Beranda Artikel Kehamilan Beberapa Jenis Persalinan yang Perlu Bunda Tahu

Beberapa Jenis Persalinan yang Perlu Bunda Tahu

2021/10/18 - 12:44:41pm     oleh Morinaga Soya
Beberapa Jenis Persalinan yang Perlu Bunda Tahu

Usai 9 bulan mengandung Si Kecil, maka, ketika tiba saatnya bagi Bunda untuk melahirkan dan bertemu dengan Si Kecil. Disamping memilih untuk melahirkan secara normal, ada beberapa jenis persalinan yang bisa Bunda pilih sesuai dengan faktor kesehatan Bunda. Karena melahirkan merupakan momen berharga, pastikan Bunda mengkonsultasikan ke dokter perihal jenis persalinan yang terbaik bagi Bunda. Namun, apakah nantinya metode melahirkan yang Bunda pilih bisa mempengaruhi faktor kesehatan atau tumbuh kembang Si Kecil? Berikut beberapa metode persalinan beserta penjelasannya.

Jenis-jenis Persalinan

Kemajuan teknologi yang semakin cepat nyatanya memberikan dampak yang cukup baik untuk dunia medis. Proses melahirkan pun sekarang menjadi semakin mudah dan memiliki banyak opsi, terutama bila Bunda tidak dapat melahirkan secara normal karena faktor medis ataupun alasan lainnya. Penting bagi Bunda untuk menentukan jenis persalinan yang akan Bunda pilih untuk mempersiapkan fisik dan mental saat waktunya Si Kecil lahir. Adapun beberapa metode melahirkan yang bisa Bunda pilih adalah:

1. Melahirkan Normal

Melahirkan secara normal merupakan salah satu proses persalinan yang tentunya diidamkan oleh Bunda. Meskipun begitu, pasti tidak sedikit Bunda yang merasa was-was dan cemas akan prosedur ini. Proses persalinan normal pada dasarnya adalah melahirkan Si Kecil yang dalam kandungan melalui lubang vagina. Bila Bunda melahirkan untuk pertama kalinya, umumnya prosedur ini akan berlangsung selama 12-24 jam sejak pembukaan pertama. Sementara jika sudah pernah melahirkan, maka prosesnya bisa berlangsung lebih sebentar, selama 6-8 jam. Persalinan normal sendiri terdiri dari 2 jenis, yaitu:

  • Persalinan Alami atau Spontan

Persalinan spontan adalah proses melahirkan lewat vagina yang berlangsung tanpa bantuan alat ataupun obat tertentu. Baik itu induksi, vakum, atau metode lainnya. Dengan kata lain, jenis persalinan ini hanya mengandalkan tenaga dan usaha Bunda untuk mendorong Si Kecil keluar. Jenis persalinan ini dapat dilakukan dengan presentasi belakang kepala (kepala Si Kecil keluar terlebih dahulu) atau presentasi bokong (sungsang).

  • Persalinan Dengan Bantuan Alat

Ketika Bunda ingin melahirkan secara normal akan tetapi Si Kecil belum menunjukan tanda-tanda akan segera lahir, dokter biasanya akan memberikan induksi, vakum, atau forsep. Bantuan alat ini digunakan untuk meningkatkan kontraksi dan mendorong bayi lahir melalui vagina. Persalinan dengan bantuan alat ini biasanya lebih diperuntukan bila terjadi presentasi belakang kepala. Selain itu, penggunaan alat ini juga dapat dilakukan ketika Bunda sudah kehabisan tenaga untuk mengejan (ngeden).

Secara umum, banyak yang mengatakan bahwa pemulihan usai melahirkan normal cenderung lebih cepat dibandingkan proses melahirkan lainnya sehingga Bunda bisa beraktivitas normal bersama Si Kecil.

Setelah proses melahirkan, banyak hal yang perlu Bunda pahami tentang kondisi Si Kecil, contohnya, kebersihan tali pusatnya. Hal ini perlu diperhatikan karena jika tidak dirawat dengan baik bisa terjadi infeksi. Untuk panduan perawatannya, yuk baca: Cara Merawat Tali Pusar Bayi Agar Tidak Infeksi.

2. Persalinan Caesar

Walaupun banyak wanita yang ingin melahirkan normal, tapi ada beberapa pertimbangan medis atau faktor kesehatan Bunda yang pastinya akan mempengaruhi hal tersebut sehingga tidak dapat dilaksanakan. Disamping karena memang keinginan Bunda sendiri untuk melakukan prosedur ini, berikut merupakan beberapa faktor yang membuat Bunda harus mengambil tindakan caesar antara lain:

