Konstipasi atau susah buang air besar sering menjadi masalah yang dialami oleh Si Kecil, terutama mereka yang memiliki alergi terhadap protein susu sapi. Problem ini tidak hanya mengganggu kenyamanan fisik, tetapi juga akan dapat mempengaruhi perkembangan emosionalnya.
Banyak Bunda yang masih mencoba mengatasinya dengan memberikan obat pencahar. Namun, langkah ini sebaiknya dihindari karena dapat membawa risiko jangka panjang bagi pencernaan Si Kecil. Artikel ini akan menjelaskan hubungan antara alergi susu sapi dan konstipasi, serta menawarkan solusi aman yang efektif untuk membantu Si Kecil.
Alergi Susu Sapi Sebagai Penyebab Konstipasi
Alergi terhadap protein susu sapi, seperti kasein dan whey, dapat memicu gangguan pencernaan pada Si Kecil, termasuk konstipasi. Saat Si Kecil yang alergi mengkonsumsi susu sapi, sistem kekebalan tubuhnya menganggap protein dalam susu tersebut sebagai ancaman, sehingga memicu reaksi alergi.
Dalam proses ini, tubuhnya akan menghasilkan antibodi IgE yang menganggap protein susu sapi sebagai benda asing. Ketika mengonsumsi susu sapi lagi di kemudian hari, tubuhnya akan melepaskan histamin dan bahan kimia lainnya sebagai respons untuk menyingkirkan benda asing tersebut, yang dapat menyebabkan peradangan pada saluran pencernaan.
Akibat dari peradangan ini, motilitas usus menjadi terganggu, sehingga menghambat pergerakan feses melalui saluran pencernaan. Hal ini dapat menyebabkan penumpukan feses di dalam saluran tersebut, yang berakibat sembelit.
Dampak Sulit Buang Air Besar
Konstipasi yang dibiarkan tanpa penanganan dapat memberikan dampak serius pada kesehatan fisik dan emosional Si Kecil. Penumpukan feses di usus sering kali menyebabkan nyeri perut yang terasa seperti kram yang tajam.
Nyeri ini tidak hanya mengganggu aktivitas sehari-hari, tetapi juga menurunkan nafsu makannya. Kehilangan selera makan ini akan mengakibatkan penurunan berat badan dan kekurangan nutrisi yang penting untuk tumbuh kembangnya.
Gangguan fisik ini juga berdampak pada suasana hati Si Kecil. Rasa sakit yang terus-menerus membuatnya lebih mudah marah dan rewel. Bahkan, tidur malamnya pun bisa terganggu karena rasa tidak nyaman, menyebabkan kelelahan di siang hari yang memengaruhi energi dan semangat bermainnya. Dalam beberapa kasus, gangguan tidur yang berkepanjangan dapat berdampak negatif pada sistem kekebalan tubuh, membuat Si Kecil lebih rentan terhadap penyakit.
Masalah psikologis juga dapat muncul, terutama jika konstipasi berlangsung lama. Si Kecil mungkin merasa takut untuk buang air besar karena mengasosiasikan aktivitas tersebut dengan rasa sakit. Ketakutan ini sering kali membuatnya menahannya lebih lama, yang justru memperburuk konstipasi. Ketidaknyamanan yang terus-menerus dapat menyebabkan stres dan kecemasan, terutama pada Si Kecil yang sudah mulai bersekolah, karena rasa malu atau kesulitan saat berada di lingkungan sosial.
Mengapa Obat Pencahar tidak Direkomendasikan
Penggunaan obat pencahar pada Si Kecil sering dianggap sebagai solusi instan untuk mengatasi konstipasi. Namun, langkah ini memiliki risiko yang signifikan jika dilakukan tanpa pengawasan medis yang tepat.
Dampak negatif utamanya adalah ketergantungan pada obat tersebut. Ketika tubuh terbiasa dengan bantuan obat, fungsi alami usus menjadi terganggu, karena kehilangan kemampuannya untuk bekerja mandiri secara normal. Akibatnya, ia menjadi bergantung pada obat tersebut untuk buang air besar, yang dalam jangka panjang dapat memperparah masalah pencernaannya.
Penggunaan obat pencahar yang berlebihan juga dapat mengganggu keseimbangan elektrolit dalam tubuh. Obat ini merangsang pergerakan usus atau menarik cairan ke dalam usus besar untuk melunakkan feses. Proses ini dapat menyebabkan hilangnya elektrolit penting, seperti natrium, kalium, dan magnesium, yang berperan besar dalam menjaga fungsi otot, termasuk otot usus. Hal ini meningkatkan risiko dehidrasi, pusing, lemas, dan masalah irama jantung.
