Beranda Artikel Alergi Mengenal dan Mengatasi Rhinitis pada Anak

Mengenal dan Mengatasi Rhinitis pada Anak

2024/05/02 - 04:56:09pm     oleh Morinaga Soya
rhinitis alergi dan non alergi pada anak

Apakah Si Kecil sedang mengalami hidung tersumbat atau terlihat sering bersin, Bun? Jangan diabaikan, karena itu bisa jadi merupakan tanda rhinitis. Rhinitis dapat disebabkan oleh alergi maupun non alergi, dan keduanya menimbulkan gejala yang mengganggu seperti peradangan pada area hidung, mata, dan tenggorokan.

Untuk mengetahui cara penanganan yang tepat, penting bagi Bunda memahami penyebab, gejala, dan perbedaan antara rhinitis alergi dan non alergi. Yuk, simak informasi selengkapnya dalam artikel ini.

Apa Itu Rhinitis?

Rhinitis adalah kondisi peradangan pada membran mukosa hidung yang ditandai dengan gejala seperti bersin, hidung tersumbat, dan keluarnya cairan dari hidung. Penyebab rhinitis bisa berupa reaksi alergi atau faktor non alergi seperti infeksi dan iritasi. Berdasarkan penyebabnya, rhinitis terbagi menjadi dua jenis, yaitu rhinitis alergi dan rhinitis non alergi.

Dilihat dari durasinya, rhinitis juga dapat dibagi menjadi akut dan kronis. Rhinitis akut berlangsung dalam waktu singkat dan biasanya dipicu oleh infeksi atau alergi. Sementara itu, rhinitis kronis bersifat menetap dan sering dikaitkan dengan kondisi seperti sinusitis kronis.

Untuk memahami lebih lanjut tentang cara mencegah dan mengatasi rhinitis alergi, Bunda bisa membaca artikel berikut: Rhinitis Alergi pada Anak: Penyebab dan Cara Mencegahnya.

Penyebab Rhinitis

Rhinitis dapat terjadi karena berbagai faktor tergantung pada jenisnya. Rhinitis alergi disebabkan oleh respons sistem imun terhadap alergen seperti debu, bulu hewan, atau serbuk sari. Ketika terpapar alergen ini, tubuh Si Kecil melepaskan histamin yang menyebabkan peradangan dan gejala seperti bersin serta hidung meler.

Rhinitis non alergi, sebaliknya, tidak melibatkan sistem kekebalan tubuh. Penyebabnya bisa berupa infeksi virus (seperti flu), paparan asap rokok, perubahan suhu, udara kering, hingga konsumsi makanan tertentu. Rhinitis jenis ini lebih sering terjadi secara mendadak dan tidak tergantung pada musim.

Perbedaan Rhinitis Alergi dan Non Alergi

Rhinitis alergi terjadi karena reaksi sistem imun terhadap alergen. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang alergi yang menyebabkan bersin-bersin tak kunjung reda, Bunda dapat membaca artikel ini: Alergi yang menyebabkan bersin-bersin tak kunjung reda. Gejala yang khas antara lain bersin, hidung meler, mata berair, dan terkadang disertai dengan gatal-gatal pada wajah. Jika Si Kecil memiliki alergi terhadap makanan seperti susu sapi, rhinitis bisa muncul sebagai bagian dari gejala alergi tersebut. Bunda bisa membaca selengkapnya di artikel: Seputar Alergi Susu pada Anak yang Perlu Bunda Ketahui.

Sementara itu, rhinitis non alergi memiliki gejala yang serupa namun tidak disebabkan oleh alergen. Umumnya dipicu oleh iritasi atau infeksi. Gejalanya meliputi hidung tersumbat, cairan hidung bening, dan terkadang rasa penuh di wajah atau kepala.

Gejala Rhinitis pada Anak

Gejala rhinitis dapat mengganggu aktivitas harian Si Kecil. Untuk mengetahui cara mengatasi hidung tersumbat pada balita, Bunda dapat membaca artikel ini: Cara mengatasi hidung tersumbat pada balita. Ia mungkin kesulitan tidur karena hidung tersumbat atau merasa tidak nyaman karena hidung terus meler. Beberapa gejala lain yang umum meliputi:

  • Bersin berulang

  • Cairan hidung jernih dan berlebihan

  • Hidung tersumbat

  • Mata merah, berair, atau gatal

  • Gatal pada hidung dan tenggorokan

  • Batuk akibat lendir yang menetes ke belakang tenggorokan (postnasal drip)

Mencatat kapan gejala muncul dapat membantu dokter menentukan jenis rhinitis yang dialami Si Kecil.

Cara Mengobati Rhinitis pada Anak

Penanganan rhinitis perlu disesuaikan dengan jenisnya. Pada rhinitis alergi, langkah utama adalah menghindari alergen pemicu. Penggunaan antihistamin dan semprotan kortikosteroid nasal bisa membantu meredakan gejala. Hindari penggunaan dekongestan dalam jangka panjang karena bisa memperburuk kondisi.

