Beranda Artikel Alergi 3 Alergi yang Sering Terjadi pada Bayi dan Cara Mengatasinya

3 Alergi yang Sering Terjadi pada Bayi dan Cara Mengatasinya

2024/05/02 - 04:45:22pm     oleh Morinaga Soya
Jenis Alergi Anak dan Cara Mencegahnya

Alergi pada Si Kecil yang masih bayi merupakan tantangan serius bagi tumbuh kembangnya. Dengan mengetahui berbagai jenis alergi dan penyebabnya, Bunda akan lebih mampu menjaga Si Kecil agar tetap sehat loh.

Nah, karena alergi ini dapat muncul dalam berbagai bentuk, mari simak penyebab alergi pada Si Kecil, beserta gejala, dan cara mengatasinya di sini.

Penyebab Alergi pada Bayi

Dari alergi yang disebabkan oleh lingkungan seperti debu dan tungau, hingga alergi makanan yang dapat menyebabkan reaksi lebih serius, penting bagi Bunda untuk mengidentifikasi dan memahami cara mengurangi risiko serta menangani gejala yang muncul. Berikut penjelasan lengkapnya.

Rhinitis Alergi

Rhinitis alergi pada bayi biasanya muncul karena reaksi terhadap alergen di udara, seperti serbuk sari dari tanaman atau pohon yang ada di sekitar rumah Bunda. Gejala yang dapat timbul termasuk bersin berulang, hidung tersumbat atau berair, gatal di hidung, dan sering kali disertai mata merah atau berair.

Rhinitis alergi juga dapat memengaruhi kualitas tidur Si Kecil dan mengurangi keefektifan pemberian ASI. Bunda bisa menjaga jendela untuk lebih sering tertutup ketika tumbuhan di luar sedang banyak yang mengalami penyerbukan. Bisa juga menggunakan pembersih udara di rumah agar dapat membantu mengurangi paparan alergen pada Si Kecil.

Alergi Debu, Jamur, dan Tungau

Si Kecil yang lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah bukan berarti terbebas dari risiko alergi ya Bunda. Karena alergen seperti debu, terutama yang mengandung tungau debu adalah pemicu umum alergi yang bisa menyebabkan reaksi pada kulit atau sistem pernapasan Si Kecil.

Gejalanya bisa berupa batuk, bersin, mata gatal, atau eksim. Mengelola kebersihan rumah dengan rutin membersihkan, menggunakan vacuum cleaner dengan filter HEPA, dan mencuci sprei secara rutin akan mengurangi keberadaan tungau dan jamur.

Pastikan juga ruangan tempat Si Kecil tidur dan beraktivitas memiliki tingkat kelembaban ideal ya Bun yang berkisar antara 35% hingga 60%, untuk menghindari tumbuhnya jamur yang dapat memicu reaksi alergi Si Kecil.

Selain alergi debu, ada beberapa jenis alergi lain yang sering dialami oleh Si Kecil, seperti alergi makanan dan alergi serbuk sari. Memahami jenis-jenis alergi ini dapat membantu Bunda dalam memberikan perawatan yang tepat, terutama dalam menghindari alergen yang memicu reaksi. Yuk, baca lebih lanjut di artikel berikut: 3 Alergi yang Sering Terjadi pada Bayi dan Cara Mengatasinya.

Alergi Makanan

Alergi makanan terjadi ketika sistem kekebalan Si Kecil keliru menganggap protein tertentu dalam makanan sebagai ancaman. Hal ini menyebabkan reaksi alergi yang bisa berupa ruam, muntah, diare, bahkan anafilaksis.

Beberapa jenis makanan yang umumnya menyebabkan alergi pada Si Kecil yaitu kacang, susu sapi, telur, ikan, dan seafood. Pada bayi yang mulai dikenalkan pada MPASI, pengenal makanan secara hati-hati dan pencatatan reaksi Si Kecil terhadap makanan baru adalah kunci untuk mengelola alergi makanan.

ASI eksklusif selama enam bulan pertama juga sangat penting untuk dilakukan ya Bunda, karena hal tersebut dapat membantu mengurangi risiko alergi makanan pada bayi.

Si Kecil yang mendapatkan ASI eksklusif membuat sistem imunnya lebih familiar dengan berbagai alergen yang terkandung di dalam ASI, sehingga risiko Si Kecil memiliki alergi makanan pun lebih rendah.

