Beranda Artikel 13-36 Bulan 6 Jenis Alergi Kulit pada Anak dan Cara Mencegahnya

6 Jenis Alergi Kulit pada Anak dan Cara Mencegahnya

2022/08/11 - 01:00:11pm     oleh Morinaga Soya
5 Jenis Alergi Kulit pada Anak dan Cara Mencegahnya

Kulit bayi dan anak-anak memang memiliki sensitivitas yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan orang dewasa. Tak heran bila Bunda kerap menemukan ruam merah pada kulit Si Kecil. Namun bila ruam merah ataupun bintik-bintik yang disertai rasa gatal pada kulit anak seringkali muncul dan tak kunjung sembuh, Bunda perlu waspada, bisa saja ini pertanda Si Kecil memiliki alergi kulit.

Meskipun alergi kulit umumnya tidak memiliki akibat yang fatal bagi kesehatan, namun tetap saja kondisi ini perlu ditanggapi dengan sigap dan jangan dianggap sepele. Pasalnya reaksi alergi kulit sendiri pasti akan membuat Si Kecil tidak nyaman dan bisa mengganggu kegiatan hariannya, membuatnya menjadi lebih rewel, dan bahkan membuat waktu istirahat Si Kecil menjadi terganggu akibat sensasi gatal atau panas yang ditimbulkan.

Penyebab Alergi Kulit Pada Anak

Alergi sendiri merupakan respons sistem pertahanan tubuh dalam melawan benda asing atau elemen yang dianggap berbahaya bagi tubuh. Pencetus alergi atau biasa disebut dengan alergen ini bisa berbeda-beda bagi setiap orang.

Pemicu alergi pada anak-anak dapat berupa debu dan tungau. Kondisi cuaca yang terlalu panas atau dingin juga dapat memicu alergi. Bahkan, sebagian alergi dipicu oleh makanan. Yuk, Bunda, lihat seperti apa alergi akibat makanan itu pada halaman ini: Reaksi Alergi Makanan pada Si Kecil dan Terapinya

Alergi kulit pada Si Kecil juga bisa disebabkan karena Si Kecil bersinggungan dengan zat yang bisa memicu alerginya ataupun ketika substansi yang dianggap berbahaya masuk ke dalam tubuh Si Kecil sehingga memicu sistem imun untuk melepaskan histamin sebagai upaya mengeluarkan atau melawan alergen.

Selain itu pada usia dini, sistem imun Si Kecil belum terbentuk sempurna. Hal ini seringkali bisa memicu reaksi alergi. Faktor genetik juga memiliki andil dalam kondisi alergi Si Kecil. Apabila Bunda ataupun suami memiliki riwayat alergi dalam keluarga, maka besar kemungkinan Si Kecil akan mewarisi hal ini.

Penggunaan produk yang tidak tepat bagi bayi maupun anak-anak terkadang juga bisa menjadi penyebab munculnya masalah di kulit Si Kecil. Misalnya bila Bunda menggunakan sabun, shampoo, losion, atau bahkan deterjen yang tidak diformulasikan khusus untuk Si Kecil maka hal ini juga bisa memicu peradangan di kulit.

Bunda, jika Bunda tidak paham tentang zat apa yang memicu alergi pada Si Kecil, Bunda dapat memeriksakannya kepada dokter untuk dilakukan tes alergi. Namun, tentu saja Bunda perlu meluangkan waktu untuk pemeriksaan ini. Berapa lama proses cek alergi ini? Yuk, lihat jawabannya di sini: Berapa Biaya Tes Alergi Lengkap untuk Si Kecil?

Jenis Alergi Kulit Pada Anak

Untuk mengatasi dan menangani alergi pada kulit, Bunda perlu mengetahui jenis alergi kulit yang dimiliki oleh Si Kecil supaya penanganannya bisa lebih akurat. Berikut merupakan macam-macam alergi yang sering terjadi pada anak dan bayi:

1. Eksim (Dermatitis Atopik)

Eksim merupakan salah satu jenis alergi yang paling umum diderita oleh anak-anak. Melansir dari laman Healthy Children, setidaknya sebanyak 1 dari 10 anak di dunia pasti pernah menderita alergi kulit yang berupa eksim.

