Alergi udang merupakan salah satu bentuk alergi makanan atau seafood yang dapat menimbulkan reaksi serius pada anak-anak. Meski makanan laut ini kaya akan nutrisi, bagi sebagian anak, udang justru bisa menjadi ancaman bagi kesehatan. Oleh karena itu, yuk Bunda, pahami bagaimana mengenali gejala alergi udang, serta cara menanganinya.
Gejala Alergi Udang pada Anak
Gejala alergi udang pada Si Kecil bisa muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari yang ringan hingga berat. Penting bagi Bunda untuk mengenali gejala-gejala ini agar bisa segera mengambil langkah yang tepat saat Si Kecil mengalami reaksi alergi.
Reaksi Kulit
Gejala alergi yang paling sering terjadi adalah reaksi pada kulit. Reaksi ini bisa berupa ruam merah, gatal-gatal, atau kemerahan di beberapa area tubuh Si Kecil. Ruam ini biasanya muncul segera setelah mengonsumsi udang, terutama di sekitar mulut, leher, dan tangan. Pada beberapa kasus, ruam tersebut bisa terasa perih atau gatal sehingga membuat Si Kecil merasa tidak nyaman.
Selain ruam, kulit Si Kecil mungkin juga akan terlihat bengkak di beberapa bagian. Bunda perlu waspada jika ruam tersebut meluas atau disertai dengan pembengkakan pada area wajah, karena ini bisa menandakan reaksi alergi yang lebih serius. Gejala kulit biasanya merupakan tanda awal, namun reaksi alergi dapat berkembang lebih jauh ke sistem tubuh yang lain.
Gangguan Pernapasan
Gejala lain yang perlu diperhatikan adalah gangguan pernapasan. Anak-anak yang alergi udang mungkin mengalami kesulitan bernapas, batuk, atau mengi. Hal ini bisa terjadi karena saluran pernapasan mulai menyempit akibat reaksi alergi yang disebut sebagai bronkokonstriksi. Jika Si Kecil mengeluh sulit bernapas atau terdengar seperti ada suara mengi saat bernapas, ini merupakan tanda bahwa alerginya sudah cukup serius.
Gangguan pernapasan yang disertai dengan gejala lain, seperti pembengkakan di lidah atau tenggorokan, bisa menjadi tanda awal dari anafilaksis. Anafilaksis merupakan reaksi alergi berat yang bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani. Bunda harus segera mencari pertolongan medis jika Si Kecil menunjukkan tanda-tanda kesulitan bernapas.
Gejala Pencernaan
Selain reaksi kulit dan gangguan pernapasan, gejala pencernaan juga sering muncul pada anak-anak yang alergi terhadap udang. Si Kecil mungkin akan merasa mual, muntah, atau bahkan mengalami diare setelah mengonsumsi udang. Gejala ini biasanya muncul beberapa saat setelah makan, meskipun kadang-kadang bisa terjadi beberapa jam kemudian.
Mual dan muntah yang terjadi sebagai bagian dari reaksi alergi bisa sangat tidak nyaman bagi Si Kecil. Jika Bunda melihat Si Kecil muntah berulang kali setelah mengonsumsi udang, ini bisa menjadi tanda bahwa tubuhnya bereaksi terhadap protein dalam udang tersebut. Perlu diingat bahwa gejala pencernaan ini sering muncul bersamaan dengan gejala kulit atau pernapasan.
Penyebab Alergi Udang pada Anak
Alergi udang disebabkan oleh reaksi sistem kekebalan tubuh yang berlebihan terhadap protein tropomyosin yang terdapat dalam udang. Tropomiosin merupakan komponen utama yang dianggap sebagai alergen oleh tubuh Si Kecil. Sistem kekebalan yang seharusnya melindungi tubuh malah menyerang protein ini, menyebabkan munculnya berbagai gejala alergi.
Alergi makanan, termasuk alergi udang, biasanya muncul sejak dini dan bisa bertahan sepanjang hidup. Beberapa anak mungkin mengalami alergi ini hanya pada masa kanak-kanak dan sembuh saat dewasa, namun banyak juga yang tetap membawa alergi ini hingga dewasa. Oleh karena itu, penting untuk memantau pola makan Si Kecil sejak dini agar dapat mengenali potensi alergi.
Faktor Risiko Alergi Udang pada Anak
Berikut beberapa faktor risiko yang bisa meningkatkan kemungkinan Si Kecil mengalami alergi udang:
Riwayat Keluarga dengan Alergi
Jika salah satu orang tua atau kerabat dekat memiliki riwayat alergi makanan, kemungkinan besar Si Kecil juga memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami alergi, termasuk alergi udang.
