Beranda Artikel 13-36 Bulan Ciri-ciri Alergi Protein dan Cara Mengatasinya

Ciri-ciri Alergi Protein dan Cara Mengatasinya

2024/07/26 - 04:09:53pm     oleh Morinaga Soya
Penyebab Si Kecil Alergi Protein

Bunda tentu tahu ya, protein merupakan nutrisi yang sangat penting untuk tumbuh kembang Si Kecil. Namun bagaimana jika ia alergi protein? Tentunya ini menjadi tantangan tersendiri untuk memenuhi kebutuhan Si Kecil ya, Bun. Apalagi kondisi ini bisa membuat Si Kecil tidak nyaman dan rewel. Nah, untuk mengetahui apakah Si Kecil betul-betul mengalami alergi, cari tahu ciri-cirinya, makanan pemicu, dan cara mengatasi melalui artikel ini, yuk!

Ciri-Ciri Alergi Protein

Bunda, untuk mengetahui apakah Si Kecil alergi terhadap protein, Bunda bisa memerhatikan gejala-gejala yang timbul. Perlu diingat bahwa reaksi yang muncul pada setiap anak bisa saja berbeda ya, Bun. Namun secara umum, ciri-ciri yang muncul yaitu gatal-gatal, ruam merah, mual muntah, mata berair, hidung tersumbat dan bibir bengkak.

Selain itu, Si Kecil juga bisa mengalami gangguan pencernaan seperti kram perut, diare, atau konstipasi (susah BAB). Untuk mendapatkan diagnosa yang lebih akurat, Bunda bisa mengajak Si Kecil untuk melakukan tes alergi.

Penyebab Alergi Protein

Pada dasarnya, alergi protein terjadi karena tubuh menganggap protein sebagai zat yang berbahaya, sehingga memberikan reaksi yang berlebihan. Hal ini terjadi karena dipicu oleh beberapa faktor berikut ini:

Reaksi Imun Tubuh

Sistem imun memiliki peran cukup penting sebagai alat proteksi alami tubuh yang menghalangi masuknya zat asing ke dalam tubuh. Namun ada kalanya, sistem imun keliru dalam mengenali makanan ataupun zat berbahaya yang masuk ke dalam tubuh.

Hal inilah yang memicu tubuh mengeluarkan zat histamin dan bahan kimia lain untuk mencegah zat yang dianggap berbahaya tersebut menginfeksi tubuh. Alhasil, tubuh bereaksi berlebihan, seperti timbul gatal-gatal, hidung berair, bengkak, diare, atau dalam beberapa kasus menimbulkan syok anafilaktik.

Pencernaan Sensitif

Alergi protein hewani umumnya juga bisa terjadi dikarenakan pencernaan yang sensitif. Pencernaan sensitif dapat mengganggu proses penyerapan kandungan makanan yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini justru membuat beberapa kandungan makanan tidak dapat diterima oleh pencernaan, dan salah satunya adalah makanan berprotein.

Selain itu, alergi juga bisa terjadi karena Bunda terlalu membatasi jenis makanan yang Si Kecil konsumsi sejak kecil. Hal ini menyebabkan tubuh tidak bisa mengidentifikasi makanan baru atau asing sebagai makanan bermanfaat.

American Academy of Pediatrics (AAP) juga menyatakan bahwa variasi makanan diperlukan terutama dalam masa tumbuh kembang Si Kecil. Ini bisa mencegah resiko muncul dan berkembangnya alergi di kemudian hari.

Konsumsi ASI

Bila Si Kecil masih dalam proses penerimaan ASI, ia juga bisa mengalami alergi akibat protein yang Bunda konsumsi. Kondisi ini dapat terjadi karena sistem pencernaan Si Kecil yang masih dalam tahap perkembangan.

Namun, seiring berjalannya waktu, alergi yang diakibatkan melalui ASI ini akan menghilang. Bila dirasa masih tidak membaik, sudah saatnya Bunda memeriksakan Si Kecil ke dokter untuk mendapatkan diagnosis lebih lanjut.

Sumber Makanan Alergi Protein

Semua makanan yang mengandung protein berpotensi menyebabkan reaksi alergi pada penderita alergi protein. Beberapa contoh makanan yang sering memicu alergi, khususnya apada anak-anak yaitu telur (baik bagian kuning maupun putih), ikan laut dan ikan air tawar, udang, kepiting, tiram, lobster, cumi-cumi, dan gurita.

Kacang-kacangan seperti pistachio, walnut, kacang mede, dan kacang tanah juga bisa menjadi pemicu, Bun. Tak hanya itu, protein dalam susu atau produk turunannya seperti keju, dan yoghurt juga seringkali menyebabkan anak-anak mengalami alergi.

Cara Mengatasi Alergi Protein

Untuk mengatasi kondisi Si Kecil, ada beberapa hal yang bisa Bunda lakukan, di antaranya:

Mengenal dan Menghindari Zat Pemicu Alergi

Bila Si Kecil sudah dipastikan memiliki riwayat alergi, maka satu-satunya hal yang dapat Bunda lakukan adalah melakukan pencegahan atau menghindarinya dari zat pemicu alergi.

Pasalnya, belum ada studi yang menyatakan bahwa alergi ini dapat disembuhkan. Oleh karenanya, penting bagi Bunda untuk mengetahui apa saja yang dapat memicu timbulnya reaksi alergi pada Si Kecil sehingga dapat menghindarkannya dari alergen.

Membaca Label Kemasan Produk dengan Teliti

Pastikan Bunda tidak pernah lupa untuk membaca label kemasan produk makanan yang akan diberikan kepada Si Kecil. Cek ulang apakah produk memang tidak mengandung alergen yang bisa memicu kambuhnya alergi pada anak.

Bunda juga bisa mencari produk-produk alternatif yang bisa diberikan kepada Si Kecil guna memenuhi kebutuhan harian gizinya.

Memeriksakan Si Kecil ke Dokter

Bila reaksi alergi terus berlanjut bahkan semakin parah walaupun Bunda sudah menjauhinya dari alergen, maka segeralah bawa Si Kecil untuk diperiksakan ke dokter. Umumnya, dokter akan memberikan beberapa alternatif obat jika memang diperlukan. Namun pastikan konsumsi obatnya sesuai dengan anjuran dokter yang bersangkutan ya, Bun.

Demikian beberapa hal yang harus Bunda perhatikan mengenai seputar alergi protein pada Si Kecil. Nah apabila alergi Si Kecil disebabkan oleh susu sapi, Bunda perlu mencarikan susu alternatif yang lebih aman dan bisa memenuhi kebutuhan Si Kecil. Umumnya, Bunda akan disarankan untuk memberikan susu soya sebagai alternatif pengganti susu sapi. Bunda bisa cari tahu rekomendasi susu soya yang bebas laktosa, melalui artikel berikut ya: Susu Bebas Laktosa yang Aman untuk Si Kecil.





medical record

Berapa Besar Risiko Alergi Si Kecil?



Cari Tahu