Beranda Artikel 13-36 Bulan Penyebab Bayi Sembelit dan Cara Mengatasinya

Penyebab Bayi Sembelit dan Cara Mengatasinya

2022/07/19 - 04:33:11pm     oleh Morinaga Soya
Bayi Susah BAB

Konstipasi atau sembelit pada bayi adalah kondisi di mana bayi mengalami kesulitan dalam buang air besar atau memiliki frekuensi buang air besar yang lebih sedikit dibanding biasanya.

Sembelit biasanya terjadi pada waktu bayi mulai beralih dari ASI atau susu formula ke makanan padat. Perubahan pola makan ini menyebabkan tekstur feses mengeras dan lebih kering, sehingga sulit dikeluarkan. Sedangkan feses yang baik dan mudah dikeluarkan cenderung bertekstur lembut. Simak cara mengatasinya di artikel berikut ini yuk Bunda.

Ciri Bayi yang Sembelit

Frekuensi BAB yang normal pada bayi dapat berbeda-beda. Misalnya sebagian bayi yang baru lahir bisa BAB setiap selesai menyusui, sebagian lagi bisa BAB sehari sekali. Sehingga sulit untuk mengidentifikasi sembelit pada bayi dilihat dari frekuensi BAB Si Kecil.

Sembelit pada bayi lebih mudah dikenali dari perilaku bayi saat BAB dan juga tekstur fesesnya. Berikut adalah ciri-ciri sembelit pada bayi yang perlu Bunda ketahui.

  • Bayi mengejan dengan keras ketika BAB.
  • Tampak kesulitan, kesakitan, atau tidak nyaman ketika BAB.
  • Tinja sulit keluar karena feses keras dan kering.
  • Perut bayi menjadi lebih keras saat disentuh.
  • Menolak untuk menyusu atau menjadi tidak nafsu makan

Selain ciri-ciri di atas, bayi yang sedang mengalami sembelit atau susah BAB juga akan cenderung lebih rewel dan menangis sambil mengangkat kakinya. Kadang-kadang, jika Bunda memeriksa lebih teliti, Bunda akan menemukan dubur Si Kecil merah ketika sedang kesulitan BAB. Mari, Bunda, lihat sebentar tentang seperti apa dubur yang merah ini di sini: Dubur Bayi Merah, Bagaimana Mengatasinya?

Penyebab Sembelit pada Bayi

Salah satu penyebab utama sembelit pada bayi adalah perubahan pola makan, yang dapat mencakup:

  • Sedang dalam proses disapih
  • Beralih dari susu formula
  • Mencoba makanan baru
  • Tidak mendapatkan cairan yang cukup, baik itu ASI, susu formula, ataupun air

Pada banyak kasus, sembelit seringkali baru terjadi setelah bayi berumur 6 bulan, setelah diperkenalkan makanan padat atau MPASI. Selain itu, sembelit juga dapat terjadi akibat alergi makanan. Contoh makanan penyebab alergi ini dapat berupa kedelai atau susu sapi.

Nah, jika sembelit ini memang dikarenakan alergi susu sapi, Bunda perlu memberikan sumber gizi pengganti yang tidak berasal dari susu sapi. Yuk, Bunda, lihat di sini untuk mengetahui bagaimana menyiapkan menu MPASI untuk Si Kecil yang alergi susu sapi: Menyiapkan Menu MPASI untuk Bayi Alergi Susu Sapi

Cara Mengatasi Sembelit pada Bayi

Jangan panik ketika bayi yang susah BAB. Ada beberapa langkah yang bisa Bunda lakukan untuk memberikan pertolongan pertama pada Si Kecil, seperti berikut ini:

1. Mengajaknya Untuk Aktif

Agar tinja terdorong oleh susu, ajak anak untuk bergerak lebih aktif. Jika bayi sudah bisa merangkak, Bunda bisa membuatnya merangkak lebih sering untuk mendorong tinja agar lebih mudah keluar. Jika belum bisa merangkak, maka Bunda bisa menggerakkan kaki bayi dengan gerakan mengayuh sepeda.

2. Memijat Perut

Bunda bisa mencoba memijat bagian perut bayi dengan lembut. Pusatkan pijatan di area sekitar pusar, tepatnya tiga jari dari pusar. Pijat lembut dengan arah memutar dari tengah ke luar. Pastikan Si Kecil rileks dan tidak merasa kesakitan yah, Bunda.

3. Mengganti Susu Formula

Bila Si Kecil memiliki alergi terhadap susu formula, maka Bunda disarankan untuk mengganti susu formula dengan alternatif lain seperti susu soya. Atau misalnya Si Kecil memiliki alergi terhadap kandungan susu formula tertentu, maka dokter akan menyarankan untuk mengganti merk susu formula bila bayi susah BAB. Oleh karena itu, Bunda harus lebih teliti memeriksa kandungan dalam susu formula untuk disesuaikan dengan kebutuhan Si Kecil.

4. Kombinasi makanan

Bila sudah saatnya bayi mendapatkan makanan padat, jangan langsung memberikan makanan yang berat seperti nasi. Pilih makanan kaya serat dan berikan porsi yang tidak terlalu banyak.

Pilih makanan yang mengandung banyak karbohidrat ya, Bunda. Supaya Si Kecil tetap mendapatkan banyak kalori untuk aktivitasnya. Makanan-makanan yang berisi karbohidrat ini dapat berupa bubur ubi, pure kentang, atau bubur nasi.

5. Mandikan dengan Air Hangat

Memandikan Si Kecil dengan air hangat bisa membuatnya lebih rileks sehingga saluran pencernaan lebih mudah mengeluarkan kotoran.

6. Cukupi Kebutuhan Cairannya

Agar proses pencernaan lancar, pastikan kebutuhan cairan Si Kecil tercukupi. Berikan ia ASI lebih banyak, atau bila sudah berusia di atas 6 bulan, berikan lebih banyak cairan lain seperti air putih, buah, ataupun sayuran yang dihaluskan untuk membantu kinerja sistem pencernaanya.

Bila cara di atas sudah dilakukan, tetapi kondisi sembelit Si Kecil tidak kunjung membaik, maka sudah saatnya Bunda berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang lebih tepat. Jika bayi sudah memasuki usia 6 bulan, maka sebaiknya Bunda juga mengetahui frekuensi BAB bayi di sini: Frekuensi BAB bayi yang sudah MPASI.

Referensi:

  • Pregnancy, Birth, & Baby. Constipation in babies.
    https://www.pregnancybirthbaby.org.au/constipation-in-babies (Diakses 20 Maret 2024)

  • Mother & Baby. Baby milk spots: everything you need to know about milia.
    https://www.motherandbaby.com/baby/health/milk-spots-baby/ (Diakses 20 Maret 2024)





medical record

Berapa Besar Risiko Alergi Si Kecil?



Cari Tahu