Pada rhinitis non alergi, pengobatan biasanya fokus pada peredaan gejala melalui semprotan saline, dekongestan, atau steroid nasal. Menghindari iritan seperti asap rokok dan menjaga kelembapan udara juga dapat membantu pemulihan.

Untuk menunjang pengobatan, Bunda disarankan menjaga kebersihan rumah, memastikan Si Kecil cukup istirahat, dan memberikan makanan bergizi untuk memperkuat daya tahan tubuhnya.

Bunda sempat bingung membedakan antara rhinitis dan sinusitis? Artikel ini bisa bantu jawab pertanyaannya: Perbedaan Rhinitis dan Sinusitis yang Perlu Bunda Ketahui.

Pencegahan Rhinitis pada Anak

Langkah pencegahan rhinitis dimulai dari menghindari faktor pencetus. Bunda bisa menjaga rumah tetap bersih, memastikan Si Kecil tidak terpapar asap rokok, serta menggunakan air purifier jika perlu. Jika Si Kecil memiliki alergi tertentu, pastikan Bunda mengetahui dan menghindari pemicunya.

Untuk mendukung pencegahan dari sisi imun tubuh, pastikan Si Kecil mendapatkan nutrisi yang cukup, termasuk dari sumber makanan yang mengandung probiotik, vitamin, dan mineral.

Faktor Risiko Rhinitis Alergi

Beberapa anak memiliki risiko lebih tinggi mengalami rhinitis alergi dibandingkan yang lain. Salah satu faktor utamanya adalah riwayat keluarga dengan alergi. Jika salah satu atau kedua orang tua memiliki alergi, kemungkinan Si Kecil juga mewarisinya akan lebih besar.

Selain itu, faktor lingkungan seperti paparan zat pemicu alergi sejak dini juga meningkatkan risiko. Misalnya, tinggal di lingkungan berdebu, banyak bulu hewan, atau sering terkena serbuk sari. Aktivitas sehari-hari di luar ruangan pada musim tertentu juga bisa menjadi pemicu munculnya gejala rhinitis alergi secara berulang.

Cara Mengobati Rhinitis Alergi

Penanganan rhinitis alergi secara tepat sangat penting agar Si Kecil tidak mengalami gangguan berkelanjutan. Langkah awal adalah menghindari pemicu alergi (alergen) yang diketahui. Bunda dapat melakukan patch test atau konsultasi dengan dokter anak untuk mengetahui zat-zat pemicu alergi yang sensitif terhadap Si Kecil.

Pemberian obat antihistamin umumnya direkomendasikan untuk meredakan gejala seperti bersin dan gatal. Dokter mungkin juga akan memberikan semprotan hidung kortikosteroid untuk mengatasi peradangan. Namun, pastikan penggunaannya dilakukan untuk durasi yang sesuai agar tidak menimbulkan efek samping jangka panjang.

Selain itu, penggunaan semprotan saline untuk membersihkan hidung dari alergen juga dianjurkan. Dengan kombinasi penghindaran alergen dan pengobatan yang tepat, gejala rhinitis alergi pada Si Kecil dapat dikendalikan dengan lebih baik.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera konsultasi ke dokter jika rhinitis menyebabkan gangguan tidur, sulit makan, atau menghambat aktivitas Si Kecil sehari-hari. Terutama jika gejala berlangsung lebih dari 10 hari atau disertai demam tinggi, pembengkakan wajah, atau lendir hidung berubah menjadi kekuningan dan kental.

Penting juga membawa Si Kecil ke dokter jika penggunaan obat-obatan yang biasa tidak lagi efektif, atau muncul reaksi alergi lain seperti ruam dan sesak napas. Pemeriksaan lebih lanjut bisa membantu memastikan diagnosis dan penanganan yang tepat untuk kondisi yang dialami Si Kecil.

Untuk mendukung pencegahan dari sisi imun tubuh, pastikan Si Kecil mendapatkan nutrisi yang cukup, termasuk dari sumber makanan yang mengandung probiotik, vitamin, dan mineral. Jika Bunda ingin mengenal lebih banyak jenis alergi yang umum terjadi pada bayi, baca artikel berikut ya: Macam-macam Alergi pada Bayi dan Penyebabnya.

Referensi:

  • Johns Hopkins Medicine. Rhinitis. Diakses tanggal 25 April 2024.
    https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/rhinitis
  • NHS. Allergic rhinitis. Diakses tanggal 25 April 2024.
    https://www.nhs.uk/conditions/allergic-rhinitis/
  • WebMD. Nonallergic Rhinitis. Diakses tanggal 25 April 2024.
    https://www.webmd.com/allergies/nonallergic-rhinitis




medical record

Berapa Besar Risiko Alergi Si Kecil?



Cari Tahu
bannerinside bannerinside
allysca