Melansir dari laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) vaksin merupakan suatu produk atau alat yang mampu menghasilkan kekebalan terhadap penyakit tertentu. Vaksin ini sendiri atau biasa disebut dengan imunisasi bisa diberikan kepada anak sesuai dengan tahapan umurnya. Pemberian imunisasi ini sangat penting untuk keberlangsungan hidup Si Kecil.
Menurut data yang didapat dari IDAI, imunisasi dapat mencegah 2 hingga 3 juta kematian anak setiap tahunnya. Pemberian imunisasi secara teratur ini sudah pasti akan memberikan dampak positif bagi Si Kecil. IDAI sendiri sudah memperbaharui jadwal imunisasi di tahun 2020 lalu. Jadwal ini tentu akan memudahkan Bunda untuk mengetahui waktu pemberian imunisasi yang tepat yang harus didapatkan Si Kecil di tiap tahapan usia.
Jadwal Imunisasi Anak 0-6 Bulan
Jadwal imunisasi anak usia 0-6 bulan masuk ke dalam kategori imunisasi wajib. Imunisasi wajib merupakan pemberian vaksin yang wajib diberikan kepada anak sebelum berusia 1 tahun. Masing-masing jenis imunisasi tersebut perlu diberikan sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan guna memberikan perlindungan yang maksimal kepada Si Kecil dari berbagai macam penyakit.
Berdasarkan peraturan dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 42 Tahun 2013 dan No.12 Tahun 2017 tentang penyelenggaraan imunisasi, disebutkan bahwa ada 5 imunisasi wajib yang harus diperoleh Si Kecil, berikut merupakan jenis imunisasi wajib tersebut.
Hepatitis B
Kasus hepatitis B ternyata masih lumayan sering ditemukan di Indonesia. Imunisasi untuk melindungi Si Kecil dari penyakit ini bisa dilakukan dengan memberikan imunisasi Hepatitis B. Hepatitis B sendiri merupakan penyakit infeksi hati yang dapat menyebabkan komplikasi berbahaya seperti kanker hati ataupun sirosis. Jenis vaksin yang umum digunakan adalah hepatitis B.
Vaksin ini akan diberikan kepada Si Kecil sebanyak 4 kali. Pemberian pertama seringnya dilakukan segera setelah Si Kecil lahir atau paling lambat 12 jam setelah dilahirkan. Lalu berikutnya vaksin akan diberikan secara berkala pada saat Si Kecil menginjak usia 2, 3, dan 4 bulan.
Bila Si Kecil terlahir dari Bunda yang terjangkit hepatitis B, maka sebaiknya pemberian imunisasi harus dilakukan paling lambat 12 jam setelah ia lahir. Si Kecil juga harus mendapatkan suntikan imunoglobulin hepatitis B (HBIG) agar dapat menghasilkan kekebalan tubuh terhadap virus hepatitis B dalam waktu singkat.
Polio
Polio merupakan penyakit menular yang menyerang sistem saraf pusat di otak dan saraf tulang belakang. Bahkan dalam kasus yang parah, polio dapat menyebabkan kelumpuhan, meningitis, sesak nafas, bahkan hingga kematian. Banyak juga yang sering menyebut polio sebagai penyakit lumpuh layu. Imunisasi polio ini tentu saja sangat perlu diberikan kepada Si Kecil untuk mencegah supaya Si Kecil tidak tertular penyakit tersebut.
Terdapat dua jenis vaksin polio di Indonesia, baik vaksin polio tetes (yang diberikan secara oral) ataupun vaksin polio yang diberikan dengan cara disuntik.Vaksin polio oral ini diberikan sebanyak 4 kali, yaitu saat Si Kecil baru lahir atau paling lambat saat ia menginjak usia 1 bulan. Kemudian, vaksin akan diberikan secara bertahap di usia 2, 3, dan 4 bulan. Pemberian vaksin polio bisa dibarengi dengan vaksin DPT yang tergabung dalam imunisasi pentabio.
Imunisasi BCG
Imunisasi memiliki fungsi melindungi Si Kecil dari kuman penyakit penyebab penyakit TBC atau tuberkulosis. TBC adalah penyakit menular yang tergolong berbahaya dan dapat menular. TBC seringkali menyerang saluran pernapasan, otot, tulang, kelenjar getah bening, otak, kuli, saluran cerna, serta ginjal.
