Beranda Artikel 13-36 Bulan Perut Si Kecil Kembung? Kenali Penyebab & Cara Mengatasinya

Perut Si Kecil Kembung? Kenali Penyebab & Cara Mengatasinya

2022/01/03 - 03:54:56pm     oleh Morinaga Soya
Perut Si Kecil Kembung? Kenali Penyebab & Cara Mengatasinya

Anak secara mendadak mengalami gejala seperti diare atau mencret, perut terasa kembung, dan kerap muntah? Gejala ini tentu saja dapat membuat Bunda menjadi khawatir, mengganggu aktivitas harian Si Kecil, dan cenderung membuat Si Kecil terlihat tidak bersemangat. Banyak hal yang mungkin saja menyebabkan pencernaan Si Kecil terganggu, apalagi mengingat sistem pencernaan dan imunnya yang belum sempurna betul. Sebelum dapat melakukan langkah pencegahan, ada baiknya bagi Bunda untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang bisa menyebabkan pencernaan Si Kecil terganggu.

Penyebab Umum Perut Kembung dan Diare

Sakit di perut, terutama perut kembung hingga mencret, apalagi ditandai dengan gejala muntah, pasti lumrah dirasakan oleh Si Kecil. Pasalnya, kemampuan Si Kecil untuk mencerna makanan masih berkembang. Masih kurang matangnya kemampuan pencernaan Si Kecil ini pasti akan membuatnya menjadi lebih rentan terhadap bermacam masalah pencernaan.

Padahal, kondisi saluran cerna yang sehat sangatlah penting bagi Si Kecil karena dapat membantu memperkuat sistem imunitas tubuhnya. Selain itu, pencernaan yang sehat menjadi salah satu tanda bahwa makanan yang dikonsumsinya dapat tercerna dengan baik, tak kalah penting nutrisi dan gizi yang terdapat di dalam makanan dapat diserap tubuh dengan lebih optimal. Lantas, apa saja faktor yang dapat membuat sistem pencernaan Si Kecil ini terganggu?

Infeksi Bakteri atau Virus

Salah satu penyebab yang paling sering ditemui saat Si Kecil mengalami perut kembung, mencret, ataupun muntah adalah karena adanya infeksi akibat virus maupun bakteri. Makanan yang tidak diolah secara benar dan higienis bisa mengakibatkan berkembangnya bakteri seperti salmonela, Vibrio cholera, Rotavirus, hingga E. coli. Bakteri-bakteri ini mencemari makanan, sehingga menyebabkan masalah pencernaan pada Si Kecil, seperti muntah ataupun mencret.

Makanan atau Minuman yang Dikonsumsi

Selain karena adanya kontaminasi bakteri dan virus di dalam makanan, kondisi makanan yang terlalu panas, pedas, masam, ataupun asin bisa membuat sistem pencernaan Si Kecil menjadi “kaget” mungkin lantaran tidak terbiasa. Karena, sistem pencernaan Si Kecil sangatlah sensitif dan belum sekuat orang dewasa.

Maka dari itu, penting sekali bagi Bunda untuk memperhatikan makanan atau minuman apa saja yang dikonsumsi oleh Si Kecil. Selain itu, apabila Bunda masih memberikan ASI eksklusif untuk Si Kecil, Bunda juga harus menjaga asupan makanan supaya apa yang Bunda makan tidak mengganggu pencernaan Si Kecil.

Bila Si Kecil di masa MPASI, bayi bisa mengalami sembelit karena perubahan pola makan, pengenalan makanan padat yang lebih sulit dicerna, kurangnya asupan serat atau cairan, serta penyesuaian sistem pencernaan yang sedang berlangsung. Bunda dapat mengetahui makanan ciri-ciri sembelit dan makanan apa saja yang memicu anak susah BAB di sini: Makanan Penyebab Sembelit pada Bayi dan Cara Mengatasinya.

