Pernahkah Bunda melihat Si Kecil tiba-tiba mengalami ruam, gatal, atau iritasi kulit tanpa tahu pasti penyebabnya? Bisa jadi, reaksi-reaksi ini bukan sekadar masalah kulit biasa, melainkan pertanda adanya alergi yang belum teridentifikasi. Kebiasaan sehari-hari seperti mengonsumsi makanan favoritnya mungkin menjadi pemicu alergi yang tidak disadari. Penggunaan produk perawatan harian juga turut berkontribusi dalam menyebabkan alergi pada kulit Si Kecil.
Bunda tentu tak ingin rasa tidak nyaman pada kulit Si Kecil terus berlanjut, bukan? Jangan khawatir, ada suatu test yang bisa dilakukan untuk menemukan penyebab kemungkinan reaksi alergi pada kulit, yakni patch test. Tes ini adalah sebuah langkah sederhana untuk mengenali alergen yang memicu iritasi kulit, rasa ruam, atau gatal yang dirasakan Si Kecil. Memanfaatkan patch test bisa menjadi cara baru dalam mencegah alergi kulit sejak dini.
Tanda-tanda Si Kecil Mungkin Membutuhkan Patch Test
American Academy of Dermatology Association menyebutkan, lebih dari 15.000 zat dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit. Ada kemungkinan, Si Kecil mengalami reaksi alergi terhadap lebih dari satu zat. Sejumlah barang yang terlihat tidak berbahaya bisa menyebabkan reaksi alergi, karena satu bahan saja memiliki kemungkinan untuk mengiritasi kulit.
Ada banyak gejala yang mengindikasikan alergi, seperti ruam yang muncul berulang, kulit bersisik, atau rasa gatal setelah menggunakan produk baru. Bahan yang digunakan dalam sabun, sampo, perhiasan yang mengandung logam, hingga produk perawatan kulit menjadi penyebab umum munculnya gejala tersebut.
Mengapa hal ini terjadi? Bagi Si Kecil yang memiliki alergi, sistem kekebalan tubuhnya akan bereaksi berlebihan saat terkena alergen. Reaksi ini disebut sebagai dermatitis kontak dan gejala-gejala yang muncul adalah reaksi tubuh saat terkena zat alergen. Gejala alergi seperti yang disebutkan di atas tidak akan selalu langsung muncul, sehingga sulit ditebak tanpa pemeriksaan lanjutan. Si Kecil mungkin tidak akan mengalami reaksi saat pertama kali menyentuh zat yang menyebabkan alergi, karena tubuhnya belum peka terhadap zat tersebut.
Jika Si Kecil mengalami reaksi tersebut dan Bunda tidak tahu penyebabnya, patch test perlu segera dilakukan. Dalam uji ini, berbagai alergen akan ditempelkan pada kulit untuk mengetahui mana yang menjadi pemicu alergi. Si Kecil yang memiliki riwayat alergi makanan atau eksim juga berisiko mengalami reaksi terhadap zat tertentu. Itulah mengapa patch test sangat penting dalam membantu mengidentifikasi sumber gejala secara lebih akurat. Dengan begitu, Bunda bisa menghindari alergen dan membuat Si Kecil lebih nyaman.
Prosedur Patch Test
Patch test biasanya membutuhkan tiga atau empat kali pertemuan. Pada pertemuan pertama, dokter spesialis alergi akan memeriksa riwayat kesehatan Si Kecil. Akan sangat membantu jika Bunda membawa daftar gejala yang dirasakan dan zat alergen apa yang dicurigai. Informasi ini bisa menjadi uji zat tambahan di luar penyebab normal.
Saat patch test dilakukan, dokter kulit akan menempelkan sejumlah plester khusus yang mengandung alergen potensial di punggung dan/atau paha Si Kecil. Dokter bisa menempelkan sekitar 20 atau lebih plester, masing-masing berisi alergen yang kerap menjadi penyebab dermatitis kontak. Plester-plester tersebut akan dibiarkan menempel selama dua hari. Tenang saja, prosedur ini tidak membuat Si Kecil sakit dan aman dilakukan. Selama pengujian, Bunda harus menjaga agar plester tetap kering. Hindari mandi, berenang, bahkan olahraga berat yang mungkin memunculkan keringat. Kelembapan bisa mengganggu hasil dari tes ini.
Setelah dua hari, plester perlu dilepas. Biasanya, pelepasan dilakukan oleh perawat dan tidak boleh dilakukan sendiri. Jika dokter mengizinkan Bunda melepas plester di rumah tanpa perlu kembali ke klinik atau rumah sakit, gunakan perban bening dengan hati-hati. Bunda juga masih perlu memastikan punggung Si Kecil tetap kering hingga hasil uji dibaca oleh dokter kulit. Hindari menggaruk area yang ditempeli plester sampai hasilnya dibaca. Empat hingga tujuh hari kemudian, Bunda bisa kembali ke dokter untuk melihat apakah ada alergen yang mungkin menyebabkan kulit Si Kecil bereaksi, misalnya kemunculan benjolan atau ruam gatal.
