Beranda Artikel 37-72 Bulan Waspadai 5 Gangguan Sistem Pencernaan yang Sering Terjadi pada Anak

Waspadai 5 Gangguan Sistem Pencernaan yang Sering Terjadi pada Anak

2022/10/05 - 05:19:50pm     oleh Morinaga Soya
Gangguan sistem pencernaan

Bunda, pernahkah Si Kecil tiba-tiba menjadi rewel, tampak lemas, atau mengeluhkan sakit perut? Bisa jadi ia sedang mengalami gangguan pada sistem pencernaannya. Saluran pencernaan anak yang masih berkembang memang rentan terhadap berbagai masalah, mulai dari diare, sembelit, hingga gangguan yang lebih kompleks seperti GERD dan sindrom usus pendek.

Agar Bunda tidak panik dan bisa bertindak cepat, yuk kenali jenis-jenis gangguan sistem pencernaan yang umum terjadi pada anak-anak berikut cara penanganannya yang tepat.

Apa Itu Gangguan Sistem Pencernaan?

Gangguan sistem pencernaan adalah kondisi ketika organ-organ di dalam saluran pencernaan-mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, hingga anus mengalami gangguan fungsi. Dalam sistem pencernaan manusia, makanan dicerna dan diserap untuk menjadi energi serta nutrisi bagi tubuh. Jika terjadi gangguan, maka proses penyerapan nutrisi akan terganggu dan memengaruhi kesehatan anak secara menyeluruh.

Gangguan ini bisa bersifat ringan hingga berat, dan umumnya ditandai dengan gejala seperti nyeri perut, muntah, diare, sembelit, kembung, hingga keluarnya darah saat buang air besar. Karena itulah, Bunda perlu waspada dan mengenali tanda-tanda awalnya.

Jenis Gangguan Sistem Pencernaan pada Anak

Diare

Diare merupakan gangguan pencernaan yang paling sering terjadi, baik pada bayi maupun anak-anak. Kondisi ini ditandai dengan buang air besar lebih dari 3-4 kali sehari, dengan tekstur feses yang cair atau encer. Dalam beberapa kasus, diare bisa menyebabkan dehidrasi karena tubuh kehilangan cairan secara cepat.

Penyebab diare bisa bermacam-macam, seperti infeksi virus atau bakteri, keracunan makanan, alergi makanan, efek samping antibiotik, atau kondisi kesehatan seperti intoleransi laktosa atau penyakit celiac. Frekuensi buang air besarnya yang meningkat dan encer bisa disebabkan oleh perubahan pola makan, infeksi bakteri, atau gangguan penyerapan nutrisi.

Untuk mengatasi diare:

  • Pastikan Si Kecil tetap terhidrasi, bisa dengan air putih, ASI, atau cairan rehidrasi oral.

  • Hindari makanan yang sulit dicerna dan berikan makanan lembut seperti pisang, bubur, atau roti panggang.

  • Jika diare berlangsung lebih dari 3 hari, segera konsultasikan dengan dokter.

Sembelit

Sembelit adalah kondisi saat Si Kecil mengalami kesulitan buang air besar atau frekuensinya menurun, biasanya kurang dari 3 kali seminggu. Anak bisa merasa nyeri, kram perut, tidak nyaman, hingga kehilangan nafsu makan.

Sembelit pada anak bisa disebabkan oleh kurangnya konsumsi serat dan cairan, pola makan yang tidak teratur, stres, atau perubahan rutinitas harian. Selain itu, penggunaan susu formula yang tidak cocok juga dapat menjadi pemicu sembelit pada Si Kecil.

Penanganan sembelit dapat dilakukan dengan:

  • Menambahkan asupan buah dan sayuran tinggi serat seperti pepaya, bayam, dan apel.

  • Memberikan air putih secara rutin.

  • Mengajak anak untuk lebih aktif bergerak setiap hari.

Bunda juga bisa mempertimbangkan susu pertumbuhan yang mengandung serat dan prebiotik agar kesehatan usus Si Kecil lebih terjaga. Beberapa makanan juga bisa menyebabkan sembelit loh Bun. Selengkapnya, cari tahu di sini yuk: Makanan yang Menyebabkan Sembelit pada Bayi.

Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)

GERD merupakan kondisi di mana isi lambung naik kembali ke kerongkongan dan menyebabkan rasa tidak nyaman. Gangguan ini bisa muncul pada anak akibat saluran kerongkongan yang belum sempurna atau melemahnya otot pada bagian bawah kerongkongan.

Gejala GERD yang sering terlihat dapat meliputi mual dan muntah yang terjadi berulang, sensasi panas di perut atau heartburn, kesulitan menelan makanan, penolakan makan, berat badan yang tidak naik sesuai usianya, serta napas yang berbunyi atau sesak.

