Beranda Artikel 0-12 Bulan Frekuensi BAB Bayi Berubah Setelah MPASI, Normal Nggak Sih?

Frekuensi BAB Bayi Berubah Setelah MPASI, Normal Nggak Sih?

2022/11/07 - 05:29:51pm     oleh Morinaga Soya
Frekuensi BAB Bayi Berubah Setelah MPASI

Mengamati tumbuh kembang Si Kecil akan selalu menjadi pengalaman yang menakjubkan dan menyenangkan bagi Bunda. Apalagi saat Si Kecil sudah mulai bisa mengkonsumsi makanan padat (MPASI). MPASI sendiri merupakan salah satu transisi pergantian makanan dari yang sebelumnya hanya mengkonsumsi ASI kini bisa mengonsumsi makanan padat. Dengan Si Kecil yang sudah memulai MPASI, situasi ini tentu bisa merubah pola pup pada bayi.

Sekedar informasi, sebelum menginjak usia 6 bulan, kebutuhan nutrisi Si Kecil bisa dipenuhi Bunda dengan hanya memberikan ASI eksklusif saja. Namun sesudahnya, karena Si Kecil terus aktif dan bertumbuh, memasuki usia 6 bulan, Si Kecil perlu diberikan makanan pendamping ASI (MPASI) agar kebutuhan gizi dan nutrisinya selalu terpenuhi.

Karena sebelumnya hanya mengkonsumsi cairan, ketika mulai beralih ke MPASI, tentu saja perubahan ini bisa berpengaruh kepada saluran cerna Si Kecil. Baik tekstur, bau, warna, serta frekuensi pup bayi yang memulai MPASI kemungkinan akan berbeda dibanding biasa. Ketika terjadi, jangan langsung panik dan kaget ya Bunda, karena hal ini memang lumrah terjadi. Lantas bagaimanakah BAB normal pada bayi MPASI seharusnya?

Perubahan pada BAB Si Kecil saat MPASI

Saat memperkenalkan MPASI pertama kali, tentu saja frekuensi dan konsistensi BAB Si Kecil akan mengalami perubahan, dan ini adalah hal yang cukup normal. Melansir dari parents.com, ahli gastroenterologi anak menyatakan bahwa Si Kecil yang sudah mengkonsumsi MPASI mungkin akan lebih jarang BAB serta konsistensi feses Si Kecil juga akan lebih padat.

Hal tersebut terjadi karena lantaran beberapa makanan mungkin tidak akan tercerna akibat Si Kecil yang belum bisa mengunyah dengan baik namun cenderung memproses makanannya dengan cepat di saluran cerna. Sehingga, tak jarang Si Kecil juga bisa mengalami konstipasi atau sembelit. Adapun beberapa perubahan lainnya adalah seperti berikut

1. BAB Bayi MPASI Lebih Bau

Karena sebelumnya makanan Si Kecil hanyalah ASI eksklusif dan susu formula maka adalah hal wajar bila pup bayi tidak memiliki bau yang terlalu menyengat. Tapi lain halnya saat ia mulai mengonsumsi makanan padat. Kandungan yang berbeda-beda dalam makanan bisa mempengaruhi bau feses Si Kecil sehingga bau pup bayi saat MPASI pasti memiliki bau yang lebih kuat bisa tergantung apa yang dikonsumsinya.

2. BAB Bayi MPASI lebih Berwarna

Si Kecil yang masih mengkonsumsi ASI mungkin memiliki warna feses yang cenderung kuning kecoklatan. Tapi usai diperkenalkan dengan makanan padat, pup bayi akan mengalami perubahan warna tergantung makanan yang diberikan saat MPASI. Misalnya, ketika Bunda mempersiapkan makanan yang banyak memiliki unsur warna hijau seperti bayam, tentu hal ini bisa membuat pup bayi menjadi berwarna hijau. Atau jika Bunda memberikan puree wortel, warna pup bayi bisa cenderung memiliki warna oren.