Meskipun penyebabnya tidak bisa diketahui secara pasti, tapi banyak faktor yang bisa memicu kondisi dermatitis atopik, misalnya saja debu, bulu dari hewan peliharaan, dan beberapa produk kebersihan baik yang diaplikasikan langsung ke kulit Si Kecil maupun produk yang digunakan untuk membersihkan pakaian dan perlengkapan tidur Si Kecil. Simak informasi selengkapnya tentang faktor penyebab eksim di sini: Eksim pada Si Kecil, Mengapa Bisa Terjadi?

Eksim pada Si Kecil biasanya akan ditandai dengan kemunculan ruam di bagian wajah atau kepala. Ruam ini akan menyebar ke wilayah dada, siku, lengan, dan daerah lipatan tubuh lain. Eksim bisa mengakibatkan kulit Si Kecil menjadi kering, merah, dan terasa gatal sehingga membuatnya menjadi tidak nyaman.

Bila mengalami gejala ini, cobalah cek lagi produk yang digunakan Bunda untuk kebutuhan mandi dan mencuci pakaian Si Kecil, pastikan produk yang Bunda gunakan tidak memiliki kandungan kimia yang keras. Pilihkan juga handuk yang lembut dan tidak berbahan kasar supaya eksimnya tidak semakin parah.

Jangan biarkan Si Kecil menggaruk area yang teriritasi karena hanya akan membuat area yang bermasalah semakin terasa gatal. Belum lagi resiko infeksi dan munculnya kerak yang serupa koreng akibat bekas garukan. Bunda bisa mengoleskan pelembab khusus kulit bayi untuk membantu mengurangi keluhan ruam merah serta rasa gatal yang muncul

Pilihkan juga produk yang cocok dengan kulit Si Kecil, coba perhatikan apakah produk kulit yang digunakan memiliki label hypoallergenic atau produk yang diformulasikan khusus untuk kulit sensitif sehingga bahan-bahannya tidak akan mengiritasi kulit Si Kecil. Selalu hindari produk yang memiliki kandungan alkohol ataupun parfum.

Akan tetapi bila peradangan dan ruam tidak nampak membaik bahkan disertai dengan beberapa indikasi infeksi lainnya, sebaiknya Bunda segera membawa Si Kecil ke dokter agar dapat ditangani secara tepat. Dokter mungkin akan memberikan resep krim khusus yang bisa membantu mengurangi peradangannya.

Untuk mempelajari tentang alergi eksim atau disebut juga alergi atopik, baca konten berikut yuk: Kenali Alergi Atopik Pada Si Kecil dan Cara Penanganannya.

2. Biduran

Biduran atau dalam istilah medis sering disebut dengan urtikaria merupakan alergi yang muncul pada kulit Si Kecil dan berbentuk seperti bentol merah yang melebar, menonjol, serta menyebar di beberapa area kulit dan bisa menimbulkan rasa gatal. Biduran biasanya akan menyerang area wajah, badan, lengan, serta kaki.

Biduran ini sendiri bisa disebabkan oleh banyak hal, mulai dari reaksi gejala alergi terhadap beberapa produk makanan seperti telur dan susu.

Alergi telur sendiri cukup memberi dampak serius bagi menu makan Si Kecil. Karena pantangan makan dari alergi telur tidak hanya makan telur, tetapi juga pantang untuk makan produk turunan telur. Mari, Bunda, lihat sebentar ciri-ciri alergi telur pada halaman ini: Ketahui Yuk, Ciri-ciri Alergi Telur pada Si Kecil

Biduran bisa juga karena Si Kecil terpapar oleh alergen ataupun keringat yang bergesekkan dengan kulit.Selain itu, penggunaan produk dengan kandungan kimia yang keras juga bisa menyebabkan biduran pada kulit Si Kecil.

