Beranda Artikel Alergi Mengapa Anak Mengalami Dermatitis Kontak Alergi?

Mengapa Anak Mengalami Dermatitis Kontak Alergi?

2024/02/29 - 07:50:46am     oleh Morinaga Soya
 Dermatitis Kontak Alergi

dermatitis kontak alergi. Kondisi ini dapat terjadi ketika kulit bersentuhan dengan pemicu iritasi atau alergi seperti sabun, lotion atau parfum.

Perlu Bunda ketahui, gejala tersebut mirip dengan reaksi alergi susu sapi sehingga disalahartikan. Ketahui penyebab ruam dan iritasi kulit pada Si Kecil agar ia memperoleh penanganan yang tepat. Yuk, temukan pemicunya di sini.

Penyebab Dermatitis Kontak Alergi

Dermatitis kontak disebabkan oleh alergi atau adanya lapisan kulit yang rusak. Terjadi karena reaksi kulit ketika bersentuhan dengan zat, benda, atau bahan kimia. Sentuhan tersebut memicu respon pada sistem imun sehingga kulit terasa gatal hingga timbul iritasi.

Ada dua jenis penyakit ini, yakni dermatitis kontak alergi dan kontak iritan. Jenis pertama biasanya disebabkan oleh logam perhiasan (nikel), karet, produk lotion (atau tabir surya), bedak bayi, sampo dan wewangian. Setelah kontak dengan zat tersebut, beberapa hari setelahnya muncul ruam gatal.

Sedangkan, jenis kedua biasanya lebih sering terjadi pada Si Kecil. Responnya lebih cepat muncul akibat pemicunya seperti sabun mandi, deterjen, dan pemutih pakaian. Kepekaan kulit dapat meningkat karena paparan zat kimia secara berulang hingga timbul gejala tertentu.

Gejala Dermatitis Kontak Alergi

Bun, gejala dermatitis kontak itu bisa muncul sejak 12 sampai 72 jam setelah terpapar. Biasanya reaksi yang terjadi pada kulit, di antaranya:

  • Kulit melepuh hingga mengeluarkan cairan
  • Bagian kulit yang terpapar berubah kering sampai bersisik.
  • Ruam yang sangat gatal.
  • Muncul bercak merah pada kulit Si Kecil.
  • Anak mengeluh merasa terbakar padahal tidak terlihat luka.
  • Biduran atau kaligata.
  • Bengkak dan muncul benjolan.
  • Sensitif pada sinar matahari.

Munculnya reaksi pada kulit tersebut dapat berlangsung paling lama antara 2-4 minggu usai terpapar.

Kapan Harus ke Dokter

Kondisi tersebut tentunya akan mengganggu kegiatan Si Kecil. Segera bawa ia ke dokter jika ruam pada kulitnya mengalami reaksi makin parah, seperti berikut:

  • Ruam mulai terasa sakit.
  • Gatal dan sakitnya sampai mengganggu tidur.
  • Reaksi menyebar ke sebagian besar bagian tubuh luar lainnya.
  • Reaksi menyebar pada wajah dan alat kelamin.
  • Gejala tidak kunjung membaik setelah beberapa hari hingga seminggu.
  • Ruam menjadi luka yang terinfeksi.
  • Reaksi sampai mempengaruhi mata, hidung bahkan paru.

Penanganan yang Bisa Dilakukan di Rumah

Ketika terjadi reaksi awal gejala, Bunda dapat melakukan sejumlah pengobatan rumahan. Metode ini telah digunakan banyak kalangan sejak lama untuk meringankan gejala reaksi alergi kulit. Cara paling populer yakni mengajak Si Kecil mandi menggunakan oatmeal.

Secangkir bubuk oatmeal digiling hingga halus menggunakan blender. Setelah menjadi bubuk halus masukkan ke dalam bak mandi yang telah diisi air hangat. Campurkan bubuk tersebut hingga tercampur merata dalam air.

Selanjutnya, ajak Si Kecil untuk berendam ke dalam bak. Pastikan bagian alerginya terendam semuanya. Usai berendam selama 30 menit, bilaslah ia dengan air suhu normal secara perlahan.

Bunda juga dapat mengoleskan lotion atau krim yang dijual dipasaran. Biasanya rasanya dingin dan menyejukkan bagian kulit yang alergi. Apabila terdapat keraguan, coba pastikan dulu pada dokter anak ya, Bun.

Cara Mencegah Dermatitis Kontak Alergi

Setelah mengetahui penyebabnya, pastikan untuk menghindari pemicu alerginya. Selalu berhati-hati dan baca label produk untuk Si Kecil. Jika, Bunda merasa ragu setelah terlanjur memberikan produk padanya, segera cuci menggunakan sabun dan air hangat.

Apabila belum mengetahui secara pasti penyebab alergi kulit pada mereka. Lakukan langkah-langkah berikut untuk mengetahui reaksinya.

  • Menggunakan lotion, deterjen, dan sabun tanpa pewangi atau pewarna.
  • Gunakan pelindung kulit sebelum bersentuhan dengan penyebab alergi. Misalnya, memakaikan ia baju lengan panjang dan celana apabila beraktivitas di bawah sinar matahari.
  • Pakaikan krim yang menjaga kelembaban kulit.
  • Memberikan lotion pelembab untuk menjaga lapisan terluar kulit.
  • Ketika memakai produk baru untuk Si Kecil, hanya gunakan hanya sedikit di bagian luar.
  • Menghindari hewan berbulu atau tanaman tertentu.

Mengenali gejala iritasi kulit berdasarkan penyebabnya dapat memastikan kondisi Si Kecil. Agar ia dapat memperoleh penanganan yang sesuai sesegera mungkin. Tadi Bunda sudah mengetahui gejala dan penyebab dermatitis kontak alergi. Sekarang pelajari juga reaksi alergi susu sapi, supaya tidak keliru ketika memastikan kondisinya. Yuk, pahami cirinya agar tidak terlambat mengobatinya: Ciri-ciri Alergi Susu Sapi yang Sering Dialami Anak.

Source :

  • Healthline. Contact Dermatitis. Diakses pada tanggal 13 Februari 2024. https://www.healthline.com/health/allergies/contact-dermatitis

  • Cleveland Clinic. Contact Dermatitis. Diakses pada tanggal 13 Februari 2024. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/6173-contact-dermatitis

  • Webmd. Contact Dermatitis. Diakses pada tanggal 13 Februari 2024. shttps://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/contact-dermatitis





medical record

Berapa Besar Risiko Alergi Si Kecil?



Cari Tahu