Beranda Artikel Alergi Jenis Alergi Makanan yang Terjadi pada Si Kecil

Jenis Alergi Makanan yang Terjadi pada Si Kecil

2023/05/26 - 02:17:33pm     oleh Morinaga Soya
Jenis Alergi Makanan yang Terjadi pada Si Kecil

Alergi makanan adalah respons sistem imun terhadap makanan tertentu yang sebenarnya tidak selalu berbahaya.

Normalnya, sistem imun dalam tubuh terdiri dari banyak komponen, salah satunya adalah immunoglobulin E atau IgE. Namun, pada beberapa orang, IgE bisa menjadi musuh yang merugikan, karena memberikan reaksi berlebihan terhadap zat pangan tertentu.

Tubuh yang memiliki keluhan tersebut akan bereaksi dengan mengeluarkan zat histamin. Zat ini akan melebarkan pembuluh darah dan memicu pengeluaran zat-zat yang menyebabkan reaksi radang. Reaksi radang ini dapat mengganggu gerakan usus dan mengakibatkan pembengkakan di saluran napas.

Penyebab IgE bereaksi berlebihan belum sepenuhnya diketahui. Namun, diketahui bahwa orang-orang yang memiliki riwayat asma, alergi, atau lahir melalui operasi Caesar lebih rentan mengalami penyakit ini.

Baca lebih lanjut ya, Bunda, untuk mengetahui macam-macam alergi makanan, cara mendiagnosis serta cara mengolahnya.

Macam-macam Alergi Makanan

Ada beberapa jenis makanan yang dapat memicu reaksi atau gejala pada Si Kecil. Sebagian kecil anak yang mengalami alergi, ternyata dipicu dari kacang, ikan, kerang, atau pun zat gluten. Lebih banyak lagi anak yang alergi makanan berupa putih telur atau pun susu.

Biasanya, gejalanya akan muncul dua jam setelah mengkonsumsi makanan tersebut. Reaksi yang muncul bisa bervariasi. Sebagian anak hanya bereaksi berupa ruam kulit dan gatal-gatal hingga sesak napas. Namun, beberapa anak bisa sampai mengalami anafilaksis yang mengancam nyawa.

Oleh karena itu, sebaiknya, selalu waspada dan mengenali gejala-gejala yang muncul agar bisa memberikan penanganan yang cepat dan tepat jika terjadi anafilaksis. Jadi, wajib waspada ya Bunda. Terutama, jika salah satu orang tua memiliki riwayat kondisi tersebut, berarti Bunda akan perlu memberikan perhatian ekstra kepada Si Kecil.

Cara Diagnosis

Jika Si Kecil menunjukkan gejala alergi makanan, maka diagnosis yang tepat dan cepat menjadi hal yang sangat penting. Biasanya, dokter akan melakukan wawancara dan pemeriksaan fisik sebagai tahap awal diagnosis.

Namun, jika diperlukan untuk memastikan alergi, dokter akan merekomendasikan tes untuk memastikan zat pangan apa yang menjadi pemicu alergi. Tes ini dapat berupa pemeriksaan darah khusus, berupa pemeriksaan pada komponen IgE (immunoglobulin E) yang spesifik terhadap makanan yang dicurigai menjadi pemicu.

Akan tetapi, jika Bunda mengalami kendala biaya untuk melakukan tes ini, dokter bisa menyarankan Si Kecil untuk dilakukan tes lain berupa tes toreh (atau prick test). Tes ini juga bermanfaat untuk mengkonfirmasi zat pangan pemicu alergi, hanya saja dilakukan tanpa mengambil darah. Biayanya biasanya lebih rendah daripada tes IgE.

Dengan melakukan diagnosis yang tepat, Bunda dapat segera memberikan penanganan yang tepat dan menghindarkan Si Kecil dari kemungkinan komplikasi yang lebih serius.

Menangani Alergi

Berikut ini adalah tips untuk menangani Si Kecil yang memiliki alergi makanan.

Pertama, Bunda harus menghindari memberikan makanan yang dapat mencetuskan reaksi alergi pada Si Kecil yang telah terdiagnosis dengan kondisi tersebut. Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa Bunda lakukan:

  • Baca label makanan. Bunda perlu memeriksa labelnya untuk mencari kandungan bahan-bahan yang biasanya menjadi pemicu. Antara lain kacang, gluten, susu, telur, dan seafood. Sebisa mungkin, hindari produk yang mengandung bahan-bahan tersebut.

  • Tanyakan kepada pelayan restoran tentang kandungan bahan dalam menu yang akan dipesan, sebelum makan di restoran atau warung. Pastikan bahwa makanan yang akan dimakan tidak mengandung bahan-bahan yang biasanya menjadi pemicu.

  • Sediakan makanan sendiri, terutama ketika bepergian. Ini bisa membantu memastikan bahwa Si Kecil bebas dari konsumsi bahan-bahan yang biasanya menjadi pemicu.

Kedua, Bunda harus selalu siap sedia obat antihistamin. Namun, perlu diingat bahwa obat ini sebaiknya hanya digunakan pada anak yang berusia di atas 2 tahun.

Ketiga, Bunda harus selalu siap ke rumah sakit jika terjadi reaksi yang parah, seperti anafilaktik. Beberapa tanda anafilaksis yang perlu diwaspadai, antara lain:

  • Sulit bernapas atau sesak napas.

  • Bengkak pada wajah, bibir, dan lidah.

  • Gatal-gatal atau ruam di seluruh tubuh.

  • Mual dan muntah.

  • Pusing dan kehilangan kesadaran.

  • Nyeri perut dan diare.

  • Detak jantung yang tidak teratur atau cepat.

Jika ia menunjukkan tanda-tanda anafilaksis, segeralah membawa ke rumah sakit atau pusat kesehatan terdekat dan segera berikan obat epinefrin jika sudah ada yang tersedia. Jangan menunda-nunda karena anafilaksis bisa menjadi kondisi medis yang mengancam jiwa jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.

Dengan mengikuti tips ini, Bunda dapat membantu mengelola kondisi Si Kecil tersebut dengan baik dan mengurangi risiko terjadinya reaksi yang serius.

Sebagai orang tua, sangat penting untuk selalu waspada dan mengenali gejala-gejala alergi makanan. Jika terjadi keluhan atau gejala yang mencurigakan, segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan penanganan yang cepat. Mari lihat lebih lanjut tanda-tandanya di sini: Tanda Alergi Makanan pada Bayi yang Harus Bunda Tahu





medical record

Berapa Besar Risiko Alergi Si Kecil?



Cari Tahu