Beranda Artikel 13-36 Bulan Penyebab Biang Keringat pada Bayi dan Cara Mengatasinya

Penyebab Biang Keringat pada Bayi dan Cara Mengatasinya

2023/07/28 - 08:19:44pm     oleh Morinaga Soya
anak mengalami biang keringat

Biang keringat pada bayi adalah kondisi yang umum terjadi dan disebabkan oleh penyumbatan pada pori kulit sehingga keringat tidak dapat keluar. Meski tidak berbahaya, kondisi yang juga disebut dengan miliaria ini tetap harus ditangani dengan sigap.

Sebab kondisi ini membuat bayi merasa tidak nyaman dan lebih rewel karena rasa gatal yang ditimbulkannya. Belum lagi adanya kemungkinan kulit bayi iritasi akibat tidak sengaja digaruk.

Ciri-ciri Biang Keringat pada Bayi

Berikut beberapa ciri yang bisa Bunda perhatikan jika Bunda curiga Si Kecil mengalami miliaria.

  • Muncul ruam berupa bintik-bintik kemerahan yang muncul di permukaan kulit bayi.

  • Timbul rasa gatal akibat bintik merah yang akhirnya bisa meradang dan memanas, sehingga membuat bayi menjadi rewel karena merasa tidak nyaman.

  • Bintik merah muncul pada lipatan kulit bayi, seperti di leher, ketiak, lipatan siku, bahkan punggung atau daerah yang tertutup seperti selangkangan ataupun paha.

  • Munculnya benjolan berupa lenting merah berisi air yang berukuran sangat kecil pada kulit.

  • Lepuhan muncul tidak hanya satu, tapi sekaligus banyak dan menyebar di satu area kulit.

  • Pembengkakkan kulit ringan.

  • Pada beberapa kasus, lepuhan tak hanya terasa gatal tapi juga akan cenderung terasa nyeri serta perih seperti ditusuk-tusuk jarum.

Kondisi yang perlu Bunda Waspadai

Secara umum, biang keringat bukanlah penyakit kulit paling berbahaya, namun, bila disertai dengan gejala berikut, segera bawa Si Kecil ke dokter.

  • Muncul ruam di permukaan kulit yang disertai dengan demam.

  • Lepuh kecil pada kulit bayi tidak berisi air tapi malah bernanah.

  • Ruamnya melebar, bila disentuh akan terasa hangat dan membengkak.

  • Ada pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak, leher, atau pangkal paha.

Penyebab Biang Keringat

Biang keringat paling umum terjadi pada bayi yang baru lahir. Hal ini diakibatkan karena kelenjar keringat pada bayi yang baru lahir belum sepenuhnya matang. Selain itu, menurut Seattle Children’s, pada dasarnya kondisi ini juga dipicu akibat suhu ruangan yang panas, pakaian yang tidak nyaman atau kurang menyerap keringat, hingga penggunaan produk bayi yang tidak aman juga bisa menjadi pemicunya.

Suhu panas atau kepanasan pada bayi ini amat sangat perlu diwaspadai ya, Bunda. Pasalnya, kepanasan bisa berbahaya ketika tubuh tidak lagi dapat mengendalikan dan menurunkan suhunya sendiri sehingga mengalami serangan panas atau heatstroke.

Di samping itu, bayi lebih mungkin akan mengalami miliaria karena beberapa alasan seperti:

  • Bayi tidak bisa mengatur secara mandiri suhu atau iklim di lingkungannya dan belum mampu melepaskan pakaiannya sendiri saat merasa bajunya terlalu tebal atau berlapis, tak hanya itu, bayi juga tidak dapat menjauh dari sumber panas.

  • Tubuh bayi kurang bisa beradaptasi dengan suhu lingkungan dimana ia berada.

  • Bayi cenderung memiliki lebih banyak lipatan kulit yang dapat membuatnya mudah berkeringat.

  • Mengutip dari jurnal American Academy of Family Physicians (AAFP), miliaria bisa terjadi karena ketidakmatangan struktur kulit atau kulit yang sensitif.

  • Cuaca panas dan persentase kelembaban juga bisa menjadi pemicu paling umum.

Saat panas, tubuh akan segera bereaksi dengan mengeluarkan keringat guna mendinginkan tubuh. Namun, saat berkeringat lebih banyak dari biasanya, kelenjar keringat bisa menjadi kewalahan. Saluran keringat mungkin akan tersumbat.

Perubahan cuaca atau musim yang ekstrem. Bayi mungkin saja terbiasa dengan iklim sejuk. Maka ketika ia bepergian atau mengalami perubahan suhu atau cuaca secara drastis, maka kemungkinan mengalami biang keringat akan besar.

Jenis Biang Keringat

Ada beberapa jenis miliaria yang umum dan dapat dibedakan secara klinis, beberapa jenisnya antara lain:

Miliaria Crystallina

Kondisi disebabkan oleh penutupan saluran ekrin dengan ukuran 1-2mm. Paling sering muncul pada kulit kepala, leher, dan badan. Miliaria crystallina bisa diderita bayi selama berjam-jam hingga berhari-hari.

Miliaria Rubra

Juga dikenal sebagai ruam panas yang disebabkan oleh tingkat obstruksi kelenjar keringat yang lebih dalam. Biasanya terjadi pada bagian kulit yang tertutup.

