Beranda Artikel Alergi ​​Penyebab Alergi Dingin pada Anak dan Ciri-cirinya

​​Penyebab Alergi Dingin pada Anak dan Ciri-cirinya

2024/01/24 - 10:39:35am     oleh Morinaga Soya
Merah ​​Penyebab Alergi Dingin

Alergi dingin merupakan istilah umum yang mengacu pada kondisi medis bernama urtikaria dingin. Meskipun jarang terjadi, kondisi ini bisa dialami oleh anak-anak, terutama jika memiliki riwayat keluarga dengan keluhan serupa. Gejalanya menyerupai reaksi alergi, seperti bentol dan ruam pada kulit, yang muncul setelah terpapar suhu rendah.

Jika Si Kecil menunjukkan tanda-tanda alergi dingin, Bunda tidak perlu panik. Penting untuk mengenali penyebab dan gejalanya agar penanganan dapat dilakukan dengan tepat dan kekambuhan bisa dicegah. Yuk, pelajari lebih lanjut penjelasannya berikut ini.

Penyebab Umum Alergi Dingin

Alergi dingin terjadi karena sistem kekebalan tubuh bereaksi secara berlebihan terhadap suhu rendah. Saat tubuh anak terpapar suhu dingin, zat kimia seperti histamin dilepaskan oleh sel imun. Reaksi ini menyebabkan pembuluh darah melebar dan saraf kulit terangsang, sehingga menimbulkan gejala seperti gatal, ruam, atau pembengkakan.

Paparan suhu rendah bisa berasal dari berbagai situasi, seperti mengonsumsi makanan dan minuman dingin, menyentuh es batu, mandi dengan air dingin, atau bermain di luar ruangan saat udara lembap dan berangin. Dalam beberapa kasus, alergi bisa muncul setelah berada lama di ruangan ber-AC atau saat terjadi penurunan suhu secara tiba-tiba, misalnya di malam hari. Bila seluruh permukaan kulit terpapar dingin sekaligus, misalnya saat berenang, gejalanya bisa lebih parah dan cepat muncul.

Ciri-ciri Alergi Dingin

Ciri khas alergi dingin biasanya muncul segera setelah kulit Si Kecil terkena udara atau benda bersuhu rendah. Ruam kemerahan yang disertai bentol dan rasa gatal kerap muncul di area yang terpapar. Kulit juga bisa tampak bengkak atau terasa panas, walaupun lingkungan sekitar sedang dingin.

Dalam beberapa kasus, reaksi alergi bisa lebih serius. Anak bisa mengalami pembengkakan pada bibir dan tangan, pusing, sesak napas, jantung berdebar cepat, bahkan tekanan darah menurun drastis. Reaksi alergi berat seperti ini dikenal sebagai anafilaksis dan berisiko menyebabkan kehilangan kesadaran. Kondisi seperti ini biasanya terjadi saat tubuh terpapar dingin secara menyeluruh, seperti saat berenang.

Durasi reaksi alergi ini bervariasi, tetapi umumnya berlangsung selama satu hingga dua jam. Meskipun terlihat menakutkan, gejala bisa dikendalikan jika ditangani dengan tepat.

Apakah Alergi Dingin Bisa Sembuh?

Alergi dingin tidak selalu menetap seumur hidup. Pada sebagian anak, gejala akan mereda seiring pertambahan usia, terutama setelah masa pubertas. Meski begitu, sifat dasar alerginya tidak serta-merta hilang. Tubuh tetap dapat menunjukkan respons berlebihan jika kembali terpapar suhu rendah, sehingga penting untuk tetap waspada.

Meskipun belum ada obat untuk menyembuhkan alergi dingin sepenuhnya, pengelolaan gejala dan pencegahan paparan suhu rendah bisa membantu meningkatkan kualitas hidup Si Kecil.

Cara Mengatasi Alergi Dingin

Penanganan alergi dingin dapat dimulai dengan langkah paling sederhana, yaitu menghangatkan tubuh anak segera setelah terpapar udara atau benda dingin. Selimuti tubuhnya atau ajak masuk ke ruangan hangat agar suhu tubuh kembali stabil.

Jika gejalanya ringan seperti bentol dan gatal, dokter biasanya akan meresepkan antihistamin untuk meredakan reaksi. Obat ini membantu menurunkan aktivitas sistem imun dan mengurangi peradangan pada kulit. Untuk anak yang sering mengalami alergi dingin, dokter mungkin menyarankan terapi desensitisasi. Proses ini bertujuan membiasakan tubuh terhadap paparan dingin secara perlahan, misalnya melalui mandi dengan air dingin dalam durasi singkat dan pengawasan ketat.

Jika Si Kecil menunjukkan gejala berat seperti kesulitan bernapas atau pingsan, dokter akan memberikan suntikan epinefrin. Injeksi ini bekerja cepat mengendalikan reaksi alergi dan hanya boleh digunakan dalam kondisi darurat oleh tenaga medis.

Pantangan Alergi Dingin

Anak dengan alergi dingin sebaiknya tidak melakukan kontak langsung dengan air atau benda dingin. Mandi atau berenang menggunakan air bersuhu rendah bisa memicu reaksi alergi yang serius. Hindari juga memberikan makanan atau minuman yang mengandung es, dan usahakan agar ia tidak terlalu lama berada di ruangan ber-AC atau cuaca yang dingin.

Saat cuaca sedang tidak bersahabat, kenakan pakaian hangat dan hindari aktivitas fisik berlebihan di luar ruangan. Perubahan suhu yang tiba-tiba bisa memicu reaksi alergi, sehingga penting untuk menjaga suhu tubuh tetap stabil.

Jika Si Kecil sering mengalami gatal-gatal atau ruam setelah terkena hawa dingin, bisa jadi ia juga mengalami alergi terhadap susu sapi. Alergi ini memiliki gejala serupa, seperti bentol dan gatal, bahkan bisa disertai gangguan pencernaan. Bunda bisa memahami lebih jauh tentang kondisi ini di artikel berikut: Jangan Sampai Terlambat: Kenali Ciri-ciri Alergi Susu Sapi pada Anak Sejak Dini

Dengan mengenali penyebab, ciri-ciri, dan cara penanganannya, Bunda bisa lebih siap dalam merawat dan melindungi Si Kecil dari reaksi alergi dingin. Pendekatan yang tepat akan membantu anak tetap merasa nyaman dan aman, bahkan saat cuaca sedang dingin.

Referensi:

Cleveland Clinic. Cold Urticaria. Diakses 10 Januari 2024. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/24629-cold-urticaria

Mayo Clinic. Cold Urticaria. Diakses 10 Januari 2024. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cold-urticaria/symptoms-causes





medical record

Berapa Besar Risiko Alergi Si Kecil?



Cari Tahu
bannerinside bannerinside
allysca