Menyusui tentunya adalah momen paling spesial bagi Bunda dan Si Kecil. Selain itu, memberikan ASI eksklusif juga sangat penting, terutama di awal masa kehidupannya. Saat menyusu kepada Bunda, Si Kecil akan mendapatkan asupan nutrisi yang dibutuhkan dan menjalin ikatan emosional dengan Bunda. Namun pasti ada kalanya ketika bayi mendadak tidak mau menyusu (nursing strike). Hal ini pasti akan membuat Bunda panik karena ASI merupakan makanan esensial bagi Si Kecil yang sangat penting untuk menunjang tumbuh kembangnya.
Si Kecil yang menolak menyusu sebenarnya merupakan hal yang normal terjadi, ini mungkin merupakan salah satu caranya mengkomunikasikan kepada Bunda bahwa ada hal yang salah atau mengganggunya. Pasalnya, jika mogok atau menolak menyusu dalam waktu lama, hal ini bisa berpotensi membuat Si Kecil kekurangan nutrisi. Kondisi ini sebenarnya bisa disebabkan oleh berbagai faktor yang mungkin belum Bunda ketahui.
Penyebab Bayi Tidak Mau Menyusu
Masalah Si Kecil tidak mau menyusu bisa terjadi secara tiba-tiba. Mungkin saja sebelumnya Si Kecil tidak memiliki masalah ataupun berubah menjadi rewel saat Bunda memberikannya ASI, namun mendadak Si Kecil kerap memalingkan wajah dan menangis setiap saat Bunda ingin menyusuinya. Keadaan ini bisa terjadi secara bertahap hingga Si Kecil mogok menyusu (nursing strike) biasanya kondisi ini akan berlangsung selama beberapa hari. Penting bagi Bunda untuk mengetahui penyebabnya agar dapat melakukan penanganan secara mandiri terhadap situasi ini secepatnya. Berikut merupakan hal-hal yang bisa memicu Si Kecil enggan menyusu
-
Puting Bunda Datar
Si Kecil mungkin bisa menyusui dengan baik pada puting yang datar atau sedikit masuk ke dalam. Namun terkadang, akan ada kalanya ketika Si Kecil kesulitan untuk mengisap puting payudara dan menempelkan bibirnya dengan tepat. Si Kecil yang baru lahir pasti akan mengalami kesulitan saat harus menyusu pada puting payudara yang datar. Hal ini akan memicunya untuk menolak menyusu.
Jika Bunda tidak dapat menyusui Si Kecil karena masalah ini, maka Bunda bisa menstimulasi puting dengan menggunakan pompa ASI sebelum menyusui untuk membantu mengeluarkan puting sehingga mempermudah Si Kecil untuk menyusu.
-
Bingung Puting
Bila karena satu dan lain hal Bunda harus memberikan ASI pada Si Kecil di botol atau dot, maka ada kalanya hal ini membuat Si Kecil bingung dan menjadi penyebab bayi tidak mau menyusu. Bingung puting pada dasarnya merupakan situasi dimana Si Kecil kebingungan saat harus menyesuaikan antara menghisap melalui puting payudara atau botol susu yang digunakannya. Terlebih lagi cara menghisap susu dari dot botol akan sangat menyakitkan bila dipraktikkan Si Kecil saat menghisap ASI langsung dari puting Bunda. Selain itu, beberapa penyebab bingung puting antara lain:
- Ketika menghisap melalui puting, Si Kecil harus membuka mulut lebar-lebar. Tapi Si Kecil justru tidak perlu membuka mulut terlalu lebar saat menghisap melalui dot botol
- Saat menghisap langsung dari payudara Bunda, lidah Si Kecil bergerak seperti layaknya ombak. Lidah Si Kecil harus mampu mengalirkan ASI yang masuk masuk ke tenggorokan secara bebas. Sementara bila minum melalui dot, lidah bagian belakang harus menutup jalur pernapasan untuk mencegahnya tersedak susu
- Saat menyusu langsung kepada Bunda, Si Kecil tidak bisa berhenti menghisap puting agar susunya tidak berhenti. Berbeda ketika ia meminum susu lewat botol, karena tanpa dihisap pun, susu akan mengalir sehingga Si Kecil bisa minum banyak tanpa jeda sebelum Bunda menjauhkan botol susu dari Si Kecil
-
Si Kecil Sulit Menghisap Puting
Merupakan hal yang wajar saat Si Kecil baru lahir dan masih belum terbiasa untuk menghisap puting dan mengalami kesulitan. Saat cara Si Kecil melakukan pelekatan (latch on) antara mulut dan puting kurang tepat, maka otomatis hal ini akan membuat ASI sulit untuk keluar.
Mungkin saja Si Kecil sudah lapar dan ingin segera menyusu, tapi semakin ia lapar dan sulit menghisap ASI, Si Kecil bisa saja merasa gemas karena tidak mendapatkan sumber makanannya. Hal ini bisa membuat bayi menjadi rewel dan tidak mau menyusu ataupun minum ASI langsung dari payudara Bunda.
