Beranda Artikel 0-12 Bulan Dermatitis Atopik pada Anak: Ciri-ciri dan Cara Menanganinya

Dermatitis Atopik pada Anak: Ciri-ciri dan Cara Menanganinya

2024/07/26 - 03:59:10pm     oleh Morinaga Soya
dermatitis atopik

Dermatitis atopik atau eksim atopik adalah kondisi kulit kering dan gatal yang kerap terjadi pada anak, bahkan sejak sebelum menyentuh usia satu tahun. Kondisi ini dapat sembuh, meskipun bisa membutuhkan waktu yang lama. Ingin tahu selengkapnya agar paham cara menanganinya? Yuk Bunda, baca artikel ini hingga tuntas, ya.

Penyebab Dermatitis Atopik

Penyebab utama dermatitis atopik pada anak bisa terjadi karena berbagai alasan. Melansir dari Klikdokter, makanan seperti seafood, telur, jeruk, kacang, gandum, dan susu bisa menjadi pemicunya.

Kasus eksim juga rentan terjadi pada bayi bila Bunda dan Ayah memiliki riwayat keluarga yang mengidap eksim, alergi, atau asma. Selain faktor keturunan, ada beberapa hal lainnya yang dapat memicu munculnya alergi ini. Misalnya dari alergen yang berasal dari non-makanan seperti debu, detergen, sabun, dan parfum.

Contoh lebih jelasnya, terjadi iritasi dari penggunaan produk yang tidak cocok, serta penggunaan pakaian dari bahan yang tidak nyaman seperti bahan wol atau sintetis. Begitupun misalnya dengan pakaian yang tidak dapat menyerap keringat, keringat berlebih dari Si Kecil, serta alergi terhadap suhu dingin, udara kering, bulu hewan, dan serbuk sari. Eksim juga bisa terjadi saat Si Kecil terpapar suhu air atau udara yang terlalu dingin atau panas. Menggaruk kulit dengan keras sehingga menyebabkan luka dan infeksi, serta faktor stres juga bisa turut mempengaruhi.

Ciri-ciri Dermatitis Atopik

Gejala eksim pada bayi umumnya akan muncul pertama kali saat menginjak usia 2-3 bulan dan dapat dikenali dengan mudah. Pada bayi atau balita, gejalanya bisa berupa kulit bersisik, memerah, dan berkerak di area pipi, kulit kepala, tangan, dan kaki. Sedangkan pada anak-anak berusia di atas lima tahun hingga orang dewasa, gejalanya adalah munculnya ruam merah dan gatal di area lipatan siku, lutut, belakang leher, pergelangan tangan, kaki, hingga lipatan paha dan bokong.

Di samping itu, ada juga beberapa gejala lain yang dapat dialami oleh Si Kecil ketika mengidap kondisi ini. Di antaranya adalah ruam yang melepuh dan mengeluarkan cairan, kulit di sekitar mata dan area yang mengalami dermatitis atopik cenderung berubah menjadi lebih gelap, serta kulit terlihat kering dan bersisik.

Kemudian, kulit di pergela pergelangan tangan atau area bawah mata menebal dan mengerut, pecah-pecah, terkelupas, dan kadang berdarah. Lalu, timbul juga sensasi rasa gatal, terutama di malam hari atau pagi hari.

Cara Menanganinya

Ada banyak cara untuk menangani terjadinya eksim pada Si Kecil yang disesuaikan dengan kondisinya, atau berdasarkan saran dari dokter. Berikut adalah di antaranya.

Menggunakan Produk Sabun Mandi yang Tepat

Karena kulitnya tergolong sensitif, maka sebaiknya Bunda menggunakan sabun bayi yang dapat dikhususkan bagi Si Kecil yang menderita dermatitis atopik. Pastikan sabun yang digunakan mengandung pelembab untuk mengatasi kulit kering Si Kecil.

Kemudian, hindari jenis sabun yang mengandung pewarna dan pewangi karena bisa menimbulkan iritasi. Hindari juga penggunaan sabun antiseptik karena bisa membuat kulit Si Kecil semakin kering dan semakin gatal.