Miliaria Profunda

Kondisi ini tingkatannya cukup parah, namun jarang terjadi pada bayi yang masih bayi. Ketika keringat dermis bocor ke dalam dermis, hal ini dapat menyebabkan pembilasan dan pembakaran yang intens. Bila bayi menderita miliaria profunda, maka sebaiknya segera bawa bayi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Cara Mengatasi Biang Keringat pada Bayi

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sebagian besar miliaria atau biang keringat pada bayi akan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan. Kondisi ini akan hilang dalam waktu 2 sampai 3 hari.

Namun, untuk meredakan dan mencegah kondisi ini agar tidak semakin parah, ada beberapa cara yang bisa Bunda lakukan secara mandiri di rumah untuk Si Kecil, seperti:

Menggunakan Lotion

Memakai lotion pada kulit bayi bisa membantu meredakan rasa gatal dan bersisik yang dialaminya. Walaupun tidak sepenuhnya menyembuhkan, namun lotion bisa membantu mencegah agar biang keringat bayi tidak menyebar ke area kulit lain.

Carilah lotion dengan tingkat pH 5.5 atau yang memiliki kesamaan tingkat dengan kulit bayi. Tentunya ini akan membuat kulit bayi senantiasa lembab, tidak kering mengelupas, gatal-gatal, ataupun iritasi.

Menjaga Suhu Ruangan Tetap Sejuk

Salah satu hal penting yang perlu Bunda lakukan yaitu menjaga agar ruangan yang ditempati bayi tetap sejuk. Untuk menciptakan suhu ruangan yang sejuk, Bunda bisa membuka akses ventilasi udara ataupun menggunakan pendingin atau penyejuk ruangan di kamar bayi.

Bunda juga perlu menjaga kesegaran kulit bayi dengan cara sering membasuh tubuhnya dan mengeringkannya secara sempurna.

Memakaikan Pakaian yang Nyaman

Pilih dan gunakan pakaian bagi bayi yang berbahan nyaman. Hindari pakaian berbahan nilon, sintetis, dan polyester yang mudah menyebabkan kulit bayi berkeringat. Lebih baik, gunakan pakaian berbahan katun yang memungkinkan sirkulasi udara berjalan lancar. Selain itu, katun lebih mudah menyerap keringat sehingga kulit bayi akan lebih cepat kering kembali.

Untuk area popok, jangan lupa untuk rutin mengecek dan menggantinya ya Bunda, terutama bila bayi rentan berkeringat.

Memandikan Dengan Air Hangat

Memandikan bayi dengan air hangat bisa membantu bayi meredakan rasa gatal serta tidak nyaman yang ditimbulkan akibat biang keringat loh, Bunda. Pastikan untuk mengecek air yang digunakan terlebih dahulu supaya tidak terlalu panas, karena apabila terlalu panas bisa membuat bayi menjadi berkeringat.

Sangat direkomendasikan supaya selama memandikan bayi, Bunda menggunakan sedikit sabun atau tidak sama sekali untuk menghindari menghalangi pori-pori tersumbat lebih jauh.

Menggunakan Lidah Buaya

Menggunakan lidah buaya untuk mengurangi rasa gatal yang timbul dari bintik merah supaya bayi merasa lebih nyaman juga dapat dilakukan loh Bunda. Sensasi dingin yang diberikan lidah buaya akan membantu meredakan rasa panas dan gatal pada kulit bayi. Kulit pun akan lebih tenang dan tanda kemerahan bisa mereda.

Menggunting Kuku Bayi

Saat kulit bayi dipenuhi dengan lepuhan kecil berair, maka sebaiknya mulai menghindari kulitnya dari gesekan. Pasalnya, tekanan dan gesekan dapat memecah lepuh dan membuat kulit menjadi lecet serta adanya kemungkinan iritasi dan infeksi.

Sebagai salah satu cara pencegahan agar lepuhan ini tidak pecah, Bunda juga perlu memastikan kuku bayi tidak panjang. Potong bila kuku bayi terlihat panjang, dan pakaikan kaus tangan agar jarinya tidak menyentuk ataupun menggesek kulit yang gatal.

Memeriksakan ke Dokter

Walau bisa sembuh dengan sendirinya ataupun sembuh secara cepat, namun, pada tahap tertentu, biang keringat bisa menjadi semakin parah. Bila Bunda sudah melakukan langkah-langkah pencegahan dan penanganan namun, kondisi Si Kecil tidak kunjung membaik, serta terdapat infeksi pada kulit bayi, maka sebaiknya segera bawa bayi ke dokter untuk diperiksakan dan mendapatkan penanganan yang tepat. Kalau memang dibutuhkan, dokter juga bisa meresepkan obat untuk Si Kecil.

Selain biang keringat, Si Kecil juga rentan mengalami gejala alergi kulit lainnya seperti dermatitis atopik (eksim), dermatitis kontak, hingga dermatitis seboroik. Yuk, simak penjelasannya di sini: Alergi Kulit pada Anak, Jangan Diabaikan Ya Bun.

Demikianlah penjelasan mengenai biang keringat pada bayi, penyebab dan cara mengatasinya. Bunda bisa memeriksakan seberapa besar resiko Si Kecil memiliki riwayat alergi terlebih dahulu. Untuk memeriksanya, yuk gunakan fitur gratis dari Morinaga Soya di sini: Cek Alergi

Semoga informasi ini bermanfaat dan dapat membantu Bunda dalam merawat Si Kecil. Tetap semangat ya, Bunda.





medical record

Berapa Besar Risiko Alergi Si Kecil?



Cari Tahu