Beranda Artikel 13-36 Bulan Bayi Mendadak Susah BAB, Berbahayakah?

Bayi Mendadak Susah BAB, Berbahayakah?

2022/10/05 - 02:11:53pm     oleh Morinaga Soya
Bayi Mendadak Susah BAB, Berbahayakah?

Kondisi bayi yang sembelit atau susah BAB (buang air besar) merupakan hal yang lumrah terjadi. Meski demikian, situasi sembelit pada Si Kecil ini jangan dianggap remeh ya Bunda, pasalnya bila dibiarkan berlarut malah akan berdampak tidak baik bagi kesehatan Si Kecil. Selain itu, bila tidak ditangani segera, konstipasi akan membuat Si Kecil merasa tidak nyaman, kesakitan, rewel, dan menolak untuk makan.

Tapi perlu diingat bahwa setiap anak memiliki pola BAB yang berbeda, ada yang memang bisa BAB sering ataupun yang butuh waktu lebih lama untuk BAB. Sebagai contoh, Si Kecil yang baru lahir tentu akan sering sekali BAB. (Mari, Bunda, lihat dulu frekuensi BAB ketika baru lahir di sini: Frekuensi BAB Normal Bayi Usia 0-1 Bulan)

Sangat berbeda ketika Si Kecil sudah mulai mengonsumsi makanan selain ASI. Maka tentu BAB-nya akan lebih sering, Bunda. Jadi, jarang atau seringnya BAB sangat dipengaruhi makanan dan minuman yang dikonsumsi Si Kecil, juga dipengaruhi kondisi medisnya. Sehingga, tidak selalu jarang BAB berarti sembelit ya, Bunda.

Tanda Bayi susah BAB

Sebelum melakukan langkah penanganan, ada baiknya Bunda mengetahui terlebih dahulu apakah Si Kecil tengah mengalami sembelit atau bukan. Penting juga bagi Bunda untuk mengenali pola BAB Si Kecil yang mungkin berbeda dari anak lainnya. Perubahan pola BAB ini sendiri juga cukup krusial karena bisa menjadi indikasi masalah kesehatan.

Melansir dari Web MD, adalah hal normal bila Si Kecil yang masih mengonsumsi ASI tidak bab selama beberapa hari atau bahkan selama seminggu. ASI merupakan makanan bernutrisi tinggi bagi bayi sehingga tubuh Si Kecil akan mudah menyerap seluruh kebaikannya sehingga tidak banyak ekstraksi yang dicerna di saluran pencernaan. Sebelum panik, coba Bunda perhatikan apakah Si Kecil menunjukan gejala berikut ini:

  • Si Kecil buang air besar kurang dari dua kali seminggu, tapi khusus untuk bayi berusia 0-5 bulan dan hanya mengonsumsi ASI, buang air seminggu sekali masih dianggap normal
  • Ketika BAB fesesnya terlihat lebih keras dari biasa, walaupun frekuensi BABnya tidak mengalami perubahan
  • Si Kecil tampak kesakitan dan tidak nyaman saat BAB
  • Ada bercak merah darah pada feses Si Kecil
  • Perut terasa keras saat disentuh
  • Keinginan menyusu atau makan menurun

Bunda juga perlu waspada jika Si Kecil sembelit dan ketika akhirnya dia BAB, ternyata duburnya merah ya, Bun. Karena jika duburnya sampai lecet, maka duburnya perlu diobati. Lihat sini yuk, tentang bagaimana menanggulangi dubur yang merah: Dubur Bayi Merah, Bagaimana Mengatasinya?

Lalu bila Bunda mendapati Si Kecil yang tak kunjung BAB namun kerap kentut atau buang gas melulu, ini bukan berarti bahwa Si Kecil mengalami susah BAB, ya Bunda. Kerap kali buang gas bukan berarti ada kotoran di dalam perut yang tidak bisa keluar, namun biasanya Si Kecil mungkin terlalu banyak menelan udara.

Kondisi ini juga mungkin akan dialami bila Bunda mengganti susu formula Si Kecil. Selama Si Kecil tetap ceria dan tidak menunjukan gejala di atas dan tidak terlihat rewel apalagi tidak nyaman, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Selain tanda di atas, bayi susah BAB umumnya akan sering menangis dan rewel sambil mengangkat kakinya ke atas. Kasus paling parah adalah adanya bercak darah di feses atau popok Si Kecil karena robeknya dinding rektum Si Kecil akibat tinja yang keras. Waspada dan segeralah bawa Si Kecil ke dokter bila mengalami sembelit lebih dari 2 minggu disertai gejala ini:

  • Muntah
  • Demam
  • Berat badan semakin turun
  • Terdapat benjolan di anus
  • Terdapat luka di anus (fisura ani)

Penyebab Bayi Susah BAB

Banyak hal yang bisa menyebabkan Si Kecil mengalami kesulitan buang air besar. Mulai dari siklus pencernaan Si Kecil yang memang demikian, masalah pencernaan, alergi, ataupun karena makanan yang diberikan. Berikut merupakan hal-hal yang bisa menyebabkan sembelit pada Si Kecil:

Tidak Cocok Susu Formula

Karena sistem pencernaan Si Kecil masih tergolong sensitif, maka mengganti susu formula terkadang bisa membuat Si Kecil mengalami sembelit lantaran tidak cocok dengan protein yang ada di dalam susu formula loh, Bunda. Selain itu, bisa juga Si Kecil mengalami intoleransi laktosa atau alergi terhadap susu sapi.

