Beranda Artikel Alergi Alergi Mata pada Anak dan Cara Mengatasinya dengan Aman

Alergi Mata pada Anak dan Cara Mengatasinya dengan Aman

2023/07/24 - 03:59:34pm     oleh Morinaga Soya
Alergi Mata pada Anak dan Cara Mengatasinya dengan Aman

Halo Bunda, pernahkah Si Kecil mengeluh matanya terasa gatal, merah, atau terus berair? Bisa jadi itu bukan infeksi, melainkan tanda bahwa ia mengalami alergi mata, atau dalam istilah medis dikenal sebagai konjungtivitis alergi. Kondisi ini umum terjadi pada anak-anak, terutama yang memiliki riwayat alergi seperti asma, rinitis alergi, atau dermatitis atopik.

Meskipun alergi mata tidak berbahaya, gejalanya bisa sangat mengganggu dan memengaruhi kenyamanan anak. Mengetahui ciri, penyebab, hingga cara penanganannya adalah langkah penting agar kondisi ini tidak mengganggu aktivitas dan perkembangan Si Kecil.

Apa Itu Alergi Mata?

Alergi mata adalah reaksi peradangan yang terjadi pada konjungtiva, yaitu selaput bening yang melapisi bagian putih mata dan permukaan dalam kelopak mata. Peradangan ini terjadi akibat reaksi sistem imun terhadap zat tertentu yang dianggap sebagai ancaman, seperti serbuk sari, debu, atau bulu hewan.

Ketika mata terkena alergen, tubuh Si Kecil akan melepaskan histamin dan zat kimia lain yang menyebabkan pelebaran pembuluh darah di sekitar mata, sehingga timbul kemerahan, gatal, dan pembengkakan. Alergi mata tidak menular, berbeda dengan konjungtivitis yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri.

Jika tidak ditangani dengan baik, alergi ini bisa berlangsung lama dan mengganggu penglihatan anak, terutama saat sedang belajar atau beraktivitas di luar ruangan.

Jenis-Jenis Alergi Mata (Konjungtivitis Alergi)

Bunda perlu mengetahui bahwa konjungtivitis alergi terdiri dari beberapa jenis, dengan gejala dan pemicu yang berbeda. Berikut adalah penjelasannya:

1. Konjungtivitis Alergi Musiman

Jenis ini paling umum terjadi, biasanya muncul saat musim pancaroba ketika jumlah serbuk sari di udara meningkat. Gejala konjungtivitis musiman bisa berupa mata merah, gatal, dan berair, serta bersin dan hidung meler. Meski ringan, gejalanya sering kambuh setiap tahun dan bisa bertahan selama beberapa minggu.

2. Konjungtivitis Alergi Kronis

Berbeda dengan jenis musiman, konjungtivitis alergi kronis bisa berlangsung sepanjang tahun karena dipicu oleh alergen dalam ruangan seperti debu rumah, bulu hewan, dan jamur. Gejalanya lebih ringan tapi bisa bertahan lama, bahkan terjadi setiap hari.

3. Vernal Keratoconjunctivitis

Ini merupakan bentuk yang lebih serius dan biasanya terjadi pada anak laki-laki usia 5–12 tahun. Gejalanya berat dan bisa memengaruhi lensa kontak penglihatan jika tidak ditangani dengan baik. Mata akan terasa sangat gatal, tampak merah, dan bisa terjadi pembengkakan di bawah kelopak. Kondisi ini memerlukan pemantauan dokter secara rutin.

4. Atopic Keratoconjunctivitis

Bentuk ini sering terjadi pada remaja atau dewasa muda yang memiliki dermatitis atopik. Alergi ini bisa memengaruhi kornea dan, jika dibiarkan, dapat menyebabkan gangguan penglihatan jangka panjang. Biasanya ditandai dengan kemerahan kronis dan penebalan di sekitar mata.

