Tahukah Bunda, selain flu biasa, Si Kecil juga rentan terkena infeksi telinga yang diakibatkan oleh bakteri atau virus. Infeksi akan menyebabkan peradangan yang tentu terasa menyakitkan dan tidak membuat Si Kecil nyaman. Selain itu, juga dapat mengakibatkan pembengkakan dan penyumbatan saluran Eustachius sehingga cairan dan nanah di rongga telinga tengah menumpuk. Inilah yang kemudian menyebabkan tekanan dan menimbulkan rasa sakit.
Menurut data dari National Institute on Deafness and Other Communication Disorders, sebanyak 5 dari 6 anak mengalami infeksi telinga sebelum berusia 3 tahun. Insiden tertinggi terjadi pada bayi yang berusia 6 bulan hingga 1 tahun, sebab ia belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang sempurna dan masih terus berkembang.
Sayangnya, infeksi telinga biasanya terjadi pada telinga bagian tengah (otitis media) tidak selalu mudah untuk didiagnosa karena gejalanya tidak dapat dengan jelas dideteksi dan menyerupai gejala flu biasa. Seringkali, infeksi telinga berawal dari pilek yang disertai dengan batuk. Untuk membantu Bunda mengetahui apakah Si Kecil terkena infeksi atau tidak, baca ulasan berikut beserta cara mengatasinya ya.
Gejala Infeksi Telinga Pada Bayi
Ketika mengalami infeksi telinga, posisi berbaring bisa menyebabkan pergeseran tekanan di telinga tengah. Perubahan tekanan ini bisa menyakitkan dan membuat mereka mendadak menjadi rewel. Kondisi ini pasti menyebabkan bayi tidak bisa tidur karena posisi berbaring membuatnya merasa kesakitan.
Tapi karena gejalanya terbilang cukup umum dan sulit ditebak, Bunda pasti kesulitan untuk mendeteksi apakah Si Kecil mengalami infeksi telinga atau tidak. Namun, ada beberapa ciri-ciri yang bisa Bunda waspadai sebagai pertanda bahwa Si Kecil terkena infeksi telinga, antara lain.
Demam
Menurut Max M. April, MD, Ketua Komite Otolaringologi Pediatrik untuk American Academy of Otolaryngology, secara umum, demam di atas 39 derajat celcius merupakan salah satu ciri khas infeksi telinga yang terjadi pada bayi. Ketika suhu tubuh meningkat, ini merupakan bentuk pertahanan tubuh untuk melawan infeksi atau virus. Suhu bayi umumnya akan meningkat dan berkisar antara 37-40 derajat celcius.
Masalah Pendengaran
Infeksi telinga terjadi karena penumpukan cairan pada telinga bagian tengah, khususnya saluran eustachius yang berperan menjaga keseimbangan udara dalam telinga. Saat cairan atau lendir semakin menumpuk, gelombang suara yang seharusnya mencapai telinga bagian tengah menjadi terhalang.
Hal ini bisa membuat Si Kecil tidak menanggapi suara di sekitarnya seperti biasa karena kemampuan mendengarnya terganggu. Pendengaran akan kembali normal setelah infeksi hilan dan telinga Si Kecil terbebas dari cairan
Nyeri Pada Telinga
Karena belum mampu berbicara ataupun berkomunikasi dengan baik, salah satu cara yang bayi tahu untuk berkomunikasi adalah dengan menjadi rewel atau menangis. Infeksi telinga bisa membuat Si Kecil merasa kesakitan dan nyeri.
Rasa nyeri ini ditunjukkan dengan gerakan tubuh Si Kecil yang akan sering menarik-narik telinganya karena merupakan sumber rasa sakitnya. Karena infeksi telinga ini, bayi akan merasa tidak nyaman saat berbaring karena akan memberi tekanan pada saluran eustachius. Alhasil, ia akan menjadi lebih rewel saat berada dalam posisi ini atau di saat waktunya tidur.
Nafsu Makan Berkurang
Nyeri pada telinga bisa berdampak pada nafsu makan Si Kecil. Rasa nyeri pada telinga membuat Si Kecil kesulitan saat mengunyah ataupun menelan makanannya akibat dari tingginya tekanan di telinga.
Keluar Cairan Telinga
Cairan telinga umumnya akan keluar saat dibersihkan dan seringnya menimbulkan bau tidak sedap. Akan tetapi, saat mengalami infeksi telinga, cairan telinga sering keluar dengan sendirinya. Telinga bayi yang mengeluarkan cairan berwarna kuning, hijau, ataupun putih merupakan pertanda awal bahwa gendang telinganya berlubang. Ini kondisi yang bisa terjadi bila cairan di telinga tengah memberikan tekanan sangat besar sehingga gendang telinga menjadi pecah.
Gendang telinga pecah terdengar serius dan cukup menakutkan, dan memang bisa menjadi sangat menyakitkan bagi Si Kecil. Namun lubangnya akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu beberapa hari. Kabar baiknya, Si Kecil mungkin saja merasa lebih baik ketika cairan mengalir dan tekanan berkurang.
Gangguan Keseimbangan
Infeksi telinga bisa membuat tekanan telinga bagian tengah menjadi meningkat sehingga mengganggu fungsi utamanya dalam menjaga keseimbangan tubuh. Keadaan ini bisa membuat Si Kecil kesulitan berjalan dan juga mempertahankan posisi tubuhnya dengan stabil.
