Beranda Artikel 0-12 Bulan Alergi Protein Pada Si Kecil

Alergi Protein Pada Si Kecil

2022/11/07 - 05:24:38pm     oleh Morinaga Soya
Alergi Protein Pada Si Kecil

Tahukah Bunda, meskipun protein penting bagi tumbuh kembang Si Kecil, tetapi nutrisi ini bisa menyebabkan reaksi alergi pada beberapa anak. Alergi protein hewani adalah kondisi dimana pencernaan bayi sensitif atau tidak bisa menerima protein hewani yang terdapat dalam makanan atau minuman yang ia konsumsi. Kondisi ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh Si Kecil memberikan respon yang berlebihan terhadap protein yang ia konsumsi. Hal ini akan menyebabkan cedera usus sehingga menimbulkan berbagai gejala alergi seperti diare hingga tinja berdarah.

Bayi di bawah usia tiga tahun biaya lebih rentan terhadap alergi protein hewani ini. Akan tetapi seiring bertambahnya usia, biasanya reaksi alergi yang ditimbulkan akan menurun bahkan bisa hilang dan sembuh secara total.

Penyebab Alergi Protein

Secara umum, alergi protein disebabkan oleh protein hewani yang berasal dari susu sapi. Jadi risiko alergi protein pada bayi yang mengonsumsi ASI sangat jarang terjadi.

Dilansir dari KlikDokter, penyebab alergi protein pada bayi hingga saat ini belum diketahui secara pasti. Perlu Bunda ketahui, alergi protein ini merupakan reaksi terhadap susu sapi. Dalam hal ini belum ada bukti yang menyebutkan bahwa pengenalan susu dini ataupun terlambat bisa menyebabkan kondisi ini.

Gejala Alergi Protein

Karena penyebab alergi protein sampai saat ini belum bisa diketahui secara pasti. Lebih baik Bunda lebih waspada terhadap gejala dari kondisi tersebut. Jadi jika bayi menunjukkan gejala alergi protein, Bunda bisa langsung mencari pemicu alergi (allergen) tersebut dan menghentikannya.

Beberapa gejala alergi protein yang dialami oleh bayi antara lain:

  • Diare

  • Muntah

  • Rewel

  • Konstipasi

  • Menangis setelah diberi susu

  • Tinja berdarah

Selain itu, ciri-ciri alergi protein lainnya pada bayi juga berupa gangguan kulit, Bunda. Yuk, lihat contoh gejala alergi pada kulit ini di sini: Ciri-ciri Alergi Protein pada Anak

Pada umumnya, bayi yang mengalami kondisi alergi protein hewani tidak ada masalah dengan ASI. Akan tetapi jika Bunda mengonsumsi protein hewani, bisa memicu munculnya reaksi alergi dari ASI yang diminum oleh bayi. Jadi bagi Bunda yang memiliki bayi dengan kondisi tersebut, ada baiknya pilih makanan untuk anak alergi protein dengan lebih bijak.

Makanan Penyebab Alergi Protein

Munculnya reaksi alergi protein pada bayi biasanya hanya pada protein hewani saja. Maka dari itu, sebagai alternatif untuk memenuhi asupan nutrisi bayi, Bunda bisa memberikannya susu kedelai atau susu soya sebagai alternatif pengganti protein dari susu sapi karena susu soya mengandung protein nabati. Selain itu, susu soya juga memiliki berbagai manfaat untuk tumbuh kembang dan kesehatan Si Kecil, lho. Penasaran dengan manfaatnya? Cek di sini yuk: Manfaat Susu Soya Untuk Si Kecil

Selain menghindari susu sapi dan produk olahan turunannya, ada baiknya Bunda juga perlu menghindari makanan yang bisa memicu alergi protein hewani pada bayi seperti berikut ini:

Telur

Kandungan protein pada putih dan kuning telur bisa memicu reaksi alergi. Alergi telur lebih sering dialami oleh anak-anak dibanding orang dewasa. Bunda juga bisa cek artikel berikut ini yang akan membahas ciri ciri alergi telur pada anak dan bagaimana cara mengatasinya: Alergi Telur Pada Anak: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi

Ikan

Reaksi alergi pada ikan biasanya terjadi karena disebabkan oleh kandungan protein yang terdapat pada jenis ikan tertentu.