Sehingga untuk pencegahannya dilakukan imunisasi sejak dini kepada Si Kecil dengan vaksin BCG. Vaksin ini termasuk imunisasi wajib di Indonesia karena negara kita masih memiliki angka kasus tuberkulosis yang cukup tinggi. Imunisasi BCG cukup dilakukan sekali dan diberikan saat Si Kecil sudah berusia 2 atau 3 bulan dengan cara disuntik.
Imunisasi DPT-HB-HiB
Pemberian imunisasi DPT-HB- HiB ini dapat mencegah 6 macam penyakit sekaligus, yakni difteri, pertussis (batuk rejan), tetanus, hepatitis B, pneumonia, dan meningitis (radang otak). Imunisasi ini wajib diberikan sebanyak 4 kali dengan jadwal pemberian di usia 2, 3, 4, dan dosis terakhir diberikan saat Si Kecil sudah berusia 18 bulan.
Jadwal Imunisasi Anak Usia 6 Bulan - 1 Tahun
Selain imunisasi wajib yang harus diberikan kepada Si Kecil sebelum ia berusia 6 bulan di atas, Ikatan Dokter Anak Indonesia juga memberikan anjuran agar anak tetap mendapatkan imunisasi berikut, antara lain:
Imunisasi Campak
Vaksin terhadap campak diberikan kepada Si Kecil tentunya sebagai langkah pencegahan terhadap penyakit campak berat yang bisa mengakibatkan pneumonia, diare, dan radang otak (ensefalitis). Imunisasi campak akan diberikan sebanyak 3 kali yaitu saat Si Kecil berusia 9 bulan, 18 bulan, dan 6 tahun.
Bila di usia 15 bulan Si Kecil diberikan vaksin MR/MM maka jadwal pemberian vaksin campak di usia 18 bulan ini bisa Bunda lewatkan. Hal ini karena dalam vaksin MM/MR sendiri sudah merupakan salah satu vaksin yang diberikan untuk mencegah penyakit campak dan rubella.
Influenza
Pemberian vaksin terhadap influenza bisa mulai diberikan saat Si Kecil menginjak usia 6 bulan dan dapat diberikan kapan saja, dengan artian tidak perlu sesuai jadwal. Tapi akan lebih baik bila Si Kecil menerima imunisasi influenza setiap setahun sekali. Meskipun bukan tergolong imunisasi wajib, namun Si Kecil tetap perlu diberikan vaksin ini guna mengurangi tingkat keparahan penyakit flu yang bisa dialaminya.
Pneumokokus (PCV)
Vaksin terhadap pneumokokus adalah vaksin yang mampu membantu mencegah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri streptococcus pneumoniae atau kuman pneumokokus. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri jenis ini bisa mengakibatkan penyakit berbahaya seperti radang paru (pneumonia), radang selaput otak (meningitis), dan infeksi darah (bakteremia)
Jadwal imunisasi ini sendiri dapat diberikan sejak Si Kecil berusia 2 bulan dan diberikan sebanyak 3 kali dengan selang jarak waktu 4-8 minggu (usia 2, 4, dan 6 bulan). Idealnya imunisasi baiknya diberikan saat Si Kecil sedang dalam keadaan sehat dan tidak sakit ringan (mengalami batuk, pilek, atau demam).
Rotavirus
Pemberian vaksin rotavirus ini memiliki tujuan untuk mencegah penyakit peradangan pada saluran cerna Si Kecil. Infeksi rotavirus sendiri kerap kali menjadi penyebab diare baik pada bayi maupun anak-anak. Tak butuh waktu lama bagi Si Kecil untuk merasakan efeknya usai terkontaminasi virus. Umumnya Si Kecil dapat terkena diare dalam waktu beberapa jam hingga 2 hari usai berkontak dengan rotavirus.