Sama seperti eksim, biduran memang tidak sampai membahayakan nyawa, namun tentu saja ketika kambuh, biduran akan membuat Si Kecil merasa tidak nyaman dan membuatnya rewel. Melansir dari Mayo Clinic, apabila Si Kecil mengalami biduran akut, maka biasanya penyakit ini akan hilang dalam waktu kurang dari 6 minggu. Namun masa penyembuhan bisa lebih apabila Si Kecil mengidap biduran kronis.

Cara penanganan terbaik adalah dengan membawa Si Kecil untuk diperiksakan ke dokter perihal penanganannya. Umumnya, dokter akan menyarankan penggunaan salep yang diformulasi khusus atau obat tertentu untuk mengurangi gejala alergi pada anak yang ditimbulkan. Perlu diingat bahwa penggunaan obat ataupun antibiotik pada Si Kecil mungkin bisa berdampak tidak baik pada kesehatannya dalam jangka waktu panjang.

Untuk tahu lebih lanjut tentang biduran dan langkah terbaik untuk menanganinya, baca konten berikut yuk: Pahami Gejala, Penyebab Dan Cara Mengobati Biduran Pada Anak.

3. Dermatitis Kontak Alergi

Jika kulit Si Kecil mendadak memerah atau mengalami bentol usai dioleskan suatu produk, maka mungkin Si Kecil mengalami dermatitis kontak alergi. Penyakit ini merupakan alergi kulit akibat pengolesan suatu bahan yang menimbulkan gejala alergi.

Beberapa jenis bahan yang dapat menyebabkan dermatitis kontak alergi ini berupa sabun, minyak, losion, dan semacamnya.

Gejala dermatitis kontak alergi ini dapat berupa bercak merah, benjolan, bengkak, kulit menjadi bersisik, atau pecah-pecah. Gejala ini muncul dalam beberapa jam saja setelah dioleskan produk tersebut.

Cara mengatasi dermatitis ini pada Si Kecil ialah dengan mengoleskan krim pelembap. Pada beberapa anak, dermatitis ini juga dapat diatasi dengan mengoleskan krim steroid, namun Bunda perlu melakukannya di bawah pengawasan dokter.

Namun, Bunda harus menghindarkannya dari produk yang menyebabkan alergi tersebut agar ia tidak mengalami dermatitis kembali.

4. Ruam Popok

Sesuai dengan namanya, ruam popok merupakan penyakit kulit yang terjadi di area bokong atau area yang tertutup oleh popok. Ruam popok sendiri merupakan salah satu penyakit kulit bayi yang cukup sering ditemui. Penyebabnya, tentu saja akibat kulit yang terpapar popok basah dan frekuensi penggantian popok yang tidak cukup sering hingga mengakibatkan gesekan antar kulit bayi dan bahan popok yang akhirnya menyebabkan ruam.

Ruam popok akan ditandai dengan iritasi kulit berwarna merah mengkilap yang terasa gatal di wilayah bokong ataupun selangkangan bayi. Meski bukanlah kondisi serius yang mengancam nyawa, tapi bila dibiarkan berlarut, hal ini bisa berkembang menjadi infeksi jamur atau bahkan infeksi bakteri.

Bunda bisa menggunakan krim pelembab kulit yang diresepkan oleh dokter atau yang diformulasikan khusus untuk kulit anak yang sensitif. Penggunaan pelembab ini bertujuan untuk meredam ruam kulit, mencegah iritasi supaya tidak makin parah, sekaligus membantu melembutkan dan melembabkan kulit Si Kecil.

Pastikan Bunda menjaga area bokong bayi supaya senantiasa kering guna mencegah kembalinya ruam popok. Ganti dan keringkan area bokong Si Kecil atau sesekali biarkan Si Kecil tanpa popok selama beberapa saat usai bangun tidur. Pemakaian popok pun tidak boleh terlalu ketat namun tetap pas dengan bokong SI Kecil.

