Bunda, pernahkah Si Kecil tiba-tiba menjadi rewel, tampak lemas, atau mengeluhkan sakit perut? Bisa jadi ia sedang mengalami gangguan pada sistem pencernaannya. Saluran cerna anak yang masih berkembang memang rentan terhadap berbagai masalah, mulai dari diare, sembelit, hingga gangguan yang lebih kompleks seperti GERD dan sindrom usus pendek.
Agar Bunda tidak panik dan bisa bertindak cepat, yuk kenali jenis-jenis gangguan pencernaan yang umum terjadi pada anak-anak berikut cara penanganannya yang tepat.
Jenis Gangguan Sistem Pencernaan pada Anak
Diare
Diare merupakan gangguan pencernaan yang paling sering terjadi, baik pada bayi maupun anak-anak. Kondisi ini ditandai dengan buang air besar lebih dari 3–4 kali sehari, dengan tekstur feses yang cair atau encer. Dalam beberapa kasus, diare bisa menyebabkan dehidrasi karena tubuh kehilangan cairan secara cepat.
Penyebab diare bisa bermacam-macam, seperti:
-
Infeksi virus atau bakteri
-
Keracunan makanan
-
Alergi makanan
-
Efek samping antibiotik
-
Kondisi kesehatan seperti intoleransi laktosa atau penyakit celiac
Diare juga bisa menjadi pertanda sistem pencernaan belum berkembang sempurna. Oleh karena itu, penting untuk selalu menjaga kebersihan tangan, makanan, dan peralatan makan Si Kecil.
Untuk mengatasi diare:
-
Pastikan Si Kecil tetap terhidrasi, bisa dengan air putih, ASI, atau cairan rehidrasi oral.
-
Hindari makanan yang sulit dicerna dan berikan makanan lembut seperti pisang, bubur, atau roti panggang.
-
Jika diare berlangsung lebih dari 3 hari, segera konsultasikan dengan dokter.
Sembelit
Sembelit adalah kondisi saat Si Kecil mengalami kesulitan buang air besar atau frekuensinya menurun, biasanya kurang dari 3 kali seminggu. Anak bisa merasa nyeri, tidak nyaman di perut, hingga kehilangan nafsu makan.
Sembelit pada anak bisa disebabkan oleh:
-
Kurangnya konsumsi serat dan cairan
-
Pola makan tidak teratur
-
Stres atau perubahan rutinitas
-
Penggunaan susu formula yang tidak cocok
Penanganan sembelit dapat dilakukan dengan:
-
Menambahkan asupan buah dan sayuran tinggi serat seperti pepaya, bayam, dan apel.
-
Memberikan air putih secara rutin.
-
Mengajak anak untuk lebih aktif bergerak setiap hari.
Bunda juga bisa mempertimbangkan susu pertumbuhan yang mengandung serat dan prebiotik agar kesehatan usus Si Kecil lebih terjaga. Beberapa makanan juga bisa menyebabkan sembelit loh Bun. Selengkapnya, cari tahu di sini yuk: Makanan yang Menyebabkan Sembelit pada Bayi.
Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)
GERD merupakan kondisi di mana isi lambung naik kembali ke kerongkongan dan menyebabkan rasa tidak nyaman. Gangguan ini bisa muncul pada anak akibat saluran kerongkongan yang belum sempurna atau melemahnya otot pada bagian bawah kerongkongan.
Gejala GERD yang sering terlihat antara lain:
-
Mual dan muntah berulang
-
Perut terasa panas (heartburn)
-
Sulit menelan makanan
-
Menolak makan atau berat badan tidak naik
-
Napas berbunyi atau sesak
Langkah yang bisa Bunda lakukan:
-
Pastikan Si Kecil makan dalam porsi kecil tapi sering
-
Hindari makanan pedas dan berlemak
-
Jangan biarkan anak langsung berbaring setelah makan
-
Konsultasikan dengan dokter jika gejala berulang dan mengganggu aktivitas
Gangguan Lain: Sindrom Usus Pendek dan IBS
Sindrom usus pendek merupakan kondisi yang lebih jarang namun serius, terjadi ketika bagian usus anak tidak mampu menyerap nutrisi secara optimal karena kehilangan sebagian usus akibat operasi atau kelainan bawaan.
Sedangkan Irritable Bowel Syndrome (IBS) atau gangguan usus besar dapat menyebabkan perut kembung, nyeri, diare bergantian dengan sembelit, dan seringkali muncul akibat stres atau pola makan yang tidak teratur.
Kedua kondisi ini membutuhkan penanganan dan pengawasan medis jangka panjang. Untuk mengetahui anjuran dan pantangan makan saat anak diare, Bunda dapat membaca artikel ini: Anjuran dan pantangan makan saat anak diare.
