Bruntusan adalah kondisi di mana terdapat bintik-bintik kecil berwarna kemerahan di area wajah ataupun tubuh. Walaupun cukup sering kita mendengar orang dewasa mengalami bruntusan, tapi ternyata, hal ini bisa juga menimpa Si Kecil loh Bunda. Melansir dari Healthline, bruntusan pada bayi biasanya berupa benjolan kecil berwarna merah atau putih yang kerap muncul di bagian pipi, punggung bagian atas, dan leher. Tak jarang, Si Kecil pasti merasa tidak nyaman karena bruntusan ini bisa menimbulkan rasa gatal dan perih ketika ia berkeringat. Hal ini bisa juga berpotensi menimbulkan iritasi loh.
Penyebab Bruntusan pada Bayi
Bruntusan pada bayi muncul bisa disebabkan karena dua hal, yakni kondisi hormon pada bayi yang masih belum seimbang, karena masih membawa hormon Bunda. Selain itu, bisa juga terjadi karena adanya penyumbatan di pori-pori kelenjar keringat di bawah kulit Si Kecil. Kelenjar keringat yang belum berkembang dengan sempurna membuat Si Kecil belum bisa mengontrol produksi keringat yang keluar.
Mengutip dari Healthline munculnya bruntusan ini bisa disebabkan hormon androgen. Lebih lanjut dijelaskan juga bahwa bruntusan pada bayi akan berangsur-angsur membaik saat mereka menginjak usia 6 bulan. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa pada saat berada dalam kandungan, Bunda akan memiliki hormon androgen. Hormon ini bisa masuk ke dalam plasenta, jadi ketika dilahirkan, Si Kecil kadang masih akan memiliki hormon androgen ini. Kemungkinannya akan semakin tinggi bila kadar hormon dalam tubuh Bunda juga tinggi.
Selain itu, bruntusan atau baby acne pada Si Kecil sering kali disalah artikan sebagai pertanda alergi. Namun, sebenarnya kondisi ini juga biasa disebut milia atau eksim. Umumnya eksim pada bayi akan cenderung berwarna merah sedangkan milia akan cenderung memiliki warna putih. Jadi bruntusan ini merupakan hal wajar dan bisa saja tidak berhubungan dengan alergi imbuhnya.
Sinar matahari yang berlimpah di iklim tropis seperti di Indonesia juga membuat udara cenderung lebih panas dan memiliki tingkat kelembapan tinggi. Iklim seperti ini terkadang juga tidak bersahabat dengan kondisi kulit Si Kecil sehingga mudah menyebabkan gangguan terhadap kulit Si Kecil. Karena memiliki ukuran sel yang lebih kecil, lapisan epidermis dan dermisnya pun lebih tipis. Berikut beberapa permasalahan kulit yang dapat menimbulkan bruntusan di kulit Si Kecil
-
Eksim
Eksim adalah salah satu gangguan kulit pada Si Kecil yang paling sering ditemui terutama bila Si Kecil berusia di bawah satu tahun. Eksim akan muncul karena bayi mengalami alergi pada benda atau makanan tertentu. Jika Si Kecil hanya minum ASI, maka mungkin ia memiliki alergi terhadap makanan yang Bunda makan. Reaksi alergi ini biasanya bisa menimbulkan eksim kering yang ditandai dengan kondisi kulit memerah, kering, dan mengelupas. Ataupun eksim basah berupa bintik-bintik kecil berisi cairan. Bila dibiarkan dalam waktu lama, kulit Si Kecil akan cenderung menebal, warnanya menjadi gelap, kering, dan bersisik. Maka dari itu eksim, pada Si Kecil perlu untuk ditangani sesegera mungkin. Bunda bisa mengetahui cara penanganannya dengan membaca artikel berikut ya: Berbahayakah Eksim Pada Si Kecil?
-
Biang Keringat
Biang keringat adalah masalah kulit yang umum terjadi pada bayi dan anak-anak yang tinggal di iklim tropis seperti Indonesia. Penyebabnya tentu saja karena cuaca yang panas dan lembab sehingga membuat Si Kecil mudah berkeringat dan membuat munculnya bruntusan di kulit bayi yang kita kenal dengan biang keringat. Ketika terjadi, biasanya akan muncul ruam merah yang terasa gatal akibat tersumbatnya kelenjar keringat. Masalah kulit ini juga bisa muncul di sekitar leher, punggung, perut, dan lipatan kulit Si Kecil. Bunda bisa menjaga tubuh Si Kecil agar tetap kering dengan menggunakan penyejuk ruangan atau memakaikannya pakaian dengan bahan yang mudah menyerap keringat.
-
Milia
Milia atau jerawat bayi ini merupakan kista kecil berisi keratin atau protein yang tumbuh di permukaan kulit. Penyebabnya berasal dari penumpukan sel kulit mati bercampur dengan sebum sehingga membentuk keratin. Seperti dilansir dari Healthline, milia jamak dialami bayi baru lahir dan umumnya dapat sembuh dengan sendirinya tanpa harus menggunakan obat. Milia umumnya muncul di area hidung, pipi, kulit kepala, sampai kelopak mata. Pada sebagian kasus, milia bisa muncul pada kulit kepala dan tubuh bagian atas. Kondisi ini terjadi pada hampir 50% bayi di dunia sehingga dianggap sebagai fase normal. Namun bila Bunda merasa bruntusan membuat Si Kecil tidak nyaman, jangan ragu memeriksakannya ke dokter karena bisa menjadi pertanda penyakit lain. Ada beberapa jenis milia yang bisa terjadi pada Si Kecil, antara lain:
-
Miliaria Rubra
Merupakan jenis bruntusan pada bayi yang kerap terjadi. Pemicunya sama, kelenjar keringat yang tersumbat di lapisan epidermis dan dermis kulit. Bruntusan jenis ini terlihat menyebabkan tekstur kulit tidak rata, warna kemerahan, bahkan tak jarang menimbulkan rasa gatal.