Untuk mengatasi masalah Si Kecil yang alergi atau mengalami intoleransi laktosa bisa diatasi dengan memberikan susu formula pengganti yang tentunya ramah untuk pencernaan dan kondisi alerginya. Susu pengganti yang bisa Bunda berikan yaitu susu bebas laktosa. Jika Bunda belum familiar dengan susu ini, cari tahu di sini ya Bun: Susu Bebas Laktosa yang Aman untuk Si Kecil

Kurangnya Asupan Cairan

Kurangnya asupan cairan bisa menjadi penyebab sembelit pada Si Kecil loh Bunda. Pasalnya hal ini bisa membuat tinja menjadi kering dan sulit untuk dikeluarkan. Si Kecil umumnya akan mendapatkan asupan cairan melalui makanan serta minuman yang ia konsumsi sehari-hari. Tapi dalam situasi tertentu, misalnya ketika ia tengah sakit, giginya tumbuh, sariawan, ataupun demam, Si Kecil pasti kerap menolak minum susu, sehingga ia bisa kekurangan cairan.

Si Kecil yang kekurangan cairan berpotensi mengalami dehidrasi yang tentunya bisa berefek kurang baik pada kesehatannya. Bayi yang mengalami dehidrasi akan tampak lemas, jarang pipis, bibirnya kering, dan dalam beberapa kasus, ia tidak mengeluarkan air mata saat menangis. Hubungi dokter segera bila kondisi Si Kecil tidak tampak membaik.

Peralihan ke MPASI

Saat menginjak usia 6 bulan, Si Kecil seringnya akan diperkenalkan kepada makanan pendamping ASI (MPASI). Proses peralihan mengonsumsi makanan padat ini seringnya akan membuat sistem pencernaan Si Kecil menjadi kaget karena sebelumnya terbiasa mengonsumsi cairan saja. Hal ini bisa saja menyebabkan Si Kecil menjadi konstipasi.

Selain itu, pilihan menu sehari-hari untuk Si Kecil bisa mempengaruhi siklus BABnya. Misalnya bila Si Kecil diberi makanan yang mengandung produk olahan susu padahal sebenarnya Si Kecil tidak cocok dengan makanan tersebut atau malah memiliki alergi. Kurangnya serat juga bisa menyebabkan feses menjadi keras.

Bunda, yuk cari tahu tentang contoh-contoh makanan yang menyebabkan feses mengeras itu di sini: Makanan yang Menyebabkan Sembelit pada Bayi

Selama masa peralihan mengonsumsi makanan padat ini, coba perhatikan apakah Si Kecil menunjukan gejala yang mengindikasikan bahwa SI Kecil memiliki alergi terhadap makanan tertentu. Untuk lebih pasti Bunda bisa mengecek seberapa besar resiko Si Kecil mengalami alergi secara gratis di cek alergi Morinaga Soya sebelum menentukan langkah antisipasi selanjutnya.

Kondisi Medis

Beberapa kondisi kesehatan nyatanya bisa menjadi dalang terjadinya susah BAB pada anak. Ketika Si Kecil berusia di bawah 6 bulan, adapun penyebab sembelit yang mungkin terjadi adalah adanya kelainan organ saluran cerna bawaan lahir, alergi terhadap susu sapi, penyakit celiac, hiperkalsemia atau tingginya kadar kalsium di dalam darah, hipotiroid, dan kelainan sumsum tulang belakang.

Cara Mengatasi Anak Susah BAB

Saat mendapati Si Kecil mengalami sulit BAB, ada beberapa cara yang bisa Bunda lakukan untuk mengatasinya secara mandiri di rumah.

Memberi Cukup Cairan

Layaknya orang dewasa, salah satu langkah penanganan pertama yang bisa Bunda lakukan adalah dengan memberikan Si Kecil cukup asupan cairan guna membantu melancarkan BABnya. Seperti dikutip dari laman Mayo Clinic, memberikan sedikit air putih atau jus buah bagi bayi berusia di atas 6 bulan dapat mengatasi problema sembelit yang dialami Si Kecil.

Lebih lanjut melansir dari WebMD, dijelaskan bahwa jus buah mengandung sorbitol, yakni pemanis yang memiliki kandungan serupa laksatif. Karena gula di dalam jus ini tidak mudah dicerna, akibatnya lebih banyak cairan yang akan masuk ke usus untuk membantu melembutkan dan melunakkan feses. Bunda bisa memulai memberikan 60-120 ml per hari. Bila diperlukan Bunda bisa mengurangi atau menambah takarannya.