Kacang

Kacang kaya akan kandungan protein, sehingga kacang-kacangan juga bisa memicu terjadinya reaksi alergi. Seperti kacang tanah dan kacang pohon.

Susu

Alergi protein susu sapi adalah reaksi alergi yang umum ditemukan pada bayi. Meskipun seiring bertambahnya usia Si Kecil, reaksi alergi ini akan hilang dengan sendirinya.

Bunda juga perlu menghindarkan bayi dari produk olahan susu sapi seperti keju, butter hingga es krim. Langkah ini perlu Bunda lakukan hingga anak benar-benar toleran terhadap protein hewani sehingga tidak menimbulkan reaksi alergi jika mengkonsumsinya.

Seafood atau Makanan Laut

Kandungan protein pada makanan laut seperti kerang, udang, cumi, kepiting dan lain-lain, bisa menyebabkan terjadinya alergi. Alergi makanan laut ini biasanya cukup sering kita temui.

Bayi yang terdiagnosa mengalami alergi terhadap protein hewani perlu menghindari atau membatasi beberapa jenis makanan di atas. Termasuk juga pada bayi yang minum ASI. Jadi selain memperhatikan asupan makanan bayi, Bunda juga perlu memperhatikan makanan yang dikonsumsi jika masih menyusui bayi yang alergi protein hewani.

Mendiagnosa Alergi Protein

Mendiagnosis alergi protein hewani pada bayi tidak bisa dilakukan dengan mudah karena gejalanya bisa menyerupai banyak kondisi lainnya. Namun jika bayi mengalami gejala diatas dan mencurigai susu sapi adalah penyebabnya maka dokter akan melakukan penegakan diagnosa alergi protein ini dengan langkah sebagai berikut:

  • Menanyakan riwayat perjalanan alergi pada bayi atau orangtua yang meliputi makanan dan minuman apa saja yang pernah dikonsumsi, gejala alergi apa saja yang timbul, dan apakah alergi berkurang saat makanan atau minuman dihentikan.

  • Pemeriksaan fisik bayi untuk mengetahui indikasi alergi pada tubuhnya

  • Pemeriksaan darah untuk mengetahui kadar antobodi Imunoglobulin E dalam darah bayi

  • Pemeriksaan melalui kulit, biasanya dilakukan dengan membuat luka kecil pada permukaan kulit bayi kemudian akan diletakkan sejumlah kecil protein hewani. Jika muncul benjolan kecil dan gatal pada daerah tersebut, maka hal tersebut menandakan adanya indikasi alergi protein hewani.

Singkatnya, begitulah proses tes alergi yang akan dilakukan dokter. Nah jika Bunda penasaran berapa sih biaya yang dibutuhkan untuk melakukan tes alergi, baca artikel berikut ya: Perkiraan Biaya Tes Alergi yang Perlu Bunda Siapkan

Mengatasi Alergi Protein

Alergi protein hewani pada bayi bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani dengan tepat. Maka dari itu, Bunda perlu tahu cara mengatasi alergi protein pada bayi agar kondisi tersebut tidak mengancam jiwa dan keselamatan si kecil.

Pasalnya jika dibiarkan, bayi bisa mengalami dehidrasi akut akibat banyaknya cairan yang keluar baik dari muntah maupun dari diare. Alergi yang terus dibiarkan juga dapat mengganggu tumbuh kembang Si Kecil lho, Bun!

Jika Bunda memberikan ASI eksklusif pada bayi yang alergi terhadap protein hewani, maka sebaiknya Bunda menghindari semua produk susu dan olahan turunannya hingga bayi disapih atau tidak minum ASI lagi.

