Beranda Artikel 13-36 Bulan Anak Hiperaktif? Ini Sebab dan Cara Mengatasinya, Bunda

Anak Hiperaktif? Ini Sebab dan Cara Mengatasinya, Bunda

2022/10/05 - 05:12:15pm     oleh Morinaga Soya
Anak Hiperaktif Ini Sebab dan Cara Mengatasinya Bunda

Siapa yang tidak senang ketika melihat Si Kecil begitu aktif dan bisa melakukan banyak kegiatan, tapi tentunya ketika Si Kecil menjadi terlalu aktif bergerak tanpa merasa kelelahan, hal ini bisa membuat Bunda kewalahan ketika menjaganya. Mungkin saja, Si Kecil memang anak yang hiperaktif.

Hiperaktif merupakan kondisi dimana siapapun yang mengalaminya, termasuk anak-anak kerap menunjukan perilaku tidak bisa diam. Salah satu tanda anak hiperaktif adalah ketika ia selalu lebih aktif dibandingkan teman sebayanya, baik itu aktif secara verbal maupun fisik.

Si Kecil yang aktif bergerak sebenarnya merupakan hal yang cukup wajar dan normal terjadi. Tapi tentu saja Bunda tetap harus waspada ketika Si Kecil terlihat kesulitan dalam mengontrol aktivitas serta reaksinya terhadap lingkungan sekitar.

Pasalnya, hiperaktif biasanya merupakan salah satu gejala dari ADHD ( Attention Deficit Hyperactivity Disorder). Walau memang tidak semua anak hiperaktif sudah pasti mengalami kondisi ADHD, jadi penting juga bagi Bunda untuk dapat membedakan tanda-tandanya.

Tanda Anak Hiperaktif

Si Kecil mungkin tengah berada pada fase dimana ia menjadi sangat aktif dan hampir tidak pernah bisa duduk diam dengan tenang. Walau mungkin akan membuat Bunda mempertanyakan apakah Si Kecil memiliki kondisi ADHD. Mengutip dari laman Child Mind Institute, Si Kecil yang aktif tidak melulu berarti ia memiliki kelainan atau hal yang perlu dikhawatirkan.

Anak yang menjadi hiperaktif karena ADHD bukan hanya akan menemukan kesulitan untuk duduk tenang tapi juga akan merasa kesusahan dalam menyerap informasi yang diberikan. Berikut merupakan pertanda bahwa Si Kecil memiliki kecenderungan hiperaktif:

Bergerak dan Berjalan Dengan Cepat

Anak yang tergolong hiperaktif ini seringnya akan bergerak atau bahkan berjalan dengan cepat, terkadang lebih cepat dari teman seumurannya. Hal ini juga bisa membuat Si Kecil menabrak orang ataupun barang di sekitarnya. Ini tentunya bisa jadi hal berbahaya bagi Si Kecil, sehingga baiknya tetap dilakukan pengawasan dan pendampingan bila Si Kecil cenderung menabrak hal di sekitarnya.

Cepat Gelisah

Bila Si Kecil cukup aktif, maka ia pasti akan merasa kesulitan untuk disuruh diam atau tenang sejenak. Inilah mengapa Si Kecil akan cepat merasa atau terlihat gelisah ketika berada di situasi yang menuntutnya untuk tetap tenang. Mereka seringnya akan terlihat terus menggerak-gerakan tubuhnya bahkan ketika sedang duduk, terlihat gelisah dan ingin mengambil mainan, atau buru-buru pergi meninggalkan ruangan.

Selalu Berteriak dan Berlari Ketika Sedang Bermain

Si Kecil yang aktif bergerak mungkin juga akan cenderung berlari dan berteriak ketika bermain, dan hal ini merupakan hal yang lumrah terjadi. Bagi Si Kecil yang hiperaktif, mereka akan selalu melakukan hal ini, baik ketika ia tengah bermain di dalam ruangan maupun luar ruangan

Bermain Terlalu Kasar

Salah satu ciri Si Kecil memiliki kecenderungan hiperaktif adalah ketika ia seringkali bermain bersama teman atau sendiri terlalu kasar hingga melukai dirinya ataupun teman bermainnya. Hal ini tentu tidak disadari dan dilakukan secara tidak sengaja oleh Si Kecil. Ini bisa terjadi lantaran Si Kecil terlalu bersemangat ketika bermain, itulah yang membuatnya rentan menyakiti diri sendiri.

Sulit Fokus

Tak hanya kerap terlihat gelisah, Si Kecil yang hiperaktif juga biasanya akan kesulitan untuk berkonsentrasi. Mereka akan merasa susah untuk diam bahkan saat jam makan, bermain, atau bahkan ketika belajar baik di sekolah ataupun rumah. Inilah kenapa Si Kecil yang memiliki kecenderungan hiperaktif seringkali kehilangan fokus saat melakukan sesuatu.