Solusi Jangka Panjang
Dibandingkan memberi obat pencahar, Bunda bisa melakukan beberapa langkah berikut sebagai solusi jangka panjang yang dapat mengatasi masalah susah BAB pada Si Kecil dengan cara yang lebih aman.
Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik memegang peranan penting dalam mendukung proses pencernaan. Ketika Si Kecil bergerak aktif, tubuhnya merangsang pergerakan usus, yang dikenal dengan istilah motilitas usus. Rutin melakukan aktivitas fisik dapat mempercepat pergerakan makanan dan feses melalui saluran pencernaan, mengurangi risiko sembelit, dan membantu mengurangi ketegangan pada perut.
Untuk meningkatkan pergerakan usus, Bunda dapat mengajak Si Kecil melakukan berbagai aktivitas fisik yang menyenangkan dan sesuai dengan usianya. Bermain lompat tali, berlari, atau bersepeda adalah contoh kegiatan yang tidak hanya menyenangkan tetapi juga efektif merangsang otot-otot pencernaan untuk bekerja lebih baik.
Menghindari Penahanan Buang Air Besar
Membiasakan Si Kecil untuk tidak menahan buang air besar sangat penting. Menahannya hanya akan membuat feses tetap berada di dalam usus lebih lama dari yang seharusnya. Hal ini dapat membuat feses semakin keras dan sulit dikeluarkan, yang akhirnya memperburuk konstipasi.
Kebiasaan ini juga melemahkan refleks alami usus, yang mempersulitnya buang air secara normal di masa depan. Dalam jangka panjang, ini dapat mempengaruhi kesehatan pencernaan Si Kecil dan meningkatkan risiko gangguan pencernaan lainnya.
Untuk mendorong kebiasaan yang sehat, Bunda dapat mengikuti beberapa tips praktis berikut ini:
- Tetapkan jadwal rutin untuk buang air besar, seperti setelah makan pagi atau sebelum tidur, sehingga ia belajar untuk mengatur waktu dan merespons isyarat tubuhnya.
- Pastikan lingkungan toilet nyaman dan bebas dari gangguan. Dengan memberikan privasi atau menyediakan tempat yang menyenangkan di kamar mandi, seperti dengan mendekorasi toilet dengan gambar atau mainan favoritnya.
- Mengingatkannya untuk tidak menahan buang air besar. Ia akan lebih peka terhadap sinyal tubuh dan menjaga kesehatan pencernaan secara optimal.
Probiotik Triple Bifi
Mengkonsumsi probiotik seperti Triple Bifi juga dapat menjadi solusi aman untuk memperlancar buang air besar Si Kecil. Triple Bifi ini adalah kombinasi dari 3 macam strain bakteri baik yang mampu memperbaiki keseimbangan flora usus. Flora usus yang berada dalam keadaan seimbang akan memperbaiki pergerakan usus, sehingga fesesnya akan mudah dikeluarkan.
Triple Bifi juga efektif dalam memperbaiki sistem pencernaan yang terganggu akibat alergi susu sapi. Salah satu bakteri dalam Triple Bifi, yaitu Bifidobacterium infantis M-63, banyak diteliti pada anak-anak dengan alergi tersebut dan ternyata mampu mengurangi gejala pencernaan yang mereka keluhkan.
Memberikan probiotik Triple Bifi tentu saja menjadi solusi yang lebih efektif untuk jangka panjang daripada memberikan obat pencahar. Obat masih berisiko menimbulkan efek samping, sedangkan probiotik tidak akan memberikan efek samping tersebut karena merupakan bahan alami.
Kombinasi bakteri probiotik ini tidak hanya memperbaiki gejala pencernaan yang kerap dialami Si Kecil yang alergi. Namun ternyata bakteri ini juga mampu mengurangi gejala alergi lainnya, seperti gejala pada saluran pernapasan maupun pada kulit. Yuk Bunda, kenali lebih jauh lagi tentang Triple Bifi ini dalam menangani gejala alergi susu sapi Si Kecil di halaman berikut: Alergi Lebih Terkendali Pada Si Kecil dengan Asupan Triple Bifidus.
Sumber:
Allergy UK. Cow's Milk Allergy. Diakses pada tanggal 3 Januari 2025 https://www.allergyuk.org/about-allergy/allergy-in-childhood/cows-milk-allergy/
National Library of Medicine. Cows’ Milk Allergy-Associated Constipation: When to Look for It? A Narrative Review. Diakses pada tanggal 3 Januari 2025. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8955686/