. Pastikan untuk mengawasi suhu tubuhnya secara berkala. Jika demam tidak kunjung reda atau terus meningkat, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Selain kompres, menjaga ruangan tetap sejuk dan memastikan Si Kecil mengenakan pakaian yang nyaman dapat membantu meredakan kondisi Si Kecil. Hindari menutupi Si Kecil dengan selimut tebal, karena ini dapat memerangkap panas dan memperburuk demam.

Memberikan Cukup Nutrisi

Nutrisi yang tepat sangat penting untuk membantu memulihkan kondisi Si Kecil. Makanan yang mudah dicerna seperti pisang, sup ayam, dan kreker dapat menjadi pilihan yang baik. Nutrisi yang cukup membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh dan mempercepat proses penyembuhan.

Saat Si Kecil kurang nafsu makan, Bunda bisa mencoba memberikan makanan dalam porsi kecil namun sering. Ini membantu memastikan Si Kecil tetap mendapatkan asupan vitamin dan mineral yang dibutuhkan tanpa membebani sistem pencernaannya.

Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi jika Bunda memerlukan saran lebih lanjut tentang diet yang tepat untuk Si Kecil. Dengan memberikan nutrisi yang tepat, Bunda tidak hanya membantu Si Kecil pulih lebih cepat, tetapi juga mendukung pertumbuhan dan perkembangannya secara keseluruhan.

Tanda Komplikasi yang Perlu Diwaspadai

Demam dan muntah merupakan kondisi yang tidak terlalu berbahaya dan biasanya bisa diatasi di rumah. Namun ada beberapa tanda komplikasi yang harus diwaspadai, seperti kejang, kesulitan bernapas, tidak mau menoleh jika dipanggil atau popok yang kering. Apabila Si Kecil mengalami gejala tersebut, segera konsultasikan dengan dokter.

Kejang bisa menjadi tanda bahwa demam terlalu tinggi dan memerlukan penanganan segera. Demikian pula, kesulitan bernapas bisa menunjukkan reaksi alergi yang serius atau infeksi yang memengaruhi saluran pernapasan. Memantau kondisi Si Kecil dengan cermat dan mengetahui kapan harus mencari bantuan medis adalah kunci untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.

Selain itu, penting bagi Bunda untuk selalu menjaga daya tahan tubuh Si Kecil dengan memberinya nutrisi melalui makanan dan minuman, seperti Morinaga Chil Kid Soya. tak hanya mampu mendukung imun tubuh dan tumbuh kembang Si Kecil, susu ini juga aman untuk Si Kecil yang alesi susu sapi maupun intoleransi laktosa. Untuk mencari tahu lebih lanjut tentang manfaat dan keunggulan susu ini, lanjut baca artikel berikut yuk: Morinaga Chil Kid Soya, Manfaat dan Keunggulannya.



Referensi

https://wwwnc.cdc.gov/travel/page/motion-sickness

https://www.healthline.com/nutrition/food-for-sick-kids

https://www.klikdokter.com/ibu-anak/kesehatan-anak/penanganan-pertama-jika-anak-demam-dan-muntah?srsltid=AfmBOoqAFLBDV6yjmSsLKLbTyrU-zwL53tNxox_N90kkqWcTH0zEvE6G
https://www.parents.com/health/fever/the-dos-and-donts-of-fighting-a-fever-0/

https://www.redcross.org.uk/first-aid/learn-first-aid-for-babies-and-children/fever

https://www.theraflu.com/treating-cold-flu/why-drink-fluids-when-sick
Kartini Dg Karra, A., Anas, M. A., Hafid, M. A., & Rahim, R, 2019. The Difference Between the Conventional Warm Compress and Tepid Sponge

Technique Warm Compress in the Body Temperature Changes of Pediatric Patients

with Typhoid Fever. Jurnal Ners, 14 (3), 322. https://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=1452443&val=7436&title=The%20Difference%20Between%20the%20Conventional%20Warm%20Compress%20and%20Tepid%20Sponge%20Technique%20Warm%20Compress%20in%20the%20Body%20Temperature%20Changes%20of%20Pediatric%20Patients%20with%20Typhoid%20Fever#:~:text=The%20tepid%20sponge%20technique%20is%20better%20used%20for%20fever%20management,lasts%20for%2015%20minutes%20after





medical record

Berapa Besar Risiko Alergi Si Kecil?



Cari Tahu
bannerinside bannerinside
allysca