Beranda Artikel Alergi Macam-macam Alergi pada Bayi dan Penyebabnya

Macam-macam Alergi pada Bayi dan Penyebabnya

2022/08/22 - 05:21:11pm     oleh Morinaga Soya
Jenis Alergi Anak dan Cara Mencegahnya

Alergi pada Si Kecil yang masih bayi merupakan tantangan serius bagi tumbuhkembangnya. Dengan mengetahui berbagai jenis alergi dan penyebabnya, Bunda akan lebih mampu menjaga Si Kecil agar tetap sehat loh. Nah, karena alergi ini dapat muncul dalam berbagai bentuk, mari simak gejala-gejalanya dan cara mengatasinya di sini.

Macam-macam Alergi pada Si Kecil

Alergi Kulit pada Bayi

Alergi pada kulit Si Kecil paling sering terjadi daripada gejala alergi pada organ-organ tubuhnya yang lain. Sebab, kulit bayi masih sensitif terhadap zat-zat yang dianggap asing olehnya. Bentuk-bentuk alergi pada kulit ini dapat berupa dermatitis atopik dan biduran.

Dermatitis atopik ini berupa ruam, yang terdiri dari bintik-bintik merah kecil atau terlihat seperti kulit kering yang bersisik. Pada bayi yang berusia 1 tahun, ruam seringkali muncul di lutut dan siku. Sedangkan pada bayi yang lebih kecil, ruamnya seringkali muncul di kepala, wajah, dan dahi.

Sedangkan biduran merupakan bercak yang gatal dan timbul di atas permukaan kulit. Biduran bisa berukuran dan berbentuk apa saja, tetapi biasanya berwarna merah atau pink dengan pinggiran merah tipis. Biduran dapat muncul di mana saja pada tubuh dan seringkali muncul dalam gugusan.

Biduran terkadang juga bisa muncul hanya di wajah saja. Kondisi ini umumnya disebabkan karena reaksi alergi terhadap makanan ataupun obat-obatan tertentu. Jika Si Kecil mengalami hal ini, ada solusi terbaiknya. Informasi selengkapnya, yuk Bun baca: Cara Mengatasi Biduran di Wajah Si Kecil.

Batuk Alergi pada Anak

Alergi juga dapat muncul dalam bentuk batuk yang menetap. Gejala batuk ini umumnya bertahan lama, cenderung lebih dari seminggu. Dampaknya, batuk ini mengganggu tidur dan kegiatan bermain Si Kecil.

Batuk ini seringkali disertai gejala hidung meler atau tersumbat, serta bersin-bersin akibat saluran hidung yang meradang. Selain itu, matanya juga berair, merah, dan gatal. Gejala pada mata ini disebut konjungtivitis alergi.

Pada beberapa kasus, batuk ini juga disertai mengi, yang disebabkan penyempitan saluran udara dan menghasilkan suara bersiul saat mengeluarkan nafas.

Sakit Perut Akibat Alergi

Alergi juga dapat menyebabkan sakit perut pada Si Kecil, yang sering disertai dengan muntah. Jika ia terlihat rewel tanpa alasan yang jelas, atau menarik kaki ke atas dan merentangkan tubuhnya sambil melengkungkan punggung, ini bisa menjadi tanda bahwa ia sedang sakit perut.

Jika ia menjadi jarang buang air besar sampai 3 hari, dan merasa tidak nyaman saat buang air, kemungkinan dia mengalami sembelit. Sembelit ini kadang-kadang juga terasa nyeri, dan jika ia sudah dapat mengkomunikasikan nyerinya, maka dia akan menunjuk bagian perutnya pada bagian bawah.

Penyebab Alergi pada Si Kecil

Penyebab alergi pada Si Kecil yang masih bayi ialah masih lemahnya imun tubuh Si Kecil, sehingga masih mengenali zat-zat normal sebagai zat yang berbahaya dan harus dilawan. Ada bermacam-macam zat yang sering dianggap berbahaya bagi mereka, misalnya makanan, deterjen, debu, dan lain sebagainya.

Alergi Makanan pada Bayi

Alergi makanan terjadi karena sistem kekebalan tubuhnya mengirimkan antibodi imunoglobulin IgE yang bereaksi terhadap makanan. Akibatnya, terjadi pelepasan suatu zat bernama histamin, yang menyebabkan gejala-gejala alergi seperti alergi kulit, batuk, atau sakit perut seperti di atas.

Sebagian besar alergi makanan ini dapat disebabkan oleh telur, gandum, kedelai, kacang-kacangan, ikan, ataupun kerang. Bahkan, sebagian bayi juga alergi terhadap susu formula tertentu. Mari Bunda simak bagaimana ciri-ciri bayi yang alergi terhadap susu formula ini: Ciri-ciri Bayi Alergi Susu Formula

Sebagian anak akhirnya tidak merasakan gejala alergi ini lagi ketika besar, namun sebagian lainnya tetap mengalami reaksi alergi terhadap makanan tersebut seumur hidup.

Alergi Deterjen

Alergi dapat terjadi karena Si Kecil berulang kali terpapar pada pakaiannya yang telah dicuci dengan deterjen tertentu, terutama deterjen yang mengandung surfaktan, pewangi, pemutih, dan zat kimiawi lainnya. Deterjen ini umumnya memicu kondisi yang disebut dermatitis kontak, yang ditandai dengan ruam merah dan gatal.