Mengapa warnanya bisa berubah begini daripada ketika Si Kecil masih menyusu? Yuk, lihat alasan perubahannya di sini: Warna dan Frekuensi BAB Bayi 6 Bulan

Jadi ketika melihat perubahan warna pup pada bayi MPASI, jangan langsung kaget ya Bunda, coba ingat-ingat lagi apa saja yang sudah Si Kecil makan, mungkin hal tersebut lah penyebabnya. Seiring berjalannya waktu, sistem pencernaan Si Kecil akan mulai kuat dan warna fesesnya akan berubah menjadi warna normal, yakni kuning atau kecoklatan terlepas dari apa yang ia konsumsi.

3. BAB Bayi MPASI Bertekstur Padat

Ketika memasuki masa MPASI, kotoran Si Kecil akan memiliki feses yang memiliki konsistensi lebih padat dan lebih berbentuk seiring berjalannya waktu. Hal ini bisa menjadi pertanda bahwa sistem pencernaan Si Kecil semakin menguat loh Bunda. Tapi perhatikan juga ya frekuensi BAB Si Kecil dan apakah Si Kecil terlihat kesakitan saat BAB atau tidak. Bila Si Kecil terlihat rewel dan tidak nyaman, bisa jadi ini malah pertanda Si Kecil mengalami sembelit.

Umumnya, bayi-bayi yang makan MPASI akan mengeluarkan feses yang lebih padat daripada bayi yang minum ASI saja, tetapi fesesnya masih lembek. Bunda perlu mengamati tekstur feses Si Kecil jika dia nampak kesakitan ketika BAB. Kesakitan ini merupakan gejala bahwa sistem pencernaannya sedang terganggu.

Apalagi jika tekstur fesesnya nampak lebih keras, dan dia menjadi lebih jarang BAB. Kemungkinan besar, Bunda perlu mengonsultasikannya kepada dokter. Lihat sini yuk, Bunda, untuk tahu gejala-gejala gangguan pada Si Kecil yang jarang BAB: Pahami Frekuensi BAB Bayi Pasca MPASI 6 Bulan

4. BAB Bayi Terlihat Seperti Makanan yang Tidak Dicerna

Akan ada kalanya ketika Bunda menemukan feses berbentuk makanan yang tidak dicerna saat Si Kecil BAB. hal ini lumrah terjadi dan menjadi pertanda bahwa sistem pencernaan Si Kecil mulai beradaptasi untuk menangani makanan padat.

5. Sembelit

Perlu Bunda ketahui bahwa saat mulai diperkenalkan dengan bentuk nutrisi baru, kemungkinan Si Kecil mengalami sembelit bisa meningkat. Ini terjadi karena Si Kecil mulai beralih mengkonsumsi makanan padat dari yang sebelumnya hanya mengkonsumsi ASI.

Saluran cerna Si Kecil yang memang belum sempurna betul pasti perlu beradaptasi dengan adanya perubahan ini. Beberapa makanan yang baru anak coba juga dapat memicu sembelit, Bun. Misalnya, pisang, olahan kentang, hingga produk susu. Yuk, simak selengkapnya di sini: Makanan Penyebab Sembelit pada Bayi dan Cara Mengatasinya.

Berikut merupakan pertanda bahwa Si Kecil mengalami sembelit dan perlu ditangani segera.

1. Frekuensi BAB Si Kecil berkurang dari yang sehari bisa mencapai 3 kali, malah menjadi sehari sekali atau bahkan hanya sekali dalam lebih dari 2 hari.

2. Si Kecil mengejan atau mendorong lebih keras daripada biasanya

3. Tampak tidak nyaman ketika sedang buang air besar

4. Kotoran terlihat keras serta kering

Selama Si Kecil tetap aktif dan tidak menunjukan tanda-tanda tidak nyaman, maka Bunda tak perlu panik. Bila sembelit berlangsung lama dan Si Kecil mulai tidak nafsu makan dan makin rewel, segeralah periksakan Si Kecil ke dokter untuk penanganan yang lebih intensif.

