Bunda, tahukah bahwa salah satu kandungan penting dalam susu yang sering terlupakan adalah laktosa? Laktosa merupakan jenis gula alami yang terdapat dalam susu dan produk olahannya, seperti yoghurt, keju, atau es krim. Meskipun terdengar sederhana, laktosa memiliki peran besar dalam mendukung tumbuh kembang bayi dan anak-anak.
Laktosa terdiri dari dua komponen dasar, yaitu glukosa dan galaktosa. Keduanya bekerja sama untuk menyediakan energi dan membantu berbagai fungsi penting dalam tubuh, terutama dalam masa pertumbuhan aktif Si Kecil. Namun, pemahaman tentang manfaat laktosa belum banyak dimiliki orang tua. Yuk, simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Fungsi dan Kegunaan Laktosa dalam Tumbuh Kembang Anak
Laktosa bukan hanya sekadar gula, tapi juga memiliki banyak fungsi penting bagi tubuh Si Kecil. Salah satu peran utamanya adalah menjadi sumber energi yang mudah dicerna. Ketika masuk ke dalam tubuh, laktosa dipecah menjadi glukosa dan galaktosa oleh enzim laktase di usus halus.
Proses ini membantu menyediakan energi secara cepat, terutama saat Si Kecil sedang aktif bergerak atau belajar hal baru. Selain itu, galaktosa yang dihasilkan dari laktosa turut mendukung perkembangan otak dan sistem saraf yang masih berkembang.
Lebih dari itu, laktosa juga membantu proses metabolisme tubuh, menjaga kesehatan saluran cerna, serta berkontribusi pada penyerapan mineral penting yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Jadi, fungsi dan kegunaan laktosa sangat menyeluruh dan mendukung perkembangan anak secara optimal.
Manfaat Laktosa untuk Si Kecil
Laktosa memiliki berbagai manfaat yang mendukung kesehatan dan pertumbuhan anak secara menyeluruh. Berikut ini beberapa manfaat utama laktosa yang perlu Bunda ketahui.
Sumber Energi yang Efisien
Laktosa merupakan salah satu sumber energi utama bagi bayi dan anak-anak. Glukosa dan galaktosa yang dihasilkan dari pencernaan laktosa akan langsung digunakan tubuh untuk aktivitas fisik maupun proses tumbuh kembang.
Karena bersifat alami dan mudah dicerna, laktosa mampu memberikan energi yang stabil. Hal ini membantu mencegah lonjakan kadar gula darah secara tiba-tiba dan membuat Si Kecil merasa kenyang lebih lama.
Mendukung Kesehatan Pencernaan
Meski tidak sepenuhnya dicerna di usus halus, sebagian laktosa mencapai usus besar dan difermentasi oleh bakteri baik. Proses ini menghasilkan asam laktat yang menjaga keseimbangan pH usus serta mencegah pertumbuhan bakteri patogen.
Laktosa juga membantu mengatur pergerakan usus atau peristaltik, sehingga mencegah sembelit dan mendukung buang air besar yang lancar. Dengan saluran cerna yang sehat, penyerapan nutrisi pun menjadi lebih optimal.
Namun, tidak semua anak bisa menerima laktosa dengan baik, Bunda. Pada beberapa kasus, laktosa justru bisa menimbulkan gangguan pencernaan karena tubuh Si Kecil tidak mampu mencernanya dengan optimal. Nah, untuk mengenali kondisi ini sejak dini, yuk kenali apa saja gejala intoleransi laktosa pada anak di sini: Gejala yang Harus Diketahui tentang Intoleransi Laktosa pada Anak.
Membantu Penyerapan Mineral Penting
Laktosa terbukti membantu tubuh menyerap beberapa mineral penting seperti kalsium, magnesium, zinc, dan fosfor. Semua mineral ini berperan penting dalam pembentukan tulang, gigi, serta fungsi otot yang sehat.
Khusus untuk bayi dan anak-anak yang sedang mengalami pertumbuhan pesat, kemampuan tubuh untuk menyerap mineral dengan baik akan berpengaruh langsung pada kualitas pertumbuhan dan kekuatan struktur tubuh mereka.
Lebih Aman untuk Kesehatan Gigi
Berbeda dengan gula biasa, seperti sukrosa, yang mudah memicu karies gigi, laktosa memiliki efek yang lebih ringan terhadap kerusakan gigi. Laktosa tidak langsung difermentasi oleh bakteri di mulut, sehingga risiko terbentuknya plak dan asam yang merusak gigi menjadi lebih kecil.