Selain itu Bunda juga dapat mengetahui Ciri-ciri Alergi Protein dan Cara Mengatasinya

Gejala Alergi Mata pada Anak

Gejala alergi mata pada anak bisa muncul secara tiba-tiba maupun bertahap, tergantung dari jenis alerginya dan seberapa sering anak terpapar alergen. Gejala yang paling umum adalah rasa gatal berlebihan di area mata. Anak akan cenderung menggosok matanya terus-menerus, yang justru bisa memperburuk kondisi. Rasa gatal ini biasanya disertai dengan mata yang tampak merah akibat pelebaran pembuluh darah pada bagian putih mata.

Selain itu, mata anak juga bisa mengeluarkan air secara berlebihan atau tampak berair terus-menerus tanpa sebab yang jelas. Cairan ini biasanya bening dan tidak berbau. Gejala lain yang sering muncul adalah kelopak mata tampak membengkak, terutama setelah bangun tidur atau setelah terpapar alergen. Anak mungkin juga mengeluhkan rasa perih atau seperti ada benda asing di dalam mata, seperti pasir halus.

Dalam beberapa kasus, alergi mata juga menyebabkan sensitivitas terhadap cahaya. Anak akan merasa tidak nyaman saat berada di tempat terang dan cenderung menyipitkan matanya. Tidak jarang juga muncul lendir bening di sudut mata yang membuat mata terasa lengket. Jika dibiarkan, gesekan akibat menggosok mata bisa menyebabkan iritasi tambahan atau bahkan luka pada permukaan kornea. Oleh karena itu, penting bagi Bunda untuk mengenali gejala-gejala ini sejak awal agar bisa segera melakukan langkah perawatan.

Sebagai tambahannya, Bunda juga perlu mengetahui berbagai penyebab yang dapat menimbulkan gejala-gejala yang berkaitan dengan mata bengkak. Yuk, lebih jelasnya cek artikel yang satu ini: Inilah Berbagai Penyebab Mata Bengkak pada Anak.

Penyebab Alergi Mata pada Anak

Alergi mata pada anak bisa disebabkan oleh berbagai faktor pemicu yang memicu reaksi sistem kekebalan tubuh secara berlebihan. Salah satu penyebab utama adalah paparan alergen dari lingkungan. Alergen seperti serbuk sari dari bunga dan tanaman seringkali menjadi pemicu saat musim pancaroba. Anak yang bermain di luar rumah lebih rentan terpapar zat ini melalui udara, terutama saat angin bertiup kencang membawa serbuk sari ke mana-mana.

Faktor lain yang sangat umum adalah debu rumah, tungau, dan bulu hewan peliharaan. Zat-zat ini bisa melekat pada karpet, sofa, boneka, atau tirai, dan ketika masuk ke dalam mata, bisa memicu reaksi alergi. Selain itu, spora jamur yang tumbuh di ruangan lembap juga bisa menjadi pencetus, terutama jika sirkulasi udara dalam rumah tidak baik. Beberapa anak juga sensitif terhadap asap rokok atau polusi udara dari kendaraan bermotor.

Selain faktor lingkungan, penggunaan produk perawatan tertentu juga bisa menimbulkan alergi mata. Shampo, sabun, atau detergen dengan pewangi atau zat kimia keras bisa memicu iritasi saat mengenai mata secara tidak sengaja. Bahkan lensa kontak yang tidak steril atau digunakan terlalu lama bisa memicu reaksi alergi, terutama pada anak-anak usia remaja.

Tak kalah penting, riwayat alergi dalam keluarga juga meningkatkan risiko anak mengalami alergi mata. Jika orang tua atau saudara kandung memiliki riwayat asma, rinitis alergi, atau eksim, Si Kecil lebih berisiko mengalami kondisi serupa, termasuk alergi mata. Faktor genetik ini membuat tubuh anak lebih sensitif terhadap zat-zat tertentu meskipun dalam jumlah kecil.

