Beranda Artikel Alergi Biduran Kronis pada Anak, Ketika Ruam Gatal Tak Kunjung Hilang

Biduran Kronis pada Anak, Ketika Ruam Gatal Tak Kunjung Hilang

2024/08/28 - 04:17:46pm     oleh Morinaga Soya
biduran tak kunjung sembuh

Biduran adalah kondisi kulit yang sering kali membuat Si Kecil merasa tidak nyaman. Ruam merah yang gatal dan perih kerap muncul tanpa peringatan, bahkan kadang bisa bertahan lama. Jika kondisi ini berlangsung lebih dari enam minggu, kemungkinan besar itu adalah biduran kronis atau urtikaria kronis, yang memerlukan perhatian medis lebih lanjut. Bunda pasti merasa cemas ketika gejala ini terus-menerus muncul dan mengganggu aktivitas Si Kecil.

Penyebabnya sangat bervariasi, mulai dari infeksi, alergi, hingga gangguan pada sistem kekebalan tubuh. Pengobatan yang tepat sangat diperlukan untuk meredakan gejala dan mencegah kekambuhan. Untuk itu, penting bagi Bunda untuk memahami lebih lanjut tentang penyebab, penanganan medis yang tepat, serta langkah-langkah yang dapat Bunda lakukan di rumah untuk mengurangi gejalanya pada Si Kecil.

Gatal Kulit Berkepanjangan yang Mengganggu Si Kecil

Gatal pada kulit Si Kecil bisa menjadi masalah yang sangat mengganggu, terutama jika gatal tersebut berlangsung dalam waktu yang lama. Urtikaria kronis atau biduran tak kunjung sembuh adalah kondisi di mana bentol-bentol merah muncul pada kulit Si Kecil dan tidak hilang dalam waktu singkat.

Gejala gatal yang berlangsung lama ini sering disertai dengan rasa perih atau terbakar yang membuat Si Kecil merasa sangat tidak nyaman. Kondisi ini bisa membuat Si Kecil menjadi rewel, kurang tidur, dan mengalami penurunan kualitas hidup karena rasa gatal yang terus-menerus.

Kondisi ini juga dapat menyebabkan pembengkakan di area tertentu, seperti di sekitar mata, bibir, atau tangan. Pembengkakan ini bisa cukup besar, sehingga menyebabkan ketidaknyamanan fisik yang lebih besar. Ketika pembengkakan terjadi, Si Kecil bisa merasa kesulitan untuk beraktivitas atau bahkan untuk tidur dengan nyenyak. Gejala seperti ini tentunya memerlukan penanganan yang cepat dan tepat agar tidak memperburuk kondisi Si Kecil.

Bunda harus mengenali tanda-tanda biduran kronis sejak dini, agar dapat segera mengambil langkah penanganan yang tepat. Pengobatan medis dan perawatan di rumah menjadi sangat penting untuk membantu meredakan gejala tersebut. Tidak hanya itu, mengidentifikasi pemicunya juga menjadi hal yang sangat penting, agar gejala tidak berulang dan Si Kecil bisa kembali menjalani aktivitas sehari-harinya dengan nyaman.

Bedanya Biduran Biasa dan Kronis

Biduran biasa sering kali muncul secara tiba-tiba, disebabkan oleh alergi terhadap makanan, obat, atau faktor lingkungan. Gejalanya berupa bentol-bentol merah yang terasa gatal, namun hilang dalam waktu singkat, biasanya dalam beberapa jam atau hari.

Pada kebanyakan kasus, biduran ini bisa sembuh dengan sendirinya setelah menghindari pemicu alergi atau dengan penggunaan obat antihistamin yang ringan. Ini adalah jenis biduran yang lebih sering dialami oleh anak-anak dan orang dewasa tanpa komplikasi jangka panjang.

Sementara itu, biduran kronis atau urtikaria kronis adalah kondisi di mana bentol-bentol merah muncul secara berulang, dan gejalanya berlangsung lebih lama, yaitu lebih dari enam minggu. Kondisi ini lebih persisten dan tidak mudah sembuh. Selain gatal yang mengganggu, urtikaria kronis sering disertai dengan pembengkakan pada bagian tubuh tertentu, seperti mata, bibir, atau tangan.

Biduran kronis tidak hanya mengganggu fisik Si Kecil, tetapi juga mempengaruhi kualitas tidur dan aktivitas sehari-harinya. Pengobatan medis yang lebih intensif diperlukan untuk mengatasi kondisi ini.

