Beranda Artikel 0-12 Bulan Penyebab Bayi Sering BAB dan Frekuensi Normalnya

Penyebab Bayi Sering BAB dan Frekuensi Normalnya

2023/10/28 - 04:49:47pm     oleh Morinaga Soya
Penyebab bayi sering BAB

Bunda pasti kaget dan bingung ketika Si Kecil menjadi sering BAB dengan jumlah yang sedikit-sedikit, apakah ini hal yang normal atau justru merupakan pertanda adanya masalah pencernaan pada Si Kecil. Untuk menjawab pertanyaan ini, yuk kenali penyebab dan frekuensi BAB normal bayi sesuai tahapan perkembangannya.

Penyebab Bayi Sering BAB Sedikit-Sedikit

Bayi yang sering buang air besar (BAB) merupakan hal yang normal dan tidak perlu dikhawatirkan berlebihan, karena sebagian besar waktu bayi dihabiskan oleh tidur dan menyusu. Bahkan, tidak jarang juga Si Kecil bisa BAB ketika sedang disusui oleh Bunda, kemudian BAB lagi ketika sudah selesai menyusu.

Bayi baru lahir yang diberikan ASI eksklusif bisa mengalami BAB hingga 10 kali dalam sehari. Namun, bisa saja bayi baru lahir mengalami BAB hanya 2-3 hari sekali. Frekuensi BAB Si Kecil akan berkurang ketika usianya berkisar 6 minggu atau 1,5 bulan.

Selain dari frekuensi BAB, perhatikan pula konsistensi tinjanya. Si Kecil yang diberikan ASI akan memiliki tinja lebih encer, dibandingkan feses bayi yang minum susu formula.

Jika Si Kecil terlihat nyaman, keinginan menyusu tetap kuat, dan berat badannya pun bertambah secara sehat, maka Bunda tidak perlu khawatir mengenai frekuensi BAB si Kecil.

Sebaliknya, jika Si Kecil terlihat tidak nyaman, rewel, feses terlihat keras, berlendir, atau bahkan berdarah. Makan kondisi tersebut dapat diakibatkan oleh beberapa hal, seperti:

  • Perubahan pola makan
  • Penyesuaian dengan kapasitas lambung bayi
  • Infeksi virus atau bakteri pada pencernaan
  • Intoleransi laktosa
  • Sembelit
  • Refleks gastrokolik
  • Sistem pencernaan masih berkembang

Jika kondisi di atas terjadi pada Si Kecil, maka sebaiknya Bunda segera berkonsultasi pada dokter.

Frekuensi BAB Bayi

Frekuensi buang air besar pada bayi tidak akan selalu sama bisa sering atau bahkan bisa jarang, dan penyebabnya bergantung dari banyak hal, mulai dari usianya, kondisi kesehatan, dan apakah bayi diberi ASI eksklusif atau diberikan susu formula. Berikut perbedaannya:

Bayi Baru Lahir

Melansir dari laman Healthline, di 4 hari pertama kehidupannya, bayi baru lahir akan mengeluarkan feses pertamanya atau disebut dengan mekonium, yaitu feses berwarna hijau gelap dengan tekstur cukup lengket.

Mekonium berwarna gelap ini dipengaruhi karena adanya campuran cairan ketuban, sel darah merah, bilirubin, lendir, dan juga sel kulit mati. Akan tetapi, seiring pemberian ASI eksklusif kepada Si Kecil, maka kondisi feses akan berubah.