Intoleransi Laktosa

Intoleransi laktosa merupakan gangguan pencernaan yang disebabkan karena tubuh tidak dapat mencerna laktosa yang seringnya ada di dalam susu ataupun produk olahannya. Tak jarang reaksi intoleransi laktosa ini ditandai dengan mencret, perut menjadi kembung, dan kerap buang angin usai mengonsumsi minuman ataupun makanan yang memiliki kandungan laktosa.

Terlalu Buru-Buru Saat Makan

Makan dengan terlalu cepat dan cenderung terburu-buru bisa membuat makanan tidak dapat dicerna dengan baik di dalam saluran pencernaan Si Kecil. Tidak dicernanya makanan dengan baik ini bisa membuat nutrisi dan gizi pada makanan tidak dapat terserap dengan baik ke dalam tubuh, dan malahan membuat organ pencernaan bekerja terlalu keras dalam mencerna makanan.

Coba pastikan Si Kecil untuk makan dengan tidak terburu-buru dan mengunyah makanan dengan baik sebelum menelan. Melansir dari Klikdokter, sebelum menelan makanan, ada baiknya untuk mengunyah makanan sebanyak 32 kali. Hal sesimpel ini disinyalir dapat membuat makanan lebih mudah tercerna dan membantu memperbaiki kesehatan saluran cerna.

Tanda Alergi Makanan

Meskipun makanan merupakan salah satu sumber gizi yang dapat menunjang tumbuh kembang anak, tapi sayangnya belum tentu setiap makanan cocok untuk Si Kecil. Si Kecil bisa saja mengalami alergi makanan yang mengakibatkan tubuhnya bereaksi terhadap makanan tersebut sebagai salah satu bentuk pertahanan imun tubuh. Dalam beberapa kasus, kondisi perut kembung, merasa mual, hingga mencret merupakan salah satu gejala Si Kecil memiliki alergi.

Jika alergi makanan ini menimbulkan masalah kesehatan pada Si Kecil, ada beberapa cara yang bisa Bunda lakukan untuk memberikan penanganan. Informasi selengkapnya, baca artikel ini yuk: 3 Cara Menangani Alergi Makanan pada Si Kecil.

Jenis Gangguan Pencernaan pada Anak

Gangguan pencernaan pada Si Kecil bisa terjadi karena berbagai hal ataupun faktor. Walaupun lumrah terjadi, namun hal ini pasti membuat Bunda menjadi gelisah. Terutama bila gangguan pencernaan terjadi pada Si Kecil yang masih bayi, karena ia masih belum bisa mengungkapkan keluhannya dan hanya bisa berkomunikasi dengan cara menangis. Berikut merupakan beberapa jenis gangguan pencernaan yang umum terjadi pada anak, antara lain

Diare

Banyak hal yang sebenarnya bisa menyebabkan diare atau mencret pada Si Kecil. Usus Si Kecil yang masih bayi tergolong cukup lemah sehingga mengakibatkan makanan yang tidak dapat dicernanya akan mengganggu kinerja usus dan bisa mengakibatkan diare.

Di samping karena kerja sistem pencernaan yang tidak bisa maksimal, namun masuknya virus atau bakteri seperti Rotavirus, E. coli, ataupun salmonela, bisa menyebabkan diare. Masuknya virus atau bakteri ke dalam sistem pencernaan Si Kecil bisa dipicu oleh makanan yang tidak diolah dengan higienis atau kurangnya menjaga kebersihan. Selain akibat terkontaminasi virus dan bakteri, diare pada anak juga disebabkan oleh faktor-faktor lainnya. Cari tahu lebih lengkap di sini ya Bun: Penyebab Diare pada Anak dan Cara Mengatasinya.

Bagi Bunda yang masih aktif menyusui Si Kecil, hindari makanan yang terlalu pedas, asam, ataupun terlalu berminyak. Karena apapun yang Bunda makan tentu saja mempengaruhi kualitas ASI yang diberikan kepada Si Kecil, dan tentu saja kualitas ini bisa mempengaruhi kondisi kesehatan saluran cernanya.