Berdiri dan Berjalan Ketika Belajar

Saat memasuki usia sekolah, bila Si Kecil dilaporkan seringkali berdiri di tengah kelas dan berjalan bahkan ketika guru tengah menjelaskan, maka Bunda juga harus mengerti bahwa Si Kecil memang tidak bisa duduk diam dalam waktu lama. Selain itu, bagi mereka terus bergerak di tengah pelajaran membuat kegiatan belajar menjadi lebih menyenangkan.

Beda Anak ADHD dan Anak Hiperaktif

Meskipun anak yang hiperaktif dan ADHD mungkin sekilas tampak sama karena memang tidak dapat berada dalam kondisi yang menuntut mereka untuk duduk diam, namun, salah satu cara termudah memisahkan antara anak yang aktif dan anak yang hiperaktif akibat ADHD dapat dilihat dari kemampuan mereka dalam menyerap informasi. Anak yang aktif akan menyerap informasi lebih baik dan lebih cepat dibandingkan Si Kecil yang kemungkinan mengidap ADHD.

Si Kecil yang tidak memiliki ADHD juga akan menunjukan kontrol emosi dan keinginan yang jauh lebih baik. Bila Bunda menemukan gejala ADHD pada Si Kecil, sebaiknya segera periksakan Si Kecil ke dokter untuk mendapatkan analisa lebih pasti dan cara penanganan yang lebih tepat bila memang Si Kecil didiagnosis dengan ADHD.

Selain itu, salah satu yang bisa Bunda lakukan untuk meringankan gejala ADHD ini adalah dengan memberinya DHA yang umumnya ada di beberapa jenis makanan, seperti ikan dan susu. Simak pentingnya DHA dalam atasi gejala ADHD di artikel ini yuk: Manfaat DHA untuk Kecerdasan dan Kesehatan Si Kecil

Penyebab Anak Menjadi Hiperaktif

Si Kecil yang aktif mungkin saja memang disebabkan karena ia memiliki banyak energi yang harus dikeluarkan, sementara, bila Si Kecil menjadi hiperaktif, mungkin saja ada penyebab yang menyertainya, antara lain:

Stress

Walau memang belum banyak mengalami problema, tapi jangan sepelekan kesehatan mental Si Kecil ya Bunda. Kenyataannya, banyak anak-anak yang bisa mengalami stress loh. Hal ini bisa dipicu oleh banyak hal, mulai dari hal-hal positif seperti lingkungan atau aktivitas baru. Terkadang hal negatif juga bisa menjadi pemicunya, seperti berita kematian atau sakitnya anggota keluarga, hingga bahkan hewan peliharaan.

Kurang Olahraga

Tanpa ada aktivitas fisik yang cukup, Si Kecil akan lebih merasa kesulitan untuk duduk diam dan tenang. Oleh karenanya, cukup penting bagi Bunda untuk mengajak Si Kecil bermain atau melakukan aktivitas fisik yang mengharuskannya banyak bergerak, misalnya saja berenang, berlari, ataupun naik sepeda. Dengan mengajaknya beraktivitas sebagai salah satu sarana menyalurkan energi mereka, maka akan lebih mudah bagi Si Kecil untuk menjadi lebih tenang.

Kesehatan Mental Terganggu

Kondisi hiperaktif ternyata bisa dipicu karena adanya gangguan mental seperti emosi yang tidak stabil, kerap merasa resah, atau pernah mengalami trauma. Pada situasi ini, Si Kecil memiliki kecenderungan tidak dapat fokus atau tenang, hingga kesulitan untuk berkonsentrasi.

Masalah Kesehatan

Dalam beberapa kasus, anak yang terlihat hiperaktif juga dapat terjadi ketika ia mengalami penyakit hipertiroid. Selain itu, bisa jadi ada beberapa gangguan fisik yang menyebabkan meningkatnya aktivitas Si Kecil hingga cenderung hiperaktif. Kondisi ini akan lebih baik bila didiskusikan bersama dengan dokter untuk analisis yang lebih lengkap.

Kurang Tidur

Cukup berbanding terbalik dengan orang dewasa yang menjadi kurang berenergi saat kurang tidur, pada anak-anak yang terjadi malah sebaliknya. Mereka akan menjadi lebih aktif saat tidak memiliki cukup tidur baik tidur siang ataupun malam. Salah satu penyebabnya adalah produksi adrenalin dan kortisol dalam tubuh semakin meningkat. Ini merupakan salah satu respon alami tubuh supaya Si Kecil tetap bertenaga dan terjaga di saat kurang istirahat seperti ini.

