Bayi yang susah BAB alias sembelit merupakan hal yang normal dialami Si Kecil bahkan ketika ia hanya mengonsumsi air susu ibu (ASI). Mengapa demikian? Kondisi ini terjadi karena komposisi ASI yang masuk ke dalam tubuh akan dibagi. Tubuh bayi akan memanfaatkan kandungan dari ASI untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Sisa dari pembagian itu akan dikeluarkan oleh sistem tubuh melalui kotoran.
Karena hampir semua zat dalam ASI digunakan, jumlah kotoran yang keluar dalam bentuk feses atau BAB akan cenderung sedikit. Itulah yang menjadi alasan bayi jarang atau susah BAB. Selain itu, frekuensi BAB pada bayi yang diberi ASI eksklusif biasanya akan berbeda dengan bayi yang diberi susu formula. Bila Si Kecil mengkonsumsi susu formula maka ia akan cenderung memiliki frekuensi BAB lebih sering.
Sebagai acuan, bayi usia 0-3 bulan rata-rata BAB tiga sampai empat kali sehari. Namun usai diberi MPASI, bisa berkurang menjadi 1 kali sehari.
Bukan hanya frekuensi BAB yang lebih sering, namun ketika diberi makanan pendamping ASI, bentuk feses bayi akan berubah lagi.
Selain itu, warna fesesnya juga berubah lho, Bunda. Ayo cari tahu mengapa warnanya berubah pada halaman ini: Warna dan Frekuensi BAB Bayi 6 Bulan
Selain itu, cukup normal bila bayi menjadi susah BAB setelah memasuki fase MPASI lantaran Bunda mulai memperkenalkan Si Kecil dengan makanan padat sementara sistem pencernaanya belum sempurna betul.
Ciri Bayi Susah BAB
Frekuensi dan pola BAB pada bayi sering dijadikan salah satu indikator kesehatan bagi Si Kecil. Maka penting bagi Bunda untuk memantau dan memperhatikan perubahan pola pada kebiasaan BAB Si Kecil.
Pertama-tama, Bunda perlu tahu dulu lho, Bun, bahwa wajar jika Si Kecil BAB hanya sekali dalam 1-2 hari. Oleh karena itu, jika BAB-nya hanya keluar 1-2 hari sekali, belum dikatakan sembelit ya, Bunda.
Tentu jangan dibandingkan dengan seringnya Si Kecil BAB ketika baru lahir ya, Bun. Karena pada waktu baru lahir, pencernaan Si Kecil masih menyesuaikan diri dengan situasi baru, sehingga mungkin BAB-nya akan lebih sering.
Yuk, lihat lagi berapa frekuensi BAB pada Si Kecil yang belum mendapat MPASI di sini: Frekuensi BAB Normal Bayi Usia 0-1 Bulan. Kecuali kalau ternyata Si Kecil tidak BAB sama sekali dalam seminggu, baru Bunda boleh curiga bahwa dia mengalami sembelit.
Nah, selain frekuensinya, Bunda juga perlu memperhatikan tekstur, bentuk, maupun warna feses Si Kecil untuk dapat mendeteksi bila ada kondisi medis yang perlu penanganan segera.
Walau sembelit tergolong hal normal yang terjadi pada bayi tetapi Bunda tidak boleh menganggap sepele bila ini terjadi. Apalagi bila bayi susah BAB dalam waktu lama, ini bisa mempengaruhi kondisi kesehatannya hingga tumbuh kembangnya. Ada beberapa gejala yang bisa Bunda waspadai bila terjadi, karena mungkin saja Si Kecil tengah mengalami sembelit. Berikut adalah ciri-ciri sembelit pada bayi yang perlu Bunda ketahui.
- Jarang buang air besar, frekuensinya hanya dua kali dalam satu minggu.
- Tampak kesulitan, kesakitan, atau tidak nyaman ketika BAB.
- Tinja sulit keluar karena feses keras dan kering.
- Perut bayi menjadi lebih keras saat disentuh.
- Menolak untuk menyusu atau menjadi tidak nafsu makan
Selain ciri-ciri di atas, bayi yang sedang mengalami sembelit atau susah BAB juga akan cenderung lebih rewel dan menangis sambil mengangkat kakinya. Kadang-kadang, jika Bunda memeriksa lebih teliti, Bunda akan menemukan dubur Si Kecil merah ketika sedang kesulitan BAB. Mari, Bunda, lihat sebentar tentang seperti apa dubur yang merah ini di sini: Dubur Bayi Merah, Bagaimana Mengatasinya?
Kemudian pada kasus yang parah, akan terdapat bercak darah di popok. Ini terjadi karena robeknya dinding usus Si Kecil akibat tinja yang keras.
Bila bayi memiliki gejala sembelit yang disertai muntah, demam, berat badan turun, darah pada tinja, benjolan atau bahkan sobekan kecil di anus, maka segeralah periksakan ke dokter.
Penyebab Bayi Susah BAB
Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan bayi susah untuk BAB. Mulai dari perubahan menu, alergi susu atau makanan tertentu, hingga makan dan konsumsi vitamin yang mengandung zat besi bisa menjadi penyebab bayi kesulitan buang air besar. Beberapa hal yang menjadi faktor Si Kecil menjadi sembelit antara lain
1. Susu Formula
Bayi yang mengkonsumsi susu formula akan lebih rentan mengalami konstipasi dibanding dengan bayi yang diberikan ASI eksklusif. Hal ini berkaitan dengan kandungan protein yang terdapat dalam susu formula. Jika Si Kecil mengalami sembelit cobalah konsultasikan ke dokter untuk mengetahui lebih jelas mengapa hal tersebut terjadi.