Mengutip dari halaman resmi University of Michigan Health, bayi baru lahir ini seringnya akan BAB sebanyak 5-10 kali per hari selama setidaknya hingga 6 minggu pertama hidupnya. Seiring dengan pertambahan umur, maka frekuensi BAB bayi juga akan makin menjadi berkurang. Jika Bunda ingin mengetahui lebih lanjut tentang frekuensi bayi yang baru lahir, baca artikel berikut yuk: Frekuensi BAB Normal Bayi Usia 0-1 Bulan

Bayi ASI Eksklusif

Frekuensi BAB bayi eksklusif berusia 0-3 bulan umumnya 4-10 kali sehari. Kondisi ini merupakan hal yang normal dan bukan pertanda Si Kecil mengalami diare. Namun, terkadang frekuensi ini bisa menurun hingga 2-3 kali sehari. Penurunan frekuensi BAB Si Kecil juga merupakan hal yang normal. Ini bisa terjadi karena karena kandungan ASI sangat mudah terserap oleh tubuh sehingga ekses atau sisa yang dikeluarkan tubuh lewat feses menjadi sangat sedikit.

Selain itu, penting juga untuk mengenali tekstur feses Si Kecil. Jika fesesnya cair, ini menunjukkan ASI terserap sempurna. Warna feses juga mulai berubah dibanding ketika baru lahir, yaitu dari warna gelap berubah menjadi hijau kekuningan.

Bunda juga dapat mengetahui kesehatan anak dari fesesnya. Yuk, simak informasi selengkapnya di sini: Cara Deteksi Kesehatan Si Kecil Lewat Feses.

Bayi Susu Formula

Dibandingkan dengan bayi ASI, frekuensi BAB bayi susu formula umumnya lebih sedikit, yaitu 1-4 kali sehari. Sedangkan untuk konsistensi fesesnya terlihat lebih padat dan lengket. Dari konsistensi ini, Bunda bisa mengenali kondisi kesehatan Si Kecil. Misalnya jika fesesnya keras dan kering, umumnya ini pertanda sembelit. Untuk memastikan kondisi ini, amati pula apakah Si Kecil tampak lebih rewel dan sering kesakitan saat BAB.

Seiring bertambahnya usia, frekuensi BAB bayi susu formula akan menurun hingga 1-2 kali sehari dan ini merupakan hal yang normal. Perubahan ini biasanya terlihat ketika Si Kecil berusia 1 bulan.

Bayi MPASI

Di fase MPASI ini frekuensi BAB bayi mulai bervariasi, tetapi umumnya sekitar 1-2 kali sehari atau bahkan 1 kali dalam 2 hari. Penyebab perubahan frekuensi ini adalah karena peralihan makanan dari yang hanya mengonsumsi cairan ke makanan padat sehingga mempengaruhi sistem pencernaan Si Kecil.

Bayi MPASI akan memiliki tekstur feses lebih padat dan tak jarang Bunda akan menemukan makanan yang tak tercerna sempurna. Saat MPASI, bayi juga akan lebih cenderung mengalami sembelit atau sulit BAB. Oleh karena itu, Bunda perlu memilah menu Si Kecil dan menyeimbangkan antara asupan serat dan kecukupan cairan supaya pencernaan Si Kecil tetap terjaga kesehatannya.

Oleh karena itu, agar pemberian MPASI ini tepat, Bunda perlu memahami dulu tahapan MPASI yang benar. Sebab ini berkaitan dengan asupan dan tekstur makanan. Untuk informasi selengkapnya, baca di sini ya Bun: Tahapan dan tips memberikan MPASI.

Warna BAB Bayi

Mengetahui warna feses bayi sangatlah penting karena hal ini berkaitan dengan kondisi kesehatannya. Berikut beberapa warna feses bayi yang sering ditemui.

  • Merah: Jika Bunda mengonsumsi makanan yang mengandung pewarna makanan dan beberapa jenis obat-obatan tertentu, ini bisa membuat feses Si Kecil berwarna merah. Namun, warna merah juga bisa menjadi indikasi bahwa di dalam feses terdapat darah dan ini bisa disebabkan karena terjadinya sembelit.
  • Kuning: Merupakan warna feses yang normal pada Bayi ASI. Sedangkan untuk Si Kecil yang diberi susu formula umumnya memiliki feses berwarna kuning pucat.
  • Hijau: Feses berwarna hijau gelap dan sangat lengket ini disebut dengan mekonium atau feses pertama bayi. Kondisi warna feses ini termasuk normal sehingga tidak perlu dikhawatirkan.
  • Hitam: Feses Si Kecil berwarna hitam mengindikasikan adanya perdarahan internal dan kondisi ini perlu mendapat penanganan medis segera.
  • Putih: Warna feses ini menunjukkan adanya masalah kesehatan, seperti gangguan liver yang menyebabkan tubuh tidak bisa memecah dan mencerna makanan dengan sempurna. Jika melihat feses seperti ini, segera bawa Si Kecil ke dokter.

