Ruam merah pada kulit seringkali menjadi perhatian bagi orang tua. Biasanya, ruam muncul dalam bentuk bintik-bintik yang gatal dan terasa nyeri, sehingga membuat anak merasa tidak nyaman. Ruam ini bisa timbul di seluruh tubuh atau hanya di area tertentu seperti siku, wajah, leher, belakang lutut, dan kulit kepala.
Apakah ruam merah selalu disebabkan oleh alergi? Tidak juga. Ada berbagai pemicu ruam pada anak, seperti infeksi, gigitan serangga, penggunaan popok, atau bahkan biang keringat. Penanganannya pun bervariasi, tergantung pada penyebabnya.
Penyebab Ruam Merah pada Anak
Sebelum mengetahui cara untuk mengatasi ruam merah pada kulit anak, kenali terlebih dahulu beberapa penyebab umum yang sering terjadi. Dengan mengetahui pemicunya, Bunda bisa memberikan penanganan yang tepat.
Alergi
Alergi adalah salah satu penyebab umum ruam merah pada anak. Alergen seperti serbuk sari, pewarna, sabun, makanan, atau susu sapi bisa memicu reaksi alergi. Alergi susu sapi misalnya, akan menimbulkan ruam setelah anak mengonsumsinya. Selain ruam, gejala lain seperti pilek, mata berair, atau diare mungkin juga muncul.
Segera konsultasikan ke dokter jika gejala alergi memburuk agar Si Kecil tetap sehat dan tumbuh optimal. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang ciri ruam akibat alergi susu sapi, Bunda dapat membaca artikel berikut: 5 Ciri Ruam Akibat Alergi Susu Sapi dan Cara Mengatasinya.
Infeksi Kulit
Infeksi kulit yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur dapat memicu ruam merah pada anak. Infeksi jamur seperti Candida menimbulkan ruam berbentuk cincin yang gatal, sementara infeksi bakteri sering membuat kulit bengkak dan merah. Virus seperti cacar air atau campak biasanya juga menyebabkan demam yang disertai dengan ruam.
Bunda perlu memperhatikan tanda-tandanya dan segera konsultasikan dengan dokter agar anak terlindungi dari risiko infeksi yang dapat mengganggu tumbuh kembangnya.
Ruam Popok
Ruam popok umumnya terjadi pada area selangkangan ketika popok yang basah tidak segera diganti. Hal ini karena kelembapan berlebih memicu ruam dan rasa gatal yang membuat anak rewel. Infeksi jamur Candida juga sering menjadi penyebab ruam ini, dengan gejala berupa bintik merah yang muncul di bokong dan paha.
Untuk mencegah dan mengatasi ruam ini, pastikan Bunda mengganti popok secara rutin dan menggunakan krim pereda ruam. Temukan tips lengkap tentang cara mengatasi ruam popok di artikel berikut: Cara Atasi Lecet dan Ruam pada Bokong Bayi.
Biang Keringat
Biang keringat biasanya muncul ketika anak berkeringat, terutama saat cuaca panas dan lembap. Bintik-bintik merah kecil ini sering timbul di leher, bahu, atau paha, khususnya jika anak mengenakan pakaian yang terlalu tebal.
Untuk meredakan biang keringat, pindahkan anak ke ruangan yang lebih sejuk, mandikan dengan air dingin, dan pakaikan baju tipis. Pelajari lebih lanjut tentang cara mengatasi biang keringat di artikel berikut: Penyebab Biang Keringat pada Bayi dan Cara Mengatasinya.
Jerawat Bayi
Jerawat bayi atau erythema toxicum, adalah kondisi umum yang muncul pada bayi baru lahir. Bintil-bintil putih dengan area kemerahan sering terlihat di pipi, dahi, atau punggung. Meskipun tampak seperti nanah, jerawat ini biasanya akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu tanpa memerlukan pengobatan khusus.
Gigitan Serangga
Gigitan serangga dapat menyebabkan ruam yang gatal dan bengkak pada anak. Serangga seperti tungau, bisa menyebabkan reaksi alergi yang akan muncul setelah beberapa minggu. Gigitan serangga juga dapat memicu biduran atau urtikaria, yang menyebabkan kulit merah dan bengkak di sekitar area gigitan.
Jika Si Kecil mengalami biduran di wajah, Bunda dapat mengetahui cara mengatasinya di sini: Cara Mengatasi Biduran di Wajah Anak dengan Cepat.
Jenis Ruam pada Anak yang Memerlukan Perhatian Khusus
Bunda, ruam pada kulit Si Kecil memang sering kali terlihat sepele, namun ada beberapa jenis ruam yang bisa menjadi tanda kondisi medis serius. Sebagai orang tua, penting untuk memahami kapan ruam memerlukan perhatian khusus dan harus segera dibawa ke dokter.
Ruam yang Muncul Bersamaan dengan Demam
Jika ruam pada kulit Si Kecil disertai demam, ini bisa menjadi gejala demam berdarah Dengue. Penyakit ini berpotensi menyebabkan kerusakan pada organ vital seperti ginjal dan jantung, sehingga penanganan cepat sangat diperlukan.