Paling penting, gantilah popok Si Kecil secara berkala, apalagi saat sudah muncul garis merah di kulit Si Kecil. Ini bisa menjadi pertanda popok Si Kecil sudah terlalu ketat dan penuh. Jika Bunda ingin mencari tahu lebih dalam mengenai ruam popok, baca artikel berikut ya: Penyebab dan Cara Mengatasi Ruam Merah pada Dubur Bayi

5. Impetigo

Impetigo merupakan infeksi penyakit kulit menular yang terjadi karena bakteri yang masuk ke tubuh Si Kecil melalui luka pada kulit. Biasanya impetigo akan menyebar di area wajah seperti hidung, bawah mata, dan pipi. Meski bisa dialami oleh siapa saja termasuk orang dewasa, tapi seringnya impetigo menyerang anak-anak berusia 2-5 tahun karena sistem imun mereka yang belum cukup kuat melawan infeksi bakteri.

Adapun, dua jenis impetigo yang biasa terjadi pada Si Kecil yakni Impetigo Bulosa yang berbentuk seperti bintil melepuh berisi cairan yang bisa meninggalkan kerak tipis. Ataupun impetigo non bulosa dengan bentuk seperti borok kuning tebal dikelilingi dengan kulit kemerahan.

Karena merupakan penyakit menular, resiko penularan penyakit ini akan lebih mudah terjadi bila Si Kecil memiliki luka terbuka seperti goresan, gigitan serangga, ataupun cedera karena terjatuh. Luka terbuka ini membuat bakteri lebih mudah masuk ke dalam tubuh. Bakteri dapat menular langsung akibat kontak dengan penderita atau melalui perantara seperti memegang barang yang sebelumnya digunakan atau disentuh penderita.

Impetigo sendiri bukanlah kondisi yang serius ataupun bisa mengancam nyawa, namun penyebaran penyakit ini cukup mudah dan cepat terjadi belum lagi komplikasi yang bisa ditimbulkan bila tidak ditangani dengan sigap. Infeksi bisa saja terjadi pada kulit yang sehat (impetigo primer) ataupun terjadi karena beberapa kondisi seperti dermatitis atopik atau eksim (impetigo sekunder).

Salah satu cara yang bisa Bunda lakukan sebagai upaya mencegah impetigo adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan dan mengajarkan Si Kecil untuk selalu menjaga kebersihan dirinya sendiri. Ajarkan ia untuk selalu rajin mencuci tangan sesudah dan sebelum beraktivitas supaya tidak mudah terkontaminasi dengan bakteri ataupun virus.

Dalam beberapa kasus memang impetigo bisa sembuh secara sendirinya dalam kurun waktu setidaknya 2 minggu. Tapi akan lebih baik bila Bunda membawa Si Kecil ke dokter untuk diperiksakan dan diberikan penanganan yang tepat. Jangan lupa untuk hanya menggunakan krim ataupun obat yang memang disarankan dan disetujui oleh dokter ya Bunda.

Perlu diingat juga bila Si Kecil mengalami impetigo sebaiknya jangan ajak atau biarkan Si Kecil bermain di luar rumah ya Bunda, karena Si Kecil bisa saja menularkannya pada teman-teman yang lain.

Untuk mempelajari lebih lanjut mengenai impetigo, Bunda bisa baca artikel berikut: Mengenal Impetigo pada Anak dan Bagaimana Menanganinya.

6. Dermatitis Kontak Iritan

Dermatitis kontak iritan merupakan penyakit dermatitis yang terjadi akibat Si Kecil bersentuhan dengan elemen tertentu yang mengiritasi kulitnya. Elemen ini berupa serbuk sari, debu, abu rokok, dan lain sebagainya yang bukanlah dioleskan ke kulit Si Kecil.

