Syok anafilaksis adalah syok akibat reaksi alergi berat karena tekanan darah yang turun drastis disertai penyempitan saluran pernapasan sehingga membuat Si Kecil kesulitan bernafas, mengalami mual, dan rasa sakit yang hebat pada perut. Kemunculan syok ini terjadi sangat cepat dan mendadak. Apabila syok mereda, syok berkemungkinan kembali terjadi (biphasic anaphylaxis) dalam rentang waktu 12 jam dari kejadian syok pertama. Itulah sebabnya, ketika Si Kecil mengalami syok, segera bawa ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat karena bisa mengancam nyawa Si Kecil. Yuk, simak lebih lanjut untuk penjelasan lengkapnya Bun.
Gejala Penyakit Syok Anafilaksis
Gejala alergi umumnya muncul beberapa menit setelah Si Kecil bersentuhan atau mengonsumsi makanan tertentu yang mengandung alergen. Beberapa gejala alergi, antara lain hidung dan mata berair, mual, muntah, diare, pusing, mengi, muncul ruam merah dan gatal.
Jika gejala alergi dibiarkan dan tidak ditangani dengan baik, maka potensi untuk mengalami syok anafilaksis jadi makin besar. Beberapa gejala anafilaksis bisa muncul berbarengan, terjadi secara tiba-tiba, dan kondisi langsung memburuk dengan cepat. Dalam 30-60 menit setelah syok terjadi Si Kecil tidak segera mendapatkan penanganan, bisa fatal akibatnya.
Apa saja gejala anafilaksis yang perlu Bunda waspadai? Beberapa di antaranya:
-
Muncul ruam, bentol-bentol merah seperti biduran, yang menyebar dengan cepat ke beberapa bagian tubuh.
-
Tekanan darah turun, Si Kecil tampak sangat lemas atau bahkan pingsan, dan denyut nadi lemah.
-
Hidung tersumbat, sesak napas, mengi.
-
Tenggorokan, lidah, atau bibir terlihat bengkak.
-
Mual, muntah, diare, sakit perut hebat, lemas.
Penyebab Syok Anafilaksis
Untuk bisa memahami dengan jelas mengenai syok anafilaksis yang membahayakan Si Kecil, Bunda bisa kenali penyebab dan proses terjadinya syok anafilaksis berikut ini:
-
Tubuh Si Kecil terpapar zat asing yang merupakan virus, bakteri, zat kimia, atau kandungan tertentu dalam makanan yang punya potensi membahayakan bagi kesehatan.
-
Dalam kondisi normal, sistem kekebalan tubuh akan membentuk antibodi sebagai respons untuk melindungi tubuh dari berbagai kerusakan atau penyakit.
-
Bagi Si Kecil yang memiliki alergi, sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap zat-zat yang tidak berbahaya, seperti protein dalam susu, kacang tanah atau serbuk sari.
-
Respons berlebihan dari sistem imun memunculkan gejala alergi secara umum, seperti ruam merah, gatal, mata dan hidup berair, serta gejala alergi lainnya.
-
Sayangnya, pada beberapa orang, reaksi alergi yang sama, misalnya hidung berair dan mengi bisa menjadi lebih parah dan menyebabkan syok anafilaksis.
-
Dalam kondisi lain, gejala alergi yang umum bisa menjadi lebih berat ketika tidak mendapatkan penanganan yang tepat.
Faktor Risiko Syok Anafilaksis
Kondisi Si Kecil yang mengalami reaksi alergi biasanya berbeda-beda, meski jenis alergennya sama. Maka dalam upaya pencegahan terjadinya syok anafilaksis, ada beberapa faktor risiko syok anafilaksis, seperti:
-
Si Kecil punya alergi yang parah dan menderita asma.
-
Alergi yang dimiliki Si Kecil karena ada riwayat alergi dari keluarga disertai ada keluarga dengan alergi yang juga pernah mengalami syok anafilaksis.
-
Si Kecil pernah mengalami syok anafilaksis sebelumnya.
Komplikasi Syok Anafilaksis
Saat Si Kecil mengalami syok anafilaksis, Bunda harus benar-benar melakukan penanganan segera. Jangan sampai kondisi gawat ini dibiarkan mengingat gejalanya berkembang sangat cepat serta bisa membuat detak jantung dan napas berhenti. Terlambat memberi penanganan bisa menyebabkan syok anafilaksis lho, Bun. Beberapa komplikasi yang mengiringi syok anafilaksis, misalnya:
-
Memicu aritmia, serangan jantung, gagal ginjal, hingga kerusakan otak.
-
Syok kardiogenik
-
Kematian
Cara Mencegah Syok Anafilaksis
Syok anafilaktik merupakan kondisi yang sangat serius dan tidak bisa diabaikan, karena bisa menyebabkan terhentinya detak jantung dan pernapasan. Cara terbaik untuk mencegah Si Kecil mengalami syok anafilaksis tentu dengan menghindari paparan alergen yang memicu munculnya reaksi alergi. Selain itu, terapkan pula beberapa cara berikut untuk mencegah syok anafilaksis, seperti:
-
Kenali alergen dengan melakukan serangkaian tes alergi. Kemudian hindari paparan alergen tersebut pada Si Kecil.
-
Sediakan selalu obat tertentu untuk menangani alergi, terutama obat yang bisa jadi pertolongan pertama ketika terjadi syok anafilaksis.
-
Biasakan Si Kecil menggunakan lotion antiserangga, terutama saat berada di luar ruangan, khusus untuk Si Kecil yang memiliki alergi pada gigitan serangga.
-
Konsumsi makanan dan minuman kaya nutrisi dan vitamin, terutama vitamin C, D, dan E yang bisa mengurangi potensi terjadinya alergi.
-
Bunda perlu membiasakan diri membaca label keterangan kandungan pada makanan dan minuman kemasan untuk mengantisipasi alergen yang bisa saja dikonsumsi secara tak sengaja.
Pencegahan selalu lebih baik daripada mengobati. Untuk mencegah Si Kecil mengalami syok anafilaksis, Bunda bisa mengajak Si Kecil untuk melakukan tes alergi. Cari tahu lebih lanjut tentang tes alergi dengan membaca artikel berikut yuk: Cara Tes Alergi Susu Sapi pada Si Kecil.