Sebagian anak kadang-kadang enggan jika diajak minum susu dan awalnya Bunda berpikir bahwa Si Kecil ini hanya senang memilih-milih minuman. Namun, jika ia sering menghindari susu dan mengalami gangguan pencernaan (kram perut bahkan diare) setelah meminumnya, ini dapat menjadi tanda bahwa ia mengalami intoleransi laktosa.
Kondisi ini terjadi ketika tubuhnya kesulitan mencerna suatu zat bernama laktosa, yaitu zat gula alami yang terdapat dalam susu dan produk susu. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat menyebabkannya kekurangan kalsium dan vitamin D, yang berperan penting dalam pertumbuhan tulang dan kekebalan tubuh Si Kecil. Jangan khawatir, Bunda. Dengan memahami masalah ini, Bunda akan dapat membantu Si Kecil mendapatkan nutrisi yang tepat tanpa perlu membuat pencernaannya terganggu.
Apa Itu Intoleransi Laktosa
Memahami intoleransi laktosa akan lebih mudah dengan mengetahui apa yang dimaksud situasi ini dan bagaimana bisa terjadi.
Definisi Intoleransi Laktosa
Intoleransi laktosa adalah kondisi di mana tubuh Si Kecil kesulitan untuk mencerna laktosa. Hal ini terjadi ketika tubuhnya kekurangan enzim laktase di usus kecilnya, yang diperlukan untuk memecah laktosa menjadi bentuk yang lebih mudah dicerna. Jika laktosa tidak dapat dicerna dengan baik, zat ini akan bergerak ke usus besar dan dapat menyebabkan berbagai gejala yang tidak nyaman, misalnya sakit perut.
Kondisi intoleransi laktosa ini tidak membahayakan, tetapi lama-kelamaan dapat mengganggu tumbuh kembangnya, sehingga Bunda tetap harus dapat mengatasinya.
Penyebab Intoleransi Laktosa
Penyebab utama anak-anak dapat mengalami intoleransi laktosa umumnya adalah faktor keturunan. Jika Ayah atau pun Bunda yang memiliki kondisi ini, maka Si Kecil juga lebih berisiko mengalaminya.
Kemungkinan penyebab lainnya adalah infeksi pada saluran pencernaan akibat rotavirus. Penyakit lainnya juga dapat mengakibatkan Si Kecil mengalami intoleransi laktosa, misalnya penyakit celiac. Pada penyakit ini, di mana sistem kekebalan tubuh penderitanya merusak bagian usus kecil, sehingga usus tidak bisa memproduksi laktase.
Gejala Umum
Gejala intoleransi laktosa dapat bervariasi, tetapi yang cukup umum adalah diare yang selalu terjadi setelah mengkonsumsi susu atau produk yang mengandung laktosa. Si Kecil juga dapat mengeluhkan diare ataupun perut kembung. (Jika ia mengalami kembung ini, cobalah untuk menolongnya dengan memberikan zat alami berikut ini: Obat Perut Kembung Alami untuk Anak)
Selain itu, pola tidurnya juga berubah, karena sakit perut membuatnya sulit tidur dan menjadi rewel. Jika Si Kecil menunjukkan gejala-gejala ini, penting bagi Bunda untuk memperhatikan apakah ada keterkaitan antara gejala-gejala tersebut dengan konsumsi susu. Dengan mengenali lebih awal, Bunda akan mampu mengetahui kemungkinan Si Kecil mengalami intoleransi laktosa.
Perbedaan antara Intoleransi Laktosa dan Alergi Susu
Bunda mungkin bingung membedakan antara intoleransi laktosa dan alergi susu, padahal keduanya adalah kondisi yang sangat berbeda. Perbedaan ini dapat diketahui dari sisi penyebab maupun gejalanya.
Alergi susu disebabkan oleh reaksi sistem imun terhadap protein dalam susu, seperti kasein dan whey. Gejalanya bisa mencakup masalah pencernaan, ruam kulit, pembengkakan, atau bahkan masalah pernapasan.
Namun pada intoleransi laktosa, sistem imunnya tidak bermasalah, melainkan pencernaannya yang memiliki kendala. Pada pencernaan, ususnya kekurangan enzim laktase, sehingga tidak dapat memecah laktosa dengan baik. Gejalanya hanyalah berupa keluhan pada pencernaan saja, tetapi tidak sampai mengalami problem pada kulit atau pernapasannya.
Risiko Jika Intoleransi Laktosa Tidak Ditangani dengan Benar
Kekurangan Kalsium dan Vitamin D
Salah satu dampak utama dari intoleransi laktosa yang tidak ditangani adalah kekurangan kalsium dan vitamin D. Kedua nutrisi ini sangat penting untuk pertumbuhan tulang dan kekuatan sistem kekebalan tubuh Si Kecil, dan umumnya paling banyak diperoleh melalui susu dan produk susu.
Defisiensi kalsium bisa menyebabkan tulang yang rapuh, sementara kekurangan vitamin D bisa mengganggu penyerapan kalsium. Tanpa dua nutrisi ini, pertumbuhan tulangnya bisa terhambat, yang berisiko menurunkan kekuatan fisiknya.
