Kulit kepala bayi yang masih lembut tentu membuat Bunda lebih waspada dalam merawatnya. Salah satu kondisi yang sering menimbulkan kekhawatiran adalah munculnya kerak berwarna kekuningan atau sisik yang menempel di kulit kepala Si Kecil. Kondisi ini dikenal dengan sebutan cradle cap atau kerak kepala bayi, dan cukup umum terjadi pada awal-awal kehidupan bayi. Meski sekilas terlihat mengganggu, cradle cap sebenarnya adalah kondisi yang wajar dan biasanya tidak membahayakan kesehatan Si Kecil.
Walau tidak menimbulkan rasa gatal atau nyeri, penampilan sisik tebal di kepala bayi sering kali membuat Bunda cemas. Karena itu, penting untuk memahami penyebab munculnya cradle cap dan cara sederhana mengatasinya di rumah. Dengan perawatan yang tepat, kulit kepala Si Kecil bisa tetap sehat dan bersih, sementara Bunda pun merasa lebih tenang saat mendampingi tumbuh kembangnya.
Cradle Cap yang Sering Muncul pada Bayi
Cradle cap adalah kondisi kulit yang sering dialami bayi berupa sisik atau kerak berwarna kekuningan dan terasa berminyak. Kerak ini biasanya menempel cukup kuat di kulit kepala dan kadang terlihat seperti ketombe yang menebal. Walau tampak mencolok, cradle cap tidak menimbulkan rasa sakit atau gatal bagi Si Kecil. Memahami kondisi ini penting agar Bunda tidak salah mengira sebagai masalah kebersihan atau reaksi alergi.
Penyebab pasti cradle cap belum diketahui secara pasti, tetapi para ahli menduga hal ini berhubungan dengan hormon yang diturunkan dari Bunda menjelang akhir kehamilan. Hormon ini dapat merangsang kelenjar minyak di kulit bayi untuk bekerja lebih aktif, menghasilkan minyak berlebih yang membuat sel kulit mati menumpuk dan membentuk kerak. Selain itu, keberadaan jamur alami bernama Malassezia di area kulit berminyak juga diyakini ikut berperan dalam terbentuknya cradle cap. Perlu digarisbawahi bahwa kondisi ini bukanlah infeksi dan tidak ada kaitannya dengan kurangnya kebersihan.
Masih banyak mitos seputar cradle cap yang beredar, seperti anggapan bahwa kondisi ini terjadi karena bayi jarang dimandikan atau akibat makanan tertentu. Faktanya, cradle cap tidak ada hubungannya dengan frekuensi mandi atau pola makan, dan bukan penyakit menular. Sebagian besar kasus akan membaik seiring waktu, apalagi jika didukung dengan perawatan lembut seperti mencuci rambut menggunakan sampo khusus bayi dan menjaga kelembapan kulit kepala. Dengan cara ini, cradle cap dapat menghilang perlahan tanpa menimbulkan luka atau bekas.
Ciri Khas Cradle Cap yang Mudah Dikenali
Cradle cap bisa dikenali dari ciri khasnya yang cukup jelas. Biasanya muncul dalam bentuk kerak tebal berwarna kekuningan hingga kecoklatan, dengan permukaan berminyak dan terasa kering saat disentuh. Tidak seperti ketombe biasa, sisik ini menempel lebih kuat dan sering kali sulit diangkat hanya dengan sekali keramas. Kadang juga terlihat sedikit kemerahan di area sekitarnya, namun tanpa disertai rasa nyeri.
Selain di kulit kepala, cradle cap juga dapat muncul di bagian tubuh lain, seperti alis, kelopak mata, belakang telinga, hingga lipatan kulit. Jika terlihat menyebar, Bunda tidak perlu khawatir, karena hal ini masih tergolong normal pada sebagian bayi. Kondisi ini disebut dengan dermatitis seboroik ringan, yang umum terjadi pada masa awal kehidupan.
Bunda, cradle cap umumnya tidak mengganggu kenyamanan atau kesehatan Si Kecil. Bayi tetap dapat tidur nyenyak, menyusu, dan beraktivitas normal meski kerak terlihat jelas. Sebab, kondisi ini tidak berbahaya dan sebaiknya ditangani dengan cara yang lembut dan penuh kesabaran. Hindari untuk menggaruk dan membersihkannya secara kasar, karena tindakan tersebut justru berisiko menyebabkan iritasi, luka, atau bahkan infeksi pada kulit kepala.