Adapun dua jenis vaksin rotavirus dengan jadwal pemberian yang berbeda di tiap jenjang usia bayi. Yang pertama adalah imunisasi rotavirus monovalen yang akan diberikan sebanyak 2 kali saat Si Kecil berusia 6 -14 minggu dan pemberian dosis kedua akan dilakukan dengan interval minimal 4 minggu. Batas akhir memberikan vaksin rotavirus kepada Si Kecil ini yaitu saat ia berusia 24 minggu atau 6 bulan
Jenis imunisasi rotavirus lainnya adalah pentavalen yang diberikan sebanyak 3 kali. Dosis pertama diberikan saat anak berusia 6 - 14 minggu, lalu dosis kedua dan ketiga akan diberikan dengan jeda 4 hingga 10 minggu. Batas pemberian imunisasi rotavirus ini sendiri adalah hingga Si Kecil menginjak usia 32 minggu atau 8 bulan.
Campak, Mumps, dan Rubella
Berdasarkan jadwal imunisasi terbaru yang dirilis oleh IDAI di laman resmi mereka, anak yang berusia 9 bulan sudah bisa menerima vaksin MMR, yang merupakan vaksin untuk mencegah penyakit campak (measles), gondongan (mumps), dan rubella atau yang dikenal dengan istilah campak Jerman. Lalu di saat Si Kecil berusia 18 bulan, ia akan menerima imunisasi ulang (booster) untuk memaksimalkan efektivitas vaksin.
Campak atau rubella sendiri merupakan infeksi yang terjadi akibat virus yang bertumbuh di sel area tenggorokan dan paru-paru. Penyakit ini mudah sekali menular melalui udara loh, Bunda, terutama bila Si Kecil berada di dekat penderitanya ketika mereka batuk atau bersin. Maka dari itu penting bagi Si Kecil untuk mendapatkan vaksin MMR.
Jadwal Imunisasi Anak Usia 1 - 2 Tahun
Wah, Si Kecil sudah memasuki usia 1 tahun dan tetap tampak sehat pasti membuat Bunda merasa senang. Di usia 1 tahun ini juga pemberian vaksin kepada Si Kecil akan makin berkurang dan tidak sebanyak sebelumnya. Tapi tetap saja ada rekomendasi imunisasi yang mungkin diperlukan Si Kecil untuk mencegah penyakit berbahaya. Berikut jadwalnya:
Varisela
Cacar air yang mungkin menimpa Si Kecil ternyata dapat dicegah dengan imunisasi varisela yang akan diberikan satu kali setelah Si Kecil menginjak 1 tahun. Imunisasi ini akan lebih optimal bila diberikan kepada Si Kecil sebelum ia masuk ke sekolah dasar. Pemberian vaksin ini bukan berarti membuat Si Kecil kebal dari cacar air ya Bunda. Namun imunisasi ini akan membantu meringankan gejala penyakit cacar air.
Bila tidak diberikan imunisasi ini, maka resiko Si Kecil mengalami komplikasi cacar air bisa jadi tinggi. Tak hanya bagi anak-anak, namun orang dewasa yang belum pernah diberikan vaksin ini saat masih kecil juga disarankan untuk mendapatkan vaksin varisela ini.
Japanese Encephalitis
Penyakit japanese encephalitis (JP) ini seringkali disebabkan oleh nyamuk yang menularkan infeksi virus. Penyakit ini awalnya ditemukan di Jepang pada 1871 dengan sebutan summer encephalitis. Gejalanya hampir menyerupai flu dan muncul dalam kurun waktu 4 - 14 hari setelah digigit oleh nyamuk. Mengutip dari laman IDAI, bahayanya penyakit ini bisa berakibat cukup fatal.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kasus JE setiap tahunnya bisa mencapai angka 67 ribu kasus dengan persentase kematian mencapai 20-30%. Tak hanya itu, 30-50% kasus JE sendiri bisa mengakibatkan gejala gangguan saraf. Anak-anak berusia di bawah 10 tahun cukup rentan mengalami JE.
Inilah mengapa pemberian vaksin JE sesuai jadwal cukup krusial bagi Si Kecil. Jadwal imunisasi JE sudah bisa dimulai saat Si Kecil berusia 12 bulan dan diulang atau diberikan booster pada 1- 2 tahun setelahnya.
