Beranda Artikel Alergi Penyebab Alergi Protein pada Anak dan Cara Mengatasinya

Penyebab Alergi Protein pada Anak dan Cara Mengatasinya

2024/09/20 - 04:59:49pm     oleh Morinaga Soya
Alergi Protein

Alergi protein merupakan reaksi sistem imun tubuh yang berlebihan terhadap protein tertentu dalam makanan. Tubuh anak salah mengira protein ini sebagai zat berbahaya, sehingga sistem imun mengeluarkan zat kimia yang memicu reaksi alergi. Reaksi tubuh terhadap alergi protein bisa sangat bervariasi, mulai dari gejala ringan hingga reaksi serius yang memerlukan penanganan medis.

Mari kita bahas secara mendalam tentang alergi protein pada anak, Bunda.

Penyebab Alergi Protein pada Anak

Alergi protein pada anak dipicu oleh berbagai faktor. Selain faktor genetik, ada beberapa hal lain yang bisa memengaruhi berkembangnya alergi pada Si Kecil:

Faktor Genetik

Jika ada riwayat alergi dalam keluarga, baik dari Bunda atau Ayah, Si Kecil memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan alergi, termasuk alergi protein. Sistem imun anak mungkin sudah memiliki kecenderungan untuk bereaksi berlebihan terhadap zat-zat tertentu dalam makanan.

Paparan Dini Terhadap Alergen

Paparan terhadap makanan yang mengandung protein pemicu alergi di usia yang sangat dini bisa memperbesar kemungkinan munculnya reaksi alergi. Bayi yang diperkenalkan dengan susu formula berbahan dasar susu sapi atau telur terlalu cepat bisa lebih rentan mengalami alergi.

Keseimbangan Mikroflora Usus

Kesehatan mikroflora usus Si Kecil juga memainkan peran penting dalam mengembangkan atau mencegah alergi. Anak-anak yang memiliki ketidakseimbangan bakteri baik di dalam usus mereka lebih mungkin untuk mengembangkan alergi makanan, termasuk alergi protein.

Lingkungan yang Steril

Dalam beberapa kasus, lingkungan yang terlalu steril justru membuat sistem imun Si Kecil tidak terlatih untuk menghadapi alergen, sehingga saat terpapar protein tertentu dalam makanan, tubuh bereaksi secara berlebihan. Hal ini sering disebut dengan "hipotesis kebersihan."

Kualitas dan Jenis Makanan

Makanan olahan yang mengandung protein kompleks, zat tambahan, atau pengawet sering kali sulit dicerna oleh tubuh anak yang belum matang. Hal ini bisa memicu alergi, terutama jika jenis makanan tersebut tidak secara bertahap diperkenalkan dalam pola makan sehari-hari Si Kecil.

Bukan hanya alergi protein, ada beberapa jenis alergi lainnya yang rentan dialami anak karena sistem imunnya masih berkembang. Yuk, kenali macam-macam alergi tersebut di sini: Macam-macam Alergi pada Anak dan Cara Mengatasinya.

Gejala Alergi Protein pada Anak

Gejala alergi protein pada anak dapat muncul dalam berbagai bentuk, tergantung pada jenis dan tingkat keparahan alerginya. Beberapa gejala yang sering muncul antara lain:

Ruam dan Gatal-Gatal

Reaksi alergi yang paling umum adalah munculnya ruam merah di kulit Si Kecil yang disertai dengan rasa gatal. Dalam beberapa kasus, ruam ini bisa berkembang menjadi lebih parah seperti eksim atau dermatitis atopik.

Gangguan Pencernaan

Gejala lain yang sering ditemui adalah gangguan pada sistem pencernaan, seperti muntah, diare, atau sakit perut. Setelah mengonsumsi makanan yang mengandung protein pemicu alergi, tubuh Si Kecil akan bereaksi dengan mengeluarkan makanan tersebut dari sistem tubuh dan sering kali ditandai dengan muntah atau diare.

Pembengkakan

Alergi protein juga dapat memicu pembengkakan pada beberapa bagian tubuh seperti wajah, bibir, dan lidah. Pembengkakan ini terjadi karena adanya peradangan yang diakibatkan oleh respons imun yang berlebihan terhadap alergen.