Sebab, seperti kebanyakan sabun, deterjen mengandung surfaktan yang mengeluarkan partikel kotoran dari pakaian. Surfaktan yang keras dapat mengiritasi kulit yang masih cenderung sensitif. Pada sebagian bayi, mereka dapat pulih dari ruam ini setelah pakaian mereka hanya dicuci menggunakan deterjen yang bebas pewangi dan pewarna.

Alergi Debu

Debu dapat memicu alergi jika debu tersebut mengandung tungau. Gejala alergi tungau debu meliputi alergi kulit dan batuk-batuk. Semua gejala ini dapat memengaruhi pola tidur bayi dan bahkan mempengaruhi pola tidur Bunda juga.

Mengelola kebersihan rumah, khususnya di tempat tidur, dapat membantu mengurangi risiko paparan tungau debu. Penggunaan penutup kasur anti-alergi, mencuci seprai secara teratur, dan membersihkan ruangan secara berkala dapat menjadi langkah-langkah preventif yang efektif.

Ingin mengetahui penyebab terjadinya alergi pada Si Kecil secara akurat Bun? Ikuti panduannya di artikel berikut ini yuk: Ini Dia Cara Jitu Mengenali Penyebab Alergi Pada Anak!

Cara Menghilangkan Gejala Alergi

Gejala alergi dapat dihilangkan dengan berdasarkan organ tubuh yang mengalami reaksinya, maupun dengan menggunakan nutrisi.

Salep Alergi Kulit pada Bayi

Bunda dapat mempercepat memulihkan kulit yang mengalami ruam alergi dengan salep hidrokortison 1 persen. Namun, sebelumnya, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Selain itu, kulit Si Kecil perlu dibantu agar menjadi lembap. Sebab, kelembapan kulit ini yang membantu gejala alergi kulitnya segera hilang. Ada banyak pelembap yang dapat Bunda coba, tetapi Bunda perlu memilih pelembap dengan label hipoalergenik juga.

Mengatasi Batuk Alergi

Jika Si Kecil sudah berusia di atas 12 bulan, batuk alergi dapat diatasi dengan madu. Sebab, madu ini dapat melapisi tenggorokan dan melindunginya dari lendir. Coba berikan satu sendok madu sebelum tidur untuk menghentikan batuk.

Bunda juga dapat mengatasi batuk Si Kecil dengan antihistamin, tetapi Bunda harus berhati-hati dan melakukannya di bawah pengawasan dokter Sebab, antihistamin dapat mengeringkan selaput lendir yang malah mengganggu pernapasan Si Kecil dan juga dapat membuat Si Kecil mengantuk.

Vitamin untuk Menghilangkan Alergi

Beberapa vitamin dapat membantu menghilangkan reaksi alergi pada Si Kecil, misalnya vitamin D dan C.

Vitamin D menghambat sistem imun supaya tidak mengeluarkan histamin secara berlebihan, sehingga dapat mengurangi reaksi alergi. Kerja vitamin D dalam mengendalikan pengeluaran histamin ini bermanfaat untuk meredakan dermatitis atopik dan rinitis alergi. Vitamin ini juga menjaga usus dari alergen dengan cara menjaga integritas usus, sehingga dapat mengurangi kejadian alergi makanan.

Sedangkan vitamin C berperan sebagai antihistamin alami, dengan cara mengurangi jumlah histamin yang dihasilkan tubuh sebagai respons terhadap alergen. Dengan cukupnya asupan vitamin D dan C pada Si Kecil, gejala alergi akan dapat dikurangi. Namun, Bunda perlu berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum memberikan suplemen berisi vitamin ini kepada Si Kecil ya.

Susu Pertumbuhan

Kejadian reaksi alergi pada Si Kecil juga dapat dikurangi dengan memberikan asupan susu pertumbuhan yang mengandung sinbiotik, atau kombinasi probiotik dan prebiotik.

Sinbiotik ini mampu mengatur usus agar dapat mencegah reaksi alergi pada tubuh. Caranya dengan mengendalikan sekresi imunoglobulin agar tidak selalu mengeluarkan histamin yang menyebabkan reaksi alergi, serta mendukung keutuhan usus agar tidak rusak tiap kali terpapar alergen dari makanan.

Bahkan, lebih baik lagi jika susu ini tidak hanya mengandung sinbiotik, tetapi juga mengandung vitamin C dan D tadi, agar kemampuannya mengatasi alergi pada bayi juga semakin besar.

Bunda dapat mencoba susu pertumbuhan ini untuk mengurangi reaksi alergi pada Si Kecil. Contoh susu pertumbuhan yang mengandung sinbiotik dan vitamin ini antara lain Morinaga Chil Kid Soya, yang dapat diminum bayi sejak usianya 1 tahun, hingga nanti berusia 3 tahun. Yuk, Bunda, kenali lebih lanjut susu ini di sini: Morinaga Chil Kid Soya: Manfaat, Kandungan dan Penyajian





medical record

Berapa Besar Risiko Alergi Si Kecil?



Cari Tahu