Beranda Artikel 13-36 Bulan Penyebab Anak Tidak Mau Makan Nasi dan Solusinya

Penyebab Anak Tidak Mau Makan Nasi dan Solusinya

2022/10/11 - 11:22:39am     oleh Morinaga Soya
Penyebab Anak Tidak Mau Makan Nasi

Apakah Bunda sedang menghadapi kondisi di mana anak tidak mau makan nasi meski sudah dibujuk berulang kali? Ada banyak penyebab yang mempengaruhi kondisi ini, mulai dari kebanyakan ngemil hingga gangguan kesehatan.

Beragam cara mungkin akan Bunda coba untuk lakukan untuk mengakali agar nafsu makan Si Kecil bisa kembali. Namun, jika pendekatan yang Bunda terapkan tidak tepat justru bisa memperparah kondisi ini. Untuk menemukan solusi terbaiknya, yuk baca artikel ini.

Penyebab Anak Tidak Mau Makan Nasi

Banyak yang menjadi faktor kenapa Si Kecil menolak makan nasi, seperti gangguan medis, nafsu makan berkurang, dan juga Si Kecil memasuki tahap picky eater. Maka dari itu cukup penting bagi Bunda untuk mengetahui terlebih dahulu alasan Si Kecil kerap kali menolak untuk makan nasi sebelum memutuskan cara penanganannya.

Berikut merupakan beberapa hal yang mungkin menyebabkan Si Kecil tidak mau makan nasi:

Trauma

Saat Si Kecil menjadi sulit untuk diberi makan, pasti ada kalanya Bunda menjadi kurang sabar dan malahan memaksa Si Kecil untuk makan dengan cara memaksanya atau dengan cara salah lainnya yang ternyata meninggalkan bekas di benak Si Kecil. Hal ini bisa menjadi pemicu utama Si Kecil menjadi trauma ketika harus memakan makanan tertentu. Inilah hal yang harus Bunda pahami, pasalnya tiap anak memiliki perasaan serta kondisi mental yang berbeda.

Memaksa Si Kecil makan dengan cara yang salah bisa berdampak buruk pada Si Kecil di kemudian hari karena hal ini ternyata bisa mempengaruhi pembentukan kepribadian Si Kecil. Selain itu semakin sering Si Kecil dipaksa melakukan sesuatu dengan cara dipaksa, maka ia akan menjadi semakin keras kepala dan memberontak.

Ya memang Bunda melakukan hal ini karena tahu bahwa makanan yang Bunda berikan merupakan makanan bergizi yang tentunya baik untuk Si Kecil. Namun, Si Kecil belum bisa mengerti hal tersebut. Malahan, bila salah langkah Bunda harus melakukan trauma healing karena dampak paling buruk yang mungkin terjadi, Si Kecil bisa mengalami depresi.

Sensitivitas Rasa yang Tinggi

Bukan hal mustahil bila ternyata Si Kecil memiliki tingkat sensitivitas yang cukup tinggi pada rasa. Hal ini akan membuat Si Kecil menjadi terlalu peka terhadap beberapa jenis makanan tertentu. Sehingga tak jarang Si Kecil akan menolak beberapa makanan karena hal ini. Ketika hal ini terjadi kepada Si Kecil, Bunda bisa lebih bijak dalam memilihkan makanan yang lebih disukai Si Kecil namun tetap penuh gizi.

Masalah Pencernaan

Alasan lainnya bisa jadi karena Si Kecil mengalami masalah pada saluran cernanya. Gangguan ini salah satunya adalah sembelit atau konstipasi. Konstipasi sendiri merupakan proses terhambatnya proses pengeluaran sisa makanan yang membuat Si Kecil menjadi sulit untuk buang air besar.

Si Kecil yang mengalami sembelit akan merasakan perutnya kembung dan keras karena sulit buang air besar, akibatnya nafsu makan Si Kecil bisa semakin menurun. Penanganan yang bisa Bunda berikan selama di rumah adalah dengan memberikan Si Kecil cukup cairan dan konsumsi makanan berserat seperti buah atau sayuran. Bila keadaan Si Kecil tidak membaik, jangan sepelekan dan segera bawa Si Kecil ke dokter untuk diperiksa.

Untuk mengembalikan nafsu makan Si Kecil agar mau mengonsumsi buah atau sayuran, Bunda bisa menanyakan kepada Si Kecil apa yang ingin ia makan dan berkreasi dengan menu supaya Si Kecil lebih semangat untuk menyantap makanannya

Terlalu Banyak Ngemil

Umumnya, Si Kecil bisa makan tiga kali sehari dengan tambahan dua kali selingan cemilan ataupun susu. Bila dapat diterapkan secara teratur, maka kesehatan tubuh Si Kecil niscaya akan terjaga. Tapi sayangnya ada anak yang memang tidak mudah lapar setelah memakan cemilan sehingga sering disalah artikan sebagai tidak mau makan.

