Infeksi telinga adalah kondisi peradangan yang seringnya terjadi pada area pintu masuk telinga hingga gendang telinga. Munculnya masalah ini kebanyakan disebabkan karena infeksi bakteri dan virus, yang dapat membuat Si Kecil merasa tidak nyaman hingga kesakitan.
Menurut hasil studi National Institute on Deafness and Other Communication Disorders, kondisi ini sering terjadi pada Si Kecil di bawah usia 3 tahun. Alasannya, karena sistem kekebalan tubuh Si Kecil di rentang usia tersebut belum berkembang dengan sempurna. Untuk memahami infeksi ini secara utuh, yuk Bun baca artikel ini hingga selesai.
Gejala Infeksi Telinga Pada Bayi
Beberapa gejala infeksi telinga juga merupakan gangguan kesehatan pada umumnya dan ini sering terjadi pada Si Kecil. Oleh karena itu, agar Bunda mengenali dengan baik kondisi ini, berikut ciri-ciri yang perlu diwaspadai, antara lain:
Demam
Menurut Max M. April, MD, Ketua Komite Otolaringologi Pediatrik untuk American Academy of Otolaryngology, secara umum, demam di atas 39 derajat celcius merupakan salah satu ciri khas infeksi telinga yang terjadi pada bayi.
Ketika suhu tubuh meningkat, ini merupakan bentuk pertahanan tubuh untuk melawan infeksi atau virus. Suhu bayi umumnya akan meningkat dan berkisar antara 37-40 derajat celcius. Ketahui cara cepat mengatasi demam pada anak berikut ini: Cara Mengatasi Demam pada Anak dengan Mudah.
Masalah Pendengaran
Infeksi telinga terjadi karena penumpukan cairan pada telinga bagian tengah, khususnya saluran eustachius yang berperan menjaga keseimbangan udara dalam telinga. Saat cairan atau lendir semakin menumpuk, gelombang suara yang seharusnya mencapai telinga bagian tengah menjadi terhalang.
Hal ini bisa membuat Si Kecil tidak menanggapi suara di sekitarnya seperti biasa karena kemampuan mendengarnya terganggu. Pendengaran akan kembali normal setelah infeksi hilan dan telinga Si Kecil terbebas dari cairan
Nyeri Pada Telinga
Karena belum mampu berbicara ataupun berkomunikasi dengan baik, salah satu cara yang bayi tahu untuk berkomunikasi adalah dengan menjadi rewel atau menangis. Infeksi telinga bisa membuat Si Kecil merasa kesakitan dan nyeri.
Rasa nyeri ini ditunjukkan dengan gerakan tubuh Si Kecil yang akan sering menarik-narik telinganya karena merupakan sumber rasa sakitnya. Karena infeksi telinga ini, bayi akan merasa tidak nyaman saat berbaring karena akan memberi tekanan pada saluran eustachius. Alhasil, ia akan menjadi lebih rewel saat berada dalam posisi ini atau di saat waktunya tidur.
Jangan panik ya Bun ketika menghadapi rewel Si Kecil karena ada beberapa solusi yang bisa Bunda terapkan dengan mudah saat di rumah. Panduan lengkapnya yuk baca: Penyebab Si Kecil Rewel dan Cara Menanganinya.
Nafsu Makan Berkurang
Nyeri pada telinga bisa berdampak pada nafsu makan Si Kecil. Rasa nyeri pada telinga membuat Si Kecil kesulitan saat mengunyah ataupun menelan makanannya akibat dari tingginya tekanan di telinga.
Keluar Cairan Telinga
Cairan telinga umumnya akan keluar saat dibersihkan dan seringnya menimbulkan bau tidak sedap. Akan tetapi, saat mengalami infeksi telinga, cairan telinga sering keluar dengan sendirinya. Telinga bayi yang mengeluarkan cairan berwarna kuning, hijau, ataupun putih merupakan pertanda awal bahwa gendang telinganya berlubang. Ini kondisi yang bisa terjadi bila cairan di telinga tengah memberikan tekanan sangat besar sehingga gendang telinga menjadi pecah.
Gendang telinga pecah terdengar serius dan cukup menakutkan, dan memang bisa menjadi sangat menyakitkan bagi Si Kecil. Namun lubangnya akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu beberapa hari. Kabar baiknya, Si Kecil mungkin saja merasa lebih baik ketika cairan mengalir dan tekanan berkurang.
Gangguan Keseimbangan
Infeksi telinga bisa membuat tekanan telinga bagian tengah menjadi meningkat sehingga mengganggu fungsi utamanya dalam menjaga keseimbangan tubuh. Keadaan ini bisa membuat Si Kecil kesulitan berjalan dan juga mempertahankan posisi tubuhnya dengan stabil.