Dan jika bayi mengkonsumsi susu formula, maka pastikan susu yang diminum tidak mengandung protein hewani sama sekali. Sebagai pengganti, biasanya dokter akan menyarankan untuk mengganti susu sapi dengan susu yang berbahan dasar kedelai atau biasa disebut dengan susu soya.

Bunda, lihat dulu yuk salah satu susu soya yang dapat Bunda berikan kepada Si Kecil di halaman ini: Morinaga Chil Kid Soya.

Morinaga Chil Kid Soya tidak hanya mengandung protein nabati yang bebas dari allergen, namun juga merupakan solusi dari alergi Si Kecil. Susu soya ini mengandung Bifidobacterium M-16V yang mampu mencegah alergi pada kulit, Bifidobacterium BB536 serta Bifidobacterium M-63 yang mengurangi gejala alergi pada saluran cerna.

Cara Mencegah Alergi Protein

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membantu mencegah alergi protein. Ini termasuk pengenalan awal makanan alergenik, menyusui, diversifikasi diet, dan konsultasi dengan profesional kesehatan.

Kenalkan Bertahap ke Makanan yang Dapat Menyebabkan Alergi

Penelitian telah menunjukkan bahwa pengenalan awal makanan alergenik, termasuk yang mengandung protein, dapat membantu mengurangi risiko pengembangan alergi. Namun, penting untuk memperkenalkan makanan ini dengan cara yang aman dan terkontrol, dengan jumlah kecil pada awalnya dan secara bertahap meningkatkan kuantitasnya.

Menyusui

Menyusui telah terbukti berpotensi mengurangi risiko alergi loh Bunda, termasuk alergi protein. ASI menyediakan nutrisi penting dan faktor imun yang dapat membantu melindungi bayi dari alergi. Jika menyusui tidak memungkinkan, susu formula hipoalergenik dapat dipertimbangkan.

Variasi Menu Makanan

Memperkenalkan berbagai makanan dalam asupan makanan Si Kecil sejak usia dini dapat membantu sistem kekebalan anak untuk mengenali dan mentolerir berbagai protein makanan, sehingga mampu mengurangi risiko berkembangnya alergi.

Konsultasi dengan Dokter

Bunda bisa berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan nasihat pribadi tentang pencegahan alergi pada Si Kecil, terutama jika ada riwayat alergi dalam keluarga.

Ingat, strategi pencegahan mungkin tidak sepenuhnya menghilangkan risiko, tetapi dapat membantu mengelola dan menguranginya. Sangat penting untuk selalu mengikuti saran dari profesional kesehatan ketika datang untuk mencegah atau mengelola alergi pada anak-anak.

Alternatif Makanan Protein Tinggi

Apabila si kecil menunjukkan gejala alergi makanan protein tinggi, bunda bisa mengganti asupan makanan untuk si kecil dengan beberapa jenis makanan yang rendah protein.

Beberapa contoh makanan rendah protein yang bisa menjadi alternatif bisa bunda lihat di article berikut: https://morinagasoya.com/id/blog/si-kecil-alergi-protein--berikut-makanan-pengganti-yang-aman

Nah, itulah ulasan lengkap seputar penyebab hingga cara mengatasi alergi protein hewani yang perlu Bunda ketahui. Bayi dan anak-anak memang membutuhkan asupan nutrisi yang cukup untuk menunjang masa pertumbuhannya. Akan tetapi jika Si Kecil ternyata memiliki reaksi alergi terhadap protein hewani, maka Bunda perlu tahu alternatif pengganti agar nutrisi Si Kecil tetap terpenuhi dan risiko munculnya gejala alergi protein hewani bisa dihindari. Pelajari di sini yuk: Makanan Pengganti Alergi Protein Hewani untuk Si Kecil.





medical record

Berapa Besar Risiko Alergi Si Kecil?



Cari Tahu