Beranda Artikel Alergi 5 Jenis Intoleransi Makanan yang Bisa Dialami Si Kecil

5 Jenis Intoleransi Makanan yang Bisa Dialami Si Kecil

2022/10/05 - 01:19:46pm     oleh Morinaga Soya
Jenis Intoleransi Makanan

Bunda, pernahkah mendengar istilah intoleransi makanan? Intoleransi makanan berbeda dengan alergi makanan lho, ya. Alergi makanan adalah munculnya gejala alergi akibat konsumsi jenis makanan tertentu yang membuat tubuh mengeluarkan antibodi IgE (Imunoglobulin E) untuk menetralkan alergen di dalam makanan.

Sementara intoleransi makanan adalah reaksi negatif dari sistem pencernaan terhadap makanan yang dikonsumsi dan tidak membuat tubuh mengeluarkan antibodi IgE sebagai antisipasi. Sederhananya, intoleransi makanan terjadi karena sistem pencernaan Si Kecil kesulitan mencerna enzim atau zat kimia tertentu dalam makanan. Bunda dapat mempelajari lebih lanjut tentang perbedaan intoleransi dan alergi makanan di sini: Intoleransi Makanan: Begini Bedanya dengan Alergi Makanan.

Nah, apa saja jenis intoleransi makanan? Baca selengkapnya tentang 5 jenis intoleransi makanan yang perlu Bunda ketahui dalam artikel ini, yuk.

1. Intoleransi Gluten

Intoleransi gluten juga dikenal dengan nama sensitivitas gluten nonceliac, tetapi intoleransi gluten berbeda dengan penyakit celiac (penyakit autoimun yang gejalanya muncul akibat mengonsumsi makanan yang mengandung gluten sekaligus alergi gandum). Gluten merupakan protein yang terdapat dalam gandum, rye (gandum hitam), barley (jelai), pasta, olahan makanan berbahan gluten, dan sebagainya.

Jika mengalami intoleransi gluten, maka setelah mengonsumsi makanan yang mengandung gluten, Si Kecil akan mengalami gangguan pencernaan akibat sistem pencernaan bereaksi negatif terhadap gluten. Ciri-cirinya: rasa tidak nyaman pada perut, kembung, mual, bahkan nyeri. Sedangkan gejala lain yang tidak muncul di sistem pencernaan, misalnya sakit kepala, nyeri sendiri, kelelahan, mengalami rasa cemas dan depresi.

2. Histamin

Dalam kondisi normal, tubuh akan mudah saat memetabolisme dan memproduksi histamin, yaitu zat kimia yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh, sistem saraf, dan sistem pencernaan. Namun bagi Si Kecil yang mengalami intoleransi histamin, sistem pencernaannya akan kesulitan menghancurkan histamin akibat terganggunya fungsi enzim diamine oxidase dan N-methyltransferase yang bertugas memecah histamin.

Itu sebabnya, Si Kecil sebaiknya menghindari makanan dan minuman yang diolah melalui proses fermentasi, buah asam, alpukat, buah kering, makanan yang mengandung cuka, maupun ikan asap. Karena kalau sampai mengonsumsi, akan muncul beberapa gejala, seperti: kram perut, diare, gatal pada kulit, sakit kepala, terjadi hipotensi (tekanan darah rendah), dan merasa gelisah.

3. Intoleransi Fruktosa

Fruktosa adalah jenis gula sederhana yang biasanya terdapat dalam pemanis, sirup jagung, buah-buahan dan sayuran. Si Kecil yang mengalami intoleransi fruktosa akan kesulitan menyerap fruktosa secara efisien ke dalam darah. Akibatnya, fruktosa yang tidak terserap akan menumpuk di usus besar, kemudian difermentasi oleh bakteri usus. Akhirnya, menyebabkan gangguan pencernaan, seperti diare, perut begah, sakit perut, mual dan muntah, atau perut terasa kembung.

4. Salisilat

Salisilat merupakan zat kimia alami yang mudah ditemukan dalam berbagai jenis makanan, seperti sayuran, buah-buahan, kopi, rempah-rempah, kacang-kacangan, teh, rempah-rempah, kismis, jeruk, dan madu. Dalam industri makanan dan farmasi, salisilat berguna sebagai pengawet makanan maupun bahan baku pembuatan obat.

Dari penjelasan di atas, Bunda bisa melihat. Betapa sulitnya menghilangkan salisilat dari makanan yang dikonsumsi. Tetapi jika Si Kecil mengalami intoleransi salisilat, mau tidak mau Bunda harus menghindari makanan, minuman, maupun obat-obatan yang mengandung salisilat. Mengapa? Sebab, sedikit saja salisilat masuk ke tubuh, bisa menyebabkan radang usus, diare, infeksi sinus, hidung tersumbat, dan asma.

5. Intoleransi Laktosa

Tubuh menggunakan enzim pencernaan bernama laktase untuk memecah karbohidrat jenis laktosa menjadi molekul yang lebih kecil sehingga mudah dicerna tubuh melalui usus. Sayangnya, jika Si Kecil mengalami intoleransi laktosa, berarti tubuhnya tidak memiliki enzim laktase dalam jumlah cukup yang membuat proses penyerapan laktosa terganggu. Akibat penumpukan laktosa dalam saluran pencernaan, bisa menyebabkan kejang, kembung, sakit perut hebat, diare, dan kembung. Untuk mempelajari lebih lanjut tentang apa fungsi laktosa dan manfaatnya, baca konten berikut yuk: Mengenal Fungsi Laktosa bagi Tumbuh Kembang Anak.

Gejala intoleransi laktosa ini dapat dikurangi lho, Bunda. Caranya dengan meningkatkan jumlah bakteri baik dalam pencernaan Bunda. Nah, untuk menyuburkan bakteri baik, perlu sekali Bunda memberikan prebiotik kepada Si Kecil. Apa prebiotik itu? Lihat yuk, penjelasan tentang prebiotik di sini: Sumber Makanan yang Mengandung Prebiotik

Nah, itulah lima jenis intoleransi makanan yang paling umum terjadi. Di antara lima jenis intoleransi makanan tersebut, intoleransi laktosa adalah yang paling umum dialami Si Kecil. Namun Bunda jangan keliru ya, meskipun mirip, tetapi intoleransi laktosa berbeda dengan alergi susu sapi. Ketahui perbedaan alergi susu sapi dan intoleransi laktosa, yuk.





medical record

Berapa Besar Risiko Alergi Si Kecil?



Cari Tahu