Kesulitan Bernapas atau Sesak Napas

Pada kasus yang lebih serius, alergi protein dapat memengaruhi saluran pernapasan, menyebabkan sesak napas atau bahkan serangan asma. Jika Si Kecil mengalami kesulitan bernapas setelah mengonsumsi makanan tertentu, segera bawa ke fasilitas medis terdekat.

Syok Anafilaksis

Meskipun jarang, reaksi alergi protein bisa memicu anafilaksis, yaitu reaksi alergi yang sangat serius dan berpotensi mengancam nyawa. Gejala anafilaksis meliputi penurunan tekanan darah drastis, kehilangan kesadaran, dan kegagalan organ. Kondisi ini memerlukan penanganan medis darurat.

Cara Mengatasi Alergi Protein pada Anak

Mengatasi alergi protein pada anak membutuhkan pendekatan yang hati-hati dan sistematis. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk membantu Si Kecil.

Menghindari Makanan Pemicu Alergi

Cara paling efektif untuk mencegah reaksi alergi adalah dengan menghindari makanan yang diketahui memicu alergi pada Si Kecil. Pastikan untuk selalu membaca label makanan dengan cermat, dan hindari bahan-bahan yang mengandung protein pemicu alergi.

Penggantian Sumber Protein

Untuk memastikan kebutuhan nutrisi Si Kecil tetap terpenuhi, Bunda dapat mengganti protein hewani yang menjadi pemicu alergi dengan sumber protein lain yang lebih aman, seperti daging ayam tanpa lemak, ikan rendah alergen, atau protein nabati dari kedelai, almond, atau quinoa.

Konsultasi dengan Dokter

Jika Bunda mencurigai adanya alergi protein pada Si Kecil, segera konsultasikan dengan dokter atau ahli alergi. Dokter akan melakukan tes alergi untuk mengidentifikasi makanan yang menjadi penyebab alergi dan memberikan saran mengenai penanganan yang tepat.

Pengobatan Alergi

Untuk gejala ringan seperti ruam atau gatal, dokter mungkin akan meresepkan antihistamin untuk meredakan reaksi alergi. Jika Si Kecil mengalami reaksi yang lebih serius, seperti sesak napas atau pembengkakan, epinefrin mungkin diperlukan sebagai langkah darurat.

Memperkenalkan Makanan Baru Secara Bertahap

Jika Bunda ingin mencoba memperkenalkan makanan baru yang berpotensi memicu alergi, lakukan secara bertahap dan dalam pengawasan dokter. Memperkenalkan makanan sedikit demi sedikit dapat membantu melihat apakah tubuh Si Kecil masih bereaksi terhadap protein tersebut atau sudah mulai toleran.

Jika Si Kecil alergi protein dari susu sapi, maka Bunda perlu mengganti susu sapi dengan susu jenis lain, misalnya susu soya. Nutrisi dalam susu soya setara dengan nutrisi yang ada pada susu sapi. Memang susu soya alami tidak mengandung vitamin D, kalsium, atau kandungan mineral lainnya yang hanya ada pada susu sapi.

Tetapi di era maju seperti sekarang, Bunda bisa memilih susu soya difortifikasi karena kandungan mikronutrien (vitamin dan mineral) setara dengan susu sapi pada umumnya. Ada banyak produk susu soya yang bisa Bunda beli dengan bebas. Hanya saja, tetap berhati-hati ya, Bun, jangan sampai salah memilih susu untuk Si Kecil yang alergi susu sapi. Agar Bunda tidak salah pilih, lihat dulu yuk susu soya yang dapat Si Kecil coba pada halaman berikut ini: Daftar Produk Susu untuk Anak Alergi Susu Sapi.

Referensi:

    • Healthline. Milk Protein Allergy: What Are My Formula Options? Diakses tanggal 13 September 2024. https://www.healthline.com/health/allergies/milk-protein-allergy-formula-options
    • Medical News Today. How to recognize milk allergy in babies. Diakses tanggal 13 September 2024. https://www.medicalnewstoday.com/articles/baby-milk-allergy




medical record

Berapa Besar Risiko Alergi Si Kecil?



Cari Tahu
bannerinside bannerinside
allysca