Penyebab Infeksi Telinga
Infeksi telinga, terutama infeksi telinga tengah atau otitis media dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti infeksi virus, bakteri, dan jamur yang masuk terlalu dalam ke telinga. Untuk penjelasannya lengkapnya, berikut beberapa penyebab umum yang menimbulkan infeksi telinga pada Si Kecil:
- Batuk dan pilek: Infeksi telinga sering terjadi ketika saluran tuba eustachius yang menghubungkan telinga dengan hidung tersumbat atau membengkak akibat batuk dan pilek. Hal ini sering terjadi pada anak-anak karena mereka memiliki saluran eustachius yang lebih sempit, pendek, dan horizontal.
- Paparan asap tembakau atau polusi udara: Kualitas udara yang buruk, seperti paparan asap tembakau atau polusi udara dapat meningkatkan risiko Si Kecil mengalami infeksi telinga.
- Usia: Anak-anak antara usia 6 bulan hingga 2 tahun lebih rentan terhadap infeksi telinga. Hal ini karena ukuran dan bentuk saluran eustachius yang dimilikinya dan juga adanya faktor sistem kekebalan yang masih berkembang.
- Perilaku: Si Kecil yang suka berbaring saat minum susu dari botol memiliki kecenderungan mengalami infeksi telinga dibandingkan bayi yang diberi ASI.
- Faktor genetik: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada faktor genetik yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena infeksi telinga.
- Myringitis: Peradangan pada gendang telinga yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri juga dapat menjadi penyebab infeksi telinga.
Mengetahui penyebab infeksi telinga sangatlah penting karena akan berkaitan dengan pengobatannya. Untuk itu, sebaiknya segera periksakan Si Kecil ke dokter ketika Bunda sudah melihat gejal-gejala yang tampak.
Tahukah Bunda, batuk dan pilek tak hanya berkaitan dengan infeksi telinga saja. Kondisi ini juga bisa menjadi pertanda Si Kecil mengalami ISPA. Untuk informasi lengkap terkait hal ini dan penanganannya, yuk baca: Gejala dan Cara Menangani ISPA Pada Anak.
Apakah Infeksi Telinga Berbahaya?
Infeksi telinga bisa menjadi kondisi yang berbahaya jika penanganannya terlambat. Beberapa dampak buruk ketika kondisi ini tidak segera diobati, antara lain:
- Gangguan pendengaran: Infeksi telinga dapat menyebabkan gangguan pendengaran sementara atau bahkan permanen. Hal ini dapat terjadi karena adanya penumpukan cairan atau kerusakan pada gendang telinga.
- Penyebaran infeksi: Infeksi telinga yang tidak diobati dapat menyebar ke bagian tubuh lain, seperti, otak dan leher. Hal ini dapat menyebabkan komplikasi serius dan memerlukan perawatan medis.
- Pecahnya gendang telinga: Infeksi telinga yang parah dapat menyebabkan robeknya gendang telinga. Hal ini dapat mengakibatkan keluarnya cairan dari telinga dan meningkatkan risiko infeksi yang lebih serius.
- Kelumpuhan wajah: Kondisi ini juga dapat menyebabkan kelumpuhan pada salah satu sisi wajah, yang disebut juga sebagai paralisis Bell. Hal ini terjadi ketika saraf wajah yang terkena infeksi mengalami kerusakan atau peradangan.
- Penyakit Meniere: Terlambat penanganan kasus ini akan meningkatkan risiko mengalami penyakit Meniere, yaitu penyakit yang menimbulkan gejala seperti pusing berputar (vertigo), tinnitus (bunyi berdenging pada telinga), dan gangguan pendengaran yang parah.
Mengingat masalah ini memiliki potensi risiko yang serius untuk kesehatan Si Kecil, maka Bunda perlu memperhatikan gejalanya dan jika menimbulkan kekhawatiran, segera bawa Si Kecil ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan.
Berapa Lama Infeksi Telinga Bisa Sembuh?
Kebanyakan infeksi telinga akan hilang dalam 3 sampai 5 hari dan umumnya tidak memerlukan pengobatan khusus. Namun, jika gejala yang dialami Si Kecil makin parah atau tidak kunjung membaik dalam 48 hingga 72 jam, segera bawa ke dokter untuk diberikan penanganan yang tepat. Bisa jadi, dokter akan meresepkan obat-obatan penghilang nyeri dan juga antibiotik.
Untuk infeksi telinga tengah atau otitis media, kondisi ini perlu mendapat pengobat segera mungkin karena dapat menyebabkan risiko serius terhadap kesehatan Si kecil, seperti gangguan pendengaran permanen dan kelumpuhan saraf di wajah.
Kapan Harus ke Dokter
Si Kecil yang mengalami infeksi telinga dan disertai beberapa gejala berikut ini, Bunda perlu segera membawanya ke dokter.
- Demam tinggi atau di atas 39 C
- Keluar nanah atau cairan dari dalam telinga
- Gejala yang terus memburuk
- Gejala berlangsung lebih dari 2-3 hari
- Mengalami gangguan pendengaran
Mengatasi Infeksi Telinga Pada Bayi
Sebuah tinjauan penelitian dalam The Journal of American Medical Association mencatat bahwa 80% anak-anak dengan resiko infeksi telinga akan pulih dengan sendirinya tanpa harus menggunakan antibiotik.
