Beranda Artikel 0-12 Bulan Apa Arti BAB Berbusa pada Bayi dan Kapan Harus Waspada

Apa Arti BAB Berbusa pada Bayi dan Kapan Harus Waspada

2024/12/25 - 08:37:46pm     oleh Morinaga Soya
BAB bayi berbusa

Tekstur feses Si Kecil merupakan petunjuk penting tentang kesehatannya, dan wajar jika Bunda terkejut saat mendapati buang air besar Si Kecil berbusa. Meskipun sebagian besar penyebab feses berbusa tidak berbahaya, ada beberapa kondisi yang memerlukan perhatian medis, terutama jika gejala lain seperti diare atau demam ikut muncul. Mengenali penyebab busa pada feses akan membantu Bunda mengambil langkah yang tepat untuk mengatasi masalah ini.

Feses berbusa pada bayi seringkali berhubungan dengan proses pencernaan di dalam usus. Gas berlebihan yang dihasilkan selama pencernaan bisa keluar bersama feses, menciptakan efek berbusa. Terkadang, masalah ini dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam pola makan atau perubahan dalam sistem pencernaan Si Kecil. Oleh karena itu, memahami faktor-faktor penyebab feses berbusa sangat penting agar Bunda tahu langkah apa yang harus diambil.

Faktor yang Menyebabkan Feses Si Kecil Berbusa

Beberapa faktor dapat menyebabkan feses berbusa pada bayi. Faktor-faktor ini termasuk ketidakseimbangan antara foremilk dan hindmilk, infeksi, serta intoleransi laktosa. Memahami penyebab-penyebab ini akan membantu Bunda mengenali apakah kondisi ini tergolong normal atau memerlukan perhatian medis lebih lanjut.

Foremilk dan Hindmilk yang Tidak Seimbang

Pada saat menyusui, penting bagi Si Kecil untuk mendapatkan keseimbangan yang tepat antara foremilk dan hindmilk. Foremilk adalah ASI yang lebih encer dan kaya akan air, sedangkan hindmilk adalah ASI yang lebih kental, mengandung lebih banyak lemak dan kalori. Jika Si Kecil hanya mengkonsumsi foremilk karena berhenti menyusu terlalu cepat, ia mungkin mengalami pencernaan yang kurang sempurna.

Ketika Si Kecil mendapat lebih banyak foremilk daripada hindmilk, pencernaannya bisa terganggu. ASI yang lebih encer mengandung lebih banyak laktosa yang belum tercerna dengan baik, menghasilkan gas berlebih di usus. Gas ini akhirnya keluar bersama feses, menyebabkan feses berbusa. Bunda bisa membantu mengurangi kondisi ini dengan membiarkan Si Kecil menyusu lebih lama di satu payudara untuk mendapatkan hindmilk.

Meskipun feses berbusa akibat ketidakseimbangan ini biasanya tidak berbahaya, Bunda perlu memastikan bahwa Si Kecil tidak mengalami gejala lain seperti diare atau demam. Jika Si Kecil tampak nyaman, Bunda tidak perlu khawatir berlebihan.

Infeksi yang Memicu Busa pada Feses

Infeksi dalam saluran pencernaan seringkali memicu feses berbusa pada bayi. Infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit dapat menyebabkan peradangan pada usus, yang akhirnya mempengaruhi proses pencernaan dan menyebabkan gas berlebih. Biasanya, infeksi disertai dengan gejala lain seperti demam, diare, atau muntah.

Parasit seperti Giardia adalah penyebab infeksi yang kerap dikaitkan dengan feses berbusa. Infeksi ini dapat terjadi ketika bayi memasukkan tangan yang kotor ke dalam mulut. Selain busa pada feses, gejala infeksi bisa berupa perut kembung, demam, dan diare berulang. Jika gejala-gejala ini muncul, sebaiknya segera bawa Si Kecil ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.

Pengobatan infeksi akan membantu Si Kecil pulih dengan cepat dan mencegah komplikasi lebih lanjut, seperti dehidrasi. Bunda juga harus menjaga kebersihan lingkungan sekitar dan mengajarkan Si Kecil untuk mencuci tangan setelah bermain atau sebelum makan, guna mencegah infeksi lebih lanjut.

Intoleransi Laktosa pada Si Kecil

Intoleransi laktosa adalah salah satu penyebab umum feses berbusa pada bayi, terutama setelah mereka mulai mengenal makanan padat. Pada bayi yang mengalami intoleransi laktosa, tubuh mereka kekurangan enzim laktase yang diperlukan untuk mencerna laktosa, gula alami dalam susu. Ketika laktosa tidak tercerna dengan baik, bakteri di usus akan memfermentasinya, menghasilkan gas yang keluar bersama feses.

Gejala lain yang sering muncul akibat intoleransi laktosa termasuk perut kembung, diare, dan rasa tidak nyaman setelah menyusu. Jika Si Kecil mulai menunjukkan gejala-gejala ini setelah mengkonsumsi susu formula atau produk yang mengandung laktosa, intoleransi laktosa bisa menjadi penyebabnya. Untuk mengatasinya, Bunda dapat mengganti susu formula dengan yang bebas laktosa dan memantau reaksi tubuh Si Kecil.