Muntah atau Gumoh

Kondisi gumoh ataupun muntah pada Si Kecil bisa menjadi salah satu tanda awal gejala penyakit saluran cerna tapi bisa juga tidak. Adapun salah satu gangguan pencernaan yang mengakibatkan gumoh atau muntah ini adalah refluks gastroesofagus (RGE). Refluks ini berarti isi lambung kembali ke kerongkongan dan bisa terus keluar melalui mulut.

Refluks ini tidaklah berbahaya asalkan Si Kecil tidak mengalami gumoh akibat tersedak karena tentu ketika tersedak Si Kecil bisa saja tidak mampu bernapas, dan ini bisa menjadi situasi yang berbahaya bagi kesehatannya. Selain itu, selama Si Kecil tidak menolak minum susu atau makan dan berat badannya naik secara berkala, gumoh yang dialaminya masih tergolong normal. Bila tidak, segeralah hubungi dokter untuk pemeriksaan dan penanganan yang lebih baik.

Disamping RGE, ada juga salah satu penyakit yang diakibatkan oleh asam lambung yang disebut juga dengan GERD (gastroesophageal reflux disease). GERD ini bisa terjadi pada Si Kecil karena kerongkongannya belum kuat sehingga memungkinkan refluks asam terjadi lebih sering pada anak-anak. Beberapa gejala yang mengindikasikan Si Kecil mungkin mengalami GERD antara lain seperti berikut :

  • Menolak saat diberi makanan
  • Berat badan tidak kunjung naik
  • Muntah, menyebabkan isi perut Si Kecil keluar dari mulut
  • Memuntahkan cairan berwarna hijau, kuing, dan bahkan darah atau muntahan yang terlihat seperti bubuk kopi.
  • Terdapat darah di feses Si Kecil
  • Mengalami kesulitan bernapas
  • Mulai mengalami muntah ketika memasuki usia 6 bulan atau lebih

Meskipun dalam kebanyakan kasus GERD Si Kecil akan sembuh ataupun membaik dengan sendirinya seiring berjalannya waktu, namun tetap saja GERD merupakan penyakit yang tidak boleh disepelekan, terutama bila Bunda memperhatikan ada darah atau warna merah di muntahan Si Kecil. Bila terjadi jangan segan untuk memeriksakan Si Kecil ke dokter ya, Bunda.

Jangan lupa untuk selalu menerapkan gaya hidup sehat dengan memberikan Si Kecil makanan bergizi dan bernutrisi tinggi, serta atur pola makan bila perlu, dan jika tidak ada perubahan yang membuat kondisi Si Kecil membaik, bawalah Si Kecil ke dokter untuk diperiksakan.

Terkait makanan, setelah muntah tentu Si Kecil akan merasa tidak nyaman dan kurang berselera untuk makan. Namun, untuk menjaga nutrisi dan mempercepat proses pemulihan, Bunda tetap perlu memberikan asupan yang cukup. Yuk, simak makanan apa saja yang direkomendasikan untuk Si Kecil di sini: Makanan Terbaik untuk Pemulihan Anak Setelah Muntah.

Sembelit

Sembelit atau kondisi sulit buang air besar (BAB), cukup umum dialami oleh batita. Sembelit sendiri sering diakibatkan karena banyak hal, misalnya saja peralihan dari mengonsumsi ASI ke MPASI, mengalami dehidrasi, kurang minum, kurang serat, atau bahkan kondisi medis tertentu. Tidak seperti pada orang dewasa, kondisi sembelit pada Si Kecil mungkin akan lebih susah untuk diprediksi lantaran ia belum bisa berkomunikasi. Namun beberapa gejala sembelit yang bisa Bunda waspadai antara lain:

  • Nampak tidak nyaman atau bahkan kesakitan saat buang air
  • Terdapat darah di dalam feses
  • Menjadi lebih rewel dan kerap memegang perutnya
  • Feses terlihat kering dan padat

