Beranda Artikel 0-12 Bulan Waspada Mastitis Pada Ibu yang Masih Menyusui

Waspada Mastitis Pada Ibu yang Masih Menyusui

2021/12/29 - 12:05:21pm     oleh Morinaga Soya
Waspada Mastitis Pada Ibu yang Masih Menyusui

Memberikan air susu ibu (ASI) eksklusif merupakan salah satu hal yang tentunya menjadi impian Bunda. Tapi, pasti ada kalanya beberapa ibu yang tengah menyusui Si Kecil mengalami hal-hal yang mengganggu proses menyusui. Salah satunya adalah mastitis, kondisi ini sering kali dijumpai pada ibu yang masih menyusui, terutama pada 12 minggu pertama setelah persalinan.

Mastitis sendiri merupakan infeksi yang terjadi pada jaringan payudara, dan penyakit ini juga dapat dialami oleh wanita yang sedang tidak menyusui, walaupun jarang terjadi. Menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) diperkirakan sekitar 3-20% Bunda yang masih menyusui dapat mengalami mastitis. Terdapat dua hal penting yang mendasari agar Bunda lebih mewaspadai kondisi ini bila terjadi.

Pertama, saat mengalami mastitis, produksi ASI otomatis akan menurun, sehingga mau tidak mau, Bunda pasti dipaksa untuk berhenti menyusui karena produksi ASI yang tidak lancar. Kedua, karena mastitis berpotensi meningkatkan transmisi vertikal pada beberapa penyakit (terutama AIDS).

Penyebab Mastitis

Mastitis merupakan suatu proses peradangan pada salah satu atau lebih segmen payudara yang mungkin disertai infeksi atau tanpa infeksi. Pada Bunda yang tengah menyusui, infeksi pada payudara ini disebabkan oleh penumpukan ASI di kelenjar payudara.

Penumpukan ini bisa menyebabkan penyumbatan saluran air susu, sehingga menghasilkan tekanan yang cukup kuat dan menyebabkan ASI merembes ke jaringan di sekitar payudara. Kandungan protein dalam ASI bisa dianggap tubuh sebagai benda asing. Hal ini akan menyebabkan terpicunya sistem kekebalan tubuh untuk bereaksi melawannya. Kondisi ini lah yang menyebabkan peradangan di area payudara.

Selain, itu, penyumbatan saluran ASI ini bisa dipicu beberapa hal, yakni

  • Gangguan atau kelainan yang menyebabkan Si Kecil tidak mampu menyedot ASI dengan baik
  • Pengeluaran ASI tidak dilakukan secara teratur
  • Hanya menggunakan satu payudara untuk menyusui

Selain penyumbatan air susu, infeksi payudara pada Bunda yang masih menyusui juga disebabkan oleh bakteri staphylococcus aureus dan streptococcus agalactiae. Bakteri ini berasal dari permukaan kulit atau mulut bayi yang masuk ke dalam saluran susu melalui celah pada puting payudara atau pembukaan saluran air susu. Bakteri juga dapat berasal dari air susu yang tidak dikeluarkan hingga habis.

Bukan hanya pada wanita yang sedang menyusui, namun mastitis juga bisa diderita oleh wanita yang bahkan tidak sedang menyusui, adapun hal-hal yang menyebabkannya antara lain:

  • Cedera pada payudara
  • Sistem kekebalan tubuh yang rendah, termasuk wanita yang pernah menjalani pengobatan yang mengharuskannya menggunakan mediasi radioterapi
  • Gangguan kesehatan seperti diabetes
  • Tindikan pada payudara

Lalu Bunda, di samping hal-hal yang telah disebutkan di atas, beberapa situasi ataupun kondisi dapat juga meningkatkan risiko infeksi payudara atau mastitis, yakni

  • Terlalu lelah atau stress
  • Kurangnya asupan nutrisi
  • Merokok
  • Pernah mengalami infeksi payudara sebelumnya
  • Menggunakan bra yang terlalu ketat
  • Penggunaan implan payudara
  • Kekurangan gizi

Ciri - Ciri Mastitis pada Ibu Menyusui

Gejala utama infeksi payudara yang paling terlihat adalah adanya perubahan di payudara, payudara akan menjadi membengkak, berwarna kemerahan, terasa hangat, dan rasa nyeri ketika disentuh, baik pada puting ataupun area lainnya. Umumnya, selain perubahan yang terlihat jelas pada payudara, Bunda mungkin akan merasakan efek samping lain yaitu:

  • Demam
  • Menggigil
  • Tubuh terasa lelah dan lemas
  • Mual dan muntah
  • Keluar cairan yang mengandung nanah dari payudara
  • Pembesaran kelenjar getah bening di area ketiak atau leher

Bila Bunda merasa mengalami hal-hal tersebut atau mengalami sebagian besar gejala yang telah disebutkan, maka akan lebih baik untuk segera memeriksakan diri ke dokter. Sebagai langkah awal diagnosis, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan terkait gejala yang Bunda alami.

Pemeriksaan fisik juga pastinya akan dilakukan untuk mendeteksi apakah ada benjolan di area payudara. Untuk Bunda yang menyusui, dokter umumnya akan melakukan pemeriksaan terhadap sampel ASI di laboratorium guna mendeteksi keberadaan bakteri penyebab infeksi dan menentukan antibiotik yang cocok untuk kondisi mastitis Bunda.