Langkah yang bisa Bunda lakukan:

  • Pastikan Si Kecil makan dalam porsi kecil tapi sering

  • Hindari makanan pedas dan berlemak

  • Jangan biarkan anak langsung berbaring setelah makan

  • Konsultasikan dengan dokter jika gejala berulang dan mengganggu aktivitas

Tukak Lambung

Tukak lambung adalah luka pada dinding lambung atau usus dua belas jari yang bisa menimbulkan rasa nyeri dan terbakar di perut. Kondisi ini dapat terjadi pada anak-anak, meskipun lebih jarang dibandingkan orang dewasa. Tukak lambung bisa disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori, penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), atau stres berkepanjangan.

Gejala tukak lambung yang perlu diperhatikan antara lain nyeri perut bagian atas, mual, muntah, kehilangan nafsu makan, dan dalam beberapa kasus bisa disertai muntah darah atau tinja berwarna hitam. Jika dibiarkan, tukak lambung dapat menyebabkan komplikasi serius.

Untuk mengatasinya, Bunda perlu membawa Si Kecil ke dokter untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut. Biasanya dokter akan memberikan obat untuk menetralkan asam lambung, antibiotik jika ada infeksi bakteri, dan menyarankan pola makan yang lebih lembut serta teratur.

Wasir (Hemoroid)

Wasir atau hemoroid adalah pembengkakan pembuluh darah di sekitar anus atau rektum yang bisa menyebabkan rasa nyeri saat buang air besar. Meskipun lebih umum pada orang dewasa, anak-anak juga bisa mengalaminya, terutama jika mereka sering mengejan akibat sembelit atau duduk terlalu lama di toilet.

Gejala hemoroid pada anak bisa berupa nyeri saat buang air besar, darah pada feses atau tisu toilet, dan rasa gatal atau tidak nyaman di area anus. Wasir juga bisa menyebabkan Si Kecil menahan keinginan buang air besar, yang justru memperburuk kondisinya.

Penanganan wasir pada anak bisa dimulai dengan mengatasi penyebab sembelit, memberikan makanan tinggi serat, memastikan cukup minum air putih, serta menghindari kebiasaan duduk terlalu lama. Dalam kasus tertentu, dokter mungkin memberikan salep atau tindakan medis jika kondisi tidak membaik. Bunda juga dapat membaca hal ini Penyebab Penyakit Celiac dan Pengobatannya.

Gangguan Lain, Sindrom Usus Pendek dan IBS

Sindrom usus pendek merupakan kondisi yang lebih jarang namun serius, terjadi ketika bagian usus anak tidak mampu menyerap nutrisi secara optimal karena kehilangan sebagian usus akibat operasi atau kelainan bawaan.

Sedangkan Irritable Bowel Syndrome (IBS) atau gangguan usus besar dapat menyebabkan perut kembung, nyeri, diare bergantian dengan sembelit, dan seringkali muncul akibat stres atau pola makan yang tidak teratur. IBS juga bisa dipicu oleh tukak lambung dan naiknya asam lambung yang mengiritasi dinding usus.

Kedua kondisi ini membutuhkan penanganan dan pengawasan medis jangka panjang. Untuk mengetahui anjuran dan pantangan makan saat anak diare, Bunda dapat membaca artikel ini: Anjuran dan pantangan makan saat anak diare.

Peran Bakteri Baik (Probiotik) dalam Menjaga Pencernaan Anak

Bakteri baik atau probiotik adalah mikroorganisme hidup yang secara alami tinggal di dalam saluran cerna dan memiliki peran besar dalam menjaga keseimbangan sistem pencernaan. Bunda mungkin tidak melihatnya secara langsung, namun jumlah dan fungsi probiotik di dalam tubuh Si Kecil sangat memengaruhi kesehatannya secara keseluruhan, mulai dari penyerapan nutrisi hingga daya tahan tubuhnya.

Probiotik bisa diperoleh dari makanan fermentasi seperti tempe, yoghurt, dan susu fermentasi, maupun dari susu pertumbuhan yang diformulasikan khusus dengan kandungan bakteri baik untuk anak. Berikut ini berbagai manfaat penting probiotik yang perlu Bunda ketahui:

Menjaga Keseimbangan Mikrobiota Usus

Usus anak adalah rumah bagi triliunan mikroorganisme, dan keberadaan probiotik membantu menjaga jumlah bakteri baik tetap dominan. Ketika keseimbangan mikrobiota terganggu, misalnya karena konsumsi antibiotik atau pola makan yang kurang sehat, bakteri jahat bisa berkembang lebih banyak dan menyebabkan infeksi atau gangguan pencernaan seperti diare dan perut kembung.