Cara Mengatasi Anak Hiperaktif

Sebenarnya belum ada obat atau penelitian yang menyatakan dapat menyembuhkan kondisi Si Kecil yang hiperaktif. Kondisi ini hanya dapat diatasi dengan dukungan, aktivitas, dan pendidikan yang tepat bagi orangtua dan anak. Bila Si Kecil cukup hiperaktif, ini hal yang bisa Bunda lakukan:

Membantu Mengorganisir

Bunda bisa memulai langkah pertama membantu kondisi hiperaktif Si Kecil dengan membimbingnya dalam mengorganisir kegiatannya, misalnya seperti mengatur waktu atau membuat jadwal beraktivitas, sekaligus membuatnya turut berkontribusi untuk menjaga lingkungannya agar tetap rapi.

Berikan pula instruksi yang singkat, padat, dan mudah dimengerti. Misalnya saja “tolong bantu Bunda menaruh mainan di tempatnya” lalu jangan lupa untuk memberikan apresiasi berupa pujian kepada Si Kecil bila ia melakukannya dengan benar.

Mengatur Waktu Tidur

Salah satu penyebab Si Kecil menjadi terlalu aktif adalah karena kurangnya tidur. Bila Si Kecil memiliki ADHD, maka, hal ini juga bisa mengakibatkan susah tidur, dan akhirnya malah memperparah ADHDnya. Oleh karenanya, penting sekali untuk menciptakan suasana yang tenang agar Si Kecil dapat tidur dengan nyenyak.

Lalu perhatikan juga waktu tidur Si Kecil, pastikan ia tidur dan bangun di waktu yang sama setiap harinya. Hindari juga penggunaan gadget sebelum waktu tidur karena hal ini bisa mengganggu waktu istirahatnya.

Agar waktu tidur Si Kecil makin teratur, ada beberapa tips yang bisa membantu Bunda. Informasi selengkapnya, baca di sini yuk: Cara menidurkan anak susah tidur dan kenali penyebabnya.

Menerapkan Kedisiplinan yang Positif

Salah satu cara untuk menerapkan disiplin pada Si Kecil dengan pendekatan positif adalah dengan memberikan pujian atau apresiasi kepada Si Kecil untuk perilaku baik yang ia lakukan. Tidak hanya sekedar mengucapkan terima kasih, cegah dan berikan Si Kecil kedisiplinan saat Si Kecil menunjukan perilaku negatif.

Misalnya dengan memberikan time out, dan berikan penjelasan kepada Si Kecil mengapa hal yang ia lakukan merupakan tindakan negatif. Kedisiplinan juga penting untuk melatih agar anak tidak manja dan dapat menjadi mandiri. Yuk, ketahui lebih lanjut tentang ciri dan cara mengatasi anak manja di sini: 5 Ciri Anak Manja dan Cara Mengatasinya Secara Tepat.

Menyempatkan Quality Time Bersama Anak

Luangkan waktu paling tidak setiap harinya untuk sekedar berbincang atau beraktivitas bersama Si Kecil. Saat menghabiskan waktu berkualitas bersama Si Kecil, berikanlah ia perhatian penuh serta pujilah perilaku positif yang dilakukannya.

Bunda juga bisa merancang kegiatan fisik bersama, misalnya saja mengajak Si Kecil berjalan atau bermain di taman dan kompleks rumah. Tapi, pastikan Si Kecil tidak melakukan aktivitas yang berat mendekati waktu tidurnya ya, karena hal ini malah bisa membuat Si Kecil kesulitan untuk tidur di malam hari.

Membina Hubungan Keluarga yang Sehat

Untuk menciptakan suasana rumah yang menyenangkan, tentu dibutuhkan juga relasi atau hubungan yang baik antara semua anggota keluarga. Keluarga memiliki peran besar dalam membentuk karakteristik dan perilaku anak. Upayakan untuk selalu memiliki komunikasi yang sehat dengan semua anggota keluarga.

Bila Si Kecil mengajaknya Bunda bicara, cobalah tanggapi dengan tenang dan sabar. Sama hal nya bila berkomunikasi dengan suami Bunda, terutama di depan anak, usahakan untuk selalu memberikan contoh yang baik kepada Si Kecil.

Walau terkadang mungkin akan menjadi tantangan tersendiri, namun, dengan dukungan penuh dari orangtua, tenaga pengajar, ataupun orang-orang di sekitarnya maka tumbuh kembang Si Kecil pasti akan semakin optimal. Bila Perlu, bawalah Si Kecil ke dokter untuk memastikan perkembangannya tidak terhambat karena sesuatu yang serius.

Selain itu, Bunda juga dapat mempelajari terlebih dahulu tentang tahapan perkembangan motorik Si Kecil untuk tahu apakah ia benar-benar hiperaktif atau masih dalam tahap normal. Baca di sini yuk: Tahap Perkembangan Motorik Anak Usia 1-5 Tahun





medical record

Berapa Besar Risiko Alergi Si Kecil?



Cari Tahu
bannerinside bannerinside
allysca