Memiliki Alergi Makanan Lain
Anak-anak yang sudah memiliki alergi terhadap makanan lain, seperti kacang, telur, atau susu, lebih rentan mengalami alergi terhadap makanan laut, termasuk udang.
Kondisi Medis Tertentu
Anak-anak yang menderita eksim atau asma cenderung lebih berisiko mengalami alergi makanan, termasuk alergi terhadap udang. Kondisi medis ini biasanya terkait dengan sistem kekebalan tubuh yang lebih sensitif.
Paparan Makanan Laut di Usia Dini
Memperkenalkan makanan laut, termasuk udang, pada usia dini dengan jumlah besar bisa meningkatkan risiko alergi. Sebaiknya, makanan ini diperkenalkan secara bertahap dan dalam jumlah kecil untuk melihat apakah Si Kecil memiliki reaksi alergi.
Lingkungan yang Terpapar Alergen
Lingkungan di mana Si Kecil sering terpapar makanan laut, seperti tinggal di rumah yang sering mengonsumsi udang, juga bisa memicu munculnya reaksi alergi.
Dengan mengenali faktor-faktor risiko ini, Bunda dapat mengambil langkah pencegahan yang lebih baik untuk melindungi Si Kecil dari alergi udang.
Cara Mengatasi Alergi Udang pada Anak
Setelah mengenali gejala-gejala alergi udang, langkah selanjutnya adalah mengetahui cara terbaik untuk mengatasi alergi ini. Pencegahan merupakan kunci utama dalam mengatasi alergi udang, namun Bunda juga perlu siap dengan tindakan darurat jika gejala alergi muncul.
Menghindari Konsumsi Udang dan Makanan Laut
Cara paling efektif untuk mencegah reaksi alergi adalah dengan menghindari udang sepenuhnya dari pola makan Si Kecil. Ini termasuk makanan yang mungkin mengandung udang dalam bentuk tersembunyi, seperti sup atau makanan olahan laut lainnya. Bunda harus selalu membaca label makanan dengan cermat untuk memastikan tidak ada kandungan udang di dalamnya.
Selain menghindari udang, penting juga bagi Bunda untuk memperhatikan lingkungan makan Si Kecil. Jika Bunda dan keluarga sering makan di restoran, pastikan untuk selalu memberitahu pihak restoran tentang alergi makanan yang dimiliki Si Kecil. Ini penting untuk mencegah kontaminasi silang, terutama di restoran yang sering menggunakan bahan makanan laut.
Penggunaan Obat-obatan untuk Meredakan Gejala
Jika Si Kecil menunjukkan gejala alergi ringan seperti ruam atau gatal-gatal, dokter mungkin akan meresepkan obat antihistamin. Obat ini bekerja dengan menekan reaksi alergi yang terjadi di tubuh dan membantu meredakan gejala yang muncul. Antihistamin umumnya aman digunakan dalam jangka pendek, namun tetap harus mengikuti anjuran dokter.
Namun, jika gejalanya lebih berat, seperti kesulitan bernapas atau pembengkakan di tenggorokan, epinefrin (EpiPen) mungkin diperlukan. Epinefrin merupakan obat yang dapat menghentikan reaksi anafilaksis dan membuka kembali saluran napas yang menyempit. Dokter akan mengajarkan Bunda cara menggunakan EpiPen, dan penting untuk selalu membawanya ke mana pun Si Kecil pergi jika sudah didiagnosis dengan alergi udang yang parah.
Selain udang, ada banyak makanan laut lainnya yang dapat menyebabkan alergi loh, Bun. Bunda perlu mengetahuinya untuk mewaspadainya, apalagi jika baru memperkenalkan makanan baru kepada Si Kecil. Apa saja makanan laut yang dapat memicu alergi? Mari simak di sini: Ciri-ciri dan Cara Mengatasi Alergi Seafood pada Anak.
Referensi:
- Klik Dokter. Adakah Cara untuk Mengatasi Alergi Udang. Diakses pada tanggal 13 Februari 2024. https://www.klikdokter.com/ibu-anak/kesehatan-anak/adakah-cara-untuk-mengatasi-alergi-udang
- Ready Set Food. A Parent's Guide to Shrimp Allergy Breakdown for Families. https://readysetfood.com/blogs/community/a-parents-guide-to-shrimp-allergy-shellfish-allergy-breakdown-for-families
- News Medical. From Delicacy to Danger the Rising Tide of Sherllfish Allergies in Children Revealed. Diakses pada tanggal 13 Februari 2024. https://www.news-medical.net/news/20230613/From-delicacy-to-danger-The-rising-tide-of-shellfish-allergies-in-children-revealed.aspx
- Mayo Clinic. Shellfish Allergy. Diakses pada tanggal 13 Februari 2024. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/shellfish-allergy/symptoms-causes/syc-20377503