  • Riwayat melahirkan caesar sebelumnya
  • Tidak ada perkembangan untuk melahirkan normal
  • Proses persalinan yang terlambat
  • Posisi keluarnya Si Kecil diawali dengan bahu (persalinan transversal)
  • Ukuran kepala atau tubuh bayi terlalu besar untuk melahirkan normal
  • Posisi kandungan dalam janin sungsang ataupun melintang
  • Timbul komplikasi di awal kehamilan
  • Bunda mengalami masalah kesehatan yang beresiko, membahayakan diri sendiri, seperti memiliki tekanan darah tinggi, diabetes, ataupun masalah kesehatan jantung
  • Bunda memiliki masalah kesehatan yang beresiko menular pada Si Kecil bila dilahirkan secara normal. Seperti herpes genital ataupun HIV
  • Ada masalah dengan plasenta, seperti solusio plasenta maupun plasenta previa
  • Ada masalah dengan tali pusar bayi
  • Sedang hamil anak kembar dua, tiga, atau bahkan lebih
  • Si Kecil dalam kandungan mengalami masalah kesehatan seperti hidrosefalus atau fibroid
  • Ibu memiliki masalah pada rahim maupun fibroid yang menghalangi leher rahim (serviks)

Pada dasarnya, caesar merupakan tindakan persalinan yang dilakukan oleh dokter dengan memberikan sayatan pada perut dan rahim untuk mengeluarkan bayi. Sebelum dimulai, dokter akan memberikan suntikan bius epidural di bagian tulang belakang. Dengan begitu, Bunda tidak akan merasakan sakit selama proses persalinan berlangsung. Tapi, banyak juga hal yang harus dipersiapkan dan diketahui Bunda bila Si Kecil harus lahir melalui caesar. Terutama, bila dibandingkan dengan melahirkan normal, proses melahirkan secara caesar membutuhkan waktu lebih lama untuk penyembuhannya. Jadi pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter Bunda sebelum memutuskan untuk melahirkan caesar.

Selain itu, menurut penelitian di dalam American Journal of Epidemiology anak yang dilahirkan melalui proses caesar cenderung lebih beresiko mengidap asma sebesar 20% serta kemungkinan memiliki alergi rhinitis 23% lebih besar dibandingkan bila Bunda melahirkan Si Kecil secara normal. Mengapa demikian? Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa bayi yang lahir secara normal akan bersentuhan dengan kuman atau bakteri yang ada di vagina ibunya. Tapi bukannya memicu penyakit, malahan kuman atau bakteri tersebut membuat tubuh Si Kecil kebal terhadap serangan penyakit maupun resiko alergi.

Sedangkan, bayi yang dilahirkan melalui operasi caesar tidak bersentuhan dengan kuman baik yang berada di vagina ibunya sehingga kemungkinan memiliki gangguan flora normal baik secara jumlah maupun kualitasnya. Minimnya kontak dengan mikrobiotik inilah yang membuat Si Kecil rentan dan berpotensi terkena alergi.

Namun, bagi ibu hamil yang tidak bisa menjalani proses persalinan normal karena satu dan hal lainnya, Bunda masih bisa melakukan pencegahan guna menurunkan resiko Si Kecil terkena alergi dengan mengonsumsi makanan mengandung probiotik saat hamil. Hal ini karena probiotik mengandung bakteri baik untuk melindungi janin.

3. Persalinan Normal Setelah Caesar

Mungkin Bunda pernah mendengar isu bahwa setelah melahirkan secara caesar, maka seterusnya Bunda harus melahirkan dengan metode yang sama? Hal ini tentu saja tidak akurat karena pasalnya melahirkan secara normal setelah caesar bukanlah tidak mungkin. Jenis persalinan ini disebut dengan vaginal birth after cesarean (VBAC).

Seperti dilansir dari laman WebMD, setiap wanita berkesempatan melahirkan secara normal walaupun sebelumnya melakukan proses persalinan dengan caesar. Setidaknya sekitar 75% wanita berhasil melahirkan secara normal setelah melakukan prosedur caesar sebelumnya.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa kondisi ini tentunya tergantung dari masing-masing Bunda. Meskipun peluang keberhasilan memang besar dan terbukti. Tapi tetap saja ada kemungkinan resiko komplikasi yang mungkin menyertai. Jadi pastikan Bunda sudah mengkonsultasikannya dengan dokter karena sayangnya tidak semuanya bisa melakukan pilihan ini. Menurut National University of Health, ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan apakah seseorang bisa melakukan prosedur VBAC atau tidak antara lain

  • Bunda memiliki bekas sayatan operasi caesar berbentuk garis horizontal yang terletak rendah di bawah perut
  • Saat ini hanya mengandung 1 bayi dan hanya pernah melakukan operasi caesar sebelumnya tapi bukan dengan sayatan vertikal
  • Persalinan terjadi secara spontan setelah induksi, sehingga kontraksi berlangsung dengan cepat
  • Tulang panggul Bunda berukuran cukup besar sehingga memungkinkan Si Kecil untuk keluar dengan mudah. Umumnya kriteria ini akan ditentukan oleh dokter
  • Belum pernah melakukan operasi berat pada rahim, seperti momektomi untuk mengangkat tumor rahim jinak (fibroid)
  • Belum pernah mengalami rahim robek di kehamilan sebelumnya
  • Tidak memiliki kondisi media yang membuat persalinan melalui vagina menjadi beresiko, misalnya plasenta previa atau fibroid

Seiring perkembangan zaman, banyak juga beberapa metode alternatif persalinan yang mulai diperkenalkan kepada masyarakat. Tujuannya adalah untuk meminimalisir rasa sakit atau tidak nyaman yang dirasakan oleh Bunda dan membuat proses persalinan terasa lebih mudah.