2. Makanan Padat
Ketika Si Kecil mulai beralih mengkonsumsi makanan padat, hal ini akan membuat sistem pencernaannya menjadi kaget dan harus beradaptasi dengan kebiasaan baru ini. Masa peralihan dari makanan cair ke padat memang rentan menimbulkan konstipasi. Wajar saja karena Si Kecil sebelumnya terbiasa diberikan makanan cair. Untuk meminimalisasikan resiko konstipasi, Bunda harus memberikan makanan kaya serat kepada Si Kecil. Selain itu, penting juga bagi Bunda untuk mengetahui makanan apa saja yang dapat menyebabkan sembelit pada Si Kecil. Cek selengkapnya di sini ya Bun: Makanan yang Menyebabkan Sembelit pada Bayi
3. Dehidrasi
Si Kecil mendapat asupan cairan melalui makanan dan minuman yang ia konsumsi, termasuk ASI. Tapi ada beberapa kondisi tertentu seperti tumbuh gigi, sariawan, atau demam yang bisa menyebabkan ia menjadi enggan minum susu. Tentu saja ketika kekurangan cairan, Si Kecil akan mengalami dehidrasi. Hal ini bisa membuat feses menjadi keras dan sulit untuk dikeluarkan.
4. Kondisi Medis Tertentu
Meski kemungkinannya kecil terjadi, beberapa penyakit bisa menyebabkan bayi mengalami susah BAB. Beberapa kondisi seperti hipotiroid dan gangguan sistem pencernaan dari lahir bisa membuatnya sembelit.
Pada banyak kasus sembelit yang baru terjadi setelah bayi berumur 6 bulan, ternyata sembelit terjadi oleh karena alergi makanan. Contoh makanan penyebab alergi ini dapat berupa kedelai atau susu sapi.
Nah, jika sembelit ini memang dikarenakan alergi susu sapi, Bunda perlu memberikan sumber gizi pengganti yang tidak berasal dari susu sapi. Yuk, Bunda, lihat di sini untuk mengetahui bagaimana menyiapkan menu MPASI untuk Si Kecil yang alergi susu sapi: Menyiapkan Menu MPASI untuk Bayi Alergi Susu Sapi
Cara Mengatasi Bayi Susah BAB
Jangan panik ketika bayi yang susah BAB. Ada beberapa langkah yang bisa Bunda lakukan untuk memberikan pertolongan pertama pada Si Kecil, seperti berikut ini:
1. Mengajaknya Untuk Aktif
Agar tinja terdorong oleh susu, ajak anak untuk bergerak lebih aktif. Jika bayi sudah bisa merangkak, Bunda bisa membuatnya merangkak lebih sering untuk mendorong tinja agar lebih mudah keluar. Jika belum bisa merangkak, maka Bunda bisa menggerakkan kaki bayi dengan gerakan mengayuh sepeda.
2. Memijat Perut
Bunda bisa mencoba memijat bagian perut bayi dengan lembut. Pusatkan pijatan di area sekitar pusar, tepatnya tiga jari dari pusar. Pijat lembut dengan arah memutar dari tengah ke luar. Pastikan Si Kecil rileks dan tidak merasa kesakitan yah, Bunda.
3. Mengganti Susu Formula
Bila Si Kecil memiliki alergi terhadap susu formula, maka Bunda disarankan untuk mengganti susu formula dengan alternatif lain seperti susu soya. Atau misalnya Si Kecil memiliki alergi terhadap kandungan susu formula tertentu, maka dokter akan menyarankan untuk mengganti merk susu formula bila bayi susah BAB. Oleh karena itu, Bunda harus lebih teliti memeriksa kandungan dalam susu formula untuk disesuaikan dengan kebutuhan Si Kecil.
4. Kombinasi makanan
Bila sudah saatnya bayi mendapatkan makanan padat, jangan langsung memberikan makanan yang berat seperti nasi. Pilih makanan kaya serat dan berikan porsi yang tidak terlalu banyak. Untuk hasil optimal, Bunda bisa mencoba memijat perut Si Kecil terlebih dahulu sebelum diberikan makanan.
Pilih makanan yang mengandung banyak karbohidrat ya, Bunda. Supaya Si Kecil tetap mendapatkan banyak kalori untuk aktivitasnya. Makanan-makanan yang berisi karbohidrat ini dapat berupa bubur ubi, pure kentang, atau bubur nasi. Nah, bagaimana jika Si Kecil tidak berselera untuk makan nasi? Lihat di sini solusinya yuk: Penyebab dan Cara Mengatasi Tidak Nafsu Makan Nasi
5. Mandikan dengan Air Hangat
Memandikan Si Kecil dengan air hangat bisa membuatnya lebih rileks sehingga saluran pencernaan lebih mudah mengeluarkan kotoran.
6. Cegah Dehidrasi
Agar proses pencernaan lancar, pastikan kebutuhan cairan Si Kecil tercukupi. Berikan ia ASI lebih banyak, atau bila sudah berusia di atas 6 bulan, berikan lebih banyak cairan lain seperti air putih, buah, ataupun sayuran yang dihaluskan untuk membantu kinerja sistem pencernaanya.
Bila cara di atas sudah dilakukan, tetapi kondisi sembelit Si Kecil tidak kunjung membaik, maka sudah saatnya Bunda berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang lebih tepat. Jika bayi sudah memasuki usia 6 bulan, maka sebaiknya Bunda juga mengetahui frekuensi BAB bayi di sini: Frekuensi BAB bayi yang sudah MPASI.