Tapi perlu Bunda ingat meskipun Si Kecil sudah boleh memakan makanan padat, tapi tetap konsultasikan ke dokter perihal mengonsumsi jus buah ini ya Bunda. Jangan berikan kepada Si Kecil bila tidak mendapat persetujuan dokter. Bila jus buah tidak bisa menjadi alternatif, Bunda bisa tetap memberikan ASI atau susu formula.

Mengganti Susu Formula

Bila bayi Bunda mulai susah BAB sejak mengonsumsi susu formula atau setiap kali mengonsumsi susu formula, cobalah mengganti susu formula dan lihat apakah ada perubahan di siklus BAB Si Kecil. Sebelum mengganti susu formula, selalu perhatikan bahan yang terdapat di dalamnya apakah cocok untuk Si Kecil dan mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan untuk membantu tumbuh kembangnya supaya semakin optimal.

Pijat Perut

Memijat perut Si Kecil dengan lembut nyatanya bisa juga membantu mengatasi masalah susah BAB yang dialaminya. Coba terapkan cara berikut, pijat bagian bawah pusar bayi, yakni sekitar 3 jari dari pusar dengan arah pijatan melingkar dari arah tengah ke luar. Pastikan Si Kecil tidak kesakitan dan rileks saat diberi pijatan.

Bunda bisa menambahkan minyak telon ketika memijat. Hal ini dipercaya dapat mengatasi serta meredakan gejala sembelit pada bayi dan mengatasi perut kembung. Selain itu, minyak telon juga memberi sensasi hangat kepada Si Kecil sehingga ia bisa lebih rileks dan beristirahat dengan lebih nyenyak.

Variasi Menu Makanan

Salah satu dalang Si Kecil menjadi sulit BAB adalah karena kurangnya asupan serat dalam menu makanannya. Cobalah untuk jangan langsung memberi Si Kecil makanan yang didominasi dengan makanan rendah serat seperti nasi, roti, dan sebagainya. Kombinasikan menu kaya serat untuk Si Kecil supaya BAB nya bisa lebih lancar. Selain itu, Bunda juga sebaiknya menghindari beberapa makanan penyebab sembelit pada Si Kecil lho. Cari tahu daftarnya di sini yuk: 8 Makanan yang Menyebabkan Sembelit pada Bayi.

Aktif Bergerak

Supaya siklus BAB Si Kecil selalu lancar, ajak Si Kecil untuk bergerak lebih aktif. Misalnya, bila Si Kecil sudah bisa merangkak, Bunda bisa membuatnya merangkak lebih sering dengan cara mengajaknya bermain atau membuatnya merangkak menuju ke arah Bunda. Kegiatan fisik seperti ini bisa membantu mendorong tinjanya agar lebih mudah keluar.

Lalu bagaimana bila Si Kecil belum bisa merangkak atau bergerak banyak? Bunda bisa mencoba menggerakan kaki Si Kecil seperti seolah tengah mengayuh sepeda. Melansir dari laman Progress West Hospital, gerakan simpel ini mampu membantu fungsi usus dan meredakan sembelit.

Memandikan Dengan Air Hangat

Memandikan Si Kecil dengan air hangat bisa membuatnya lebih rileks sekaligus mengendurkan otot perut dan membantunya berhenti mengejan. Ketika rileks, hal ini akan membuat Si Kecil lebih mudah mengeluarkan feses. Di samping itu, kegiatan ini bisa membantu meredakan ketidaknyamanan yang berkaitan dengan kasus sembelit.

Cara Mencegah Bayi Susah BAB

Mencegah seringkali lebih baik daripada mengobati. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami cara mencegah sembelit pada bayi.

Pertama, perkenalkan makanan padat secara bertahap dan pastikan bayi mendapatkan diet yang seimbang, termasuk cukup asupan serat. Pengenalan makanan padat yang tepat dapat membantu sistem pencernaan bayi menyesuaikan diri dan mencegah sembelit.

Kedua, lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk mengidentifikasi alergi atau intoleransi makanan sejak dini. Dengan mengetahui potensi alergi atau intoleransi, orang tua dapat menghindari makanan yang bisa menyebabkan sembelit pada bayi.

Ketiga, ajak bayi untuk bergerak dan beraktivitas sebanyak mungkin karena hal ini dapat mempromosikan pencernaan yang sehat. Aktivitas fisik bisa membantu memperlancar pergerakan usus dan mencegah sembelit.

Dengan menerapkan langkah-langkah proaktif ini, Bunda dapat membantu mencegah sembelit dan menjaga kesehatan pencernaan Si Kecil.

Demikian Bunda hal yang bisa Bunda terapkan untuk mengatasi Si Kecil yang mengalami kondisi atau gejala sembelit. Apabila usai dilakukan penanganan secara mandiri, situasi Si Kecil tetap tidak membaik, segeralah konsultasikan ke dokter agar Si Kecil dapat diperiksa dengan lebih menyeluruh. Pastikan hanya menggunakan obat bila memang disarankan dan diresepkan oleh dokter ya, Bunda.





medical record

Berapa Besar Risiko Alergi Si Kecil?



Cari Tahu