Ruam dengan Nyeri saat Buang Air Kecil
Ruam yang diikuti dengan rasa nyeri ketika Si Kecil buang air kecil mungkin merupakan tanda infeksi saluran kemih. Infeksi ini dapat memengaruhi fungsi ginjal jika tidak segera diobati.
Ruam di Wajah Berbentuk Kupu-Kupu
Ruam yang muncul di area hidung dan pipi dengan bbentuk seperti kupu-kupu, bisa jadi merupakan tanda infeksi erysipelas. Infeksi ini berisiko menyebabkan radang paru-paru jika tidak segera ditangani.
Ruam yang Mirip Memar Tanpa Cedera
Jika Bunda melihat ruam yang menyerupai memar padahal Si Kecil tidak mengalami benturan, hal ini mungkin menandakan adanya kondisi autoimun. Kondisi seperti ini memerlukan penanganan dari tenaga medis.
Ruam Disertai Benjolan di Leher atau Ketiak
Jika ruam menyebar ke seluruh tubuh dan disertai dengan munculnya benjolan di area leher atau ketiak, ini bisa menjadi indikasi penyakit lupus, sebuah gangguan autoimun yang dapat memengaruhi berbagai organ tubuh.
Ruam yang Disertai Kesulitan Bernapas
Jika ruam diiringi dengan kesulitan bernapas, kondisi ini bisa mengindikasikan gejala syok anafilaksis, yaitu reaksi alergi berat yang memerlukan tindakan medis segera.
Cara Menghilangkan Bintik Merah pada Anak
Jika ruam disebabkan oleh infeksi atau gigitan tungau, biasanya dokter akan meresepkan obat yang dapat mematikan mikroba tersebut. Untuk mengatasi gatal, dokter biasanya tidak meresepkan obat selama anak masih bayi, karena efek samping obat anti gatal bisa merusak tumbuh kembang anak. Sebagai gantinya, dokter biasanya akan membimbing orang tua untuk mengatasi ruam dengan cara menghindari faktor penyebab ruam dan merawat ruam menggunakan bahan-bahan alami.
Obat Bintik Merah pada Anak
Obat yang biasanya diberikan dokter untuk menghilangkan ruam pada Si Kecil yang masih bayi adalah salep hidrokortison. Salep ini hanya bisa digunakan sebentar untuk menghentikan anak dari menggaruk ruam, karena jika anak terus menggaruk ruam, ia akan kesulitan bermain dan tumbuh kembangnya bisa terhambat.
Kompres Air Dingin
Anda bisa mengkompres area yang terkena ruam dengan air dingin. Kompres ini akan membuat Si Kecil merasa sejuk dan berhenti menggaruk.
Pelembab
Anda bisa memberikan pelembab pada Si Kecil, karena kelembaban alami kulit adalah bagian penting dari sistem kekebalan tubuhnya.
Menghindari Faktor Pencetus Ruam
Jika ruam disebabkan oleh alergi, penting untuk menghindari faktor pencetus ruam. Misalnya, jika penyebab ruam adalah alergi debu, kamar tidur perlu dibersihkan lebih sering. Atau jika penyebab ruam adalah alergi makanan, Si Kecil perlu dijauhkan dari makanan yang bisa menyebabkan ruam.
Cara Menangani Ruam Merah Akibat Alergi Susu Sapi
Berikut adalah beberapa cara yang bisa Bunda lakukan untuk menangani ruam merah akibat alergi susu sapi:
- Hindari menyentuh area kulit yang mengalami ruam dengan tangan yang belum dicuci bersih, karena bakteri pada tangan yang tidak higienis bisa memperparah kondisi ruam kulit.
- Hindari memberikan susu sapi dan produk turunannya kepada anak.
- Kompres ruam dengan handuk yang sudah dibasahi dengan air dingin.
- Mandikan anak dengan air yang mengalir untuk menenangkan area kulit yang mengalami ruam.
- Anda bisa membuat oatmeal koloid (oatmeal yang telah ditumbuk dan dicampur dengan air sehingga menjadi bubur), kemudian balurkan pada bagian ruam merah.
- Gunakan lotion khusus untuk anak yang bisa meredakan gatal.
- Kenakan pakaian yang longgar dan berbahan tipis, agar tidak memperparah kondisi ruam pada kulit anak.
Kapan Harus Membawa Anak ke Dokter?
Jika ruam tidak membaik meski Bunda telah melakukan perawatan di rumah atau jika muncul gejala lain seperti demam, sesak napas, dan bengkak, segera bawa Si Kecil ke dokter. Kondisi seperti ini bisa menandakan reaksi alergi yang lebih serius dan memerlukan penanganan medis.
Sebagai pencegahan, Bunda bisa memberikan ASI eksklusif untuk mengurangi risiko alergi pada bayi. Namun, jika Si Kecil sudah berusia 1 tahun dan membutuhkan susu pertumbuhan, Bunda dapat mempertimbangkan susu hipoalergenik atau susu berbahan dasar kacang kedelai seperti Morinaga Soya. Susu ini tidak hanya membantu memenuhi kebutuhan nutrisi Si Kecil, tetapi juga dapat mengurangi risiko alergi.
Jika Bunda ingin mengetahui lebih lanjut apakah Si Kecil memiliki alergi susu sapi, Bunda dapat melakukan tes alergi mandiri di sini: Cek Alergi.