Gejala mata berair dan gatal tidak selalu tanda konjungtivitis, ketahui faktor penyebab lainnya di sini: 5 Penyebab Mata Berair dan Gatal pada Si Kecil.

Bagaimana Cara Mencegah Alergi Mata?

Mencegah lebih baik daripada mengobati, terutama untuk kondisi yang sering kambuh seperti alergi mata. Berikut beberapa langkah pencegahan yang bisa Bunda lakukan:

  • Hindari paparan alergen: Gunakan AC dengan filter udara di rumah, hindari membuka jendela saat kadar serbuk sari tinggi, dan sering-sering mengganti sprei serta gorden.

  • Jaga kebersihan rumah: Vakum rumah secara berkala, bersihkan mainan Si Kecil, dan batasi paparan hewan peliharaan jika diketahui menjadi pemicu alergi.

  • Gunakan produk ramah anak: Pilih sabun, sampo, dan detergen yang bebas pewangi dan diformulasikan untuk kulit sensitif.

  • Gunakan pelindung mata saat di luar: Kacamata hitam bisa membantu melindungi mata dari debu dan polusi.

  • Jangan biarkan anak menggosok matanya: Ajarkan untuk mengelap mata dengan tisu bersih atau membilas dengan air dingin jika terasa gatal.

Langkah-langkah ini dapat membantu mencegah kambuhnya alergi serta menjaga mata anak tetap sehat.

Cara Menangani Mata Gatal Akibat Alergi

Jika alergi mata sudah terjadi, berikut beberapa langkah yang dapat Bunda lakukan:

1. Kompres Dingin

Gunakan kain bersih yang dibasahi air dingin, lalu tempelkan di atas mata Si Kecil untuk meredakan gatal dan pembengkakan. Ini adalah cara alami yang aman dan efektif.

2. Obat Tetes Mata Antihistamin

Jika gejala tidak membaik, dokter anak biasanya akan meresepkan obat tetes mata khusus untuk meredakan peradangan. Hindari menggunakan obat tetes mata bebas tanpa saran medis, apalagi yang mengandung steroid.

3. Jaga Kebersihan Mata

Bersihkan mata dari lendir bening atau kotoran menggunakan kapas steril dan air bersih. Jangan berbagi handuk atau tisu dengan orang lain untuk mencegah risiko infeksi sekunder.

4. Hindari Penggunaan Lensa Kontak (jika ada)

Bagi anak yang sudah menggunakan lensa kontak, hentikan sementara penggunaannya saat mengalami gejala alergi. Lensa yang terkontaminasi bisa memperparah iritasi.

Kapan Harus Membawa Anak ke Dokter?

Segera periksakan ke dokter jika:

  • Gejala tidak kunjung membaik setelah 2–3 hari

  • Mata bengkak parah atau sulit dibuka

  • Terdapat cairan mata yang berwarna kuning atau kehijauan

  • Anak mengalami gangguan penglihatan

  • Alergi disertai sesak napas, ruam di tubuh, atau demam

Pemeriksaan oleh dokter mata atau dokter anak akan membantu menegakkan diagnosis dan memberikan pengobatan yang paling aman dan sesuai untuk Si Kecil.

Bunda, alergi mata memang bukan kondisi yang berbahaya, namun jika tidak ditangani dengan tepat, bisa mengganggu aktivitas dan tumbuh kembang anak. Yuk, jaga kesehatan mata Si Kecil dengan langkah pencegahan yang konsisten, serta segera konsultasikan ke dokter jika gejala semakin berat.

Ingin tahu lebih banyak tentang alergi lain yang bisa dialami Si Kecil? Yuk, kenali juga tanda-tanda alergi susu sapi di artikel berikut: Kenali Ciri Alergi Susu Sapi pada Si Kecil Sejak Dini.





medical record

Berapa Besar Risiko Alergi Si Kecil?



Cari Tahu
bannerinside bannerinside
allysca