Perbedaan utama antara keduanya terletak pada durasi dan frekuensi kemunculannya. Biduran biasa hilang dengan sendirinya, sedangkan biduran kronis membutuhkan pengelolaan jangka panjang dan pengobatan yang lebih spesifik. Meskipun keduanya bisa menyebabkan rasa gatal dan perih, urtikaria kronis membutuhkan perhatian medis yang lebih intensif, terutama jika gejalanya sering kambuh.

Bunda, baca lebih lanjut tentang apakah alergi pada anak bisa sembuh dalam artikel berikut ini: Apakah Alergi pada Anak Bisa Sembuh?

Mengapa Sulit Sembuh?

Biduran kronis bisa menjadi sangat sulit untuk sembuh karena banyak faktor yang dapat memicu kambuhnya gejala. Salah satu alasan utama adalah adanya masalah pada sistem kekebalan tubuh Si Kecil. Pada kondisi ini, tubuh bereaksi berlebihan terhadap faktor eksternal yang seharusnya tidak berbahaya, seperti makanan tertentu atau infeksi ringan. Proses ini mengakibatkan munculnya bentol merah yang terus-menerus dan tidak segera sembuh.

Infeksi Bakteri dan Virus sebagai Pemicu

Infeksi bakteri dan virus adalah salah satu penyebab utama biduran kronis. Bakteri seperti Streptococcus dan Helicobacter pylori dapat memicu reaksi alergi yang mengarah pada munculnya bentol merah pada kulit.

Begitu juga dengan infeksi virus, seperti hepatitis atau herpes simpleks, yang dapat memperburuk kondisi urtikaria. Infeksi semacam ini menyebabkan gejala yang lebih lama daripada biduran biasa, dan sering kali membutuhkan pengobatan antibiotik atau antivirus untuk mengatasinya.

Meskipun tidak selalu berbahaya, infeksi ini memerlukan perhatian medis agar kondisi Si Kecil tidak semakin parah. Jika infeksi menjadi penyebab utama, dokter akan meresepkan obat yang sesuai untuk mengatasi infeksi tersebut, sehingga gejala biduran bisa berkurang dan akhirnya sembuh.

Alergi Makanan dan Obat-obatan

Alergi terhadap makanan atau obat-obatan juga menjadi pemicu umum biduran kronis pada anak. Makanan seperti kacang-kacangan, seafood, atau susu sering kali menjadi penyebab utama reaksi alergi pada anak-anak.

Obat-obatan tertentu, seperti antibiotik dan obat penghilang rasa sakit, juga dapat menyebabkan munculnya biduran. Alergi ini bisa berkembang dengan cepat setelah konsumsi makanan atau obat yang mengandung alergen.

Menghindari makanan atau obat yang memicu reaksi alergi sangat penting untuk mencegah gejala biduran kambuh. Bunda perlu bekerja sama dengan dokter untuk melakukan tes alergi dan mengidentifikasi alergen yang perlu dihindari.

Penyakit Autoimun dan Gangguan Kekebalan Tubuh

Beberapa kondisi autoimun atau gangguan pada sistem kekebalan tubuh juga dapat menyebabkan urtikaria kronis. Penyakit seperti lupus, vitiligo, atau celiac sering ditemukan pada anak-anak yang juga mengalami biduran kronis.

Dalam kondisi ini, sistem kekebalan tubuh berfungsi secara abnormal dan menyerang tubuh sendiri, menyebabkan peradangan pada kulit yang mengarah pada munculnya bentol-bentol merah.

Ketika urtikaria kronis disebabkan oleh gangguan autoimun, pengobatan yang mengatur kondisi dasar tersebut sangat dibutuhkan. Ini bisa melibatkan penggunaan obat imunosupresan atau terapi lainnya yang ditentukan oleh dokter. Pengelolaan kondisi-kondisi ini akan membantu mengurangi intensitas dan frekuensi gejala biduran pada Si Kecil.

Penanganan Medis yang Disarankan

Apabila Si Kecil mengalami biduran yang tak kunjung sembuh, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang sesuai. Penanganan medis untuk urtikaria kronis umumnya melibatkan obat-obatan seperti antihistamin dan kortikosteroid.

Antihistamin bekerja dengan cara menghambat efek histamin, yang merupakan zat kimia penyebab rasa gatal. Sementara itu, kortikosteroid digunakan untuk mengurangi peradangan pada kulit akibat biduran, sehingga mengurangi rasa gatal dan ketidaknyamanan.

Dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk memastikan penyebab utama dari biduran kronis ini. Jika teridentifikasi bahwa kondisi tersebut disebabkan oleh alergi, Bunda akan diberikan panduan untuk menghindari alergen penyebab reaksi.

Pengobatan juga dapat melibatkan pemberian obat imunomodulator atau obat biologis. Obat-obatan ini membantu menyesuaikan respons tubuh terhadap pemicu eksternal, mengurangi gejala yang muncul secara berulang.

Jika pengobatan standar tidak memberikan hasil yang memadai, dokter akan merujuk Si Kecil ke spesialis untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Langkah ini mungkin mencakup tes tambahan untuk memeriksa kemungkinan gangguan autoimun atau infeksi yang belum terdeteksi sebelumnya. Melalui pendekatan ini, pengelolaan kondisi dapat dilakukan secara lebih tepat, mengurangi frekuensi kambuhnya gejala, dan memastikan kualitas hidup Si Kecil tetap terjaga.

Perawatan di Rumah untuk Meredakan Gejala

Beberapa langkah sederhana namun efektif dapat dilakukan untuk menenangkan kulit yang gatal dan iritasi akibat biduran. Selain itu, langkah-langkah ini juga membantu menjaga kelembapan kulit dan mengurangi rasa tidak nyaman yang dialami Si Kecil.

Mandi dengan Oatmeal

Mandi dengan oatmeal adalah salah satu perawatan alami yang dapat membantu menenangkan kulit Si Kecil yang gatal akibat biduran. Oatmeal mengandung senyawa avenanthramides yang memiliki sifat anti-inflamasi dan antioksidan, yang dapat mengurangi peradangan pada kulit. Oatmeal juga efektif meredakan rasa gatal dan memberikan efek menenangkan pada kulit yang teriritasi.

Bunda bisa menambahkan satu hingga dua cangkir oatmeal koloid ke dalam bak mandi berisi air hangat, lalu biarkan Si Kecil berendam selama 10 hingga 15 menit. Setelah mandi, pastikan untuk membilas tubuh Si Kecil dengan air bersih dan mengeringkan kulit dengan lembut menggunakan handuk yang halus. Langkah ini akan membantu menenangkan kulit dan mengurangi gatal, memberikan rasa nyaman bagi Si Kecil.

Gunakan Lotion Pelembab yang Lembut

Menjaga kelembapan kulit setelah Si Kecil mandi sangat penting untuk mencegah kulit menjadi kering dan iritasi. Lotion pelembab yang lembut dan bebas bahan kimia keras dapat membantu menjaga kulit tetap lembab dan mengurangi rasa gatal akibat biduran.

Pilihlah lotion yang mengandung bahan alami seperti aloe vera, calendula, atau minyak kelapa, yang dikenal memiliki sifat menenangkan dan membantu memperbaiki kondisi kulit yang teriritasi.

Penting juga untuk memilih lotion yang hypoallergenic, sehingga aman bagi kulit sensitif Si Kecil. Aplikasikan lotion secara lembut setelah Si Kecil mandi, saat kulit masih sedikit lembab. Hal ini akan membantu menjaga kelembapan lebih lama dan mencegah kulit menjadi kering, yang bisa memperburuk gejala biduran.

Hindari Produk yang Mengandung Pewangi

Produk perawatan kulit yang mengandung pewangi atau bahan kimia keras sering kali dapat memperburuk gejala biduran. Pewangi buatan dan bahan kimia dalam produk perawatan tubuh dapat memicu reaksi alergi atau iritasi, yang semakin memperburuk rasa gatal dan peradangan pada kulit Si Kecil. Oleh karena itu, sangat penting untuk memilih produk yang bebas pewangi dan hypoallergenic, yang lebih aman untuk kulit sensitif Si Kecil.

Hindari penggunaan sabun mandi yang mengandung sulfat atau parabens, karena bahan-bahan ini bisa menyebabkan iritasi tambahan pada kulit yang sudah terinfeksi atau meradang. Produk yang bebas alkohol dan pewangi biasanya lebih lembut dan aman untuk digunakan pada kulit Si Kecil, membantu meredakan gejala biduran tanpa menambah iritasi.

Langkah Pencegahan agar Biduran Tidak Kambuh

Beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan di rumah dapat membantu mengurangi risiko terjadinya biduran.

