Halo Bunda, pernahkah Si Kecil tiba-tiba mengalami bercak merah yang gatal di kulitnya? Kondisi ini mungkin saja adalah biduran atau dikenal juga dengan istilah medis urtikaria. Meskipun tidak menular, biduran pada anak bisa membuat Si Kecil merasa sangat tidak nyaman, terutama jika gatalnya menyebar ke berbagai bagian tubuh.
Biasanya biduran muncul sebagai reaksi terhadap alergi, baik dari makanan, udara, atau paparan zat tertentu di lingkungan sekitar. Kondisi ini umumnya dapat sembuh dalam waktu 24 jam, namun penting bagi Bunda untuk memahami penyebabnya agar bisa mencegah kekambuhan di kemudian hari. Mari kita bahas lebih lengkap mengenai gejala, penyebab, jenis, dan cara mengatasi biduran pada anak.
Gejala Biduran yang Muncul pada Kulit Anak
Gejala utama biduran ditandai dengan munculnya bentol merah atau bercak kemerahan di kulit anak yang terasa gatal. Ukurannya bisa bervariasi, mulai dari sangat kecil hingga selebar telapak tangan, dan bisa muncul di wajah, leher, lengan, punggung, atau bahkan kaki. Salah satu ciri khas biduran adalah bercaknya bisa berpindah lokasi dengan cepat dalam hitungan jam, meskipun jumlah dan ukurannya tetap.
Selain menimbulkan gatal akibat biduran, kondisi ini kadang juga membuat Si Kecil merasa gelisah, sulit tidur, atau bahkan menangis terus-menerus karena rasa tidak nyaman di kulitnya. Dalam beberapa kasus ringan, biduran bisa menyerupai bruntusan, tetapi tetap memiliki ciri khas berupa gatal dan benjolan yang menonjol. Untuk memahami tentang bruntusan ini, simak di sini yuk: Bruntusan pada Bayi, Sebab dan Cara Mengatasinya.
Jenis-Jenis Biduran pada Anak
Biduran terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan durasi dan penyebabnya. Biduran akut adalah jenis yang paling umum dan biasanya berlangsung kurang dari enam minggu. Ini seringkali disebabkan oleh reaksi alergi terhadap makanan, obat-obatan, atau gigitan serangga. Sementara itu, biduran kronis berlangsung lebih dari enam minggu dan sering kali tidak diketahui penyebab pastinya.
Ada juga biduran fisik, yaitu biduran yang muncul akibat rangsangan fisik seperti tekanan pada kulit, suhu dingin atau panas, serta paparan sinar matahari. Pada anak-anak, biduran fisik bisa terjadi setelah bermain terlalu lama di bawah terik matahari atau terkena angin dingin saat berenang.
Dengan mengenali jenis biduran yang dialami, Bunda dapat mengambil langkah penanganan yang lebih tepat dan menghindari hal-hal yang bisa memicu reaksi kulit anak.
Berbagai Penyebab Biduran pada Anak
Penyebab biduran pada anak umumnya berakar dari reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap zat tertentu yang dianggap berbahaya, padahal sebenarnya tidak. Saat tubuh mengenali zat tersebut sebagai ancaman, maka dilepaskanlah zat histamin yang menyebabkan pembuluh darah kecil bocor dan membentuk ruam merah di bawah kulit.
Beberapa pemicu biduran yang paling umum di antaranya adalah makanan seperti susu sapi, kacang-kacangan, seafood, dan telur. Selain itu, obat-obatan seperti antibiotik juga sering menjadi penyebabnya. Jangan lupakan pula pemicu dari lingkungan seperti lateks, serbuk sari, bulu hewan, debu rumah, dan jamur yang sering tak disadari sudah mengelilingi Si Kecil. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang barang sehari-hari yang mengandung lateks dan dapat memicu alergi pada Si Kecil, Bunda dapat membaca artikel ini : barang sehari-hari yang mengandung lateks. Alergen ini bisa ditemukan di lingkungan sekitar dan sering kali tidak disadari oleh Si Kecil.
