Ruam merah pada Si Kecil sering menjadi masalah karena dampaknya merusak kulit. Awalnya berupa bintik kemerahan pada kulit, yang terasa nyeri. Si Kecil juga merasa bintik ini menimbulkan gatal dan bentol-bentol. Mereka akan cenderung menggaruk ruamnya, sehingga kulitnya jadi kering dan bersisik.
Sebagian anak mengalami ruam ini pada seluruh tubuh mereka. Namun sebagian lagi hanya mengalami ruam di sebagian area kulit saja. Misalnya pada siku bagian dalam, pada wajah, atau pada belakang leher. Ruam juga dapat terjadi di bagian belakang lutut, atau bahkan di kulit kepala.
Apakah ruam merah sudah pasti merupakan gejala alergi susu? Belum tentu, Bunda.
Ada banyak penyebab ruam pada Si Kecil ini. Misalnya karena gigitan serangga, karena mengenakan popok, atau karena infeksi. Ruam bisa juga terjadi hanya karena biang keringat.
Karena penyebab ruam ini dapat berbeda-beda, maka penanganannya juga berbeda.
Penyebab Ruam Merah pada Si Kecil
Alergi
Ruam merah paling sering disebabkan alergi. Ada banyak hal yang dapat memicu alergi pada Si Kecil. Misalnya tanaman, pewarna pakaian, sabun, klorin kolam renang, makanan, atau susu.
Jika ruam terjadi karena alergi, umumnya Si Kecil tak hanya nampak ruam. Biasanya, dia juga akan menunjukkan gejala alergi lainnya, seperti:
-
Matanya berair.
-
Sering muntah dan mencret, atau malah sembelit.
-
Pilek, bersin, dan hidungnya tersumbat.
-
Badannya kecil karena berat badannya sulit meningkat.
Jika pemicu alergi pada ruamnya ialah susu sapi, biasanya reaksi alerginya akan langsung muncul setelah Si Kecil mengonsumsi susu tersebut. Untuk memastikan bahwa Si Kecil mengalami alergi susu sapi, Bunda perlu berkonsultasi dengan dokter. Namun sebelumnya, yuk, lihat jenis-jenis tes alergi di sini: 4 Cara Tes Alergi Susu Sapi pada Si Kecil
Infeksi
Ada beberapa mikroba yang dapat menyebabkan ruam infeksi pada Si Kecil. Misalnya jamur, virus, dan bakteri.
Ruam merah akibat infeksi jamur, terutama jamur Candida, akan menyebabkan kurap. Penampilan ruamnya berbentuk mirip cincin, dan rasanya sangat gatal.
Ruam merah akibat infeksi bakteri, umumnya menyebabkan kulitnya membengkak. Ruam ini terasa nyeri jika disentuh.
Bayi yang mengalami ruam akibat infeksi virus, umumnya juga demam. Ada beberapa virus yang dapat menyebabkan ruam ini. Misalnya virus cacar air, virus roseola, atau virus campak.
Untuk memastikan penyebabnya, Bunda perlu membawa Si Kecil ke dokter. Penyebab yang berbeda akan membutuhkan penanganan yang berbeda juga.
Ruam Popok
Sesuai namanya, tentu saja ruam popok hanya terjadi pada area selangkangan Si kecil. Ruam ini sering terjadi pada Si Kecil yang menggunakan suatu popok terlalu lama. Jika popoknya tidak diganti, kencing yang ditampung popok akan kontak dengan kulit selangkangan Si Kecil. Maka kulitnya menjadi terlalu lembab, sehingga bereaksi ruam. Dia akan rewel karena ruamnya terasa gatal.
Biang Keringat
Ruam ini sering juga disebut cholinergic urticaria. Ruam ini muncul ketika Si Kecil berkeringat. Penyebabnya, ia kepanasan, atau terlalu banyak bergerak, atau terlalu lama menangis. Ruamnya muncul pada leher atau lipatan lengan, karena di sanalah keringatnya menumpuk.
Jerawat
Ruam ini berupa bintil putih, yang dikelilingi rona kemerahan. Jerawat ini bisa muncul pada pipi, dahi, dagu, atau punggung Si Kecil. Jerawatnya muncul karena kulitnya terlalu berminyak, sehingga menyumbat pori-pori. Sumbatan ini menjadi lokasi pertumbuhan bakteri, sehingga bakterinya menimbulkan jerawat.
Jika jerawat ini terjadi ketika Si Kecil baru lahir, umumnya penyebabnya karena kelenjar minyaknya yang bereaksi terlalu banyak terhadap hormon dari Bunda selama di kandungan.
Jerawat ini bisa hilang sendiri, namun bisa juga timbul lagi.
Gigitan Serangga
Serangga yang menyebabkan ruam ini ialah tungau Sarcoptes scabiei. Umumnya, tungau ini berada pada bantal, sprei, tirai, boneka, atau bahkan pakaian. Tungau ini akan pindah ke kulit Si Kecil, lalu bersembunyi di kulitnya itu.
Si Kecil baru mengalami ruam pada minggu ke-2 setelah kena tungau pertama kali. Kadang-kadang, ruamnya baru timbul pada minggu ke-6. Umumnya rasanya gatal, sehingga membuatnya ingin menggaruk, meskipun sampai terluka.