Menghindari Pemicu Alergi

Pemicu alergi adalah salah satu penyebab utama kekambuhan biduran pada anak. Setiap anak memiliki pemicu yang berbeda-beda, seperti makanan tertentu, obat-obatan, atau bahan-bahan lingkungan.

Oleh karena itu, penting bagi Bunda untuk mengidentifikasi dan menghindari pemicu tersebut. Lakukan tes alergi bersama dokter untuk mengetahui makanan atau zat yang bisa menyebabkan reaksi pada tubuh Si Kecil.

Jika Si Kecil diketahui memiliki alergi terhadap makanan tertentu, seperti kacang-kacangan atau makanan laut, pastikan untuk menghindari makanan tersebut dalam pola makan sehari-hari. Selain itu, jika ada obat-obatan yang menyebabkan reaksi, dokter akan memberikan panduan untuk menghindarinya dan mencari alternatif pengobatan yang lebih aman.

Mengelola Stres dan Kecemasan

Stres dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dan memperburuk gejala biduran. Oleh karena itu, menjaga kondisi emosional Si Kecil tetap stabil sangat penting dalam pencegahan kekambuhan biduran.

Bunda bisa membantu Si Kecil dengan cara menghindari situasi yang dapat menyebabkan kecemasan berlebihan atau stres. Aktivitas fisik ringan, seperti berjalan kaki atau bermain, dapat membantu meredakan stres dan memperbaiki mood Si Kecil.

Mengatur rutinitas harian yang teratur dan memberi waktu bagi Si Kecil untuk beristirahat juga sangat penting. Ketika Si Kecil merasa nyaman dan tenang, tubuhnya akan lebih mampu untuk mengelola stres, sehingga mengurangi risiko terjadinya kekambuhan biduran.

Pentingnya Daya Tahan Tubuh yang Kuat

Menjaga daya tahan tubuh Si Kecil adalah langkah penting untuk mencegah kambuhnya urtikaria kronis. Asupan makanan bergizi yang kaya akan vitamin, mineral, dan nutrisi lainnya dapat memperkuat sistem imun Si Kecil. Kebutuhan tidur yang cukup serta gaya hidup sehat, seperti beraktivitas fisik secara teratur dan mengelola stres, juga berperan besar dalam mendukung sistem kekebalan tubuh yang optimal.

Pastikan juga untuk memperhatikan kesehatan pencernaan Si Kecil, karena sistem pencernaan yang sehat akan mendukung daya tahan tubuh. Salah satu cara mendukung hal ini adalah dengan memberikan susu pertumbuhan berbahan dasar soya.

Susu soya kaya akan protein nabati yang mudah dicerna dan membantu menjaga keseimbangan pencernaan. Produk ini sangat cocok bagi Si Kecil yang mungkin memiliki alergi terhadap susu sapi, sekaligus berperan penting dalam meningkatkan daya tahan tubuh.

Memberikan susu soya sebagai bagian dari rutinitas harian Si Kecil membantu memastikan dia mendapatkan nutrisi penting untuk memperkuat kekebalan tubuhnya. Pilih susu yang tepat untuk mendukung daya tahan tubuh Si Kecil agar tetap optimal. Temukan lebih banyak manfaat susu soya untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya di sini: Susu Soya untuk Daya Tahan Tubuh.

Referensi:

  • KidsHealth. Hives (Urticaria). Diakses pada 29 April 2025. https://kidshealth.org/en/parents/hives.html
  • KlikDokter. 9 Penyebab Biduran Kronis yang Tak Kunjung Sembuh. Diakses pada 29 April 2025. https://www.klikdokter.com/info-sehat/kulit/penyebab-biduran-tak-kunjung-sembuh
  • Cleveland Clinic. Chronic Hives (Chronic Idiopathic Urticaria). Diakses pada 29 April 2025. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22900-chronic-hives-chronic-idiopathic-urticaria
  • The Royal Children’s Hospital Melbourne. Hives. Diakses pada 29 April 2025. https://www.rch.org.au/kidsinfo/fact_sheets/hives/
  • Jun Watanabe, dkk. Jurnal: The Effects of Antibiotics for Helicobacter pylori Eradication or Dapsone on Chronic Spontaneous Urticaria: A Systematic Review and Meta-Analysis. Diakses pada 29 April 2025. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7913800/
  • Paul Schaefer. Acute and Chronic Urticaria: Evaluation and Treatment. Diakses pada 29 April 2025. https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/2017/0601/p717.html




medical record

Berapa Besar Risiko Alergi Si Kecil?



Cari Tahu
bannerinside bannerinside
allysca