Dari warna feses ini, Bunda dapat mengetahui kapan kondisi Si Kecil dikatakan normal dan kapan harus mendapat perawatan dokter sehingga ketika terjadi masalah, Bunda dapat memberikan penanganan dengan tepat dan cepat.

Apakah Bayi Sering BAB Tanda Diare?

Selama frekuensi BAB yang terjadi masih dalam batasan yang normal, sering BAB bukanlah pertanda Si Kecil mengalami diare. Si Kecil dikatakan diare ketika menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut:

  • Feses berair dan berlendir
  • Bau feses sangat menyengat
  • Frekuensi BAB lebih banyak dari biasanya
  • Bayi tampak lemas, pucat, dan bibir kering

Saat Si Kecil menunjukkan gejala di atas, jaga asupan cairan agar tetap terhidrasi dengan memberikan ASI maupun susu formula. Selain itu, perhatikan juga warna dan tekstur feses Si Kecil karena ketika mengalami diare akan ada perubahan yang terlihat.

Tanda-Tanda pada BAB yang Perlu Diwaspadai

Baik frekuensi maupun konsentrasi feses Si Kecil akan cenderung dinamis seiring dengan pertambahan usia juga kebiasaan makan mereka. Namun, ada beberapa hal yang bisa Bunda waspadai sebagai salah satu pertanda Si Kecil mungkin saja mengalami hal yang lebih serius. Bunda perlu mewaspadai gejala seperti berikut:

  • BAB lebih banyak dari biasa, dan feses banyak mengandung lendir ataupun mencret
  • Feses Si Kecil berwarna kehitaman, merah marun atau terdapat bercak darah, berwarna cerah atau putih
  • Bayi terlihat lemas dan menolak makan ataupun minum
  • Tidak aktif seperti biasa
  • Bibir tampak kering dan pucat
  • Menangis tanpa mengeluarkan air mata. Hal ini bisa menjadi pertanda Si Kecil mengalami dehidrasi
  • Terlihat tidak nyaman dan lebih rewel dari biasa

Apabila Bunda melihat Si Kecil sedikitnya menunjukan ciri di atas, maka jangan ragu ataupun menunda membawa Si Kecil dengan segera ke rumah sakit terdekat untuk ditangani dengan dengan tepat.

Pada dasarnya, frekuensi BAB bayi baik sering maupun tidak terkadang sulit untuk diprediksi dan tergantung dari masing-masing bayi. Paling penting, selama perut Si Kecil tidak keras, ia terlihat senang, merespon terhadap interaksi yang dilakukan oleh Bunda, tidak tampak kesakitan, ataupun rewel terus menerus, maka mungkin memang tak ada yang perlu Bunda khawatirkan. Apalagi bila berat badan Si Kecil juga kerap bertambah. Semoga tips di atas membantu ya, Bunda.

Namun jika berat badan Si Kecil terus menurun, Bunda bisa mempelajari bagaimana langkah untuk menaikkannya dengan aman di artikel berikut: Cara Aman Menaikkan Berat Badan Bayi ASI.

Referensi:

  • IDAI. Tinja Bayi: Normal atau Tidak?
    https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/tinja-bayi-normal-atau-tidak-bagian-1 (Diakses pada 21 Maret 2024)

  • Baby Center. Is it normal that my newborn poops after every feeding?
    https://www.babycenter.com/baby/diapering/is-it-normal-for-my-baby-to-poop-after-every-feeding_3652446 (Diakses pada 21 Maret 2024)





medical record

Berapa Besar Risiko Alergi Si Kecil?



Cari Tahu