Memantau asupan susu dan makanan Si Kecil sangat penting untuk memastikan mereka tidak mengalami gangguan pencernaan lebih lanjut. Jika gejala berlanjut, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan saran dan pemeriksaan lebih lanjut.

Alergi Susu Sapi

Alergi susu sapi pada bayi merupakan reaksi imun tubuh terhadap protein yang terdapat dalam susu sapi. Ini adalah salah satu alergi makanan yang paling sering ditemui pada bayi, terutama yang baru diperkenalkan dengan susu formula atau produk susu sapi. Ketika bayi mengkonsumsi susu sapi, sistem kekebalan tubuh menganggap protein dalam susu sebagai ancaman dan memproduksi antibodi untuk melawan zat tersebut. Akibatnya, bisa muncul berbagai gejala, termasuk feses berbusa.

Feses berbusa pada bayi yang mengalami alergi susu sapi biasanya disebabkan oleh kesulitan pencernaan terhadap protein susu sapi yang tidak tercerna dengan baik. Selain itu, bayi dengan alergi susu sapi juga dapat mengalami gejala lain seperti diare, perut kembung, muntah, dan bahkan pembengkakan pada bibir atau wajah. Reaksi ini mengindikasikan bahwa tubuh bayi kesulitan mengolah susu sapi, yang menyebabkan pencernaan terganggu dan menghasilkan gas berlebih, yang keluar bersama feses dalam bentuk busa.

Untuk menangani alergi susu sapi yang menyebabkan feses berbusa, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menghindari semua produk yang mengandung susu sapi. Bunda bisa mengganti susu formula dengan susu formula yang bebas dari protein susu sapi atau memilih susu berbasis kedelai yang aman bagi bayi dengan alergi susu sapi.

Kapan Busa dalam Feses Bisa Dianggap Normal?

Busa pada feses bayi tidak selalu berarti ada masalah serius. Pada bayi yang masih menyusui eksklusif, busa pada feses bisa disebabkan oleh ketidakseimbangan antara foremilk dan hindmilk. Feses yang berbusa ini bisa dianggap normal selama Si Kecil tidak menunjukkan gejala lain seperti demam, diare, atau rewel.

Bayi yang menyusui eksklusif biasanya mengeluarkan feses berwarna kuning atau kehijauan, tergantung pada pola makan mereka. Feses bayi yang sehat biasanya bertekstur lunak dan tidak berbau tajam.

Frekuensi BAB bayi dapat bervariasi, namun umumnya bayi yang menyusu eksklusif akan BAB 4-6 kali sehari. Setelah memulai MPASI, frekuensi BAB akan berkurang dan tekstur feses akan berubah sesuai dengan makanan yang dimakan. Untuk memahami apakah frekuensi BAB Si Kecil tergolong normal, Bunda dapat membaca artikel ini: Normalkah bayi sering BAB

Meskipun demikian, Bunda tetap harus memantau feses Si Kecil. Jika feses berbusa disertai dengan gejala lain seperti muntah, demam, atau diare, segeralah konsultasikan dengan dokter anak.

Kemungkinan Intoleransi Laktosa yang Baru Muncul Setelah 6 Bulan

Setelah usia 6 bulan, Si Kecil mulai mengenal makanan padat, dan pada fase ini intoleransi laktosa bisa mulai muncul. Biasanya, gejala intoleransi laktosa muncul ketika asupan laktosa dari susu formula, keju, atau produk lain yang mengandung susu bertambah. Pada beberapa kasus, bayi yang sebelumnya tidak memiliki masalah dengan ASI bisa mulai menunjukkan gejala intoleransi setelah mereka mengonsumsi makanan yang mengandung lebih banyak laktosa.

Gejala-gejala ini meliputi feses berbusa, perut kembung, dan diare. Oleh karena itu, penting bagi Bunda untuk mengamati reaksi tubuh Si Kecil terhadap susu atau produk susu lainnya setelah mereka mulai mengkonsumsi makanan padat.

Jika Si Kecil mulai menunjukkan gejala intoleransi laktosa, mengganti susu formula dengan susu bebas laktosa bisa menjadi solusi yang tepat. Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan saran lebih lanjut tentang bagaimana mengatur pola makan Si Kecil dan memilih produk susu yang sesuai untuk menghindari gejala intoleransi laktosa. Sebagai rekomendasi, temukan dua rekomendasi susu bebas laktosa yang aman dan terpercaya untuk Si Kecil di sini: Dua Rekomendasi Susu Bebas Laktosa yang Aman untuk Si Kecil.

Referensi:

  • Klikdokter. BAB Bayi Berbusa, Bahayakah? Diakses pada 29 April 2025. https://www.klikdokter.com/ibu-anak/kesehatan-bayi/bab-bayi-berbusa-bahayakah
  • Pregnancy, Birth & Baby. Milk allergy and lactose intolerance in babies and children. Diakses pada 29 April 2025. https://www.pregnancybirthbaby.org.au/milk-intolerance-in-babies-and-children
  • CHOC. Your child’s poop: An ultimate guide. Diakses pada 29 April 2025. https://health.choc.org/your-childs-poop-an-ultimate-guide




medical record

Berapa Besar Risiko Alergi Si Kecil?



Cari Tahu
bannerinside bannerinside
allysca