Efek intoleransi laktosa untuk jangka panjang kehidupan Si Kecil ternyata banyak Bun. Efeknya dapat berupa kekurangan nutrisi dan masalah pencernaan yang dapat mengganggu tumbuhkembangnya. Yuk, simak penjelasannya di sini.
Tubuh Kekurangan Nutrisi
Intoleransi laktosa adalah kondisi di mana tubuh tidak dapat mencerna laktosa, yaitu gula alami yang terdapat dalam susu ataupun produk susu. Kondisi ini disebabkan oleh kekurangan enzim laktase yang diperlukan tubuh untuk mencerna laktosa. Untuk Bunda yang ingin lebih memahami tentang laktosa, yuk baca: Mengenal Apa Itu Laktosa dan Peran Pentingnya untuk Anak.
Ketika Si Kecil yang mengalami kondisi ini mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung laktosa, gejala-gejala umum yang mungkin muncul termasuk perut kembung, diare, kram perut, dan gas yang menumpuk. Jika tidak segera diatasi, gejala-gejala ini akan mengganggu tubuh dalam menyerap nutrisi apapun dari makanan yang dikonsumsinya.
Salah satu nutrisi yang kurang terserap antara lain mineral kalsium. Penelitian menunjukkan, laktosa ikut membantu tubuh menyerap kalsium sehari-hari. Jika tubuh kurang menyerap kalsium sejak kanak-kanak, mereka kekurangan mineral untuk membantu pertumbuhan tulang.
Apabila anak-anak sudah kekurangan kalsium sejak masih berusia kanak-kanak, maka mereka berisiko memiliki tulang yang lemah. Ketika dewasa, mereka akan berisiko mengalami pengeroposan atau osteoporosis.
Kondisi ini juga meningkatkan risiko kekurangan vitamin D. Hal ini dikarenakan banyak anak yang tidak diajari mengonsumsi susu karena takut mereka akan mengalami gejala intoleransi laktosa, sehingga mereka tidak minum susu sama sekali. Sayangnya, susu merupakan sumber vitamin D, dan orang tua mereka tidak mengajari anak mereka untuk mengonsumsi sumber vitamin D selain susu.
Dampaknya, kondisi intoleransi laktosa pun menyebabkan mereka menjadi kekurangan asupan vitamin D. Padahal, vitamin D penting untuk membantu tubuh menyerap kalsium dan juga menjaga daya tahan tubuh.
Masalah Pencernaan
Ketika Si Kecil dengan intoleransi laktosa mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung laktosa, kandungan ini tidak dapat dicerna sepenuhnya dalam usus kecil. Laktosa yang tidak tercerna bergerak ke usus besar serta berinteraksi dengan bakteri dalam usus.
Interaksi ini dapat menyebabkan gejala-gejala seperti:
- Kembung: Karena fermentasi bakteri di usus besar, produksi gas meningkat, menyebabkan perut terasa kembung.
- Diare: Laktosa yang tidak dicerna dapat menarik air ke dalam usus besar, menyebabkan tinja menjadi cair dan menyebabkan diare.
- Kram perut: Perubahan dalam komposisi serta pergerakan tinja mengakibatkan kram dan rasa tidak nyaman di perut.
- Gas berlebihan: Proses fermentasi laktosa oleh bakteri juga menghasilkan produksi gas berlebih di usus besar. Ini mengakibatkan perasaan tidak nyaman serta meningkatkan pembentukan gas dalam perut.
- Mual: Beberapa anak mungkin merasa mual setelah mengonsumsi produk susu atau makanan yang mengandung laktosa.
Jika Si Kecil mengalami masalah pencernaan seperti di atas, terutama gejala sakit perut, ada beberapa hal yang bisa Bunda lakukan untuk mengatasinya. Informasi selengkapnya, yuk Bun cek artikel berikut: Penyebab sakit perut dan cara mengatasinya.
Berat Badan Menurun
Intoleransi laktosa pada Si Kecil juga menyebabkan berat badan menurun atau kesulitan untuk mendapatkan berat badan yang optimal. Ini terjadi karena mempengaruhi penyerapan nutrisi, termasuk kalsium, vitamin D, serta protein dari makanan.
Gejala-gejala seperti perut kembung, diare, kram perut, dan mual dapat membuat Si Kecil tidak nyaman dan mengurangi nafsu makan. Kondisi ini mengakibatkan penurunan asupan makanan secara keseluruhan.
Selain itu juga dapat mengganggu penyerapan nutrisi penting, seperti protein, vitamin, dan mineral. Ini karena laktosa yang tidak tercerna dapat menarik air ke dalam usus besar dan mengganggu proses penyerapan nutrisi.
Berat badan yang tidak mencukupi atau lambatnya pertumbuhan berat badan pada Si Kecil juga berakibat pada masalah kesehatan lainnya, termasuk risiko kekurangan energi serta nutrisi yang dapat mempengaruhi perkembangan fisik dan kognitifnya.
Gangguan Tumbuh Kembang Anak
Intoleransi laktosa dapat menyebabkan gangguan tumbuh kembang melalui beberapa mekanisme:
Kurangnya asupan nutrisi
Ketika Si Kecil menghindari atau membatasi konsumsi produk susu atau sumber laktosa lainnya karena gejala intoleransi, ini mengakibatkan kurangnya asupan nutrisi penting seperti kalsium, vitamin D, serta protein. Kalsium dan vitamin D penting untuk tumbuh kembang tulang yang sehat, sedangkan protein penting untuk perkembangan otot serta jaringan tubuh lainnya.
Berbagai makanan sehat yang tidak mengandung laktosa untuk cukupi kebutuhan nutrisi Si Kecil, dapat Bunda cari tahu di artikel berikut ini: Makanan yang Cocok Untuk Anak Intoleransi Laktosa
Masalah pencernaan
Gejala intoleransi laktosa seperti diare, kram perut, serta mual dapat membuat Si Kecil tidak nyaman dan mengurangi nafsu makan. Gangguan pencernaan ini dapat mengganggu penyerapan nutrisi dari makanan, sehingga menghambat tumbuh kembang Si Kecil.
Kekurangan energi
Ketika Si Kecil tidak mendapatkan cukup energi dari makanan karena masalah pencernaan atau penurunan nafsu makan, hal ini dapat menyebabkan kekurangan energi. Kekurangan energi dapat mempengaruhi aktivitas fisik, fungsi organ, dan pertumbuhan keseluruhan anak.
Wah, ternyata berat ya dampak jangka panjangnya bagi kualitas hidup anak-anak? Karena itu, intoleransi terhadap laktosa ini harus diatasi ya, Bunda. Yuk, cari tahu cara mengatasinya di sini: Cara Efektif Mengatasi Intoleransi Laktosa pada Si Kecil.