Menyusui merupakan salah satu cara paling efektif untuk mengurangi reaksi alergi pada Si Kecil sebelum usia 2 tahun. Hal ini dikarenakan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan dilanjutkan hingga 2 tahun berikutnya dapat memperkuat sistem kekebalan tubuhnya, sehingga melindunginya dari alergi. Yuk, pahami bagaimana cara kerja ASI ini dalam meningkatkan imunitas tubuh.
Kelainan Sistem Kekebalan Tubuh dalam Alergi
Reaksi alergi terjadi karena sistem imun sedang bekerja secara berlebihan, sehingga secara keliru mengidentifikasi zat yang tidak berbahaya sebagai ancaman. Saat terpapar alergen, sistem tersebut akan melepaskan zat kimia tertentu, yang memicu gejala-gejala di berbagai bagian tubuh.
Selama 2 tahun pertama usianya, sistem imun Si Kecil masih dalam tahap pematangan. Akibatnya, ia lebih rentan terhadap alergen, terutama jika Bunda atau Ayah juga memiliki riwayat alergi. Apabila saat ini ia langsung terpapar dengan alergen, maka sistem tubuhnya akan menganggapnya sebagai bahaya dan akan terjadi reaksi alergi.
Berbagai reaksi dapat timbul pada saat alergi ini terjadi. Reaksi tersebut dapat berupa:
- Kelainan saluran pencernaan, termasuk muntah, sakit perut, sembelit, ataupun tinja yang berdarah.
- Gangguan pada kulit, antara lain ruam, gatal, biduran, ataupun eksim.
- Kelainan saluran pernapasan, antara lain batuk, pilek, bersin, ataupun mengi.
Pemicu Alergi
Berbagai alergen dapat memicu reaksi pada bayi. Bunda perlu memahami berbagai alergen ini, karena sebenarnya Si Kecil dapat terlindungi dari alergen ini apabila ia disusui secara eksklusif.
Makanan
Terdapat beberapa makanan yang mampu memicu alergi pada Si Kecil, meliputi telur, kacang-kacangan, susu sapi, dan beragam makanan lainnya. Namun umumnya, kejadian alergi makanan dapat berkurang jika Si Kecil disusui secara eksklusif dan baru diperkenalkan kepada makanan setelah berusia 6 bulan.
Kejadian alergi terhadap susu sapi juga sebenarnya jarang terjadi, selama ia baru diberikan susu sapi setelah berusia 2 tahun.
Bahkan, apabila Bunda atau Ayah memiliki riwayat alergi terhadap susu sapi, reaksi alergi ini mungkin tidak lagi terjadi setelah ia berusia 3 tahun. Sebab, pada usia tersebut, sistem kekebalan tubuhnya telah cukup matang untuk merespons susu sapi dengan baik tanpa menimbulkan reaksi.
Faktor Lingkungan
Terdapat beragam unsur di lingkungan sekitar yang mungkin memicu alergi pada Si Kecil, misalnya bulu hewan peliharaan, debu, asap rokok, dan lain sebagainya. Akan tetapi, kejadian ini masih lebih jarang daripada alergi makanan.
Kejadiannya juga dapat dicegah secara tidak langsung dengan ASI eksklusif. Memberikan ASI secara rutin akan membuat Bunda rajin memelihara kebersihan lingkungan tempat tinggalnya, sehingga akan menghindarkannya dari unsur-unsur lingkungan yang menjadi alergen.
Pemberian ASI eksklusif juga akan membuat sistem kekebalan tubuhnya berkembang dengan baik, dan mampu mengenali hal-hal di lingkungan yang membuatnya terpapar sebagai hal yang wajar dan tidak akan menimbulkan reaksi. Ini dikarenakan ASI mengandung banyak zat yang mampu meningkatkan kekebalan tersebut.
Bunda, simak yuk beberapa zat kandungan ASI yang membuatnya begitu penting untuk pertumbuhan Si Kecil di sini: Manfaat ASI Eksklusif dan Kandungan Nutrisinya
Obat-obatan
Terdapat beberapa jenis obat yang dilaporkan menimbulkan reaksi alergi, misalnya ibuprofen, kotrimetoksazol, penisilin, dan lain sebagainya. Namun, Si Kecil tidak akan mudah terpapar pada obat-obatan ini, selama ia tidak jatuh sakit dan sakit ini dapat dicegah dengan pemberian ASI.
Ibuprofen merupakan obat penurun demam, yang dapat dijadikan pilihan terakhir apabila Bunda tidak bisa mengatasinya dengan kompres hangat. Umumnya, jika ia demam, dengan banyak menyusuinya dan membuatnya tertidur nyenyak, demam tersebut akan hilang sendiri tanpa obat.
Obat-obatan seperti kotrimetoksazol dan penisilin hanya diberikan pada kasus infeksi bakteri, dan biasanya ia jarang memerlukannya apabila ia tidak sampai mengalami infeksi bakteri tersebut. Menyusuinya secara eksklusif juga akan mencegah infeksi tersebut, sehingga kemungkinannya terpapar pada obat-obatan tersebut juga akan sangat minimal.
Kemungkinan timbulnya alergi umumnya baru terjadi bukan ketika Si Kecil masih menyusui eksklusif, tetapi saat ia mulai diperkenalkan pada makanan padat yang mendampingi ASI. Oleh karenanya, tentu sebaiknya Bunda memahami bagaimana memberikan MPASI untuk mencegah alergi ini. Yuk, pelajari tentang pencegahan alergi makanan pada masa MPASI di halaman berikut: Tips MPASI untuk Pencegahan Alergi Si Kecil
Referensi:
- Summer Health. Allergies in infants: Understanding food allergies and seasonal allergies. Diakses 13 September 2024. https://www.summerhealth.com/blog/allergies-in-infants-food-and-seasonal-allergies