Mengatasi Infeksi Telinga Pada Bayi
Sebuah tinjauan penelitian dalam The Journal of American Medical Association mencatat bahwa 80% anak-anak dengan resiko infeksi telinga akan pulih dalam waktu sekitar tiga hari tanpa harus menggunakan antibiotik. Namun demikian, saat mengalami infeksi telinga, bayi pasti akan merasakan sakit yang tentu harus diatasi agar ia tidak rewel dan bisa beristirahat. Adapun cara yang bisa Bunda lakukan adalah:
Kompres Telinga
Bunda bisa membantu Si Kecil meredakan rasa sakit dengan cara mengompres telinga bayi selama 10-15 menit menggunakan handuk hangat. Peras handuk yang telah direndam air hangat agar tetesannya tidak masuk ke telinga bayi.
Cukupi Kebutuhan Cairan
Saat sedang tidak dalam keadaan sehat, pastikan Bunda selalu mencukupi kebutuhan cairan Si Kecil secara rutin. Walau mungkin Si Kecil akan merasa sakit saat harus menyusu atau menelan ASI, tetap berikan ASI agar ia tidak dehidrasi. Selain itu, gerakan menelan cairan dapat membantu membuka saluran eustachius dan alhasil membuat cairan yang menumpuk di dalam saluran tersebut dapat mengalir. ASI juga akan membantu tubuh Si Kecil agar bisa lebih kuat melawan infeksi.
Posisikan Kepala Bayi Sedikit Lebih Tinggi
Saat sedang tidur atau berbaring, posisikan kepala Si Kecil sedikit lebih tinggi dari tubuhnya dengan cara menaruh setidaknya 1-2 bantal di bawah tubuh, dan bukan langsung di bawah kepala. Hal ini bertujuan untuk melancarkan pengeluaran lendir dan cairan yang menyumbat saluran telinga dan rongga sinus Si Kecil.
Beri Obat Pereda Nyeri
Bila Si Kecil berusia di atas 6 bulan, maka Bunda bisa memberikannya obat pereda nyeri. Tapi cara ini hanya bisa dilakukan atas petunjuk dan resep dokter, ya Bunda. Pastikan Bunda telah berkonsultasi dengan dokter, dan memang disarankan untuk memberikan obat sebagai cara terakhir untuk membantu mengatasi sakitnya. Selalu periksa dan hindari memberi Si Kecil obat batuk pilek yang mengandung antihistamin, aspirin, serta dekongestan karena dapat menimbulkan efek berbahaya bagi Si Kecil.
Memberikan obat atau antibiotik ini disarankan sebagai upaya terakhir Bunda bila beberapa cara dianggap tidak berhasil dan Si Kecil merasa sangat tidak nyaman. Pasalnya menurut American Academy of Pediatrics (AAP), antibiotik bisa menyebabkan diare dan muntah pada sekitar 15% anak-anak yang meminumnya. AAP juga mencatat bahwa 5% anak yang diresepkan antibiotik memiliki reaksi alergi serius yang sangat berbahaya bagi kesehatannya.
Dalam banyak kasus, baik AAP juga American Academy of Family Physicians menyarankan agar menunda pemberian antibiotik paling tidak 48 hingga 72 jam karena infeksi dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, ada kalanya penggunaan antibiotik dilakukan karena merupakan opsi terakhir yang dimiliki. Jadi hindari memberikan antibiotik sebisa mungkin yah Bunda.
Bila Bunda masih khawatir dan ingin memeriksakan apakah gejala yang dialami Si Kecil merupakan pertanda alergi, Bunda bisa memeriksakannya secara gratis di https://www.cekalergi.com/id/test-alergi untuk memastikan. Setelah mengetahui seberapa besar resikonya, dengan demikian akan lebih mudah bagi Bunda untuk menentukan penanganan selanjutnya
Berikan Susu Formula
Selain itu selama masa perawatan, berikanlah Si Kecil susu formula yang mampu menunjang kesehatannya. Morinaga Soya MoriCare Triple Bifidus memastikan Si Kecil terlindungi dengan proteksi ganda karena memiliki kandungan prebiotik FOS dan probiotik Triple Bifidus. Tak lupa adanya sumber 14 vitamin, 9 mineral, kalsium, juga protein akan membantu tumbuh kembang Si Kecil.
Selain itu, Morinaga Soya MoriCare Triple Bifidus akan membantu mengoptimalkan fungsi otak lewat kandungan AA, DHA, Omega 3&6, fosfolipid, kolin, serta zat besi. Susu formula ini cocok digunakan sebagai alternatif bila Si Kecil memiliki alergi terhadap susu sapi karena berbasis dari bahan soya. Cocok juga dikonsumsi meskipun Si Kecil tidak memiliki riwayat alergi susu sapi.
Bila gejala tidak kunjung membaik setelah 2-3 hari dan malah menjadi semakin parah, seperti telinga keluar darah atau nanah, maka Bunda perlu segera mungkin membawanya ke dokter untuk diperiksakan. Apabila dibiarkan dan tidak diobati, infeksi dikhawatirkan dapat menimbulkan gangguan lebih berat yang dapat mengganggu pendengarannya di masa mendatang.