Beranda Artikel Alergi Penyebab dan Faktor Pemicu Alergi pada Si Kecil

Penyebab dan Faktor Pemicu Alergi pada Si Kecil

2024/11/29 - 01:59:25pm     oleh Morinaga Soya
Penyebab dan Faktor Pemicu Alergi pada Si Kecil

Beberapa anak sering mengalami keluhan kesehatan, seperti ruam kulit, bersin-bersin, atau hidung tersumbat. Meski terlihat sepele, gejala ini bisa menjadi tanda Si Kecil mengalami alergi. Tidak hanya makanan seperti susu atau kacang, faktor lingkungan seperti debu dan serbuk sari juga kerap menjadi pemicunya.

Memahami penyebab dan faktor pemicu alergi menjadi langkah penting untuk membantu Si Kecil mengelola kondisinya. Dengan mengetahui apa saja yang dapat memicu alerginya, Bunda bisa memberikan perlindungan lebih baik serta mendukung tumbuh kembangnya tanpa gangguan alergi yang berulang.

Reaksi Sistem Kekebalan Tubuh yang Menyebabkan Alergi

Alergi terjadi ketika tubuh Si Kecil salah menganggap zat yang sebenarnya tidak berbahaya sebagai ancaman. Sebagai respons, tubuhnya memproduksi antibodi yang disebut imunoglobulin E (IgE), yang kemudian bereaksi dengan alergen. Reaksi ini menyebabkan tubuh melepaskan histamin, yang memicu gejala alergi, seperti gatal, bengkak, atau bahkan sesak napas.

Secara umum, alergi dapat dibagi menjadi dua jenis reaksi utama, yaitu reaksi cepat dan reaksi lambat.

Pada reaksi cepat, ketika tubuhnya terpapar pemicu alergi atau alergen melalui kulit, maka ia akan segera mengalami ruam dan gatal-gatal. Apabila alergen ini berupa makanan yang dikonsumsinya, maka beberapa jam setelah makan ini, ia akan menjadi nyeri perut, muntah, ataupun diare.

Reaksi lambat memberikan gejala serupa, tetapi terjadi lebih lama, yaitu beberapa hari hingga seminggu setelah berkontak dengan alergen. Umumnya reaksi lambat ini terjadi pada alergi makanan, karena makanan seperti protein memerlukan waktu hingga minimum 2 hari untuk dapat diserap tubuh dan dikenali oleh tubuh sebagai alergen.

Alergi tidak hanya dipengaruhi oleh lingkungan atau pola makan, tetapi juga dapat diturunkan dari orangtua. Jika Bunda atau Ayah memiliki alergi, misalnya alergi terhadap makanan atau debu, maka Si Kecil memiliki kemungkinan lebih besar untuk mewarisi kecenderungan tersebut.

Meskipun demikian, tidak semua yang memiliki riwayat alergi dalam keluarga pasti akan mengalami hal yang sama. Faktor genetik ini hanya meningkatkan risikonya untuk mengalami alergi.

Alergen

Alergen adalah zat yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada tubuh Si Kecil. Zat seperti ini dapat ditemukan di berbagai tempat, baik di makanan, lingkungan, maupun hal-hal lain yang sering dijumpai sehari-hari.

Contoh makanan yang dapat menjadi alergen antara lain telur, kacang-kacangan, dan ikan. Bahan makanan lain yang paling sering memicu alergi adalah susu sapi. Jika makanan ini dikonsumsi, gejalanya bisa berupa gangguan kulit seperti gatal dan ruam kulit, gangguan pencernaan, atau bahkan gangguan pernapasan seperti bersin dan batuk.

Lingkungan sekitar juga dapat memberikan berbagai elemen untuk memicu alergi, seperti tungau debu, serbuk sari, atau jamur di udara. Umumnya ketika Si Kecil terpapar alergen ini, gejalanya dapat berupa gangguan kulit, gangguan pernapasan, atau mata merah, tetapi jarang sekali mengganggu pencernaan.

Produk perawatan tubuh, detergen yang mengandung pewangi atau bahan kimia tertentu, dan bulu hewan peliharaan juga bisa menjadi pemicu alergi.

Mengurangi Reaksi Alergi

Untuk mengurangi reaksi alergi pada Si Kecil, langkah pertama yang perlu Bunda lakukan adalah menghindarkan Si Kecil dari alergen yang bisa memicu reaksi. Misalnya, jika Si Kecil alergi terhadap debu, cara terbaik untuk mencegahnya adalah meminimalkan paparan debu di rumah. Rutin membersihkan rumah, terutama bagian yang sering terkena debu seperti karpet, tirai, dan furnitur, sangat membantu mengurangi risiko timbulnya gejala alergi pada Si Kecil.

Terdapat pula cara lain yang bisa membantu mengurangi frekuensi reaksi tersebut, yaitu memberikan probiotik tertentu. Beberapa jenis probiotik memiliki fungsi untuk bekerja pada sistem imun tubuh Si Kecil, dengan mengatur sel-sel tertentu agar tidak bereaksi berlebihan setiap kali ia terpapar alergen.

Probiotik juga bekerja pada pencernaan untuk dapat menciptakan suasana yang kondusif bagi penyerapan berbagai nutrisi, termasuk nutrisi yang dapat meningkatkan Ketahanan Tubuh Ganda. Peningkatan Ketahanan Tubuh Ganda ini akan membuat Si Kecil lebih mampu menghadapi alergen, sehingga ia tidak terlalu sering mengalami reaksi alergi.

Mengetahui nama-nama bakteri yang menjadi probiotik akan membuat Bunda lebih memahami bagaimana memilih produk yang mengandung probiotik untuk Si Kecil. Simak jenis-jenis probiotik tersebut di sini: Contoh Probiotik yang Membuat Si Kecil Semakin Sehat dan Bugar

Referensi:

  • Healthline. Common Food Allergies. Diakses pada tanggal 17 November 2024. https://www.healthline.com/nutrition/common-food-allergies#soy
  • Kids with Food Allergies. Soy Allergy. Diakses pada tanggal 17 November 2024. https://kidswithfoodallergies.org/living-with-food-allergies/top-food-allergens/soy-allergy/
  • PubMed Central. Probiotics and Food Allergy. Diakses pada tanggal 17 November 2024. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC8064452/




medical record

Berapa Besar Risiko Alergi Si Kecil?



Cari Tahu
bannerinside bannerinside
allysca