Beranda Artikel Alergi Alergi Protein pada Anak, Ciri dan Penanganannya

Alergi Protein pada Anak, Ciri dan Penanganannya

2022/10/20 - 10:59:25am     oleh Morinaga Soya
Ciri-ciri Alergi Protein pada Anak dan Penanganannya

Ciri-ciri alergi protein pada Si Kecil yang masih bayi sebetulnya sama dengan ciri-ciri alergi pada bayi umumnya. Gejalanya antara lain gatal pada kulit dan ditemukan tanda berupa ruam. Selain itu, gejala lainnya yang ditemukan dapat berupa batuk atau pilek.

Yuk, Bunda, mari kita pelajari, mengapa alergi protein ini bisa terjadi?

Apa Itu Alergi Protein?

Menurut situs National Library of Medicine, alergi protein adalah alergi yang disebabkan reaksi berlebihan dari sistem imun terhadap protein yang masuk ke tubuh. Bagaimana bisa terjadi alergi? Prosesnya kurang lebih begini, ketika Si Kecil dengan alergi protein mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung protein, tubuh akan melepaskan antibodi immunoglobulin E (IgE). Fungsi IgE untuk melawan protein yang dideteksi sebagai zat berbahaya bagi tubuh. Di lain waktu, saat Si Kecil kembali mengonsumsi makanan atau minuman yang sama, IgE akan langsung melepaskan histamin dalam jumlah besar ke seluruh tubuh, sehingga memunculkan reaksi alergi.

Ciri-Ciri Alergi Protein pada Si Kecil

Bunda perlu mengenali ciri-ciri alergi protein pada Si Kecil untuk bisa mengantisipasi risiko terjadinya alergi. Bahkan jika tahu apa saja tanda-tanda yang ditunjukkan Si Kecil, Bunda bisa memberi penanganan yang tepat untuk mengatasi reaksi alergi yang muncul. Tetapi perlu dipahami, bahwa setiap orang dengan alergi protein yang alergennya sama, bisa jadi memunculkan reaksi alergi yang berbeda.

Itu sebabnya, alangkah baiknya kalau Bunda punya catatan sendiri mengenai riwayat alergi Si Kecil, mulai dari jenis alergen, menu makanan dan minuman yang pernah dikonsumsi dan langsung memunculkan tanda alergi, bahkan penanganan untuk setiap gejala alergi yang muncul. Dengan cara ini, Bunda bisa mengantisipasi kemungkinan terburuk yang bisa terjadi pada Si Kecil, misalnya meminimalisir potensi terjadinya syok anafilaksis (syok akibat terjadi penurunan tekanan darah secara drastis disertai penyempitan saluran pernapasan).

Nah, beberapa ciri alergi protein yang umum terjadi pada Si Kecil, di antaranya:

  1. Reaksi alergi muncul seketika setelah Si Kecil mengonsumsi jenis makanan atau minuman tertentu.
  2. Si Kecil muntah setelah minum susu sapi.
  3. Mata dan hidung Si Kecil berair, mata bengkak, atau Si Kecil jadi pilek dan batuk setelah mengonsumsi jenis makanan atau minuman yang mengandung protein.
  4. Muncul ruam kemerahan dan gatal pada sebagian kulit atau seluruh kulit di tubuh.
  5. Biduran di seluruh tubuh. Bunda dapat memahami penyebab biduran di artikel ini: Duh, Biduran Kok Betah Mengusik Si Kecil?
  6. Mengalami gatal nyaris di seluruh bagian tubuh, termasuk mulut, tenggorokan, maupun kuping.
  7. Terjadi angioedema, yaitu pembengkakan di wajah, mata, termasuk di bibir, lidah, dan langit-langit mulut.
  8. Dalam kondisi yang lebih parah, muncul gejala berat, seperti penurunan tekanan darah secara drastis disertai penyempitan saluran pernapasan, hingga membuat Si Kecil tampak lemas atau hilang kesadaran (pingsan).

Cara Mengetahui Bahwa Si Kecil Alergi Protein

Untuk Si Kecil jangan asal coba-coba? Pernah mendengar jargon iklan ini? Ya, untuk mengetahui apakah Si Kecil alergi protein atau tidak, sebaiknya Bunda jangan main tebak-tebakan atau asal coba-coba ya. Kesalahan mengenali alergen bisa memperbesar risiko terjadinya reaksi alergi. Jadi, bagaimana cara mengetahui Si Kecil alergi protein?

