Beranda Artikel Alergi 4 Perbedaan Campak dan Alergi pada Anak

4 Perbedaan Campak dan Alergi pada Anak

2023/05/26 - 02:11:39pm     oleh Morinaga Soya
4 Perbedaan Campak dan Alergi pada Anak

Perbedaan Campak dan Alergi

Bunda, memahami perbedaan antara campak dan alergi merupakan langkah penting dalam mengelola kesehatan Si Kecil. Meskipun keduanya dapat menimbulkan gejala yang mirip. Namun, jika dilihat dari penyebab, pencegahan ,dan pengobatannya keduanya jauh berbeda loh Bun. Cari tahu penjelasan lengkapnya, yuk.

Berdasarkan Penyebabnya

Campak disebabkan oleh infeksi virus campak, yang menyebar melalui udara atau kontak langsung dengan cairan hidung atau tenggorokan orang yang terinfeksi. Virus campak dapat bertahan di udara atau permukaan selama beberapa jam, sehingga menempatkan Si Kecil dalam risiko infeksi jika berada di area yang terkontaminasi.

Sementara itu, alergi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi secara berlebihan terhadap zat yang seharusnya tidak menyebabkan reaksi imun, seperti serbuk sari, bulu hewan, atau makanan tertentu.

Berdasarkan Gejalanya

Gejala campak biasanya muncul sekitar 10-14 hari setelah paparan virus dan mencakup demam tinggi, batuk, pilek, mata merah, dan ruam kemerahan yang dimulai dari wajah dan menyebar ke seluruh tubuh.

Sedangkan gejala alergi dapat bervariasi tergantung pada jenis alergen, tetapi umumnya meliputi gatal-gatal, hidung tersumbat, bersin-bersin, mata gatal, dan ruam kulit. Bunda bisa mengenali gejala alergi selengkapnya di artikel berikut: Ciri-ciri Alergi pada Anak dan Penanganannya

Berdasarkan Cara Mencegahnya

Vaksinasi adalah cara utama untuk mencegah campak. Vaksin campak biasanya diberikan dalam bentuk vaksin campak, gondong, dan rubella (MMR) pada usia 12 hingga 15 bulan dan dosis kedua saat berusia 4 hingga 6 tahun.

Pencegahan alergi melibatkan menghindari kontak dengan alergen yang memicu reaksi alergi, seperti menghindari makanan tertentu atau menjaga lingkungan tetap bersih dari serbuk sari dan bulu hewan.

Berdasarkan Pengobatannya

Campak umumnya tidak memiliki pengobatan khusus dan biasanya membutuhkan perawatan suportif untuk meredakan gejala, seperti minum banyak cairan, istirahat yang cukup, dan mengonsumsi obat pereda demam jika diperlukan.

Di sisi lain, pengobatan alergi dapat melibatkan penggunaan antihistamin, kortikosteroid, atau desensitisasi, tergantung pada jenis alergi dan tingkat keparahannya.

Risiko Anak dengan Riwayat Campak Terhadap Alergi

Berdasarkan penelitian oleh Kucukosmanoglu, dkk. (2006) menyimpulkan bahwa anak-anak dengan riwayat campak cenderung memiliki frekuensi yang lebih rendah dari penyakit alergi, serta memiliki sensitivitas yang lebih rendah terhadap Dermatophagoides pteronyssinus dibandingkan dengan anak-anak tanpa riwayat campak.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa campak memiliki hubungan dengan frekuensi yang lebih rendah dari penyakit alergi pada anak-anak. Namun, hubungan antara campak dan perkembangan alergi masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk dipahami dengan baik.

Konsultasikan dengan dokter jika Si Kecil menunjukkan gejala yang mengkhawatirkan atau jika Bunda memiliki kekhawatiran tentang alergi atau campak. Menjaga kesehatan Si Kecil adalah prioritas utama untuk memastikan tumbuh kembangnya yang optimal.

Untuk lebih memperdalam pemahaman Bunda tentang macam-macam alergi yang mungkin dapat memengaruhi Si Kecil, baca artikel berikut ini yang membahas tentang berbagai jenis alergi dan penanganannya: 7 Macam Alergi pada Anak dan Cara Mengatasinya

Referensi:

  • Kucukosmanoglu E, dkk. (2006). Frequency of allergic diseases following measles.
    https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/16854347/(Diakses pada 18 Maret 2024)

  • NHS. Measles.
    https://www.nhs.uk/conditions/measles/ (Diakses pada 18 Maret 2024)

  • Kids Health. Kids and Allergies.
    https://kidshealth.org/en/parents/allergy.html (Diakses pada 18 Maret 2024)





medical record

Berapa Besar Risiko Alergi Si Kecil?



Cari Tahu