Produk susu yang mengandung laktosa juga umumnya kaya akan kalsium dan fosfor, yang membantu memperkuat enamel gigi dan menjaga pH mulut tetap seimbang.
Kalsium membantu memperkuat enamel gigi, sedangkan fosfor membantu menjaga keseimbangan pH di dalam mulut, Untuk memahami lebih lanjut tentang pertumbuhan gigi Si Kecil, Bunda dapat membaca artikel ini : pertumbuhan gigi Si Kecil. sehingga dapat mencegah terjadinya kerusakan gigi.
Gangguan yang Berkaitan dengan Laktosa
Meskipun laktosa memiliki banyak manfaat, tidak semua orang dapat mencernanya dengan baik. Salah satu gangguan yang sering terjadi adalah intoleransi laktosa. Kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak memproduksi cukup enzim laktase untuk memecah laktosa di usus halus.
Gejala intoleransi laktosa meliputi perut kembung, diare, mual, dan kram perut setelah mengonsumsi produk yang mengandung laktosa. Gejala ini bisa muncul baik pada bayi dan anak-anak maupun orang dewasa.
Jika Bunda melihat Si Kecil mengalami gejala tersebut setelah mengonsumsi susu, ada kemungkinan ia mengalami intoleransi laktosa. Untuk memastikannya, sebaiknya konsultasikan dengan dokter agar mendapatkan solusi nutrisi yang tepat dan aman.
Tips Aman Mengkonsumsi Susu dengan Laktosa
Untuk Si Kecil yang tidak memiliki intoleransi laktosa, konsumsi susu tetap dapat menjadi bagian penting dari pola makan hariannya. Namun, ada beberapa tips yang bisa Bunda terapkan agar manfaat laktosa tetap maksimal tanpa mengganggu pencernaan.
Pertama, pilih susu yang sesuai usia anak. Bayi di bawah 1 tahun idealnya mengonsumsi ASI atau susu formula yang disesuaikan kebutuhan nutrisinya. Setelah itu, perlahan perkenalkan susu sapi atau produk turunannya secara bertahap.
Kedua, awasi reaksi tubuh Si Kecil terhadap produk susu seperti yoghurt atau es krim. Jika tidak ada keluhan, Bunda bisa melanjutkan pemberian susu secara rutin. Namun jika muncul perut kembung atau diare, pertimbangkan untuk beralih ke susu bebas laktosa atau susu kedelai.
Ketiga, kombinasikan konsumsi susu dengan makanan kaya serat dan probiotik untuk mendukung kesehatan saluran cerna, sehingga tubuh dapat mencerna laktosa lebih baik.
Alternatif Susu untuk Anak dengan Intoleransi Laktosa
Untuk anak-anak yang mengalami intoleransi terhadap laktosa, Bunda tak perlu khawatir. Kini tersedia berbagai pilihan susu non-laktosa yang tetap menyediakan nutrisi penting untuk tumbuh kembang Si Kecil.
Susu bebas laktosa dan susu kedelai adalah dua pilihan terbaik. Susu kedelai, khususnya, kaya akan protein nabati dan bisa menjadi alternatif yang aman dan bergizi. Selain itu, susu kedelai juga mengandung zinc, omega 3, dan vitamin lainnya yang mendukung tumbuh kembang otak dan fisik anak.
Bunda juga bisa memberikan susu alternatif seperti susu kedelai, almond, atau oat, yang secara alami tidak mengandung laktosa dan bisa menjadi pilihan untuk menggantikan susu sapi.
Dengan mengenali gejala intoleransi laktosa dan mengetahui alternatif susu yang tersedia, Bunda dapat membantu mencukupi kebutuhan nutrisi yang diperlukan untuk tumbuh kembang Si Kecil. Bagi Bunda yang ingin tahu rekomendasi susu bebas laktosa yang aman bagi Si Kecil yang intoleransi laktosa, kunjungi artikel berikut ini yuk: Dua Pilihan Susu Non Laktosa yang Aman untuk Anak.
Referensi:
-
Verywell Health. What Is Lactose?. Diakses tanggal 25 April 2024.https://www.verywellhealth.com/what-is-lactose-5076054
-
Think USA Dairy. Lactose, Health & Nutrition. Diakses tanggal 25 April 2024.https://www.thinkusadairy.org/products/lactose/health-and-nutrition