Biduran juga bisa dipicu oleh gigitan serangga, perubahan suhu drastis, stres, serta penggunaan produk kulit yang tidak cocok untuk anak. Misalnya, sabun atau losion yang mengandung parfum atau bahan kimia keras dapat memicu reaksi kulit, terutama bagi anak-anak dengan kulit sensitif.
Cara Mengatasi Biduran pada Anak
Langkah pertama yang bisa Bunda lakukan saat Si Kecil mengalami biduran adalah memberikan kompres dingin pada area yang gatal. Kompres ini bisa membantu mengurangi rasa gatal dan bengkak yang dirasakan Si Kecil. Gunakan kain lembut yang dibasahi air dingin atau dibungkuskan es batu.
Bunda juga bisa memandikan anak menggunakan air hangat, tapi pastikan suhu air tidak terlalu panas agar tidak memperparah iritasi pada kulit. Untuk menghindari luka karena garukan, pastikan kuku Si Kecil dipotong pendek dan beri pengalihan seperti mainan saat ia mulai menggaruk area gatal.
Jika biduran tidak membaik dalam beberapa hari atau justru disertai gejala serius seperti bengkak di bibir atau mata, segeralah berkonsultasi ke dokter. Dokter mungkin akan meresepkan antihistamin yang sesuai untuk anak, guna membantu meredakan reaksi alerginya. Hindari memberikan obat tanpa anjuran tenaga medis, ya Bunda.
Pengobatan Biduran pada Anak yang Aman
Selain perawatan mandiri di rumah, beberapa kasus biduran membutuhkan pengobatan medis untuk mengatasi gejalanya. Dokter bisa memberikan obat-obatan antihistamin yang diformulasikan khusus untuk anak-anak guna menghentikan produksi histamin berlebih.
Untuk kasus yang lebih berat, terutama yang disertai dengan pembengkakan ekstrem atau kesulitan bernapas, dokter mungkin akan memberikan kortikosteroid oral atau injeksi epinefrin jika diperlukan. Namun, pengobatan ini hanya dilakukan dalam pengawasan ketat dan pada anak-anak yang benar-benar memerlukan penanganan darurat.
Di samping itu, penting bagi Bunda untuk menghindari paparan berulang terhadap alergen yang menjadi penyebab biduran. Jika diketahui bahwa makanan tertentu menjadi pemicunya, maka makanan tersebut harus benar-benar dihindari. Begitu juga dengan produk perawatan kulit atau lingkungan yang mengandung zat pemicu seperti lateks atau bulu hewan.
Produk-produk hipoalergenik yang dirancang khusus untuk kulit anak sensitif bisa menjadi solusi yang baik. Pilih sabun, sampo, dan losion yang bebas pewangi serta bahan kimia agresif.
Meskipun biduran pada anak bisa sembuh sendiri, Bunda tetap perlu memahami penyebab dan cara mengatasinya dengan tepat agar Si Kecil tidak terus merasa tidak nyaman. Dukung juga ketahanan tubuh Si Kecil dari dalam dengan memberikan makanan bergizi dan nutrisi tambahan seperti Morinaga Chil School Triple Bifi yang diformulasikan untuk membantu mengurangi gejala alergi. Apa saja manfaatnya daripada susu lain yang serupa? Yuk, simak di sini: Chil School Soya: Manfaat, Kandungan, dan Cara Penyajian. Jangan lupa untuk selalu konsultasi ke dokter bila keluhan berlanjut ya, Bunda. Untuk informasi lainnya seputar alergi dan perawatan kulit anak, yuk kunjungi artikel-artikel terpercaya di Morinaga Soya!
Referensi:
-
Cleveland Clinic. Hives in Children. Diakses pada tanggal 25 Juli 2023. https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/22454-hives-in-children
-
Kids Health. Hives (Urticaria). Diakses pada tanggal 25 Juli 2023. https://kidshealth.org/en/parents/hives.html
- NHS. Hives. Diakses pada tanggal 25 Juli 2023. https://www.nhs.uk/conditions/hives