-
Miliaria Crystallina
Milia jenis ini merupakan kondisi bruntusan yang hanya mempengaruhi lapisan kulit teratas. Kondisi ini ditandai dengan kemunculan bintil merah berisi cairan berwarna jernih yang mudah pecah. Biang keringat jenis ini biasanya tidak gatal dan tidak terasa sakit.
-
Miliaria Profunda
Jenis bruntusan ini tergolong cukup parah karena Si Kecil bisa merasakan sensasi terbakar di area yang bermasalah. Tak jarang ia akan merasa lesu dan kehabisan energi. Bruntusan jenis ini juga cukup rentan mengalami infeksi.
-
Miliaria Pustulosa
Milia jenis ini merupakan salah satu yang paling jarang terjadi namun yang memberikan dampak pada dermis, lapisan kulit yang lebih dalam. Bruntusan jenis ini biasanya ditandai dengan munculnya bintil merah yang berukuran sedikit lebih besar dan terasa lebih keras. Tak jarang, bintil tersebut berisi cairan kuning di permukaan kulit. Bila pecah, ada kemungkinan akan menimbulkan luka di kulit Si Kecil.
Cara Menghilangkan Bruntusan pada Bayi
Bruntusan pada bayi bila bukan karena masalah serius, umumnya bisa sembuh dan hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan atau perawatan khusus. Setelah kulit mati di bawah permukaan kulit Si Kecil pecah, maka bintik akan hilang. Bruntusan ini biasanya akan memudar dalam kurun waktu 2-3 minggu. Untuk mencegah, meredakan, dan menghilangkan bruntusan pada bayi ada beberapa cara yang bisa Bunda lakukan secara mandiri di rumah:
-
Jangan Mandi Berlebih
Salah satu cara menjaga kebersihan dan kesehatan kulit Si Kecil tentunya dengan memandikannya secara berkala. Tapi tentu saja Bunda tidak disarankan untuk memandikan lebih dari satu kali setiap harinya, atau lebih dari itu bila memang karena badannya kotor karena sesuatu. Terlalu sering memandikan Si Kecil malah akan membuat kulitnya menjadi kering. Minyak serta zat lain yang berfungsi sebagai pelindung kulitnya akan menghilang sehingga kulit Si Kecil tidak terproteksi maksimal. Tentu saja, berbeda untuk area popok yang memang harus dibersihkan beberapa kali sehari. Namun cukup bersihkan dengan air hangat, tisu basah khusus bayi.
-
Menggunakan Losion
Kulit Si Kecil cukup rentan terhadap kekeringan. Bunda bisa menjaga kulitnya agar tetap tetap lembab dengan mengaplikasikan losion khusus bayi. Waktu terbaik untuk memakaikan losion adalah usai memandikan Si Kecil. Lotion berfungsi untuk mencegah kelembapan kulit Si Kecil menguap dan sebagai salah satu upaya untuk mencegah bruntusan pada bayi.
-
Pilih Produk yang Sesuai Untuk Si Kecil
Agar tidak membahayakan kesehatan kulit Si Kecil, Bunda sangat disarankan untuk menggunakan sabun dan shampo yang memang diperuntukan Si Kecil. Pasalnya bahan yang digunakan dalam produk orang dewasa banyak mengandung zat kimia yang tidak baik untuk kulit Si Kecil yang masih sensitif.
-
Mencuci Muka
Cuci muka Si Kecil setiap hari dengan air hangat. Lakukan saat memandikan Si Kecil. Basuh wajahnya dengan air hangat tanpa sabun. Jika ingin memberikan sabun, jangan ragu untuk meminta resep dokter atau berkonsultasi dengan dokter untuk pilihan sabun yang tepat. Pilih juga sabun yang bebas pewangi sehingga meminimalisasi kemungkinan kulit Si Kecil teriritasi.
-
Jangan Menggosok Kulit Si Kecil
Menggosok kulit Si Kecil walaupun menggunakan handuk bisa saja memperparah keadaan kulitnya loh Bunda. Cukup tepuk pelan tubuh Si Kecil saat mengeringkannya, atau sapukan kain berbahan lembut untuk mengeringkan wajahnya.
Bila Si Kecil memiliki bruntusan di wajah usai terpapar ASI, maka kemungkinan bruntusan ini adalah eksim atau merupakan reaksi alergi. Bukan ASI sebagai penyebab utama namun alergen yang mungkin dikonsumsi oleh Bunda. Sehingga cara paling ampuh untuk menghilangkan bruntusan pada bayi akibat ASI adalah dengan tidak mengkonsumsi makanan pemicu alergi ini pada Si Kecil. Jika bruntusan yang dialami Si Kecil memang merupakan reaksi alergi dan meninggalkan bekas pada kulitnya, jangan khawatir ya Bun. Sebab, Bunda juga bisa menghilangkan bekas alergi tersebut dengan bahan-bahan alami yang ada di sekitar Bunda. Cek selengkapnya dalam artikel berikut ya: Cara Menghilangkan Bekas Alergi Si Kecil
Bila masih ragu, Bunda bisa melakukan tes alergi secara gratis di Tes Alergi Morinaga Soya untuk mengetahui seberapa besar kemungkinan Si Kecil memiliki riwayat alergi. Usai mengetahui resikonya, Bunda bisa mulai memilih penanganan yang tepat untuk mengatasinya.