Untuk mengatasi kondisi ini, Bunda bisa memberikan makanan kaya probiotik yang bagus untuk pencernaan Si Kecil. Ketahui jenis probiotik untuk atasi sembelit dan sumber makanannya di sini, yuk: Manfaat Probiotik untuk Anak yang Susah BAB

Perut Kembung

Perut kembung pada Si Kecil bisa membuatnya menangis dan rewel. Kondisi perut kembung sendiri disebabkan karena adanya banyak angin yang terperangkap di dalam perutnya. Keadaan ini bisa membuat Si Kecil menjadi rewel karena merasa tidak nyaman. Selain itu perut kembung juga bisa disebabkan:

  • Si Kecil tengah mengalami diare karena kadar kalium di dalam tubuhnya berkurang
  • Si Kecil terus menangis dan menelan banyak udara
  • Si Kecil meminum susu menggunakan botol dot yang memiliki banyak gelembung udaranya
  • Mengonsumsi makanan yang banyak memiliki kandungan gas, seperti brokoli, ubi, bawang, ataupun kol
  • Kondisi medis seperti refluks atau intoleransi laktosa

Perut kembung biasanya akan ditandai dengan gejala berupa perut menjadi keras, frekuensi sendawa yang lebih sering, lebih rewel, dan sering buang gas atau kentut.

Kolik

Kolik pada anak sering ditandai dengan Si Kecil yang mendadak mulai menangis secara berlebihan. Saat mengalami kolik, Si Kecil akan menangis hingga tiga jam sehari selama beberapa kali dalam seminggu. Setidaknya situasi ini akan terjadi sebanyak tiga minggu berturut-turut.

Penyebab utama penyakit kolik sebenarnya masih belum bisa diketahui secara pasti. Tapi diduga, kondisi ini terjadi saat Si Kecil mengalami rasa tidak nyaman di area perut. Salah satu yang bisa menyebabkan rasa tidak nyaman ini adalah banyaknya gas di dalam saluran cerna, merasa lapar, atau bahkan terlalu kenyang bisa menyebabkan kolik. Untuk mengenal penanganan tepat masalah ini, yuk baca: Faktor Penyebab Kolik pada Bayi dan Cara Mengatasinya

Selain karena adanya masalah di pencernaan, kolik juga bisa menimpa Si Kecil bila ia berada di lingkungan yang tidak nyaman untuknya, misalnya suhu ruangan yang terlalu panas ataupun dingin. Selain itu, Bunda yang sebelumnya merokok, kondisi Si Kecil yang lahir prematur, ataupun sistem saraf yang belum sempurna bisa menyebabkan terjadinya kolik.

Bunda, ada berbagai masalah pencernaan lainnya yang rentan terjadi pada anak. Temukan informasi lengkapnya di sini: 8 Masalah Pencernaan yang Bisa Terjadi Pada Si Kecil.

Cara Menjaga Sistem Pencernaan Anak

Sebelum panik dan khawatir saat Si Kecil mengalami masalah pencernaan, ada beberapa hal yang bisa Bunda lakukan untuk menangani hal ini dan mencegahnya untuk terjadi lagi dengan beberapa cara sebagai berikut

Posisi Menyusui atau Makan

Coba biasakan memposisikan tubuh Si Kecil agar lebih tegak saat Bunda menyusui ataupun menyuapinya. Pertahankan posisi tersebut sekitar 20 menit usai menyusui atau memberi makan Si Kecil. Hal ini dilakukan supaya mencegah susu atau makanan naik kembali ke kerongkongan. Pastikan juga Si Kecil tidak makan dan minum terlalu cepat ya Bunda.

Pijat Perut

Saat Si Kecil mengalami perut kembung, Bunda bisa mencoba untuk memberikan pijatan lembut di area perut Si Kecil dengan gerakan searah jarum jam untuk membantu menghilangkan gas dan membuatnya merasa lebih baik. Bunda juga dapat mengusap punggungnya dengan meletakkan Si Kecil di atas kasur atau di atas kedua paha Bunda dengan posisi telungkup dan berikan pijatan pelan di area punggung.