Peran Bakteri Baik (Probiotik) dalam Menjaga Pencernaan Anak
Bakteri baik atau probiotik adalah mikroorganisme hidup yang secara alami tinggal di dalam saluran cerna dan memiliki peran besar dalam menjaga keseimbangan sistem pencernaan. Bunda mungkin tidak melihatnya secara langsung, namun jumlah dan fungsi probiotik di dalam tubuh Si Kecil sangat memengaruhi kesehatannya secara keseluruhan, mulai dari penyerapan nutrisi hingga daya tahan tubuhnya.
Probiotik bisa diperoleh dari makanan fermentasi seperti tempe, yoghurt, dan susu fermentasi, maupun dari susu pertumbuhan yang diformulasikan khusus dengan kandungan bakteri baik untuk anak. Berikut ini berbagai manfaat penting probiotik yang perlu Bunda ketahui:
Menjaga Keseimbangan Mikrobiota Usus
Usus anak adalah rumah bagi triliunan mikroorganisme, dan keberadaan probiotik membantu menjaga jumlah bakteri baik tetap dominan. Ketika keseimbangan mikrobiota terganggu misalnya karena konsumsi antibiotik atau pola makan yang kurang sehat, bakteri jahat bisa berkembang lebih banyak dan menyebabkan infeksi atau gangguan pencernaan seperti diare dan perut kembung.
Dengan asupan probiotik yang cukup, kondisi ini bisa dicegah. Probiotik akan berkoloni di dinding usus, menempati ruang yang sama dengan bakteri jahat sehingga mereka tidak punya tempat untuk tumbuh dan berkembang.
Meningkatkan Penyerapan Nutrisi
Salah satu tugas utama probiotik adalah membantu tubuh mencerna makanan, khususnya serat dan karbohidrat kompleks yang tidak bisa diuraikan oleh enzim pencernaan biasa. Probiotik menghasilkan enzim tertentu yang memecah nutrisi menjadi bentuk yang lebih mudah diserap.
Hasilnya, penyerapan zat gizi penting seperti vitamin B kompleks, kalsium, dan zat besi menjadi lebih optimal. Ini sangat penting untuk mendukung tumbuh kembangnya Si Kecil secara menyeluruh baik secara fisik, kognitif, maupun imunitas.
Mencegah Peradangan dan Infeksi Usus
Probiotik memiliki kemampuan alami sebagai anti-inflamasi yang bisa membantu menenangkan saluran cerna ketika terjadi gangguan. Saat Si Kecil mengalami gejala seperti diare, sembelit, atau perut kembung, pemberian probiotik dapat membantu memperbaiki kondisi dengan cara menyeimbangkan kembali flora usus dan mengurangi iritasi.
Selain itu, probiotik juga membantu memperkuat lapisan pelindung usus sehingga mencegah zat asing, racun, atau kuman masuk ke dalam tubuhnya. Ini sangat penting terutama pada anak-anak yang memiliki sistem pencernaan yang masih berkembang.
Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Anak
Tahukah Bunda bahwa lebih dari 70% sistem imun tubuh berada di saluran cerna? Oleh karena itu, kondisi usus yang sehat sangat memengaruhi seberapa kuat sistem kekebalan tubuhnya dalam melawan penyakit.
Probiotik membantu produksi antibodi dan merangsang aktivitas sel imun seperti makrofag dan limfosit. Dengan cara ini, probiotik membantu menjaga daya tahan tubuh anak, membuatnya lebih siap menghadapi paparan virus atau bakteri dari lingkungan sekitar.
Memberikan probiotik secara rutin, baik dari makanan maupun susu pertumbuhan merupakan salah satu langkah alami untuk membantu Si Kecil tumbuh sehat dan jarang sakit.
Sumber probiotik alami antara lain tempe, yoghurt, kefir, kimchi, dan miso. Untuk pilihan praktis, Bunda bisa memberikan susu pertumbuhan seperti Morinaga Chil School Soya yang diperkaya dengan probiotik dan prebiotik untuk mendukung sistem cerna dan imunitas Si Kecil.
Nah, untuk mendapatkan manfaat-manfaat tersebut, Bunda bisa memberikan makanan yang mengandung bakteri baik, seperti tempe, yogurt, kefir, kimchi, miso, acar, dan kombucha. Bunda juga bisa memberikan susu Morinaga Soya yang kaya serat dan probiotik. Untuk mengetahui keunggulannya dan cocok untuk Si Kecil, baca artikel berikut ya: Morinaga Soya Hadir dengan Formula yang Disempurnakan.