Selain itu, kekurangan vitamin D juga bisa membuatnya lebih mudah jatuh sakit, karena seharusnya vitamin ini bekerja mendukung daya tahan tubuh. Banyak anak yang sering mengalami infeksi akibat kekurangan vitamin penting ini.
Dampak Jangka Panjang
Jika masalah intoleransi laktosa dibiarkan tanpa penanganan yang tepat, dampaknya bisa berlangsung lama. Si Kecil yang kekurangan kalsium dan vitamin D memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan kekebalan tubuh dan osteoporosis ketika ia dewasa nanti. Bahkan, ia akan sering mudah kelelahan dan fungsi ototnya berkurang, karena tubuhnya tidak mendapatkan energi dan nutrisi yang cukup.
Antisipasi Ketika Si Kecil Tidak Cocok dengan Susu
Si Kecil yang mengalami intoleransi laktosa tidak selalu harus dihindarkan dari mengonsumsi susu. Bunda dapat menolongnya dengan tetap memberikan susu, namun perlu lebih selektif, juga saat memberikan makanan lainnya.
Alternatif Susu untuk Si Kecil dengan Intoleransi Laktosa
Saat Si Kecil mengalami intoleransi laktosa, memilih alternatif susu yang tepat menjadi langkah pertama yang penting. Pilihlah susu yang bebas laktosa, di mana produk seperti ini telah diproses khusus untuk mengurangi kandungan laktosa dan dapat dikonsumsi tanpa gangguan pencernaan.
Susu nabati seperti susu soya adalah pilihan yang sangat baik, karena tentunya bebas dari laktosa dan dapat memberikan nutrisi yang diperlukan. Namun, penting untuk memastikan bahwa susu soya yang dipilih mengandung tambahan kalsium dan vitamin D.
Sebagai alternatif, susu dengan bahan dasar protein kambing juga dapat digunakan. Bunda juga bisa mempertimbangkan produk susu fermentasi, seperti yogurt, yang juga sarat akan nutrisi. Bunda juga perlu memastikan bahwa yogurt ini tidak mengandung laktosa.
Pentingnya Memilih Makanan yang Tepat
Pastikan juga Si Kecil mendapatkan cukup kalsium dan vitamin D dari makanan lain. Beberapa makanan yang kaya kalsium termasuk sayuran hijau seperti brokoli dan bok choy dan biji chia. Produk kedelai seperti tempe dan tahu juga merupakan sumber kalsium yang sangat baik, serta memiliki manfaat tambahan dari protein nabati yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.
Vitamin D, yang sangat penting untuk membantu tubuh menyerap kalsium, bisa diperoleh melalui makanan seperti salmon, tuna, dan telur. Banyak pula kacang-kacangan yang selain kaya akan vitamin ini juga mengandung banyak kalsium. Apabila membeli makanan olahan, misalnya sereal, prioritaskanlah makanan yang telah diperkaya juga dengan vitamin D.
Selektif dalam Memilih Makanan Olahan
Berhati-hatilah saat memilih makanan olahan untuk Si Kecil. Banyak makanan olahan yang mengandung laktosa, sehingga Bunda perlu membaca label dengan teliti untuk menemukan ada tidaknya laktosa dalam produk tersebut. Seringkali juga makanan ini mengandung pemanis buatan, pengawet, atau pengental yang dapat mengganggu sistem pencernaan, bahkan meskipun tidak mengandung laktosa.
Pastikan juga makanan olahan yang dipilih mengandung nutrisi penting, seperti serat, protein, vitamin, dan mineral, yang dapat mendukung pertumbuhan Si Kecil tanpa menambah masalah pencernaan. Sebagai contoh, pilihlah camilan sehat yang terbuat dari bahan alami seperti kacang-kacangan, buah kering, atau produk berbahan dasar whole wheat. Produk ini lebih mudah dicerna dan lebih sehat dibandingkan dengan makanan ringan olahan yang mengandung banyak gula dan bahan tambahan.
Pentingnya Konsultasi dengan Ahli Gizi
Sebagai Bunda yang peduli dengan kesehatan Si Kecil, mengkonsultasikan pola makannya dengan ahli gizi akan sangat membantu, terutama jika ia menghindari susu. Penting untuk diingat bahwa perencanaan makanan yang baik tetap diperlukan agar Si Kecil mendapatkan semua nutrisi penting untuk tumbuh dengan sehat.
Ahli gizi dapat memberikan panduan yang tepat untuk memastikan bahwa ia mendapatkan cukup kalsium, vitamin D, dan nutrisi penting lainnya meskipun ia jarang mengkonsumsi susu menghindari susu. Menu makannya juga dapat disesuaikan dengan kondisi intoleransi laktosa Si Kecil, sambil memastikannya tetap mendapatkan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan yang sehat.
Tak perlu cemas apabila Si Kecil mengalami intoleransi laktosa. Dengan menu makan yang bebas dari laktosa dan tetap kaya akan nutrisi, ia akan tetap dapat bertumbuh sepesat anak-anak lain. Ingin tahu apa saja selengkapnya makanan yang bebas laktosa ini? Cari tahu daftarnya di sini: Makanan yang Cocok untuk Anak Intoleransi Laktosa