Biasanya kasus seperti ini terjadi pada anak yang cukup suka ngemil dan kuat minum susu. Untuk menanganinya, tentu saja Bunda harus mengatur pola makan Si Kecil dan mengurangi asupan camilannya supaya Si Kecil tidak merasa kekenyangan ketika waktunya makan. Dengan demikian Bunda bisa memberikan makanan berat seperti nasi dan lauknya.

Untuk menghindari masalah seperti ini, Bunda perlu ketat dalam menentukan jadwal makan maupun minum susu. Karena ada yang menyebutkan bahwa terdapat waktu terbaik untuk memberikan susu pada Si Kecil agar pertumbuhannya optimal. Apakah benar seperti itu? Yuk, baca selengkapnya di sini waktu terbaik minum susu dan manfaatnya untuk Si Kecil.

Cara Mengatasi Anak Tidak Mau Makan Nasi

Saat Si Kecil mulai menolak untuk makan nasi atau mengonsumsi makanan tertentu secara terus menerus, sebaiknya jangan langsung mengambil kesimpulan bahwa ia memang tidak menyukai nasi.

Bunda bisa mencoba untuk tetap sabar membujuk Si Kecil supaya mau makan nasi atau memberikan varian makanan lainnya untuk sementara waktu. Selain itu, Bunda juga bisa menerapkan cara berikut ini:

1. Bukan Sumber Karbohidrat Satu-satunya

Salah satu alasan mengapa nasi merupakan sumber karbohidrat yang menjadikannya sebagai sumber energi yang cukup penting. Namun, perlu Bunda ingat bahwa nasi bukanlah satu-satunya sumber untuk mendapatkan asupan karbohidrat, sehingga bila Si Kecil tetap pada pendiriannya tidak ingin memakan nasi, Bunda bisa menggantinya dengan alternatif lain.

Bunda bisa mengganti nasi dengan makanan seperti roti, mie, pasta, kentang, atau bahkan oatmeal. Usai mencoba beberapa varian menu sebagai pengganti nasi, Bunda bisa mencoba untuk mengembalikan nasi kembali ke dalam menu makan Si Kecil.

Tengok dulu yuk, Bunda, makanan-makanan pengganti nasi yang mungkin lebih mampu meningkatkan nafsu makan Si Kecil di halaman ini: Penyebab dan Cara Mengatasi Tidak Nafsu Makan Nasi

2. Olah Menjadi Varian Lain

Menghadapi Si Kecil yang susah makan ini akan menjadi hal yang susah-susah gampang. Bunda perlu banyak berkreasi dengan varian menu untuk mengatasi anak yang susah makan nasi agar Bunda dapat menarik minatnya. Untuk nasi, Bunda tidak harus melulu menyajikan nasi putih dengan sayur, namun, Bunda bisa mengolah nasi menjadi menu lain.

Misalnya Bunda bisa memasak nasi goreng, bubur ayam, atau makanan lainnya supaya Si Kecil tetap berselera makan nasi. Bunda juga bisa berkreasi dengan lauk dan membuat hiasan atau membentuk karakter ataupun binatang favorit Si Kecil dengan menggunakan bantuan lauk serta nasi yang disajikan untuk menarik perhatiannya sehingga lebih mudah untuk membujuknya supaya mau makan.

3. Sajikan Dalam Porsi Kecil

Cara lain yang bisa Bunda lakukan untuk mengatasi Si Kecil yang sulit makan adalah dengan menyajikan nasi dalam porsi sedikit. Terkadang, porsi yang disajikan untuk Si Kecil mungkin saja terlalu banyak sehingga masih ada banyak sisa makanan meskipun Si Kecil sudah kekenyangan. Penolakan makan ini bisa juga disalahartikan sebagai tanda bahwa Si Kecil tidak mau makan nasi.

Lalu menyajikan dalam porsi kecil ini juga bisa diterapkan pada anak yang memang Bunda tahu tidak mau makan nasi. Dengan melihat porsi yang tidak begitu banyak, mungkin anak tidak akan terlalu merasa terintimidasi dan paling tidak akan mencoba memakan makanan yang sudah disiapkan meskipun ia sedang dalam tahap tidak ingin makan nasi.

4. Makan Bersama-sama

Dengan makan bersama Bunda atau anggota keluarga lainnya, Si Kecil akan lebih mudah mencontoh kebiasaan orang tuanya saat makan. Saat melihat seluruh anggota keluarga turut makan bersama, Si Kecil akan lebih semangat menghabiskan makanannya dan bisa mencontoh dengan melihat kebiasaan seluruh anggota keluarga yang menyantap makanan pada saat jam makan.

Sajikan makanan yang semua anggota keluarga suka, sehingga anak juga akan nafsu makan. Misalnya, makaroni panggang dengan potongan jamur yang menggugah selera. Yuk, coba resep karbohidrat selain nasi berikut ini: Resep Makaroni Panggang Soya.

5. Memberi Contoh

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) kebiasaan Bunda dan Ayah akan memiliki pengaruh terhadap kebiasaan Si Kecil. Misalnya saja ketika orangtua enggan makan sayur atau tidak pernah menghabiskan makanan, maka hal ini bisa dengan mudah dipelajari serta ditiru oleh Si Kecil. Maka dari itu, perhatikan apa Bunda memiliki kebiasaan memilih-milih makanan, jika iya, bisa jadi Si Kecil mencontoh kebiasaan tersebut.