4. Persalinan di Rumah (Home Birth)

Proses persalinan adalah tidak selalu mudah adanya dan mungkin bagi sebagian perempuan, terutama melahirkan pertama kali bisa nampak menyeramkan. Hal ini mungkin yang akan dirasakan sehingga beberapa perempuan akan memilih untuk melakukan proses persalinan di rumah (home birth) karena merasa lebih nyaman atau umumnya digunakan oleh ibu hamil yang tinggal jauh dari fasilitas pelayanan kesehatan.

Meskipun tidak berada di rumah sakit, namun, penurut American Pregnancy Association, Bunda tetap perlu didampingi oleh dokter maupun bidan. Hal ini sangat diperlukan guna menjamin keselamatan Bunda dan Si Kecil selama proses persalinan berlangsung. Melahirkan di rumah memang akan terasa lebih nyaman, menenangkan, dan hemat. Tapi, salah satu resikonya adalah minimnya peralatan dan fasilitas medis di rumah dibandingkan dengan di rumah sakit. Bila terjadi komplikasi atau kesulitan saat persalinan tentunya akan sangat beresiko terhadap Bunda dan Si Kecil.

Proses melahirkan bisa saja berjalan dengan aman dan lancar, asalkan Bunda tidak mengalami komplikasi tertentu. Pastikan Bunda memikirkan masak-masak dan mempertimbangkan faktor resiko dan manfaat melahirkan di rumah. Lalu, ada pula persyaratan yang harus dipenuhi sebelum seseorang dinyatakan dapat melahirkan di rumah, yakni:

  • Memiliki kehamilan normal yang tidak beresiko tinggi
  • Sehat jasmani secara keseluruhan
  • Tidak memiliki diabetes atau tekanan darah tinggi
  • Tidak pernah melahirkan normal setelah caesar (VBAC)
  • Tidak mengandung anak kembar

Bila dalam prosesi melahirkan tiba-tiba Bunda mengalami komplikasi, pastikan Bunda mendapatkan penanganan medis yang tepat entah itu dengan akhirnya harus berpindah ke rumah sakit agar tidak membahayakan Si Kecil dan Bunda sendiri.

5. Melahirkan di Air (Water Birth)

Melahirkan di dalam air sebenarnya sama saja dengan melahirkan normal. Tapi tentunya dilakukan sedikit modifikasi, yakni proses persalinan dilakukan di dalam air. Selama proses persalinan berlangsung, Bunda akan berendam di dalam bak atau kolam berisi air hangat. Menurut American Pregnancy Association, air hangat disinyalir dapat membantu menenangkan dan mengurangi rasa sakit sehingga Bunda akan merasa lebih nyaman.

Bukan hanya bagi Bunda, namun persalinan jenis ini akan membuat Si Kecil merasa nyaman sesaat setelah dilahirkan. Pasalnya, Si Kecil akan langsung bersentuhan dengan air hangat usai lahir. Si Kecil akan merasa lebih tenang karena seolah-olah masih dikelilingi oleh cairan ketuban dalam kandungan. Ini bisa membantu mencegah stress pada bayi yang baru lahir.

Bila Bunda tertarik dengan persalinan ini, maka sebaiknya mulai mengkonsultasikan ke dokter kandungan. Pastikan Bunda dan Si Kecil yang masih berada di perut berada dalam kondisi sehat dan tidak memiliki komplikasi.

6. Hypnobirth

Hypnobirthing belakangan ini kerap menjadi tren di kalangan ibu hamil khususnya bagi mereka yang masih memiliki trauma, takut akan proses melahirkan, ataupun baru akan melahirkan anak pertama. Metode ini sendiri digadang bisa membuat Bunda melahirkan dengan nyaman dan minim rasa sakit.

Hypnobirth merupakan proses melahirkan menggunakan metode hipnosis dan teknik relaksasi. Kedua hal ini bisa membantu Bunda dalam mengatasi ketakutan, kecemasan, ketegangan, ataupun rasa sakit saat melahirkan. Secara sederhana, hypnobirth membuat Bunda mampu mengendalikan diri sendiri dengan mempelajari teknik relaksasi, cara berkomunikasi dengan Si Kecil yang masih di dalam perut, latihan pernapasan, dan afirmasi pada diri sendiri bahwa Bunda bisa melahirkan dengan tenang dan damai.

Sukses atau tidaknya teknik ini tentu tergantung dari sugesti masing-masing. Semakin baik sugesti yang Bunda dapat tanamkan, maka proses persalinan akan berjalan lancar sesuai dengan yang sudah Bunda ekspektasikan, dan Si Kecil terlahir sempurna dan sehat.





medical record

Berapa Besar Risiko Alergi Si Kecil?



Cari Tahu