Cara Mengatasi Sembelit pada Bayi MPASI

Salah satu upaya yang bisa Bunda lakukan guna mencegah konstipasi adalah dengan memberikan Si Kecil makanan kaya serat dan mengandung banyak air. Hindari dulu memberikan Si Kecil terlalu banyak makanan seperti nasi atau roti karena bisa membuatnya mengalami susah BAB.

Frekuensi buang air besar pada bayi biasanya berkisar antara rata-rata 2 hingga 3 kali per hari. Namun, usai diperkenalkan dengan MPASI, biasanya Si Kecil akan mengalami kesulitan buang air besar atau kotorannya berubah menjadi lebih keras dan padat. Perubahan ini memang normal, dan tidak perlu dikhawatirkan, tapi pastikan juga nafsu makan Si Kecil tetap normal dan tidak berkurang dan lihat apakah Si Kecil terlihat nyaman atau tidak.

Sebelum membawanya ke dokter, ada beberapa cara yang bisa Bunda lakukan guna mengatasi sembelit ini. Cobalah berikan perasan buah apel, plum, atau pir di MPASI. Sari buah ini disinyalir mampu mengencerkan kotoran Si Kecil sehingga lebih mudah dikeluarkan. Pastikan juga Si Kecil mendapatkan cukup asupan cairan ya Bunda, baik dari ASI, susu formula, ataupun air putih yang disesuaikan dengan usia Si Kecil.

Cara Mencegah Sembelit pada Bayi MPASI

Pastikan Si Kecil Cukup Cairan

Saat Si Kecil mulai makan makanan padat, penting untuk memastikan kebutuhan cairannya terpenuhi. Agar feses tetap lembut dan lebih mudah untuk dikeluarkan. Saat memulai MPASI, usahakan tetap mempertahakan jumlah asupan ASI. Jika ingin memberikannya air, sebaikan konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu.

Bunda juga harus memperhatikan tahapan tekstur MPASI sesuai usianya. Bila Si Kecil mengonsumsi makanan yang teksturnya terlalu padat, ini dapat meningkatkan risiko anak kesulitan mencerna makanan sehingga ada perubahan pencernaan. Bunda dapat mempelajari tentang tahapan MPASI di sini: Tahapan Tekstur MPASI untuk Bayi Usia 6-12 Bulan.

Berikan Serat dalam Menu Hariannya

Saat Si Kecil mulai diperkenalkan pada makanan padat, kenalkan menu makanan yang tinggi akan serat untuk memudahkannya buang air besar dan mencegah sembelit. Seperti biji-bijian. buah-buahan, dan sayuran. Selain serat, pastikan variasi menu yang disajikan seimbang agar kebutuhan nutrisinya terpenuhi.

Ajak untuk Beraktivitas Fisik

Aktivitas fisik secara teratur dapat menjaga kesehatan pencernaan, memudahkan buang air besar, dan mencegah sembelit. Beri Si Kecil waktu yang cukup untuk bermain, beraktivitas, atau menggerakan kakinya seperti sedang bersepeda.

Selain memperhatikan apa yang harus dikonsumsi secara seimbang oleh Si Kecil, Bunda juga perlu memperhatikan apa yang Bunda makan, apalagi bila Bunda menyusui Si Kecil. Karena, apapun yang Bunda makan akan turut dikonsumsi oleh Si Kecil melalui ASI yang diminum. Bila tubuh Si Kecil menolak makanan tersebut, maka bisa jadi Si Kecil akan mengalami sembelit. Oleh sebab itulah, Bunda disarankan untuk menjaga gaya hidup sehat dan terus mengkonsumsi makanan sehat selama memberikan ASI eksklusif.

Lalu, karena Si Kecil mulai diperkenalkan dengan berbagai jenis makanan, pastikan Bunda juga mengecek apakah ada tanda alergi usai mengkonsumsi jenis makanan tertentu. Bila Bunda tidak yakin, Bunda bisa memeriksakan seberapa besar resiko Si Kecil mengalami alergi secara gratis di Cek Alergi. Jika sudah mengetahui seberapa besar resikonya, akan lebih mudah bagi Bunda untuk menentukan langkah pencegahan selanjutnya.





medical record

Berapa Besar Risiko Alergi Si Kecil?



Cari Tahu