Gejalanya mirip dengan dermatitis kontak alergi, bahkan bisa menimbulkan perasaan seperti terbakar, sehingga dapat membuat Si Kecil rewel. Kebanyakan pemicunya merupakan lingkungan tempat tinggal Si Kecil sendiri, sehingga seringkali Bunda baru menyadarinya setelah Si Kecil mengalami gejala ini setelah terpapar elemen tersebut selama lebih dari 2 minggu.

Cara mengatasinya juga dengan mengoleskan pelembap pada kulit Si Kecil, agar lapisan kulitnya selalu utuh dan mampu melawan elemen penyebab iritasi tersebut. Namun, Bunda harus menghindarkan Si Kecil dari lingkungan yang menimbulkan iritasi ini, misalnya dengan membersihkan rumah dari debu atau abu rokok.

Obat Alergi Kulit Pada Anak

Untuk mengobati alergi kulit pada Si Kecil, sebaiknya tetap dikonsultasikan kepada dokter untuk penanganan tepat. Beberapa obat yang dipakai antara lain ialah hidrokortison.

Hidrokortison

Krim hidrokortison bisa mengobati peradangan kulit akibat reaksi alergi yang muncul. Namun untuk penggunaannya, khususnya pada anak-anak sebaiknya ditanyakan terlebih dulu kepada dokter.

Krim ini dianjurkan untuk dipakai tidak lebih dari 1 minggu.

Jika Bunda belum berkesempatan untuk berkonsultasi kepada dokter, Bunda juga dapat mencoba meredakan reaksi alergi Si Kecil dengan memberikan antihistamin alami. Hanya saja, tidak selalu antihistamin alami ini akan berhasil menghilangkan reaksi alergi secepat antihistamin dalam bentuk obat. Yuk, lihat halaman berikut untuk mengetahui antihistamin alami yang dapat Bunda coba: Antihistamin Alami yang Berbentuk Makanan

Cara Mencegah Alergi Kulit pada Anak

  • Membersihkan pakaian Si Kecil dengan deterjen yang aman untuk kulit sensitif.

  • Membersihkan perlengkapan tidur Si Kecil dengan air panas secara berkala untuk mencegah tungau di kasur.

  • Menggunakan sabun, shampoo, dan lotion yang bebas wewangian atau fragrance free.

Setelah membaca ciri-ciri, gejala, obat dan cara mencegah alergi kulit di atas, bila Bunda ingin memastikan apakah Si Kecil memiliki alergi kulit, Bunda bisa melakukan pengecekkan langsung ke dokter atau mencoba mencari tahu seberapa besar resiko Si Kecil mengalami alergi di cek alergi. Akan lebih mudah bagi Bunda mengambil tindakan selanjutnya usai mengetahui resiko Si Kecil menderita alergi.

Selain itu, salah satu upaya yang bisa Bunda lakukan untuk mencegah alergi Si Kecil semakin parah adalah dengan memberikannya nutrisi yang tepat untuk menguatkan sistem imunnya. Salah satunya adalah dengan memberikan ASI eksklusif.

Akan tetapi bila Bunda tidak bisa memberikan ASI eksklusif karena satu dan lain hal, maka berikanlah susu formula terbaik bagi Si Kecil yang Alergi, seperti Morinaga Soya MoriCare Triple Bifidus.

Morinaga Soya MoriCare Triple Bifidus Formula Pertumbuhan dengan 100% Isolat Protein Soya yang diformulasikan khusus untuk Si Kecil yang memiliki alergi terhadap susu sapi ataupun intoleransi laktosa. Dengan kandungan 3 bakteri baik (Probiotik Triple Bifidus) membantu meringankan gejala alergi pada Si Kecil dan perkuat daya tahan tubuhnya.

Nah, semoga saran di atas bisa membantu ya, Bunda. Jangan lupa untuk selalu berkonsultasi pada tenaga medis profesional bila kondisi Si Kecil tak kunjung membaik, apalagi ketika Si Kecil semakin rewel dan merasa tidak nyaman supaya bila ada kondisi lebih serius, hal ini bisa langsung terdeteksi.





medical record

Berapa Besar Risiko Alergi Si Kecil?



Cari Tahu