Namun demikian, saat mengalami masalah ini, bayi pasti akan merasakan sakit yang tentu harus diatasi agar ia tidak rewel dan bisa beristirahat. Adapun cara yang bisa Bunda lakukan adalah:
Kompres Telinga
Bunda bisa membantu Si Kecil meredakan rasa sakit dengan cara mengompres telinga bayi selama 10-15 menit menggunakan handuk hangat. Peras handuk yang telah direndam air hangat agar tetesannya tidak masuk ke telinga bayi.
Cukupi Kebutuhan Cairan
Saat sedang tidak dalam keadaan sehat, pastikan Bunda selalu mencukupi kebutuhan cairan Si Kecil secara rutin. Walau mungkin Si Kecil akan merasa sakit saat harus menyusu atau menelan ASI, tetap berikan ASI agar ia tidak dehidrasi. Selain itu, gerakan menelan cairan dapat membantu membuka saluran eustachius dan alhasil membuat cairan yang menumpuk di dalam saluran tersebut dapat mengalir. ASI juga akan membantu tubuh Si Kecil agar bisa lebih kuat melawan infeksi.
Posisikan Kepala Bayi Sedikit Lebih Tinggi
Saat sedang tidur atau berbaring, posisikan kepala Si Kecil sedikit lebih tinggi dari tubuhnya dengan cara menaruh setidaknya 1-2 bantal di bawah tubuh, dan bukan langsung di bawah kepala. Hal ini bertujuan untuk melancarkan pengeluaran lendir dan cairan yang menyumbat saluran telinga dan rongga sinus Si Kecil.
Beri Obat Pereda Nyeri
Bila Si Kecil berusia di atas 6 bulan, maka Bunda bisa memberikannya obat pereda nyeri. Tapi cara ini hanya bisa dilakukan atas petunjuk dan resep dokter, ya Bunda. Pastikan Bunda telah berkonsultasi dengan dokter, dan memang disarankan untuk memberikan obat sebagai cara terakhir untuk membantu mengatasi sakitnya. Selalu periksa dan hindari memberi Si Kecil obat batuk pilek yang mengandung antihistamin, aspirin, serta dekongestan karena dapat menimbulkan efek berbahaya bagi Si Kecil.
Memberikan obat atau antibiotik ini disarankan sebagai upaya terakhir Bunda bila beberapa cara dianggap tidak berhasil dan Si Kecil merasa sangat tidak nyaman. Pasalnya menurut American Academy of Pediatrics (AAP), antibiotik bisa menyebabkan diare dan muntah pada sekitar 15% anak-anak yang meminumnya. AAP juga mencatat bahwa 5% anak yang diresepkan antibiotik memiliki reaksi alergi serius yang sangat berbahaya bagi kesehatannya.
Dalam banyak kasus, baik AAP juga American Academy of Family Physicians menyarankan agar menunda pemberian antibiotik paling tidak 48 hingga 72 jam karena infeksi dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, ada kalanya penggunaan antibiotik dilakukan karena merupakan opsi terakhir yang dimiliki. Jadi hindari memberikan antibiotik sebisa mungkin yah Bunda.
Bila Bunda masih khawatir dan ingin memeriksakan apakah gejala yang dialami Si Kecil merupakan pertanda alergi, Bunda bisa memeriksakannya secara gratis di https://www.cekalergi.com/id/test-alergi untuk memastikan. Setelah mengetahui seberapa besar resikonya, dengan demikian akan lebih mudah bagi Bunda untuk menentukan penanganan selanjutnya
Berikan Susu Formula
Selain itu selama masa perawatan, berikanlah Si Kecil susu formula yang mampu menunjang kesehatannya. Morinaga Soya MoriCare Triple Bifidus memastikan Si Kecil terlindungi dengan proteksi ganda karena memiliki kandungan prebiotik FOS dan probiotik Triple Bifidus. Tak lupa adanya sumber 14 vitamin, 9 mineral, kalsium, juga protein akan membantu tumbuh kembang Si Kecil.
Selain itu, Morinaga Soya MoriCare Triple Bifidus akan membantu mengoptimalkan fungsi otak lewat kandungan AA, DHA, Omega 3&6, fosfolipid, kolin, serta zat besi. Susu formula ini cocok digunakan sebagai alternatif bila Si Kecil memiliki alergi terhadap susu sapi karena berbasis dari bahan soya. Cocok juga dikonsumsi meskipun Si Kecil tidak memiliki riwayat alergi susu sapi. Untuk informasi lengkap terkait produk ini, yuk Bun baca: Manfaat, Kandungan, dan Cara Penyajian Chil School Soya.
Referensi:
-
Healthline. Ear Infections Causes, Symptoms, and Treatment. Diakses pada tanggal 10 Januari 2024. https://www.healthline.com/health/ear-infections
-
CDC. Ear Infection. Diakses pada tanggal 10 Januari 2024. https://www.cdc.gov/antibiotic-use/ear-infection.html
-
Cleveland Clinic. Ear Infection (Otitis Media). Diakses pada tanggal 10 Januari 2024. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/8613-ear-infection-otitis-media