Tanda Alergi yang Umum Terjadi pada Bayi

Mengetahui berbagai reaksi alergi yang umum terjadi pada bayi membantu Bunda dalam mengenali tanda-tanda awal dan mengambil langkah cepat untuk penanganannya. Sebagian alergi juga dapat memiliki gejala lain seperti mual, muntah, hingga diare.

Berikut adalah gejala alergi yang umumnya muncul pada bayi:

Eksim

Eksim, atau dermatitis atopik, adalah kondisi kulit kronis yang sering terlihat pada bayi sebagai ruam merah yang gatal, terutama di pipi, dahi, dan lipatan-lipatan tubuh seperti siku dan lutut. Saat terkena eksim, kulit menjadi kering, bersisik, dan kadang-kadang pecah-pecah. Penggunaan pelembap hypoallergenic dan mandi air hangat dapat membantu menjaga kelembapan kulit Si Kecil.

Baik Bunda mencuci di rumah ataupun menggunakan jasa laundry, pastikan menggunakan deterjen yang lembut dan bebas pewangi untuk menghindari iritasi kulit yang lebih lanjut. Selain itu, pakaian yang terbuat dari bahan alami seperti katun dapat mencegah gesekan yang menyebabkan iritasi, sehingga membantu kulit Si Kecil tetap nyaman.

Biduran

Biduran atau urtikaria adalah reaksi kulit berbentuk benjolan merah yang sangat gatal. Bentuk dan ukuran biduran bisa beragam dan dapat hilang dalam beberapa jam. Biduran dapat muncul di berbagai permukaan kulit Si Kecil, termasuk di wajah, dada, perut, dan area lainnya.

Terdapat berbagai makanan yang dapat memicu rasa gatal pada Si Kecil seperti makanan laut, kacang, hingga susu formula. Bunda perlu melakukan pengawasan ketat dan mencatat berbagai makanan yang membuat reaksi alergi tersebut muncul pada Si Kecil.

Ruam

Ruam pada bayi bisa muncul karena berbagai alasan, termasuk reaksi alergi. Ruam biasanya terlihat sebagai kemerahan atau perubahan tekstur pada kulit. Menjaga area yang terkena agar tetap kering dan bersih serta menggunakan krim atau lotion yang sesuai untuk kulit sensitif dapat mencegah iritasi lebih lanjut.

Saat Si Kecil mandi, Bunda dapat menambahkan oatmeal koloid ke air mandi untuk membantu menenangkan kulit yang iritasi dan mengurangi gatal. Selain itu, menghindari penggunaan produk yang mengandung alkohol dan parfum adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan kulit Si Kecil.

Cara Mengatasi Alergi pada Bayi

Pengelolaan alergi pada bayi memerlukan pendekatan yang hati-hati. Bunda bisa memulai dengan mengidentifikasi pemicu alergi melalui pengamatan dan tes alergi. Perlu diingat bahwa menghindari pemicu alergi adalah langkah pertama yang paing efektif.

Untuk mengatasi gejala yang muncul pada kulit Si Kecil, gunakan krim atau salep anti alergi yang direkomendasikan dokter. Selain itu, menjaga lingkungan rumah agar bebas dari alergen juga penting, seperti membersihkan debu dan menggunakan produk pencuci yang hipoalergenik.

Untuk alergi makanan, pengenalan makanan baru pada Si Kecil harus dilakukan secara bertahap dan dengan pengawasan. Ini memungkinkan Bunda untuk mengidentifikasi reaksi alergi terhadap makanan tertentu dan mengeliminasinya dari diet Si Kecil.

Jika alergi makanan Si Kecil diakibatkan reaksi pada protein susu sapi, maka Bunda perlu mencari alternatif susu lainnya yang memiliki kandungan nutrisi yang tak kalah bagusnya. Ingin tahu apa pilihan susu terbaiknya? Yuk Bunda, kenali susu yang bagus untuk anak alergi di artikel berikut ini: Rekomendasi Susu Soya yang Bagus untuk Bayi Alergi

Referensi:

  • WebMD. Allergies in Babies and Toddlers. Diakses tanggal 25 April 2024.
    https://www.webmd.com/allergies/allergies-babies-toddlers

  • Medical News Today. What to do if a baby has an allergic reaction. Diakses tanggal 25 April 2024.
    https://www.medicalnewstoday.com/articles/322484




medical record

Berapa Besar Risiko Alergi Si Kecil?



Cari Tahu