Meningkatkan Penyerapan Nutrisi

Salah satu tugas utama probiotik adalah membantu tubuh mencerna makanan, khususnya serat dan karbohidrat kompleks yang tidak bisa diuraikan oleh enzim pencernaan biasa. Probiotik menghasilkan enzim tertentu yang memecah nutrisi menjadi bentuk yang lebih mudah diserap.

Mencegah Peradangan dan Infeksi Usus

Probiotik memiliki kemampuan alami sebagai anti-inflamasi yang bisa membantu menenangkan saluran cerna ketika terjadi gangguan. Saat Si Kecil mengalami gejala seperti diare, sembelit, atau perut kembung, pemberian probiotik dapat membantu memperbaiki kondisi dengan cara menyeimbangkan kembali flora usus dan mengurangi iritasi.

Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Anak

Tahukah Bunda bahwa lebih dari 70% sistem imun tubuh berada di saluran cerna? Oleh karena itu, kondisi usus yang sehat sangat memengaruhi seberapa kuat sistem kekebalan tubuhnya dalam melawan penyakit.

Memberikan probiotik secara rutin, baik dari makanan maupun susu pertumbuhan merupakan salah satu langkah alami untuk membantu Si Kecil tumbuh sehat dan jarang sakit.

Sumber probiotik alami antara lain tempe, yoghurt, kefir, kimchi, dan miso. Untuk pilihan praktis, Bunda bisa memberikan susu pertumbuhan seperti Morinaga Chil School Soya yang diperkaya dengan probiotik dan prebiotik untuk mendukung sistem cerna dan imunitas Si Kecil.

Cara Mencegah Gangguan Pencernaan

Mencegah lebih baik daripada mengobati, termasuk dalam menjaga kesehatan saluran pencernaan anak. Langkah pertama yang dapat Bunda lakukan adalah memperhatikan pola makan Si Kecil. Pastikan ia mengonsumsi makanan tinggi serat, cukup minum air putih, dan menghindari makanan yang berisiko mengganggu saluran cerna seperti makanan berlemak, pedas, atau terlalu manis.

Selain itu, penting untuk menjaga rutinitas makan yang teratur, tidak membiarkan anak makan terburu-buru atau sambil bermain. Ajak Si Kecil untuk aktif bergerak dan tidak terlalu lama duduk atau berbaring setelah makan agar proses pencernaan berlangsung optimal. Kegiatan fisik ringan setelah makan bisa membantu mencegah sembelit dan kram perut.

Kebersihan juga tidak kalah penting. Biasakan anak mencuci tangan sebelum makan, bersihkan mainan dan peralatan makannya secara rutin, serta pastikan bahan makanan yang dikonsumsi bersih dan matang sempurna. Hal ini akan membantu mencegah masuknya kuman penyebab infeksi bakteri yang bisa menyerang sistem pencernaan.

Makanan yang Baik untuk Kesehatan Pencernaan

Untuk mendukung sistem pencernaan yang sehat, Bunda bisa memperkenalkan berbagai makanan yang kaya serat dan probiotik sejak dini. Beberapa contoh makanan tinggi serat adalah buah-buahan seperti pepaya, apel, dan pisang; serta sayuran seperti bayam, brokoli, dan wortel.

Sementara itu, makanan yang mengandung probiotik seperti yoghurt, kefir, tempe, dan kimchi dapat membantu menjaga keseimbangan bakteri baik di usus. Susu pertumbuhan yang diperkaya dengan probiotik dan serat juga bisa menjadi solusi praktis untuk memenuhi kebutuhan hariannya.

Hindari memberikan makanan olahan, minuman bersoda, dan camilan tinggi gula secara berlebihan karena dapat mengganggu sistem pencernaan. Pastikan Si Kecil cukup minum air putih agar proses buang air besar tetap lancar dan tubuhnya terhidrasi dengan baik.

Dengan menjaga pola makan dan gaya hidup sehat sejak dini, Bunda bisa membantu menjaga kesehatan pencernaan Si Kecil serta mendukung pertumbuhan dan perkembangan optimalnya.

Nah, untuk mendapatkan manfaat-manfaat tersebut, Bunda bisa memberikan makanan yang mengandung bakteri baik, seperti tempe, yogurt, kefir, kimchi, miso, acar, dan kombucha. Bunda juga bisa memberikan susu Morinaga Soya yang kaya serat dan probiotik. Untuk mengetahui keunggulannya dan cocok untuk Si Kecil, baca artikel berikut ya: Morinaga Soya Hadir dengan Formula yang Disempurnakan.





medical record

Berapa Besar Risiko Alergi Si Kecil?



Cari Tahu
bannerinside bannerinside
allysca