Cara Merawat Cradle Cap di Rumah
Meskipun cradle cap tidak berbahaya dan bisa hilang dengan sendirinya, banyak Bunda yang merasa lebih nyaman jika bisa membantu membersihkannya sedikit demi sedikit. Untungnya, perawatan cradle cap bisa dilakukan di rumah dengan langkah yang cukup mudah dan aman, tanpa perlu peralatan khusus atau produk yang berlebihan.
Berikut langkah perawatan cradle cap yang bisa Bunda lakukan di rumah:
- Oleskan sedikit baby oil, minyak kelapa, atau petroleum jelly pada kulit kepala untuk melembutkan sisik.
- Diamkan selama 15–30 menit agar kerak menjadi lebih lunak.
- Pijat lembut kulit kepala dengan ujung jari agar sisik mulai terangkat.
- Gunakan sisir khusus bayi atau sikat berbulu halus untuk membantu mengangkat kerak dengan perlahan.
- Cuci rambut Si Kecil menggunakan sampo bayi yang ringan dan bebas pewangi agar sisa minyak dan sisik terangkat.
- Bilas dengan air hangat dan keringkan dengan handuk lembut, cukup ditepuk-tepuk, tidak digosok.
Jika dilakukan dengan sabar, kerak akan terangkat perlahan tanpa melukai kulit kepala bayi. Hindari mengelupas sisik secara paksa karena bisa menyebabkan luka dan memicu infeksi. Perawatan ini bisa diulang beberapa kali dalam seminggu, tergantung kebutuhan dan kondisi kulit kepala Si Kecil.
Selain saat keramas, Bunda juga bisa rutin mengecek kondisi kulit kepala bayi. Pastikan tidak ada sisa sampo atau minyak yang tertinggal, karena bisa memicu penumpukan baru. Bila perawatan dilakukan dengan benar, cradle cap biasanya akan membaik dalam beberapa minggu. Namun, ada kalanya Bunda perlu waspada jika kondisi tidak juga membaik.
Kapan Cradle Cap Perlu Perhatian Medis?
Secara umum, cradle cap tidak memerlukan penanganan medis karena cenderung ringan dan akan membaik seiring waktu. Namun, ada beberapa kondisi yang perlu menjadi perhatian khusus. Bunda perlu waspada jika kulit kepala Si Kecil menunjukkan gejala infeksi. Bunda harus perhatikan jika kulit kepala Si Kecil tampak sangat merah, bengkak, terasa panas, atau bahkan mengeluarkan cairan seperti nanah. Jika muncul gejala-gejala ini, pemeriksaan dan penanganan dokter wajib segera dilakukan.
Penyebaran cradle cap ke bagian tubuh lain, seperti wajah, leher, atau area lipatan kulit, juga perlu diwaspadai jika disertai gejala lain. Bila Si Kecil mulai tampak rewel, susah tidur, atau mengalami demam bersamaan dengan munculnya ruam, bisa jadi ini bukan lagi cradle cap biasa. Kondisi seperti ini perlu ditangani lebih lanjut untuk memastikan tidak ada masalah kulit yang lebih serius, seperti eksim atau infeksi jamur.
Bunda juga disarankan berkonsultasi ke dokter jika cradle cap tidak menunjukkan perbaikan setelah dua minggu perawatan rutin di rumah. Meskipun umumnya membaik secara alami, ada kemungkinan kondisi ini dipengaruhi oleh faktor lain yang memerlukan pemeriksaan medis. Mengenali kapan harus mencari bantuan profesional adalah langkah bijak agar kenyamanan dan kesehatan Si Kecil tetap terjaga.
Sebagai orang tua, mengenali cradle cap hanyalah salah satu dari banyak hal yang perlu dipahami terkait kesehatan kulit Si Kecil. Oleh karena itu, penting bagi Bunda untuk mengenali berbagai jenis alergi dan gangguan kulit lain yang mungkin muncul seiring pertumbuhan Si Kecil agar cepat teratasi dan terhindar dari infeksi lainnya.
Referensi
- NCBI. Cradle Cap. Diakses pada 04 Oktober 2025. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK531463/
- Cleveland Clinic. Cradle Cap. Diakses pada 04 Oktober 2025. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15786-cradle-cap-seborrheic-dermatitis-in-infants
- News Medical. Cradle Cap Diagnosis and Treatment. Diakses pada 04 Oktober 2025. https://www.news-medical.net/health/Cradle-Cap-Diagnosis-and-Treatment.aspx