Beranda Artikel Alergi Kulit Kering dan Gatal pada Si Kecil Akibat Eksim Susu

Kulit Kering dan Gatal pada Si Kecil Akibat Eksim Susu

2025/04/29 - 02:51:11pm     oleh Morinaga Soya
Kulit Kering dan Gatal pada Si Kecil Akibat Eksim Susu

Bunda, pernahkah merasa khawatir saat melihat kulit Si Kecil tampak kering, kemerahan, atau bahkan terlihat sangat gatal terutama di pipi atau lipatan tubuhnya? Reaksi seperti ini memang bisa membuat Bunda panik, apalagi jika terjadi secara terus-menerus. Salah satu kondisi yang sering dialami bayi dengan gejala seperti itu adalah eksim susu.

Meskipun disebut “eksim susu”, kondisi ini sebenarnya tidak disebabkan langsung oleh susu. Istilah ini cukup populer di kalangan orang tua karena kerap kali muncul pada bayi yang mengonsumsi susu formula sebelum usia 6 bulan. Jika tidak ditangani dengan baik, eksim bisa menetap hingga usia remaja dan dapat menggangu perkembangan kecerdasannya. Karena itu, memahami kondisi ini adalah langkah awal untuk mengelola kondisi kulitnya dengan bijak.

Faktor Penyebab Eksim Susu yang Sebenarnya

Gejala peradangan pada kulit satu ini sering dikaitkan dengan konsumsi susu. Banyak yang menyangka jika penyebabnya utamanya karena susu, padahal kenyataannya lebih rumit. Dunia medis sendiri menyebutnya sebagai dermatitis atopik, yaitu kondisi peradangan kronis pada kulit yang disebabkan oleh berbagai faktor.

Salah satu faktor yang mempengaruhi gejala ini adalah genetik. Jika Bunda atau Ayah memiliki riwayat alergi, asma, atau rhinitis alergi, maka Si Kecil memiliki kemungkinan lebih besar mengalami eksim. Keadaan genetik membuat tubuh lebih mudah bereaksi apabila bertemu zat asing, dan beberapa reaksinya dapat berupa asma maupun eksim.

Kondisi ini juga dipermudah oleh sistem kekebalan tubuhnya yang belum matang. Salah satu komponen dari sistem ini, yaitu lapisan pelindung kulitnya yang belum cukup sempurna sehinggamembuatnya lebih peka terhadap iritan atau alergen dari luar. Misalnya, suhu ruangan yang terlalu panas atau dingin serta kelembapan yang rendah akan lebih mudah mempengaruhi jaringan kulitnya karena lapisannya masih terlalu tipis. Dampaknya, jaringan kulit ini akan lebih mudah bereaksi dengan menimbulkan eksim.

Selain itu, paparan bahan kimia seperti sabun atau deterjen juga lebih mudah menjadi iritan pada kulit. Jaringan kulitnya pun juga akan bereaksi dengan cara yang sama. Karena itu, kesalahan ini bukanlah terletak pada susu yang dikonsumsinya, melainkan karena tubuhnya sedang belajar beradaptasi dengan lingkungan luar.

Beberapa Bunda mungkin merasakesulitan membedakan eksim dari ruam biasa. Sebenarnya, ruam biasa dapat diakibatkan oleh iritasi popok atau karena cuaca panas (biang keringat) dan akan mengakibatkan kemerahan ringan di area tertentu. Kemerahan ini akan membaik dalam beberapa hari dengan perawatan sederhana, seperti mengganti popok lebih sering atau menghindari kegiatan yang memicu keringat berlebih. Ruam ini juga dapat hilang sendiri dengan menjaga kebersihan lingkungan rumah, menghindari iritan penyebab gejala, dan memastikan ventilasi udara berfungsi baik.

Sedangkan eksim susu menimbulkan gejala lebih intens, seperti bercak merah tebal, kulit kasar, bersisik, bahkan bisa menimbulkan luka karena digaruk. Kondisinya juga cenderung berulang, dan akan sering kambuh. Bunda perlu merawat kulitnya, hindari pemicunya, serta mengawasi setiap makanannya yang dicurigai menjadi penyebab alergi.

Walaupun pada banyak anak kondisi ini bersifat sementara, eksim ini dapat bertahan lama. Beberapa bayi menunjukkan perbaikan setelah usia 1 tahun, terutama jika perawatan kulitnya dilakukan dengan konsisten. Namun, pada sebagian lainnya, eksim bisa berlanjut hingga usia balita atau bahkan sekolah, terutama jika faktor genetik dan lingkungan tidak dikontrol dengan baik. Konsultasi rutin dengan dokter anak atau spesialis kulit bisa membantu mengelola eksim secara jangka panjang.

Hubungan Eksim Susu dengan Alergi

Bunda juga perlu tahu bahwa meski eksim susu tidak selalu disebabkan oleh alergi susu sapi, tetapi hubungan antara keduanya tidak bisa diabaikan. Si Kecil dengan eksim memiliki kecenderungan atopik, yaitu kondisi di mana sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap zat tertentu. Oleh karena itu, masalah ini kadang menjadi salah satu indikasi awal bahwa ia cenderung lebih peka terhadap protein susu sapi atau alergen makanan lain.

Wajah merupakan bagian yang paling sering menimbulkan gatal apabila ia memiliki eksim, terutama pipi dan dagu. Kondisi kulitnya menjadi sangat kering, kemerahan, tampak kasar, dan terasa gatal yang ditunjukkan dengan Si Kecil yang terus menggaruk area tersebut. Bila terus-terusan digaruk, bisa muncul luka atau infeksi sekunder yang memunculkan bakteri.