  1. Periksa secara mandiri, apakah mungkin Si Kecil memiliki alergi? Untuk melakukannya, kunjungi halaman berikut dan gunakan toolsnya yuk: Cek Alergi
  2. Kenali dan catat riwayat makanan dan minuman yang dikonsumsi Si Kecil dan reaksi yang muncul setelahnya. Misalnya, Si Kecil minum susu sapi, lalu tak lama kemudian muntah dan diare, maka ada kemungkinan Si Kecil alergi protein.
  3. Kunjungi dokter untuk berkonsultasi berdasarkan catatan riwayat makanan dan minuman yang telah dibuat.
  4. Lakukan tes alergi untuk memastikan jenis alergen pemicu alergi. Beberapa tes alergi yang bisa dilakukan, antara lain tes tempel, tes tusuk, tes darah, dan sebagainya.

Makanan yang Memicu Reaksi Alergi Protein

Beberapa daftar makanan yang harus dihindari Si Kecil yang alergi protein.

1. Susu Sapi

Cukup banyak Si Kecil yang mengalami alergi susu sapi. Hal ini karena kandungan protein di dalam susu sapi menjadi alergen yang memicu reaksi alergi. Adakalanya, gejala yang muncul pada anak yang alergi protein mirip dengan intoleransi laktosa, padahal kondisi keduanya berbeda. Untuk memahaminya, Bunda harus mencari tahu dulu perbedaan antara alergi makanan (terutama makanan yang mengandung protein) dan intoleransi makanan (khusus untuk intoleransi laktosa). Kenali dan pelajari saja penyebab, gejala, dan cara mengatasinya.

2. Telur

Telur juga menjadi salah satu makanan yang bisa menyebabkan alergi protein pada Si Kecil. Ini berlaku baik pada bagian putih telur maupun kuningnya. Khusus untuk Si Kecil yang masih mendapatkan ASI, alergi protein bisa terjadi karena Bunda mengonsumsi telur.

3. Kacang-kacangan

Kacang-kacangan mengandung protein tinggi yang menjadi penyebab alergi protein. Beberapa jenis kacang-kacangan yang umum memicu alergi, seperti pistachio, walnut, kacang almond, kacang tanah, dan kacang mede.

4. Makanan Laut

Ada berbagai jenis makanan laut yang memiliki kandungan protein tinggi dan bisa memicu alergi pada sebagian orang yang memang menderita alergi protein. Jika Si Kecil juga sudah dipastikan memiliki alergi protein, sebaiknya hindari beberapa jenis makanan laut, seperti cumi-cumi, lobster, kepiting, tiram, udang, dan gurita. Pada banyak kasus alergi, gejala alergi akibat konsumsi makanan laut terjadi seketika lho, Bun. Misalnya, seluruh tubuh Si Kecil langsung biduran, pembengkakan mata, mulut, bersin-bersin, atau hidung berair.

5. Terigu dan Gandum

Di dalam tepung terigu dan gandum terdapat yang namanya gluten. Zat ini bisa memicu reaksi alergi, khususnya bagi Si Kecil yang alergi protein. Gejala yang muncul biasanya berupa ruam merah pada kulit, mata dan hidung berair, atau diare. Jika Si Kecil alergi protein, sebaiknya hindari semua makanan yang mengandung terigu dan gandum, seperti roti, kue kering, oat, dan sebagainya. Sebaliknya, Bunda bisa memberikan makanan pengganti untuk memenuhi kebutuhan protein Si Kecil. Untuk mengetahui apa saja makanan penggantinya, baca artikel berikut ya Bun: Alergi Protein Pada Anak

Cara Menangani Alergi Protein pada Si Kecil

Ada beberapa cara yang bisa Bunda terapkan untuk menangani Si Kecil yang mengalami alergi protein, antara lain:

1. Diet Eliminasi Protein

Cara menangani alergi protein pada Si Kecil bisa dengan melakukan diet eliminasi protein. Untuk bisa melakukannya secara tepat, Bunda perlu berkonsultasi dan mendapatkan arahan terkait tata laksana diet eliminasi protein dari dokter, ahli gizi, atau ahli diet. Di saat yang sama, dibutuhkan pula pemantauan tumbuh kembang, mengingat protein berperan dalam pembentukan struktur, membangun dan memelihara jaringan tubuh, serta pembentukan dan pemeliharaan sistem kekebalan tubuh.