Memberikan Makanan Penuh Serat

Bila Si Kecil mengalami sembelit, maka salah satu cara yang bisa Bunda lakukan sebagai antisipasi adalah dengan memberikannya lebih banyak makanan berserat. Makanan kaya serat antara lain ada di dalam berbagai jenis sayuran dan buah-buahan seperti apel atau pir.

Hindari Makanan Tertentu Saat Diare

Saat Si Kecil mengidap diare, usahakan untuk menghindari makanan apapun yang bisa membuat gejala diare semakin parah. Menghindari makanan ini tentu juga berlaku untuk Bunda yang masih memberikan ASI eksklusif untuk Si Kecil. Hindari makanan yang terlalu pedas, asam, berminyak,, dan makanan yang terlalu manis.

Jaga Kebersihan

Selalu usahakan untuk menjaga kebersihan Si Kecil, terutama kebersihan tangan. Apalagi usai Si Kecil melakukan berbagai macam kegiatan, tidak ada yang tahu bakteri atau virus apa yang mungkin ada pada benda yang dipegang Si Kecil. Bunda bisa membiasakan Si Kecil untuk selalu mencuci tangan usai melakukan kegiatan, terutama kegiatan di luar ruangan.

Susu Formula

Jika perut Si Kecil mengalami kembung karena reaksi alergi terhadap susu pertumbuhan berbahan susu sapi, Bunda dapat menggantikan susunya dengan susu soya. Susu soya tidak mengandung alergen susu sapi, sehingga dapat mendukung pertumbuhan Si Kecil tanpa sampai mengakibatkan reaksi alergi berupa kembung.

Susu soya seperti Morinaga Soya MoriCare Triple Bifi memiliki kelebihan berupa kandungan bakteri probiotik yang dapat mencegah Si Kecil memiliki reaksi alergi kembali. Mari simak kerja probiotik tersebut di sini ya, Bun: Manfaat Probiotik untuk Si Kecil dengan Alergi.

Selain mengandung probiotik, Morinaga Soya MoriCare Triple Bifi juga mengandung vitamin A, C, E, dan zinc. Vitamin-vitamin maupun mineral ini membantu menjaga keutuhan lapisan pada saluran pencernaannya agar tidak sampai mengalami kembung.

Tidak hanya itu, Morinaga Soya MoriCare Triple Bifi juga mengandung nukleotida yang mendukung perkembangan sel-sel usus Si Kecil. Dengan nukleotida ini, saluran pencernaannya akan selalu sehat tanpa menghasilkan gas berlebihan yang juga mengakibatkan kembung.

Susu Morinaga Soya MoriCare Triple Bifi hadir dalam varian-varian yang disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi harian untuk setiap kelompok usia anak. Bunda dapat memilih varian yang paling cocok untuk Si Kecil, sehingga ia akan mendapatkan nutrisi yang dibutuhkannya untuk tumbuh dengan baik.

Nah, Bunda, demikianlah jenis-jenis gangguan pencernaan yang bisa menimpa Si Kecil berikut dengan cara pencegahan. Selalu jaga makanan yang dikonsumsi baik oleh Bunda maupun Si Kecil supaya saluran cerna Si Kecil tetap terjaga.

Bila sudah melakukan langkah pencegahan dan penanganan namun Si Kecil tidak menunjukan tanda-tanda kondisinya membaik, maka jangan ragu untuk segera membawanya ke dokter ya, Bunda. Agar Si Kecil diperiksa dengan lebih detail dan memperoleh penanganan yang tepat.

Selain perut kembung, Bunda juga dapat mengenali jenis sakit perut lainnya yang biasa terjadi pada Si Kecil beserta bagaimana cara untuk menanganinya dengan tepat. Untuk mempelajarinya, baca konten berikut yuk: Penyebab Sakit Perut Pada Anak Dan Cara Tepat Mengatasinya.





medical record

Berapa Besar Risiko Alergi Si Kecil?



Cari Tahu