Hepatitis A
Imunisasi hepatitis A bertujuan untuk mencegah infeksi virus penyakit Hepatitis A. Imunisasi Hepatitis A pada anak ini akan diberikan ketika ia menginjak usia 2 tahun. Hal ini disebabkan karena di usia ini, Si Kecil cukup rentan terserang penyakit hepatitis A.
Si Kecil akan menerima suntikan vaksin sebanyak dua kali dengan jarak waktu 6 hingga 12 bulan usai suntikan yang pertama. Namun ternyata bagi Bunda atau orang dewasa lainnya di rumah, pengulangan imunisasi hepatitis A ini ternyata tetap disarankan untuk dilakukan setiap 10 tahun sekali.
Tifoid
Pemberian imunisasi ini merupakan bentuk upaya pencegahan penyakit yang diakibatkan oleh infeksi bakteri salmonella typhii yang bisa menjadi cikal bakal penyakit tipes. Pemberiannya bisa dilakukan saat Si Kecil sudah menginjak usia 2 tahun dan dilakukan berulang selama 3 tahun sekali.
Perlu diingat bahwa imunisasi tifoid hanya mampu memproteksi Si Kecil dari tipes hingga 50-80%. Jadi masih ada kemungkinan Si Kecil bisa terjangkit tipes. Sehingga amat sangat penting bagi Bunda untuk selalu memperhatikan makanan yang diberikan kepada Si Kecil supaya tetap bernutrisi, bersih, dan sehat agar Si Kecil terhindar dari tifus.
Rangkaian Booster
Saat Si Kecil memasuki usia 12 bulan, selama satu tahun hingga ia menginjak usia 24 bulan, Si Kecil seringnya akan mendapatkan imunisasi ulang atau disebut dengan booster. Hal ini dilakukan guna meningkatkan efektivitas dan kinerja imunisasi yang sebelumnya sudah diberikan agar makin maksimal.
Nah, Bunda demikianlah jadwal vaksin yang sekiranya cukup penting untuk menunjang kesehatan Si Kecil. Meskipun sudah mendapatkan vaksin, tetapi Bunda harus tetap menjaga kesehatan serta kebersihan Si Kecil dan juga lingkungan. Pasalnya tidak semua imunisasi menjamin 100% bahwa Si Kecil tidak akan terjangkit penyakit. Vaksin terkadang diberikan agar gejala yang dialami Si Kecil tidak terlalu berat.
Oleh karenanya tetap jaga dan pelihara sistem imun Si Kecil dengan memberikan asupan bernutrisi. Lantas bagaimana bila Si Kecil alergi dan tidak dapat mengonsumsi makanan tertentu, apa yang harus Bunda lakukan agar kecukupan gizinya terpenuhi? Morinaga Soya MoriCare Triple Bifidus bisa menjadi salah satu solusinya.
Formula Pertumbuhan Soya ini mengandung 3 probiotik baik yang dikenal sebagai Probiotik Triple Bifidus yang berfungsi mengoptimalkan fungsi saluran cerna dan mendukung sistem imun tubuh supaya bisa memberikan perlindungan ganda dari penyakit serta meringankan gejala alergi yang mungkin dialami Si Kecil.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Anak Terlambat Imunisasi?
Jika anak terlambat imunisasi, berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan:
Hubungi Penyedia Layanan Kesehatan
Segera hubungi penyedia layanan kesehatan, seperti dokter anak atau pusat kesehatan, untuk mendiskusikan situasi anak yang terlambat imunisasi. Mereka dapat memberikan informasi dan panduan yang tepat tentang langkah-langkah selanjutnya.
Periksa Jadwal Imunisasi yang Terlewat
Periksa catatan imunisasi anak dan identifikasi vaksin mana yang telah terlewat. Diskusikan dengan penyedia layanan kesehatan untuk mengetahui vaksin mana yang harus diberikan dan jadwal penggantian yang dianjurkan.
Ikuti Program Pemulihan Imunisasi
Beberapa negara atau lembaga kesehatan mungkin menawarkan program pemulihan imunisasi khusus untuk anak-anak yang terlambat. Program ini dapat memberikan jadwal khusus atau dosis tambahan untuk membantu anak mengejar kembali jadwal imunisasi yang direkomendasikan.