6. Jangan Memberikan Susu Berlebih

Baik ASI maupun susu formula memang baik untuk memenuhi kebutuhan gizi Si Kecil. Akan tetapi perlu diperhatikan juga berapa banyak yang harus Bunda berikan kepada Si Kecil, pasalnya bila terlalu banyak mengonsumsi susu formula atau ASI malahan bisa membuat anak merasa kenyang lebih cepat dan malah tidak mau makan nasi ketika pada jam makan.

Melansir dari laman IDAI, pemberian susu disarankan untuk diberikan dengan jarak antar makan sekitar tiga jam sekali. Hal ini bertujuan untuk menimbulkan siklus lapar dan kenyang sehingga Si Kecil tetap akan makan berat ketika waktunya.

7. Jangan Memaksa

Salah satu hal yang tersulit ketika Si Kecil kerap kali menolak untuk makan makanan tertentu adalah mencoba sabar dalam membujuk Si Kecil. Meskipun tidak mudah, namun tetaplah berikan Si Kecil pengertian secara baik-baik mengapa ia harus makan nasi dan jangan memaksanya bila memang ia tetap tidak mau makan. Bila terlalu memaksa, maka Si Kecil bisa merasa tertekan dan stress tatkala harus memakan nasi.

Biarkan dorongan untuk makan nasi datang dengan sendirinya. Bila Si Kecil menunjukan tanda tidak mau memakan nasi dengan cara menangis, mengatup mulut, ataupun memalingkan kepala, Bunda bisa menunggu sejenak selama 10-15 menit sebelum menawarkannya kembali kepada Si Kecil tanpa memaksanya. Bila tetap tidak berhasil, akhiri proses makan. Tapi, bila berhasil biarkan Si Kecil menentukan jumlah nasi yang ingin ia makan.

Tentu saja tidak mudah mengatasi Si Kecil yang sedang mengalami tahap picky eater, namun dengan kesabaran ekstra, niscaya Si Kecil akan segera melewati tahapan tersebut dan kembali semangat memakan makanan yang Bunda sajikan. Namun selama periode memilih-milih makanan ini, pastikan Bunda tetap memenuhi kebutuhan nutrisinya dengan makanan alternatif lain yang disukai Si Kecil, terutama bila Si Kecil memiliki riwayat alergi.

Pastikan untuk selalu memperhatikan kecukupan gizinya dengan makanan yang tidak akan menimbulkan reaksi alergi. Salah satu alternatif nutrisi yang bisa Bunda berikan adalah Morinaga Soya Chil Kid MoriCare Triple Bifidus yang terbuat dari isolat protein kedelai sehingga akan sangat cocok diminum Si Kecil yang memiliki alergi susu sapi atau mengalami intoleransi laktosa.

Tak ketinggalan, gabungan tiga bakteri baik yang tergabung dalam triple bifidus untuk menjaga saluran cerna. Sistem pencernaan yang sehat akan meningkatkan sistem imun tubuh sehingga Si Kecil bisa terlindungi dari berbagai macam penyebab penyakit. Ada pula prebiotik FOS yang akan meningkatkan jumlah bakteri baik di usus.

Dukung juga kecerdasan multitalenta Si Kecil dengan kandungan AA & DHA yang amat penting untuk struktur dan perkembangan otak. Selain itu, kandungan kalsium, 14 vitamin, serta 9 mineral di dalamnya akan membantu mencukupi kebutuhan nutrisi harian Si Kecil untuk tumbuh kembang yang optimal. Cari tahu lebih banyak tentang Morinaga Chil Kid disini, yuk: Morinaga Soya Chil Kid MoriCare Triple Bifidus.

Seperti itu ya Bunda cara yang bisa Bunda lakukan untuk memberikan gizi terbaik bagi Si Kecil meskipun Si Kecil enggan makan nasi. Jangan lupa untuk kreasikan nasi menjadi varian lain yang lebih menarik supaya Si Kecil juga tidak mudah bosan. Selamat mencoba tips dan trik di atas, ya Bunda.

Referensi:

  • Practo. 2 yr old toddler not eating rice. Diakses pada tanggal 18 Desember 2023. https://www.practo.com/consult/2-yr-old-toddler-not-eating-rice-my-2-yr-old-son-eats-snacks-and-fruit-but-not-at-all-interested-in-eating-rice-please/q

  • Healthline. What Can You Do If Your Child Refuses to Eat Anything?. Diakses pada tanggal 18 Desember 2023. https://www.healthline.com/health/parenting/child-refuses-to-eat-anything

  • Your Kids Table. 5 Reasons Kids Refuse to Eat. Diakses pada tanggal 18 Desember 2023. https://yourkidstable.com/5-reasons-kids-refuse-to-eat/





medical record

Berapa Besar Risiko Alergi Si Kecil?



Cari Tahu