Bunda mungkin juga akan melihat ruam menyebar ke dahi, kulit kepala, leher, dada, punggung, siku bagian dalam, dan belakang lutut. Warna ruam bisa berbeda tergantung warna kulit. Apabila ia berkulit cerah, maka ruamnya tampak kemerahan. Sementara jika kulitnya cenderung lebih gelap bisa tampak keunguan, abu-abu, atau kecoklatan.

Gejala lainnya membuat kulitnya jadi bersisik, menebal, atau muncul bintil kecil berisi air yang mudah pecah. Berbagai gejala ini bisa sangat mengganggu dan membuatnya rewel, terutama saat tidur malam. Itulah mengapa pengelolaan eksim tidak cukup hanya dengan menghindari alergen, tapi juga perlu perawatan kulit intensif.

Perawatan Harian Kulit Si Kecil

Bunda tak perlu terlalu panik karena perawatan harian yang konsisten dapat membantu meringankan gejala eksim dan mencegah kekambuhannya. Langkah pertama, coba pilih sabun mandi yang lembut dan bebas deterjen, pewangi, atau alkohol. Produk yang berlabel hipoalergenik dan diformulasikan khusus untuk kulit sensitif adalah pilihan terbaik.

Setelah mandi, kulit Si Kecil harus langsung dioleskan pelembap khusus untuk kulit yang mengalami eksim. Tujuannya untuk memperkuat lapisan pelindung kulit terluarnya, sehingga mencegah kehilangan kelembaban alami yang membuat kulit kering dan iritasi. Oleskan krim pelembap minimal dua kali sehari, terutama pada area yang sering terkena eksim seperti pipi, dagu, dan siku. Aplikasikan pelembab secara lembut dan merata di area tersebut.

Mandi air hangat selama 5-10 menit setiap hari bisa membantu membersihkan kulit dari kotoran dan alergen. Gunakan handuk lembut dan tepuk-tepuk pada kulit saat mengeringkannya dan jangan digosok. Bunda juga harus menjaga kelembapan udara di dalam kamar. Bila udara di rumah kering, Bunda bisa menggunakan humidifier untuk menjaga tingkat kelembapan optimal.

Sebaiknya, menghindari pakaian berbahan sintetis atau wol yang bisa memicu gatal. Pilihlah baju longgar berbahan katun lembut, selalu cuci bajunya dengan deterjen khusus pakaian bayi yang bebas pewangi dan bahan keras. Ini akan membantu mencegah iritasi tambahan baik di area wajah maupun bagian tubuh lainnya.

Mencegah Kambuhnya Eksim Susu

Kekambuhan dermatitis atopik tergantung dari pemicunya dan salah satu tahapan pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan menjaga kondisi kulit tetap tenang. Bunda bisa mengendalikan suhu ruangan tempatnya bermain untuk tetap stabil, yaitu antara 20-22 derajat Celcius jika ia masih bayi. Apabila ia sudah berusia balita, kulitnya umumnya cenderung masih sehat meskipun suhu kamarnya diturunkan menjadi 16-20 derajatCcelcius. Suhu kamar yang terlalu panas atau perubahan cuaca mendadak bisa memicu kekambuhan.

Gunakan deterjen lembut tanpa pewangi dan pemutih untuk mencuci pakaian dan perlengkapan tidurnya. Jika Bunda sedang memperkenalkan makanan baru, perhatikan reaksi kulit setelah makan. Pemberian makanan tertentu bisa makin memburuk kondisi karena adanya reaksi terhadap makanan pemicu seperti susu sapi, telur, atau kacang-kacangan. Catat setiap makanan yang diberikan dan amati reaksinya selama beberapa jam atau hari.

Perhatikan juga produk perawatan tubuh yang digunakan, mulai dari minyak pijat, tisu basah, sabun mandi, hingga sabun cuci tangan yang bersentuhan dengan kulitnya. Produk yang mengandung alkohol, parfum, atau antiseptik sebaiknya dihindari. Konsistensi dalam perawatan akan sangat membantu mengontrol eksim dalam jangka panjang, dan mencegah timbulnya luka atau infeksi akibat garukan berulang.

Eksim susu memang tidak selalu berkaitan langsung dengan reaksi terhadap susu sapi. Akan tetapi, Bunda juga perlu mengenali apakah gejala yang muncul merupakan eksim biasa atau merupakan ruam alergi. Jika Bunda dapat memahami perbedaannya sejak dini, maka langkah yang lebih tepat bisa diambil untuk menjaga kesehatan dan kenyamanannya. Ketahui lebih lanjut tentang tanda-tanda ruam yang perlu diwaspadai di sini: Ruam Merah pada Si Kecil: Pertanda Alergi Susu Sapi.

Referensi:

  • IDAI. Dermatitis Atopik: Lesi Kemerahan dengan Rasa Gatal. Diakses pada 17 April 2025. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/dermatitis-atopik-lesi-kemerahan-dengan-rasa-gatal
  • National Eczema Association. Eczema in Children: Causes, symptoms, treatment and more. Diakses pada 17 April 2025. https://nationaleczema.org/children/
  • Mayo Clinic. Atopic dermatitis (eczema). Diakses pada 17 April 2025. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/atopic-dermatitis-eczema/symptoms-causes/syc-20353273




medical record

Berapa Besar Risiko Alergi Si Kecil?



Cari Tahu
bannerinside bannerinside
allysca