Ruam yang Berbahaya
Ada beberapa ruam yang mungkin berbahaya, namun tidak disadari oleh Bunda karena baru pertama kali melihatnya. Ruam yang seperti ini perlu segera dibawa ke dokter. Antara lain sebagai berikut:
-
Ruam yang disertai demam. Sebab, bisa jadi penyebabnya adalah demam berdarah Dengue yang dapat merusak ginjal dan jantung.
-
Ruam yang disertai nyeri ketika buang air kecil. Sebab, bisa jadi penyebabnya adalah infeksi saluran kencing yang juga dapat merusak ginjal.
-
Ruam di sekitar hidung dan pipi, yang berbentuk seperti kupu-kupu. Sebab, mungkin penyebabnya ialah suatu infeksi bernama erysipelas, yang kumannya dapat menyebabkan radang paru-paru.
-
Ruam yang nampak seperti memar pada lengan atau tungkai Si Kecil, padahal Si Kecil tidak pernah cedera. Sebab, bisa jadi penyebabnya ialah penyakit autoimun.
-
Ruam yang menyebar ke seluruh tubuh, dan disertai muncul benjolan pada leher atau ketiak. Sebab, mungkin penyebabnya ialah penyakit lupus.
-
Ruam yang disertai kesulitan nafas. Sebab, bisa jadi penyebabnya ialah syok anafilaksis.
Cara Menghilangkan Bintik Merah pada Si Kecil
Jika ruamnya disebabkan infeksi atau gigitan tungau, umumnya dokter akan meresepkan obat yang dapat mematikan mikroba-mikroba tersebut. Untuk gatalnya, umumnya dokter tidak meresepkan obat selama Si Kecil masih bayi. Sebab, efek samping obat anti gatal tersebut malah dapat merusak tumbuh kembang Si Kecil.
Dokter cenderung membimbing Bunda untuk mengatasi sendiri ruamnya. Antara lain menghindari faktor penyebab ruam, dan merawat ruam menggunakan zat alami.
Obat Bintik Merah pada Si Kecil
Obat yang diberikan dokter untuk menghilangkan ruam pada Si Kecil yang masih bayi dapat berupa salep hidrokortison. Salep ini hanya bisa digunakan sebentar, yang bertujuan menghentikan Si Kecil menggaruk-garuk. Karena jika Si Kecil sibuk menggaruk ruamnya, ia akan kesulitan bermain, sehingga tumbuhkembangnya terhambat.
Kompres Air Dingin
Bunda dapat mengkompres lokasi ruam dengan air dingin. Dengan kompres ini, Si Kecil merasa sejuk dan berhenti menggaruk.
Pelembab
Bunda dapat memberikan pelembab kepada Si Kecil. Sebab, kelembaban alami kulit itu merupakan unsur penting dari sistem kekebalan tubuh Si Kecil.
Hindarkan Faktor Pencetus Ruam
Cara ini penting dikerjakan jika ruamnya disebabkan alergi. Misalnya, jika penyebab ruamnya ialah alergi debu, maka kamar tidur perlu lebih sering dibersihkan. Atau jika penyebab ruamnya ialah alergi makanan, maka Si Kecil perlu dijauhkan dari makanan penyebab ruam tersebut.
Cara Menangani Ruam Merah Alergi Susu Sapi
Berikut cara menolong ruam akibat alergi susu sapi:
-
Hindari menyentuh area kulit yang mengalami ruam dengan tangan yang belum dicuci bersih. Sebab, bakteri pada tangan yang tidak higienis bisa memperparah kondisi ruam kulit.
-
Hindari memberikan susu sapi dan produk turunannya kepada Si Kecil.
-
Kompres ruam dengan handuk yang sudah dibasahi dengan air dingin.
-
Mandikan Si Kecil dengan air yang mengalir untuk menenangkan area kulit yang mengalami ruam.
-
Bunda bisa membuat oatmeal koloid (oatmeal yang telah ditumbuk dan dicampur dengan air sehingga menjadi bubur), kemudian balurkan pada bagian ruam merah.
-
Gunakan lotion khusus untuk Si Kecil yang bisa meredakan gatal.
-
Kenakan pakaian yang longgar dan berbahan tipis, agar tidak memperparah kondisi ruam pada kulit Si Kecil.
Ruam akibat alergi susu sapi sebetulnya bisa dicegah dengan memberikan ASI eksklusif kepada Si Kecil. Namun jika Si Kecil telah berusia 1 tahun dan butuh susu pertumbuhan, Bunda dapat menghidangkannya susu hipoalergenik. Susu ini akan mengurangi risiko alergi pada Si Kecil, selain memenuhi kebutuhan gizinya.
Susu lainnya yang juga dapat Bunda berikan ialah susu dari bahan kacang kedelai. Misalnya, Morinaga Soya.
Begitulah, Bunda, cara merawat ruam pada Si Kecil. Nah, apakah ruam pada Si Kecil memang disebabkan alergi? Yuk, lakukan tes alergi gratis dengan mandiri di sini: Cek Alergi