Alergi makanan dapat terlihat pada Si Kecil ketika kulitnya tampak mengalami ruam yang terasa gatal dan ia juga mengeluh sakit perut. Untuk informasi lebih lengkap, Bunda dapat membaca panduan mengenal alergi makanan pada anak di sini: Panduan mengenal alergi makanan pada anak. Saat ia mengalami ini, tentu Bunda akan menjadi cukup khawatir dan ingin segera mengobatinya.
Banyak hal dapat memicu penyakit ini, seperti susu sapi, kacang-kacangan, telur, atau kerang. Mengetahui alergen ini sedini mungkin sangat penting agar ia tidak mengalami gejala ini lagi kembali di masa depan. Namun, tidak sedikit Bunda yang khawatir ketika harus memilih obat-obatan yang tepat, terutama ketika banyak obat menyebabkan kantuk yang membuat Si Kecil jadi lesu.
Memahami Alergi Makanan dan Pilihan Pengobatannya
Alergi makanan terjadi ketika sistem imun anak bereaksi berlebihan terhadap protein tertentu dalam makanan. Gejala yang muncul bisa bervariasi, mulai dari ruam kulit, gatal-gatal, mual, hingga kesulitan bernapas. Untuk mengatasi kondisi ini, terdapat dua pendekatan utama, yaitu menggunakan obat medis dan pemanfaatan bahan alami.
Obat medis, khususnya yang berjenis antihistamin, bekerja dengan cara menghambat efek histamin yang dilepaskan tubuh saat terjadi reaksi alergi. Sementara itu, beberapa bahan alami diketahui memiliki sifat antiinflamasi dan antihistamin yang dapat membantu meredakan gejala alergi secara alami.
Dapat dimengerti apabila Bunda khawatir antihistamin menyebabkan kantuk, karena memang awalnya obat-obatan antihistamin pada zaman dahulu memang menimbulkan efek samping demikian. Namun perlu diketahui pula bahwa teknologi pembuatan obat telah berkembang pesat, sehingga kini telah tersedia antihistamin yang lebih jarang menimbulkan kantuk. Antihistamin yang demikian sering disebut antihistamin generasi kedua, yang baru diproduksi pada beberapa tahun belakangan untuk menolong manusia dengan efek samping minimal.
Obat Antihistamin Medis untuk Si Kecil
Penggunaan antihistamin merupakan salah satu cara efektif untuk mengatasi gejala alergi makanan pada Si Kecil. Sebelum memberikan antihistamin pada anak, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter untuk mendapatkan dosis yang tepat dan memastikan keamanan penggunaannya. Berikut beberapa jenis antihistamin yang umum digunakan:
Cetirizine
Cetirizine adalah antihistamin generasi kedua yang umum digunakan untuk mengatasi gejala alergi seperti bersin, hidung berair, dan gatal-gatal. Obat ini bekerja dengan menghambat reseptor histamin H1, sehingga mengurangi reaksi alergi. Efek sampingnya minimal dibandingkan dengan antihistamin generasi pertama, meskipun pada beberapa individu masih dapat menyebabkan kantuk ringan.
Sediaannya dapat Bunda temukan dalam berbagai bentuk, termasuk tablet dan sirup, dan dapat digunakan oleh anak-anak. Obat ini mulai bekerja dalam waktu sekitar 30 menit setelah konsumsi dan efeknya dapat bertahan hingga 24 jam. Namun, penting untuk mengikuti dosis yang dianjurkan dan berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai pengobatan, terutama untuk penggunaan jangka panjang.
Loratadine
Loratadine adalah antihistamin non-sedatif yang efektif untuk mengatasi gejala alergi seperti hidung tersumbat, bersin, dan mata gatal. Obat ini bekerja dengan menghambat aksi histamin tanpa menyebabkan kantuk, sehingga cocok untuk digunakan pada siang hari. Sediaannya berbentuk tablet dan sirup, dan dapat digunakan oleh anak-anak berusia di atas 2 tahun.