Setelah patch test selesai dilakukan, dokter akan menginformasikan bahan apa saja yang harus dihindari agar reaksi alergen tidak muncul. Bunda juga akan mendapatkan ‘daftar aman’ produk yang tidak mengandung alergen apa pun. Berdasarkan informasi ini, ada kemungkinan Bunda perlu mengganti produk tertentu atau bahkan menghentikan penggunaannya demi kenyamanan Si Kecil.
Manfaat dalam Menangani Alergi Kulit
Dengan melakukan patch test, Bunda akan jauh lebih mudah dalam memilih makanan maupun produk perawatan yang aman untuk Si Kecil. Hasil dari tes memberikan gambaran jelas tentang bahan-bahan apa saja yang bisa memicu reaksi alergi. Informasinya sangat bermanfaat agar Bunda tidak perlu lagi menebak-nebak produk apa yang boleh dan tidak boleh diberikan pada Si Kecil. Hasil uji yang diperoleh dari patch test juga sangat membantu dokter menyusun rencana pencegahan yang tepat, sesuai dengan kebutuhan kulit Si Kecil.
Sebelumnya, mungkin Bunda akan merasa cemas setiap kali muncul ruam atau gatal di kulit Si Kecil tanpa sebab yang jelas. Setelah dilakukan patch test, kemunculan gejala tersebut lebih bisa diidentifikasi. Tidak ada lagi rasa bingung ketika menghadapi reaksi kulit yang datang secara tiba-tiba. Selain itu, apa yang harus dilakukan terhadap alergi pun menjadi lebih terarah, karena Bunda punya alasan yang kuat untuk bertindak. Langkah yang dilakukan bukan hanya berdasarkan tebakan atau tindakan coba-coba.
Manfaat patch test dalam menangani alergi kulit tidak berhenti di situ. Lebih jauh lagi, Bunda bisa mulai menyusun strategi bagaimana mencegah alergi dengan cara yang lebih terarah dan disesuaikan kebutuhan Si Kecil. Dari hasil uji tersebut, Bunda bisa membuat daftar bahan yang perlu dihindari, baik makanan, sabun, lotion, maupun produk lainnya. Langkah-langkah dalam melindungi kulit Si Kecil menjadi lebih terencana karena didasarkan pada hasil uji yang jelas.
Hal yang Perlu Diperhatikan Setelah Melakukan Patch Test
Hasil patch test akan menunjukkan zat mana saja yang sebaiknya dihindari. Dokter akan mencatat apakah Si Kecil mengalami reaksi dan seberapa parah reaksi tersebut dengan menggunakan satu atau lebih tanda plus. Satu tanda plus (+), misalnya, artinya Si Kecil mengalami reaksi ringan. Tiga tanda plus (+++) berarti ia mengalami reaksi yang sangat kuat. Zat yang tidak bereaksi diberi tanda minus (-), artinya tidak perlu dikhawatirkan.
Informasi ini bisa menjadi bekal Bunda dalam menghindari zat-zat dengan menimbulkan reaksi alergi. Bunda bisa lebih berhati-hati dalam memilih produk yang digunakan sehari-hari. Namun, tak cukup hanya tahu bahan penyebabnya saja. Penting juga bagi Bunda untuk mulai mencatat kandungan dari setiap produk yang digunakan di rumah. Dengan begitu, Bunda bisa mencocokkan daftar bahan yang perlu dihindari dengan isi dari produk yang ada.
Meski sudah memiliki hasil tes, Bunda masih perlu melakukan pengamatan jangka pendek terhadap kondisi kulit Si Kecil. Perubahan kecil seperti kulit yang memerah, gatal ringan, atau iritasi bisa menjadi ciri awal bahwa masih ada sesuatu yang perlu dicek. Catatan dan pengamatan Bunda bisa disampaikan pada dokter saat konsultasi kembali. Dari situ, dokter bisa menyesuaikan langkah pencegahan selanjutnya secara lebih tepat. Bunda pun akan merasa lebih tenang karena memiliki pemahaman yang baik terkait kondisi kulit Si Kecil.
Ada banyak alergen yang bisa ditemukan dalam patch test. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, bahan yang tidak dianggap berbahaya pun mungkin mengandung alergen yang bisa memicu reaksi alergi pada Si Kecil. Agar hal ini bisa dihindari sedini mungkin, Bunda perlu mengetahui apa saja alergen yang umum ditemukan di sekitar Si Kecil. Yuk, ketahui informasinya pada halaman berikut: Kenali Jenis dan Cara Alergen Bekerja Yuk.
Referensi:
- American Academy of Dermatology Association. Patch Testing Can Find What’s Causing Your Rash. Diakses pada 16 Mei 2025. https://www.aad.org/public/diseases/eczema/types/contact-dermatitis/patch-testing-rash
- Allergy Ent & Associates. Allergy Patch Testing – Do You Need It?. Diakses pada 16 Mei 2025. https://www.aentassociates.com/allergy-patch-testing-do-you-need-it/
- Cleveland Clinic. Patch Test. Diakses pada 16 Mei 2025. https://my.clevelandclinic.org/health/diagnostics/patch-test
- Nationwide Children’s. Patch Testing for Skin Allergies. Diakses pada 16 Mei 2025. https://www.nationwidechildrens.org/family-resources-education/health-wellness-and-safety-resources/helping-hands/patch-testing-for-skin-allergies