Jangan khawatir, Bun. Ada banyak jenis makanan tinggi protein nabati lain yang aman untuk anak penderita alergi protein hewani. Yuk, cek alternatifnya di sini: Makanan Pengganti Akibat Alergi Protein Hewani.

2. Berikan Susu Khusus Untuk Si Kecil yang Alergi Protein

Jika Si Kecil mengalami alergi protein hewani seperti alergi protein susu sapi, maka hentikan pemberian susu tersebut ya Bunda. Sebaliknya, Bunda bisa memberikan susu khusus seperti susu soya. Meskipun berbahan dasar kedelai, tetapi nutrisinya tidak kalah dari susu sapi, Bun. Sebab yang membedakan hanya jenis proteinnya saja. Susu sapi terbuat dari protein hewani, sedangkan susu soya terbuat dari protein nabati.

Dalam 100 gramnya, susu soya mengandung 3,5 gram protein, 5 gram karbohidrat, 41 kalori, dan 2,5 gram lemak. Selain merupakan sumber protein yang baik, susu ini juga mengandung berbagai vitamin, mineral, dan isoflavon. Maka tidak heran susu kedelai selalu menjadi susu alternatif pertama yang dipilih. Lihat contoh susu soya yang bisa Bunda berikan kepada Si Kecil pada halaman berikut yuk: Chil Kid Soya

3. Mengonsumsi Obat Sesuai Anjuran Dokter

Cara lain menangani alergi protein, bisa pula dengan mengonsumsi obat sesuai anjuran dokter. Karena pemberian obat harus melalui prosedur pemeriksaan terlebih dahulu, mengenali gejala, mengenali alergen, termasuk mengenali kondisi tubuh Si Kecil secara keseluruhan.

Makanan Alternatif Untuk Anak Alergi Protein

Berikut adalah beberapa alternatif makanan untuk Si Kecil yang alergi protein berdasarkan sumber informasi dari Allergies Alimentaires Canada dan Klikdokter:

Alergi Susu

  • Susu nabati, seperti susu kedelai, susu almond, atau susu oat.
  • Keju nabati yang terbuat dari bahan seperti kacang-kacangan.
  • Yoghurt nabati yang terbuat dari susu nabati.

Alergi Telur

  • Tahu
  • Tempe
  • Daging
  • Unggas
  • Sayuran hijau
  • Ikan

Alergi Kacang-kacangan

  • Biji bunga matahari
  • Biji rami atau biji chia
  • Daging
  • Unggas
  • Telur
  • Ikan

Alergi Makanan Laut

  • Ikan air tawar, seperti salmon atau trout
  • Rumput laut atau alga
  • Daging
  • Biji-bijian
  • Kacang-kacangan

Alergi Terigu atau Gandum

  • Roti atau produk roti yang terbuat dari tepung bebas gluten, seperti tepung singkong, tepung jagung, atau tepung beras.
  • Bahan pengganti tepung terigu, seperti tepung kentang, tepung beras, atau tepung tapioka.
  • Kue-kue kering gluten-free atau pasta gluten-free.

Perlu diingat bahwa setiap anak memiliki kondisi alergi yang berbeda-beda, jadi penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan saran yang lebih spesifik sesuai dengan kebutuhan Si Kecil. Selain itu, pastikan untuk membaca label makanan dengan cermat dan menghindari makanan yang mengandung protein yang menjadi alergen.

Nah, jika Bunda sudah mengetahui makanan apa yang menyebabkan alergi pada Si Kecil, segeralah mencari alternatif pengganti protein yang aman. Karena protein tetap berperan penting untuk tumbuh kembang Si Kecil, maka carilah makanan pengganti protein yang aman untuk Si Kecil.

Juga jangan lupa ya, Bunda, sediakan selalu antihistamin di rumah. Sebab, Bunda akan memerlukan antihistamin untuk mengantisipasi reaksi alergi Si Kecil. Yuk, cari tahu tentang antihistamin alami di sini: Antihistamin Alami yang Berbentuk Makanan





medical record

Berapa Besar Risiko Alergi Si Kecil?



Cari Tahu
bannerinside bannerinside