-
Rasa ASI Berubah
Apapun yang Bunda konsumsi baik makanan maupun minuman selama masa menyusui ternyata bisa mempengaruhi rasa ASI atau kondisi ASI loh Bunda. Bila baru-baru ini Bunda mengonsumsi makanan pedas atau memiliki bumbu yang cukup kuat, maka rasa ASI akan berubah dan mungkin saja Si Kecil tidak menyukainya.
Selain makanan, perubahan hormon pada Bunda bisa mengubah rasa ASI. Mastitis (infeksi payudara) juga bisa membuat rasa ASI menjadi lebih asin. Riset yang terbit pada Journal of Clinical Medicine menemukan bahwa penyumbatan saluran susu di dalam payudara (statis ASI) bisa menyebabkan infeksi bakteri pada payudara atau mastitis. Pada penelitian lain yang diriliskan dalam jurnal Clinical and Diagnostic Laboratory Immunology menemukan bahwa ASI yang keluar bila Bunda mengidap kondisi matistis ini memiliki kadar natrium yang tinggi sehingga membuat ASI menjadi asin. Hal inilah yang mungkin membuat Si Kecil enggan menyusu. Bunda juga disarankan untuk menemui dokter guna menangani masalah ini.
Selain itu, perubahan hormonal ternyata juga turut mempengaruhi rasa ASI. Perubahan hormonal ini bisa meliputi kembalinya menstruasi setelah melahirkan, hamil lagi, atau sedang rutin minum pil KB saat menyusui.
-
Stress Atau Gangguan Pada Bayi
Bukan hanya orang dewasa, namun nyatanya Si Kecil bisa saja merasakan stress loh Bunda. Banyak alasan yang menyebabkan Si Kecil stress hingga menolak untuk menyusu. Si Kecil umumnya akan merasa stress saat melakukan perjalanan panjang atau mengalami perbedaan lingkungan. Ketika terjadi perubahan di sekelilingnya Si Kecil mungkin akan bereaksi dengan enggan menyusu.
Perpisahan yang lama dengan Bunda juga bisa membuat buah hati menjadi semakin rewel dan akhirnya malas menyusu. Selain itu, bila saat menyusu Bunda bereaksi keras atau terlalu kaget ketika Si Kecil Menggigit puting bisa membuat Si Kecil ketakutan dan kaget sehingga ia menjadi malas menyusu.
Bila Bunda berada di luar ruangan dan harus menyusui Si Kecil, sementara kondisi di sekitar cukup bising, ini bisa membuat Si Kecil menjadi tidak nyaman ataupun teralihkan perhatiannya dan tentu membuatnya mogok menyusu.
-
Keterlambatan Produksi ASI
Saat melahirkan anak pertama, atau bila Bunda memiliki kondisi medis tertentu, maka mungkin akan diperlukan beberapa hari supaya Bunda bisa mengeluarkan ASI. Penundaan ini bisa membuat Si Kecil yang baru lahir merasa frustasi dan menolak untuk menyusu langsung dari payudara Bunda. Namun tidak perlu khawatir, pasalnya, Bunda bisa mencoba meletakkan Si Kecil pada payudara sesering mungkin agar Si Kecil menjadi terbiasa dan mulai menyusu pada Bunda.
-
Aroma Tubuh Bunda Berubah
Melansir dari La Leche League International, perubahan sabun, losion, pewangi, hingga deodoran yang Bunda pakai bisa berpengaruh pada hasrat Si Kecil untuk menyusu. Hal ini terjadi lantaran Si Kecil cukup peka dan sensitif terhadap aroma tubuh Bunda yang berbeda dari biasanya sehingga butuh waktu sebelum Si Kecil mau menyusu.
-
Si Kecil Mengantuk
Si Kecil umumnya pasti selalu akan mengantuk setiap saat. Tentu saja saat mengantuk, ia akan menjadi enggan untuk menyusu. Bunda bisa membangunkan Si Kecil perlahan dengan menggosok kaki atau punggungnya. Lalu cobalah dekatkan Si Kecil dengan payudara sesering mungkin bila sudah waktunya ia menyusu.
-
Tumbuh Gigi
Umumnya, Si Kecil akan mulai mengalami tumbuh gigi saat menginjak usia 6-12 bulan. Saat giginya akan tumbuh, ia pasti akan merasa tidak nyaman di gusi. Hal inilah yang menjadi penyebab bayi tidak mau menyusu baik secara langsung maupun di dot.
Bunda bisa mengakali proses tumbuh gigi ini dengan mengusap gusi Si Kecil menggunakan handuk dingin atau jari Bunda sebelum menyusui. Bila Si Kecil menggigit payudara Bunda saat menyusui, coba untuk tetap tenang dan letakkan jari di mulut Si Kecil untuk menghentikannya menggigit payudara.
-
Si Kecil Sedang Sakit
Jika Si Kecil kerap rewel dan menolak untuk menyusu, maka bisa jadi ia sedang mengkomunikasikan ada sesuatu yang membuatnya tidak nyaman atau merasa sakit.