Komplikasi Akibat Mastitis

Mastitis atau infeksi payudara ini juga harus diwaspadai karena bisa memunculkan beberapa komplikasi lain seperti:

  • Abses Payudara

Yaitu munculnya nanah di payudara dan akan membuat area payudara terasa nyeri. Umumnya, tindakan operasi kecil akan diperlukan untuk mengeluarkan nanah dari dalam payudara

  • Infeksi Jamur

Salah satu cara untuk mengatasi mastitis baik pada busui ataupun wanita yang belum menyusui umumnya adalah dengan menggunakan antibiotik. Namun, sayangnya, konsumsi antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi ini berpotensi menyebabkan pertumbuhan jamur secara berlebih dalam tubuh.

Kondisi ini bisa membuat puting berwarna merah serta payudara akan terasa nyeri dan panas. Kemudian, biasanya akan ditemukan bercak putih atau kemerahan di mulut Si Kecil usai menyusu pada Bunda. Jika menemukan gejala ini, segeralah periksakan ke dokter. Bila memang terdapat infeksi jamur, maka dokter akan memberikan antijamur sebagai langkah pengobatan.

Cara Memeriksa Mastitis

Bila dirasa ada kecurigaan akan penyakit lain selain infeksi payudara, dokter umumnya akan menganjurkan Bunda untuk melakukan pemeriksaan yang lebih intensif seperti:

  • USG Payudara

Mendeteksi dan memeriksa benjolan atau kemungkinan adanya tumor pada payudara

  • Mammografi

Untuk mendeteksi tanda-tanda kanker payudara yang dapat disebabkan oleh infeksi payudara

  • Biopsi Payudara

Merupakan pemeriksaan laboratorium terhadap sampel jaringan payudara untuk mendeteksi kemungkinan adanya sel kanker

  • MRI

Pemeriksaan untuk mendapatkan gambaran kondisi payudara secara lebih detil dan mendeteksi tumor atau tanda kanker payudara

Cara Mengobati Mastitis pada Ibu Menyusui

Salah satu cara menangani mastitis yang utama adalah dengan pemberian antibiotik. Berapa lama penggunaan Antibiotik selama 10-14 hari untuk mengobati mastitis umumnya akan dianjurkan oleh dokter agar gejala yang Bunda alami bisa semakin membaik atau sembuh. Biasanya gejala serta keluhan mastitis akan berangsur membaik dalam waktu 2-3 hari sejak awal pengobatan.

Meski demikian, tetap gunakan obat sesuai anjuran dokter ya, Bunda, dan jangan menghentikan pemakaian mendadak agar infeksi tidak muncul kembali. Selain penanganan menggunakan antibiotik, ada beberapa tindakan yang dapat Bunda lakukan di rumah untuk meredakan gejala mastitis, antara lain:

  • Memberikan kompres hangat pada area payudara yang mengalami infeksi guna meredakan rasa nyeri. Lakukan selama 15 menit, 4 kali sehari
  • Konsumsi obat pereda nyeri yang disarankan oleh dokter atau telah dikonsultasikan ke dokter
  • Perbanyak istirahat
  • Hindari mengenakan pakaian terlalu ketat, termasuk bra, sampai dengan gejala infeksi yang Bunda alami semakin membaik

Cara paling efektif untuk menghilangkan mastitis adalah dengan tetap menyusui dari payudara yang mengalami mastitis, meski terasa sedikit sakit. Berhenti menyusui justru akan memperburuk mastitis.

Di samping melakukan pengobatan, ada juga beberapa tindakan perawatan payudara yang bisa Bunda lakukan untuk mencegah terjadinya mastitis dengan melakukan aktivitas berikut ini:

  • Bersihkan payudara dengan handuk hangat untuk meningkatkan aliran ASI
  • Gunakan teknik atau posisi berbeda ketika menyusui
  • Gunakan payudara secara bergantian ketika sedang menyusui
  • Usahakan untuk mengosongkan payudara sepenuhnya ketika sedang menyusui untuk mencegah pembengkakan dan penyumbatan saluran ASI. Jika Si Kecil sudah berhenti menyusui ataupun kenyang tapi payudara belum sepenuhnya kosong, maka Bunda bisa memompa ASI dan mengosongkan payudara
  • Hindari menggunakan sabun ketika membersihkan puting
  • Berikan pijatan pada payudara secara teratur untuk memperlancar saluran ASI
  • Perbanyak konsumsi cairan untuk mencegah dehidrasi
  • Hindari penggunaan bra yang terlalu ketat
  • Hindari menindik puting payudara karena dapat meningkatkan resiko infeksi

Selama Bunda melewati masa pengobatan dan tengah dianjurkan untuk mengonsumsi obat, jangan lupa juga untuk berkonsultasi dengan dokter anak. Hal ini penting untuk meningkatkan pengetahuan tentang teknik dan posisi menyusui yang baik guna mencegah infeksi terjadi kembali. Bila usai melakukan pengobatan dan meminum obat kondisi mastitis tidak kunjung membaik, segera kembali berkonsultasi ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.





medical record

Berapa Besar Risiko Alergi Si Kecil?



Cari Tahu