Meskipun efektif untuk gejala alergi ringan hingga sedang, obat ini tidak direkomendasikan sebagai pengganti epinefrin dalam kasus reaksi alergi seperti sesak nafas. Penting untuk selalu memiliki rencana penanganan alergi yang komprehensif dan berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan pengobatan yang tepat sesuai dengan kondisi individu.
Fexofenadine
Fexofenadine adalah antihistamin generasi kedua yang dikenal karena efek sampingnya yang minimal, terutama dalam hal menyebabkan kantuk. Obat ini efektif dalam mengatasi gejala alergi seperti bersin, hidung berair, dan gatal-gatal. Fexofenadine tersedia dalam berbagai bentuk, termasuk tablet dan suspensi oral, dan dapat digunakan oleh anak-anak.
Namun, penting untuk memperhatikan interaksinya dengan makanan dan obat lain. Konsumsi jus buah seperti apel, jeruk, atau anggur dapat membuat jumlah obat ini dalam tubuh kurang diserap. Jika Si Kecil perlu meminumnya, mintalah ia mengkonsumsi obat ini dengan air putih.
Selain itu, penggunaan antasida yang mengandung aluminium atau magnesium dalam waktu dekat dengan fexofenadine dapat mengurangi efektivitas obat. Oleh karena itu, konsultasi dengan dokter sangat dianjurkan sebelum memulai pengobatan.
Bahan Alami untuk Meredakan Gejala Alergi Makanan
Selain obat medis, beberapa bahan alami dapat membantu meredakan gejala alergi makanan pada anak. Berikut beberapa di antaranya:
Kunyit
Kunyit mengandung kurkumin, senyawa aktif yang memiliki sifat anti-inflamasi dan antioksidan. Kurkumin dapat membantu mengurangi peradangan yang disebabkan oleh reaksi alergi, sehingga meredakan gejala seperti gatal-gatal dan pembengkakan. Mengonsumsinya secara rutin, baik dalam bentuk suplemen maupun sebagai bumbu dalam masakan, dapat memberikan manfaat bagi penderita alergi.
Namun, penting untuk memperhatikan dosis dan cara konsumsi kunyit. Konsultasi dengan dokter atau ahli gizi dapat membantu menentukan jumlah yang tepat dan memastikan tidak ada interaksi dengan obat lain yang sedang dikonsumsi.
Jahe
Jahe dikenal memiliki sifat anti-inflamasi dan dapat membantu meredakan gejala alergi seperti hidung tersumbat dan mual. Senyawa aktif dalam jahe, seperti gingerol, dapat menghambat produksi zat kimia yang memicu reaksi alergi. Mengonsumsi teh jahe atau menambahkan jahe segar dalam makanan dapat menjadi cara alami untuk mengurangi gejala alergi.
Selain itu, jahe juga dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh lebih mampu menghadapi alergen. Namun, seperti halnya dengan bahan alami lainnya, penting untuk tidak mengkonsumsi jahe dalam jumlah berlebihan dan berkonsultasi dengan tenaga medis jika memiliki kondisi kesehatan tertentu.
Madu
Madu alami mengandung berbagai senyawa yang dapat membantu meredakan gejala alergi, terutama yang berkaitan dengan saluran pernapasan. Konsumsi madu lokal dipercaya dapat membantu tubuh beradaptasi dengan alergen di lingkungan sekitar, sehingga mengurangi reaksi alergi. Mengonsumsi sesendok teh madu setiap hari dapat menjadi langkah preventif yang bermanfaat.
Namun, perlu diingat bahwa madu tidak boleh diberikan kepada anak-anak di bawah usia satu tahun karena risiko botulisme. Selain itu, jika Si Kecil juga kebetulan menderita diabetes, ia harus berhati-hati mengkonsumsinya, karena kandungan gulanya yang tinggi.
