Beranda Artikel 0-12 Bulan Cara Merawat Tali Pusat Bayi yang Baru Lahir

Cara Merawat Tali Pusat Bayi yang Baru Lahir

2021/10/25 - 08:35:25am     oleh Morinaga Soya
cara merawat tali pusat

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), proses pelepasan tali pusat biasanya membutuhkan waktu satu minggu. Namun dalam beberapa kasus, bisa jadi membutuhkan waktu 10-14 hari. Bunda tentu tahu, merawat tali pusat Si Kecil yang baru lahir tidaklah mudah. Sebab, jika dilakukan asal-asalan, dapat menyebabkan iritasi atau infeksi. Untuk menjaga kesehatan dan kenyamanan Si Kecil, ikuti cara merawat tali pusat bayi yang baru lahir salam ulasan berikut yuk.

Tali Pusat Harus Kering

Supaya cepat kering dan lepas, usahakan agar tali pusat tidak tertutup apapun. Hal ini dimaksudkan agar sirkulasi udara di area tali pusat bisa masuk sehingga akhirnya tali pusat mengering dan lepas. Perhatikan juga ketika Bunda memakaikan popok pada Si Kecil supaya popoknya tidak menutupi tali pusat. Selain supaya sirkulasi udara tetap lancar, namun hal ini juga bertujuan agar tali pusat tidak terkontaminasi dengan air seni ataupun feses Si Kecil agar tidak terjadi infeksi.

Kalau bisa Bunda disarankan untuk memandikan Si Kecil menggunakan waslap selama tali pusat masih ada. Tujuannya tentu agar tali pusat tetap kering. Bunda bisa memandikannya dengan berendam saat tali pusat sudah puput. Usai memandikan Si Kecil segera bersihkan tali pusat dan keringkan bila terkena air dengan cara mengangin-anginkannya atau melapnya dengan lembut. Pakaikan Si Kecil pakaian yang tidak terlalu ketat dengan bahan yang menyerap keringat. Hindari pula memakaikan pakaian dengan model body suit atau one piece (yang menutupi seluruh tubuh) pada Si Kecil.

Biarkan Tali Pusat Lepas Dengan Sendirinya

Membiarkan tali pusat lepas dengan sendirinya merupakan cara yang tepat untuk merawat tali pusat dengan benar. Jangan pernah memaksakan atau menarik tali pusat agar cepat lepas ya, Bunda. Cara ini disinyalir malah bisa menyebabkan pendarahan serta infeksi pada Si Kecil. Bentuk dan warna tali pusat pada setiap bayi bisa berbeda-beda. Seiring dengan berjalannya waktu, adalah hal yang normal bila warnanya mulai berubah.

Salah satu ciri tali pusar bayi akan lepas bisa dilihat dari perubahan warnanya, mulai dari putih kekuningan menjadi coklat, abu-abu, ungu, atau biru, hingga akhirnya mengering dan berubah hitam sebelum tali pusar akhirnya puput. Ketika sudah lepas, Bunda mungkin memperhatikan adanya bengkak atau bekas di mana tali pusat berada menjadi berwarna kemerahan. Kadang bahkan ada darah yang keluar. Hal in merupakan hal wajar dan akan berlangsung selama beberapa hari kedepannya.

Hindari Penggunaan Obat atau Salep

Salah satu cara paling tepat mengobati tali pusar bayi yang belum kering adalah dengan membiarkannya saja. Cukup bersihkan dengan air atau lap basah bila tali pusat kotor. Selain itu, Bunda tidak perlu memberikannya salep ataupun obat yang bertujuan agar tali pusat cepat kering. Memberikan apapun tanpa anjuran, saran, serta resep dokter sebaiknya tidak dilakukan karena malah bisa beresiko membahayakan kesehatan Si Kecil.

Saat tali pusat lepas dan area pusar sedikit berdarah, Bunda tidak perlu khawatir karena ini merupakan hal yang wajar. Kondisi yang perlu diwaspadai adalah ketika tali pusar Si Kecil menunjukan gejala infeksi seperti:

  • Area tali pusar bernanah
  • Disertai demam
  • Kulit di sekitar area tali pusat menjadi bengkak dan berwarna kemerahan
  • Tali pusat berwarna kekuningan dan mengeluarkan bau tidak sedap
  • Terjadi pendarahan terus menerus di area tali pusat
  • Si Kecil menjadi rewel dan kerap menangis bila area kulit tali pusatnya disentuh

Jika terjadi salah satu cara mengatasi tali pusar yang bernanah dan menunjukan gejala ini adalah dengan membawanya ke dokter untuk diperiksakan. Bila usai kurun waktu 3-6 minggu tali pusatnya belum juga lepas dengan sendirinya, segera juga bawa Si Kecil ke dokter, karena bisa jadi ini indikasi adanya masalah kesehatan, baik itu infeksi ataupun gangguan sistem kekebalan tubuh.





medical record

Berapa Besar Risiko Alergi Si Kecil?



Cari Tahu