Memberi Kompresan Hangat Pada Kulit

Saat gejala alergi mulai kambuh, cobalah kompres area yang mengalami reaksi alergi dengan handuk atau kain lembut yang sudah direndam dengan air hangat. Selain mengompres, Bunda juga bisa memandikan Si Kecil dengan air hangat untuk meredakan gatal yang dirasakannya.

Mengenakan Pakaian yang Menyerap Keringat

Pemicu utama gatal dan ruam pada penderita dermatitis atopik umumnya adalah kulit yang lembab lantaran mengenakan pakaian yang tidak menyerap keringat. Oleh karenanya, Bunda perlu memakaikan pakaian berbahan lembut, sejuk, dan dapat menyerap keringat, seperti bahan katun, untuk Si Kecil.

Hindari Menggaruk

Dermatitis atopik bisa muncul dan kambuh kapan saja. Tingkat keparahan juga akan bervariasi. Dengan mengetahui pemicunya dan cara merawat kulit dengan benar, diharapkan tingkat kekambuhan dan keparahannya terhadap Si Kecil dapat berkurang.

Perlu ketelatenan dan kesabaran ekstra bagi Bunda bila Si Kecil kambuh. Pastikan untuk selalu menghindarkan Si Kecil dari menggaruk area yang teriritasi agar tidak terjadi infeksi atau menimbulkan luka di kulit. Bukan hanya tidak nyaman, namun reaksi alergi atopik ini pasti akan membuat Si Kecil menjadi lebih rewel dan susah tidur lantaran rasa gatal yang ia rasakan.

Pengobatan

Bila gejala yang dialami Si Kecil cukup parah dan penanggulangan secara mandiri tidak cukup, Bunda disarankan untuk memeriksakan Si Kecil ke dokter. Dokter umumnya akan meresepkan sejenis krim untuk dioleskan pada kulit, agar dapat meredakan gatal dan bentol.

Selain itu, dokter juga mungkin akan meresepkan sejenis obat antihistamin yang akan meredakan gatal dan membantu tidur. Dalam beberapa kasus, mungkin juga akan ada tipe pengobatan lainnya bila dokter merasa perlu dilakukan. Misalnya seperti terapi cahaya atau penggunaan antibiotik.

Hindari Faktor Pemicu

Ketahui terlebih dahulu dengan pasti faktor pemicu apa saja yang dapat memicu reaksi alergi pada Si Kecil. Hindari hal-hal yang dapat memperburuk reaksi kulit, termasuk keringat, stress, obesitas, sabun, deterjen, debu, serbuk sari, atau makanan tertentu yang menjadi pemicu alergi. Bunda perlu mengurangi kontak antara Si Kecil terhadap sumber alergen dan meminimalisasi ekspos terhadap pemicu tersebut.

Durasi Mandi yang Tepat dan Mengeringkan Tubuh yang Benar

Mandikan Si Kecil dua kali sehari dengan air hangat. Pastikan durasi mandi tidak terlalu lama, cukup 5-10 menit saja. Pasalnya, mandi terlalu lama dapat membuat kulit menjadi kering.

Sesudahnya, gunakan handuk berbahan lembut saat Bunda mengeringkan tubuh Si Kecil usai mandi. Usahakan untuk tidak menggosokkan handuk, cukup tepuk-tepukkan secara lembut handuk ke kulit Si Kecil.

Makanan untuk Dermatitis pada Anak

Selain hal di atas, bila Si Kecil telah menginjak usia 6 bulan dan bisa mulai mengonsumsi MPASI, ada beberapa makanan yang bisa Bunda berikan untuk Si Kecil yang mungkin dapat membantu meringankan gejala atau kambuhnya alergi atopik ini. Di antaranya adalah sebagai berikut.

Alpukat

Buah serbaguna yang memiliki cita rasa gurih ini kaya akan manfaat dan nutrisi. Alpukat memiliki sejumlah nutrisi penting seperti potassium, vitamin E, dan lecithin.

Mengonsumsi buah alpukat dipercaya dapat melembapkan dan memelihara kesehatan kulit Si Kecil. Terutama bila Si Kecil menderita alergi atopik. Keberadaan antioksidan dan vitamin di dalamnya bisa membantu menjaga integritas struktural sel kulit dan mengatasi eksim secara bertahap.