Oatmeal
Oatmeal memiliki sifat anti-inflamasi dan dapat digunakan sebagai perawatan topikal untuk meredakan gatal-gatal dan iritasi kulit akibat alergi. Mandi dengan air yang dicampur oatmeal atau menggunakan lotion yang mengandung ekstrak oatmeal dapat membantu menenangkan kulit yang meradang.
Selain itu, oatmeal juga kaya akan beta-glucane, serat yang dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Mengkonsumsi oatmeal sebagai bagian dari menu makan sehari-hari dapat memberikan manfaat tambahan bagi Si Kecil yang menderita alergi.
Lidah Buaya
Lidah buaya memiliki sifat menenangkan dan dapat digunakan untuk meredakan iritasi kulit akibat reaksi alergi. Gel lidah buaya dapat dioleskan langsung pada area kulit yang terkena untuk mengurangi kemerahan dan gatal. Selain itu, lidah buaya juga memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu mempercepat proses penyembuhan kulit.
Namun, pastikan untuk menggunakan produk lidah buaya yang murni dan bebas dari bahan tambahan yang dapat memicu reaksi alergi tambahan. Selalu lakukan uji coba pada area kecil kulit sebelum mengaplikasikan secara luas.
Minyak Eukaliptus
Minyak eucalyptus memiliki sifat dekongestan dan dapat membantu meredakan gejala alergi yang berkaitan dengan saluran pernapasan, seperti hidung tersumbat dan batuk. Menghirup uap dari air panas yang ditetesi minyak eucalyptus atau menggunakan diffuser dapat membantu membuka saluran pernapasan dan mengurangi gejala alergi.
Namun, penggunaan minyak esensial harus dilakukan dengan hati-hati, terutama pada anak-anak dan individu dengan kondisi kesehatan tertentu. Selalu encerkan minyak esensial sebelum digunakan dan konsultasikan dengan tenaga medis jika ragu.
Langkah-Langkah Mengatasi Alergi Makanan pada Anak
Mengelola alergi makanan memerlukan pendekatan yang komprehensif dan proaktif. Tidak selalu makanan yang menimbulkan keluhan pada Si Kecil merupakan pemicu alergi ataupun alergen.
Berkonsultasi dengan dokter ahli alergi dapat memastikan adanya alergi pada Si Kecil sekaligus memberikan penanganan alergi. Mereka dapat merekomendasikan tes alergi dan memberikan saran tentang pengobatan yang tepat.
Pastikan makanan atau bahan yang dapat memicu alergi pada Si Kecil, dan hindarkan darinya. Untuk informasi lebih lanjut tentang pentingnya membaca label makanan dalam mencegah alergi susu sapi, Bunda dapat membaca artikel ini: Membaca label makanan untuk mencegah alergi. Membaca label makanan dengan cermat sangat penting, demikian pula dengan bertanya tentang bahan dalam makanan saat makan di luar. Jika terjadi gejala alergi, gunakan antihistamin atau obat lain sesuai dengan petunjuk dokter untuk mengendalikan gejalanya. Jangan mengkonsumsi obat tanpa konsultasi terlebih dahulu.
Beritahukan sekolah Si Kecil tentang alergi makanan yang dimilikinya. Dengan bekerja sama, maka mereka dapat mencegah dan menangani jika sewaktu-waktu terjadi reaksi alergi.
Sebagai tambahan, apabila dianjurkan dokter, milikilah epinefrin autoinjector yang dapat menolong Si Kecil apabila sewaktu-waktu ia mengalami reaksi alergi yang parah. Epinefrin akan mampu menolongnya dan menghindarkannya dari risiko kehilangan nyawa.
Reaksi alergi pada Si Kecil juga dapat dicegah dengan sering memberinya vitamin tertentu, yang pastinya dapat diperoleh melalui makanan yang dikonsumsinya sehari-hari. Mari ketahui vitamin yang dapat membantu reaksi alergi ini di sini: Ternyata 3 Vitamin Ini Bisa Meredakan Reaksi Alergi Si Kecil.