Saat Si Kecil mulai mengeluh matanya terasa gatal, merah, atau berair, bisa jadi ia mengalami alergi mata atau dikenal secara medis sebagai konjungtivitis alergi. Kondisi ini cukup umum terjadi pada anak-anak, khususnya yang memiliki riwayat alergi seperti asma atau rhinitis alergi. Meskipun tidak berbahaya, alergi mata bisa sangat mengganggu kenyamanan Si Kecil.
Alergi mata bisa muncul karena berbagai pemicu, mulai dari serbuk sari, bulu hewan, debu rumah, hingga paparan polusi udara. Reaksi yang muncul merupakan respons sistem kekebalan tubuh yang berlebihan terhadap zat pemicu tersebut. Untuk mengurangi risiko komplikasi dan memberikan penanganan yang tepat, penting bagi Bunda memahami ciri-ciri, penyebab, serta waktu yang tepat untuk membawa anak ke dokter.
Definisi Alergi Mata
Alergi mata adalah peradangan pada selaput bening di bagian putih mata dan kelopak akibat reaksi alergi terhadap zat tertentu. Zat-zat ini dikenal sebagai alergen, yang merangsang sistem kekebalan tubuh Si Kecil untuk bereaksi secara berlebihan. Reaksi ini kemudian menyebabkan gejala seperti mata merah, gatal, dan berair.
Berbeda dengan konjungtivitis karena infeksi, alergi mata tidak menular. Namun gejalanya bisa berlangsung lama dan kambuh berulang jika paparan alergen terus terjadi. Alergi ini juga kerap menyertai gejala lain seperti bersin, hidung tersumbat, atau batuk. Maka dari itu, mengenali pemicunya dan menghindarinya sangat penting dalam perawatan sehari-hari.
Berbagai Jenis Alergi Mata
Terdapat beberapa jenis alergi mata yang umum terjadi pada anak-anak. Pertama adalah konjungtivitis alergi musiman, yang biasanya muncul saat musim pancaroba karena paparan serbuk sari. Gejala dari jenis ini cenderung ringan dan sering terjadi berulang setiap tahunnya.
Jenis lainnya adalah konjungtivitis alergi kronis, yang berlangsung dalam jangka waktu lama dan umumnya disebabkan oleh paparan debu, bulu hewan peliharaan, atau tungau. Ada pula kondisi vernal keratoconjunctivitis, yang merupakan bentuk lebih parah dan memerlukan penanganan medis lebih serius karena bisa memengaruhi penglihatan jika tidak ditangani.
Gejala Alergi Mata pada Anak
Si Kecil yang mengalami alergi mata biasanya akan mengeluhkan rasa gatal berlebih pada matanya. Gejala lainnya bisa berupa mata merah, berair, serta munculnya pembengkakan di sekitar kelopak. Beberapa anak bahkan mengeluhkan sensasi seperti ada pasir dalam mata, yang membuat mereka refleks menggosok matanya terus-menerus.
Selain itu, alergi mata juga bisa menyebabkan mata menjadi lebih sensitif terhadap cahaya dan mengeluarkan lendir bening. Jika dibiarkan tanpa penanganan, gejala bisa memburuk dan memicu infeksi sekunder. Maka dari itu, Bunda perlu jeli mengenali tanda-tandanya dan segera bertindak sebelum kondisinya semakin parah.
Sebagai tambahannya, Bunda juga perlu mengetahui berbagai penyebab yang dapat menimbulkan gejala-gejala yang berkaitan dengan mata bengkak. Yuk, lebih jelasnya cek artikel yang satu ini: Inilah Berbagai Penyebab Mata Bengkak pada Anak.
Penyebab Alergi Mata pada Anak
Konjungtivitis bisa disebabkan oleh infeksi atau alergi. Konjungtivitis akibat infeksi biasanya disebabkan oleh virus atau bakteri dan sangat menular. Namun, bagaimana dengan alergi? Apakah alergi bisa menular? Bunda dapat membaca artikel ini untuk mengetahui jawabannya : apakah alergi bisa menular.
Salah satu penyebab utama alergi mata adalah paparan terhadap alergen seperti serbuk sari, bulu hewan, debu rumah, dan spora jamur. Ketika alergen masuk ke mata, sistem kekebalan tubuh anak akan bereaksi dengan melepaskan zat kimia seperti histamin, yang memicu peradangan dan rasa gatal.
Selain itu, faktor lingkungan juga turut memengaruhi. Udara yang terlalu kering, polusi, serta penggunaan produk tertentu seperti sabun, shampo, atau detergen yang mengandung parfum kuat juga dapat menjadi pemicu. Anak dengan riwayat alergi dalam keluarga juga memiliki risiko lebih tinggi mengalami kondisi ini.
Gejala mata berair dan gatal tidak selalu tanda konjungtivitis, ketahui faktor penyebab lainnya di sini: 5 Penyebab Mata Berair dan Gatal pada Si Kecil.
Cara Mengatasi Alergi Mata pada Anak
Langkah pertama untuk meredakan alergi mata adalah dengan menghindari pemicu alergi sebanyak mungkin. Misalnya, hindari membawa Si Kecil keluar rumah saat kadar serbuk sari tinggi, bersihkan rumah secara rutin untuk menghindari debu dan bulu hewan, serta gunakan produk perawatan yang ramah untuk kulit sensitif anak.
Jika gejala tidak kunjung membaik, konsultasikan dengan dokter. Biasanya dokter akan meresepkan obat tetes mata antihistamin atau dekongestan untuk meredakan gejala. Pada kondisi yang cukup berat, penggunaan kortikosteroid topikal bisa disarankan, namun harus dalam pengawasan ketat karena efek sampingnya cukup serius jika dipakai jangka panjang.
Waktu yang Tepat untuk Periksa ke Dokter
Tidak semua gejala alergi mata memerlukan pemeriksaan langsung ke dokter. Namun, jika Bunda melihat gejala semakin memburuk, seperti mata membengkak parah, muncul cairan kekuningan, atau Si Kecil tampak kesulitan membuka matanya, maka sebaiknya segera periksakan ke dokter mata atau dokter anak.
Bunda juga perlu waspada jika alergi mata disertai dengan gejala alergi lain seperti sesak napas atau reaksi kulit yang parah. Konsultasi dengan dokter akan membantu mengidentifikasi penyebab pasti serta pengobatan yang paling sesuai untuk kondisi Si Kecil.
Selain konjungtivitis, umumnya Si Kecil juga rentan terkena alergi lainnya seperti alergi susu sapi. Yuk, ketahui tentang ciri dan cara mengatasi alergi susu di sini: Kenali Ciri Alergi Susu Sapi pada Si Kecil Sejak Dini.