Kacang Kenari

Kacang kenari disinyalir mampu membantu merawat kulit dan melawan kerusakan yang diakibatkan oleh dermatitis atopik. Bunda bisa memberikan kacang kenari sebagai camilan bagi Si Kecil sebagai salah satu langkah mencegah kambuhnya alergi ini.

Kacang kenari mengandung omega 3, magnesium, fosfor, dan vitamin B6 yang bisa melindungi dan membuat kulit Si Kecil tampak sehat dan terjaga.

Ikan yang Mengandung Omega-3

Ternyata, asam lemak omega-3 dapat membantu mengatasi penyakit eksim pada Si Kecil, lho Bunda. Salah satu makanan yang tinggi akan omega 3 adalah ikan salmon, tuna, makarel, sarden, dan kembung.

Kandungan omega-3 memiliki manfaat membantu meredakan inflamasi sehingga menghilangkan peradangan lebih cepat. Selain itu, omega-3 juga membantu regenerasi kulit dan bisa mencegah alergi atopik terhadap Si Kecil.

Yoghurt

Mengonsumsi makanan tinggi prebiotik seperti yoghurt dan tempe diyakini dapat membantu mengatasi masalah kulit pada Si Kecil. Hal ini dikarenakan kandungan protein dan bakteri Lactobacillus yang dapat membantu tubuh agar tidak bereaksi berlebihan terhadap alergen.

Ini sebabnya yoghurt termasuk makanan yang baik untuk penderita dermatitis pada Si Kecil. Namun, yogurt bukan satu-satunya sumber prebiotik, ya Bun. Masih banyak lagi makanan lainnya yang kaya akan kandungan probiotiknya seperti yang diulas dalam artikel berikut: Makanan yang Mengandung Prebiotik dan Manfaatnya.

Buah atau Sayuran Berwarna

Kulit yang sehat bergantung pada kekebalan yang baik. Menurut Medical News Today, makanan yang tinggi akan antioksidan ataupun flavonoid (senyawa serupa antioksidan) yang sering terkandung dalam buah ataupun sayuran berwarna bisa membantu tubuh memerangi peradangan pada kulit.

Beberapa contoh buah dan sayuran yang berwarna adalah apel, brokoli, ceri, bayam, dan kangkung. Mengonsumsi buah ceri yang penuh dengan anthocyanin dan antioksidan dapat membantu mematikan enzim yang menyebabkan peradangan pada jaringan.

Di samping makanan di atas, pastikan Bunda selalu memenuhi kebutuhan nutrisi yang diperlukan oleh Si Kecil guna menunjang tumbuh kembang dengan memberikan tambahan susu formula yang satu ini: Morinaga Chil Kid Soya MoriCare Triple Bifidus.

Susu pertumbuhan ini akan bantu mengoptimalkan fungsi otak Si Kecil berkat kandungan AA, DHA, Omega-3, dan Omega-6. Kemudian, ada juga kandungan probiotik Triple Bifidus, prebiotik FOS untuk proteksi ganda untuk pertahanan tubuh, dilengkapi juga dengan kalsium, 14 vitamin, dan 9 mineral untuk tumbuh kembang yang makin optimal. Karena memiliki basis soya, Morinaga Chil Kid Soya MoriCare Triple Bifidus cocok dikonsumsi Si Kecil yang memiliki alergi susu sapi.

Selain itu, Bunda dapat mengetahui seberapa besar kemungkinan resiko alergi Si Kecil sebelum memutuskan langkah penanganan selanjutnya. Bila kondisi Si Kecil tidak nampak membaik, segera bawa dan periksakan Si Kecil ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat. Sebelumnya, cek terlebih dahulu secara gratis berikut ini: Tes Alergi Morinaga Soya.

Referensi:

  • Klik Dokter. Dermatitis Atopik (Eksim Atopik). Diakses pada tanggal 24 Juli 2024. https://www.klikdokter.com/penyakit/masalah-kulit/dermatitis-atopik
  • NHS. Atopic Eczema. Diakses pada tanggal 24 Juli 2024. https://www.nhs.uk/conditions/atopic-eczema/
  • URMC. Atopic Dermatitis in Children. Diakses pada tanggal 24 Juli 2024. https://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content.aspx?ContentTypeID=90&ContentID=P01675





medical record

Berapa Besar Risiko Alergi Si Kecil?



Cari Tahu