Terdapat beberapa makanan yang dapat memicu sembelit pada Si Kecil, seperti sereal beras, roti putih, dan olahan kentang. Solusi untuk mengatasi sembelit ini adalah memberikan makanan yang kaya serat. Mari kita pelajari lebih lanjut tentang sembelit ini dalam artikel ini.
Ciri-ciri Sembelit
Bunda, mari kenali beberapa ciri-ciri bayi yang mungkin mengalami masalah sembelit berikut ini:
- Perubahan frekuensi buang air besar.
Pada sembelit, umumnya frekuensi buang air besarnya menjadi lebih jarang dalam sehari atau bahkan dalam seminggu. Sebelumnya, ia dapat buang air besar setiap hari, bahkan dapat mengeluarkannya beberapa kali dalam sehari.
- Kelainan konsistensi pada tinja.
Tinjanya akan terasa keras, sehingga sulit dikeluarkan. Konsistensinya juga cenderung kering, lebih padat, dan bentuknya lebih jelas daripada biasanya yang cenderung lembek.
- Mengejan.
Si Kecil akan mengejan, karena ia kesulitan untuk mengeluarkan tinjanya sendiri.
- Nyeri perut.
Ia akan merengek atau bahkan menangis, karena ia merasa perutnya kram atau nyeri.
- Perubahan nafsu makan.
Rasa tidak nyaman akibat tinja yang sulit dikeluarkannya menyebabkannya menjadi tidak bernafsu untuk menyusu atau bahkan makan.
Ada berbagai hal yang dapat menyebabkan sembelit. Mari ketahui kemungkinan penyebabnya di sini: Penyebab Bayi Susah BAB dan Cara Menanganinya.
Makanan yang Dapat Menyebabkan Sembelit pada Si Kecil
Beberapa makanan dapat memicu sembelit jika diberikan secara berlebihan, sehingga sebaiknya Bunda waspadai. Berikut beberapa makanan tersebut:
- Sereal beras. Meskipun praktis dan banyak diberikan kepada bayi, sereal beras dapat memicu sembelit karena rendah serat. Alternatifnya, Bunda bisa memberikan sereal oatmeal yang lebih tinggi serat.
- Pisang. Pisang mentah mengandung jenis pati yang sulit dicerna oleh tubuh, yang bisa memicu sembelit.
- Susu sapi dan produk olahannya, seperti yoghurt, es krim, dan keju jika dikonsumsi dalam jumlah besar bisa memicu sembelit.
- Wortel. Wortel yang dikukus atau dimasak bisa memicu sembelit karena dapat membuat tinja menjadi padat.
- Roti putih, yang dibuat dengan tepung serbaguna dan minim serat.
- Keripik kentang, yang diolah dengan mentega dan krim asam.
- Nasi.
Jika Si Kecil sembelit karena kesulitan makan nasi. Bunda perlu mempertimbangkan mencari asupan karbohidrat lain untuk memenuhi kebutuhan asupan energinya. Ketahui pilihannya di artikel berikut yuk: Cara Jitu Mengatasi Anak Tidak Mau Makan Nasi
Makanan yang Dapat Mencegah Sembelit
Agar Si Kecil yang masih berusia 6-36 bulan terhindar dari sembelit, sebaiknya ia mengonsumsi 11-19 gram serat setiap harinya. Beberapa sumber makanan yang baik dalam mencegah sembelit antara lain roti gandum, pasta, kacang-kacangan, kedelai, buncis, buah pir, jeruk, brokoli, kacang polong, dan okra.
Cara Mengatasi Sembelit
Mengatasi sembelit pada Si Kecil perlu dibedakan menurut kelompok umurnya. Cara yang disarankan untuk bayi berusia 6-12 bulan adalah berkonsultasi dengan dokter untuk menggunakan zat yang dapat melembutkan tinja. Umumnya, zat ini dapat ditambahkan ke dalam buburnya sebanyak 3 kali dalam sehari.
Sedangkan jika ia telah berusia 1-2 tahun, maka caranya sebagai berikut:
- Membiasakan pergi ke toilet secara teratur.
Coba biasakan Si Kecil untuk duduk di toilet sekitar 3-5 menit setelah makan. Hal ini perlu dilakukan meskipun ia tidak merasa ingin buang air besar. Ciptakan suasana nyaman agar ia tidak ragu setiap harus buang air di toilet.
- Memberikan makanan tinggi serat.
Serat dapat ditambahkan pada menunya dengan memberikan 3 porsi sayuran dan 2 porsi buah setiap hari. Utamakan memberikannya asupan serat dari buah-buahan berkulit yang bisa langsung dikonsumsi, seperti buah plum, aprikot, persik, atau prune.
Buah naga juga bisa menjadi alternatif makanan tinggi serat yang bisa diberikan bila anak mengalami sembelit. Roti gandum, biji chia, dan susu yang telah difortifikasi dengan serat juga bisa diberikan kepada Si Kecil. Cari tahu lagi informasi tentang makanan kaya serat beserta penjelasannya dalam artikel berikut yuk: 6 Makanan Tinggi Serat yang Bagus untuk Pencernaan Anak.