Bila tengah mengalami sakit seperti kolik, yang membuat Si Kecil kembung, mengakibatkan gangguan pencernaan, dan membuatnya merasa tak nyaman, otomatis Si Kecil akan kehilangan keinginan untuk menyusu
Hidung yang tersumbat serta flu juga bisa membuatnya ogah menyusu. Pasalnya hal ini membuat Si Kecil kesulitan menyusu dan bernapas secara bersamaan. Saat terkena infeksi telinga, Si Kecil juga akan menolak menyusu karena gerakan menelan bisa membuatnya merasakan kesakitan.
Menangani Si Kecil yang Tidak Mau Menyusu
Meskipun Si Kecil tidak mau menyusu, pastikan Bunda selalu memompa ASI. Hal ini dilakukan agar ASI keluar sehingga tidak tertahan di payudara yang bisa memicu mastitis atau infeksi bakteri pada payudara. Selain itu kegiatan memompa ini juga dilakukan untuk menghindari penurunan produksi ASI dan hal lainnya.
Walaupun kondisi tidak mau menyusu pasti membuat Bunda khawatir akan kesehatan Si Kecil, ada beberapa cara yang bisa Bunda lakukan secara mandiri guna merangsang keinginan Si Kecil untuk kembali menyusu secara rutin, antara lain:
-
Kontak Kulit ke Kulit
Jika Si Kecil mengalami bingung puting, Bunda bisa membantunya untuk menyusu dengan meningkatkan kontak kulit kepada Si Kecil dengan tidak mengenakan baju saat menyusuinya. Hal ini akan membuat Si Kecil merasa lebih nyaman. Saat merasa nyaman, akan lebih mudah juga baginya untuk menyusu. Sementara bila Si Kecil mengalami bingung puting, Bunda bisa membantunya untuk mulai menyusui secara langsung di payudara dengan cara:
- Meningkatkan kontak antara kulit Bunda (area payudara) dengan kulit Si Kecil (area mulut)
- Pijat-pijat puting untuk membantu menyusu
- Gunakan peralatan menyusui seperti supplemental nursing system (SNS) untuk meningkatkan aliran ASI dari payudara.
- Jaga jumlah ASI dengan meningkatkan periode menyusui atau sesi memompa ASI
Selain itu, bila Si Kecil tetap tidak mau menyusu atau masih sulit untuk minum ASI secara langsung, Bunda bisa memberikan hasil ASI pompa tanpa menggunakan dot. Dengan begitu Si Kecil tidak akan mengalami ketergantungan pada dot susu. Beberapa media yang bisa Bunda gunakan antara lain
-
Pipet
Dengan menggunakan pipet atau spuit, Bunda hanya cukup menyemprotkan ASI perah ke arah pipi Si Kecil. Penting untuk memastikan Bunda tidak langsung menyemprotkan ASI ke tenggorokan supaya Si Kecil tidak tersedak.
-
Gelas Sloki dan Cup Feeder
Tempelkan ASI perah pada bagian bibir bawah Si Kecil dan biarkan Si Kecil yang mengecapnya sendiri. Dengan begini, Bunda tidak perlu menuangkannya langsung ke mulut Si Kecil guna membuatnya tidak tersedak.
-
Menyusu di Tempat Tenang
Salah satu cara mengatasi Si Kecil yang tak mau menyusu adalah dengan menghindari untuk menyusuinya di area yang bising. Si Kecil pasti lebih menyukai tempat yang tenang dan tidak terlalu gelap untuk menyusu. Carilah tempat yang jauh dari gangguan sehingga Si Kecil merasa aman dan nyaman, dengan demikian akan lebih mudah baginya untuk menyusu pada Bunda
-
Sering Menyusui Si Kecil
Kesabaran adalah salah satu langkah kunci untuk mengatasi bayi yang tidak mau menyusu kepada Bunda. Tawarkan anak secara berkala untuk menyusu dari payudara sesering mungkin. Tapi, jangan paksa Si Kecil ketika ia tidak mau ya Bunda. Jika menyusui menjadi pengalaman negatif bagi Si Kecil, maka mungkin akan lebih sulit bagi Bunda untuk membawanya kembali menyusu secara langsung.
-
Pastikan Si Kecil Melekat dengan Benar
Sejak awal menyusui, Bunda perlu menerapkan teknik perletakan antara mulut bayi dan puting payudara dengan benar. Cara yang nyaman ketika menyusui bisa menjadi solusi bila Si Kecil enggan menyusu. Konsultasikan kepada ahli laktasi, bidan, atau dokter Bunda untuk menemukan teknik pelekatan yang tepat sedari dini agar Si Kecil lancar menghisap ASI.
Demikian Bunda penyebab Si Kecil menjadi enggan untuk menyusui dan cara untuk menyiasati Si Kecil agar mau menyusu kembali secara langsung. Apabila Si Kecil tetap mogok menyusu dan keadaannya cukup membuat Bunda khawatir, ada baiknya bila Bunda segera memeriksakannya ke dokter agar bisa diperiksa dan diberikan penanganan medis bila memang diperlukan.